Proses Liquefaction [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Proses Liquefaction Prose pembuatan bahan bakar gas dari batubara dengan proses liqifikasi dapat dibedakan menjadi 2 proses yaitu: 1. Direct liquefaction (likuifikasi langsung) 2. Indirect liquefaction (likuifikasi tidak langsung). 1. Direct liquefaction (likuifikasi langsung)



Gambar II.3 Proses Direct Liquefaction (Likuifikasi Langsung) Coal Liquefaction – Bagian dari plant ini terdiri dari tahap coal cleaning danpreparation (membuang ash dalam batubara), grinding (penghalusan ukuran, dan drying(pengeringan), coal liquefaction (tahap pencairan batubara), ekstraksi padatan dan cairan, serta recycle gas hidrogen. Batubara yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan ukurannya dan kemudian dilikuifikasi pada temperature 750-800oF dan tekanan 3200 psig. Kondisi yang sulit tersebut mendorong proses craking dari batubara untuk menghasilkan liquid dan gas hidrokarbon. Pada umumnya 2 stage system ebulating-bed reactor digunakan dengan feed dan tambahan intermediate dari hydrogen. Fraksi berat dari liquid produk yang mengandung solid mineral dari batubara dipisahkan dari nafta dan produk distilat yang kemudian dikirim menuju unit pemisahan liquid-solid untuk diekstraksi dari solid dengan pelarut superkritis. Fraksi liquid berat kemudian direcycle menuju liquefaction reactor untuk dikonversi menjadi produk ringan. Hasil Eksraksi dapat berperan sebagai hidrogen donor yang berfungsi sebagai pelarut dalam proses liquifikasi batubara direaktor. Gas dikeluarkan langsung dari reaktor dan fraksinasi produk likuifikasi kemudian dikirim menuju hidrogen dan hydrocarbon gas recovery. Hidrogen yang terecovery direcyle kembali ke reaktor likuifikasi atau dikirim ke upgarding produk. Gas plant merecover campuran butane dan propane sebagai produk yang dapat dijual dan menghasilkan fuel gas (metana dan etana) yang dapat digunakan dalam proses pemanasan dan pembangkit tenaga listrik. Hydrogen production- Hidrogen dihasilkan dari gasifikasi sebagian feed batubara dan ekstraksi ash, yang masih mengandung residu karbon. Plant ini terdiri dari unit pembersihan syngas (syngas clean up) , water-gas shift, dan pemurnian hidrogen untuk menghasilkan hidrogen dengan kemurnian yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai feed dalam proses likuifikasi yang terjadi di dalam reaktor. Sebuah unit pemisahan udara (air separation plant) diperlukan untuk menghasilkan oksigen murni untuk proses gasifikasi. Sebagai alternatif, gas alam dapat dipakai sebagai penghasil gas hidrogen menggunakansteam methane reforming atau parsial oksidasi. Harga dan ketersediaan dari gas alam memberikan pilihan terbaik dari generasi hidrogen.



Product Upgrading - Pada umumnya direct liquid kurang berkualitas jika digunakan sebagai feed langsung untuk tahap pemurnian petroleum. Oleh karena itu, nafta dan distillate hidrotreater digunakan untuk meng-upgrade komponen tersebut agar lebih berkualitas. Pengotor sulfur, nitrogen, dan oksigen didalam raw coal liquid akan dibuang dari proses dan komponen seperti olefin serta aromatik akan dijenuhkan dan kemudian sebagian lainnya akan dicracking. 2.



Indirect liquefaction (likuifikasi tidak langsung)



Gambar II.4 Proses Indirect Liquefaction (Likuifikasi Tak Langsung) Suatu blok diagram alir untuk sebuah plant indirect liquefaction yang memanfaatkan sintesis Fisher-Tropsch untuk menghasilkan bahan bakar liquid ditunjukkan pada gambar 2.4 diatas. Komponen utama dari plant ini adalah : Syngas Production – Bagian ini terdiri dari coal handling, drying dan grinding yang kemudian diikuti dengan gasifikasi. Unit pemisahan udara menyediakan oksigen untuk gasifier. Syngas cleanup terdiri dari proses hydrolysis, cooling, sour-water stripping, acid gas removal, dan sulfur recovery. Gas dibersihkan dari komponen sulfur dan komponen lain yang tidak diinginkan sampai pada level yang terendah untuk melindunginya daridownstream catalysts. Panas yang dipindahkan pada gas-cooling step direcover sebagai steam, dan digunakan secara internal untuk mensuppli kebutuhan power plant. Proses sour-water stripping akan menghilangkan ammonia yang dihasilkan dari nitrogen yang ada pada batubara. Sulfur dalam batubara akan dikonversikan menjadi hydrogen sulfide (H2S) dan carbonyl sulfide (COS). Proses hidrolisis digunakan untuk mengkonversikan COS dalam syngas menjadi H2S, yang direcover pada acid-gas removal step dan dikonversikan menjadi elemental sulfur pada sebuah Claus sulfur plant. Sulfur yang diproduksi biasanya dijual sebagai low-value byproduct. Synthesis Gas Conversion – Bagian ini terdiri dari water-gas shift, a sulfur guard bed, synthesis-gas conversion reactors, CO2 removal, dehydration dan compression, hydrocarbon dan hydrogen recovery, autothermal reforming, dan syngas recycle. A sulfur guard bed dibutuhkan untuk melindungi katalis konversi gas sintesis yang dengan mudah diracuni oleh trace sulfur pada cleaned syngas. Clean synthesis gas dipindahkan untuk mendapatkan hydrogen/carbon monoxide ratio yang diinginkan, dan kemudian secara katalitik dikonversikan menjadi bahan bakar gas. Dua cara utama melibatkan konversi ke hight-quality diesel dan distillate menggunakan Fischer-Tropsch route, atau konversi ke high-octane gasoline menggunakan proses metanol menjadi gasoline (MTG) . Fischer-Trosch (F-T) syntesis menghasilkan spektrum dari hidrokarbon paraffin yang ideal untuk diesel dan bahan bakar



Katalis yang digunakan dalam Fischer-Trops adalah besi atau cobalt. Keuntungan katalist besi dengan cobalt berlebih untuk mengkonversi coal-derived syngas yang mana besi memiliki kemampuan mengaktivasi reaksi water-gas shift dan secara internal mengatur low H2/CO ratio dari coal derived syngas yang diperlukan dalam reaksi Fischer-Trops. Jenis reactor yang digunakan dalam reaksi F-T adalah fixed-bed tubular reactor dan teknologi ini diaplikasikan di Shell’s Malaysian GTL. Sasol juga mengkomersialisasikan teknologi CTL di Afrika Selatan yang menggunakan Fixed bed reactor, circulating-fluidized bed dan fixedfluidized bed reactor. Syngas dan produk F-T yang tidak terkonversi harus dipisahkan setelah langkah sintesis F-T. CO2 dapat dipisahkan dengan menggunakan teknik absorbsi. CO2 dengan kemurnian tinggi biasanya dibuang langsung ke udara bebas. Proses pendinginan digunakan untuk memisahkan air dan hidrokarbon ringan (terutama metana, etana, dan propane) dari produk liquid hydrocarbon yang dihasilkan pada proses sintesis F-T. Gas hidrokarbon ringan dan gas sintesis yang tidak terkonversi dikirim ke proses hydrogen recovery.Purge dari fuel gas digunakan untuk menyuplai bahan bakar pada proses CTL. Akhirnya sisa gas dialirkan ke autothermal reforming plant untuk mengkonversi hidrokarbon ringan menjadi syngas untuk direcycle ke reaktor F-T. Product Upgrading - FT liquid dapat dimurnikan menjadi LPG, gasoline, dan bahan bakar diesel. Pilihan lain adalah melalui partial upgrading seperti yang ditunjukkan dari gambar 2.4 untuk menghasilkan F-T syncrude. Kandungan wax yang tinggi di raw F-T liquid memerlukan hidroprosessing untuk membuat syncrude yang dapat dialirkan melalui pipa . Pilihan upgrading minimum termasuk hidrotreating dan hidrocracking dari F-T wax. Produk yang dihasilkan adalah F-T LPG dan F-T syncrude, yang dapat dikirim ke conventional petroleum refinery untuk difraksinasi menghasilkan produk yang dapat diolah lebih lanjut.[3]



Pencairan gas adalah proses dimana gas diubah menjadi cairan. Misalnya, oksigen biasanya terjadi sebagai gas. Namun, dengan menerapkan jumlah yang cukup dari tekanan dan dengan mengurangi suhu dengan jumlah yang cukup, oksigen dapat dikonversi menjadi cairan. Pencairan adalah proses penting secara komersial karena zat dalam keadaan cair memakan banyak sedikit ruang daripada yang mereka lakukan di negara gas mereka. Sebagai contoh, oksigen sering digunakan dalam kendaraan ruang angkasa untuk membakar bahan bakar di mana mereka beroperasi. Jika oksigen harus dibawa dalam bentuk gas, kendaraan ruang akan menjadi ribuan kali lebih besar dari apa yang mungkin bisa terbang. Dalam keadaan cair, bagaimanapun, oksigen dapat dengan mudah masuk ke dalam struktur kendaraan ruang angkasa. Pencairan gas terjadi ketika molekul yang didorong lebih dekat bersama-sama. Molekulmolekul gas setiap relatif jauh terpisah dari satu sama lain, sedangkan molekul cairan yang relatif dekat bersama-sama. Molekul gas dapat diperas bersama-sama oleh salah satu dari dua metode: dengan meningkatkan tekanan pada gas atau dengan menurunkan suhu gas.



Suhu kritis dan tekanan Dua sifat utama dari gas yang penting dalam mengembangkan metode untuk pencairan mereka: suhu kritis dan tekanan kritis. Temperatur kritis gas adalah suhu pada atau di atas yang tidak ada jumlah tekanan, namun besar, akan menyebabkan gas untuk mencairkan. Minimum tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan gas pada temperatur kritis disebut tekanan kritis. Misalnya, temperatur kritis untuk karbon dioksida adalah 88 ° F (31 ° C). Itu berarti bahwa tidak ada jumlah tekanan diterapkan pada sampel gas karbon dioksida pada atau di atas 88 ° F akan menyebabkan gas untuk mencairkan. Pada atau di bawah suhu itu, bagaimanapun, gas dapat dicairkan disediakan tekanan yang cukup diterapkan. Sesuai tekanan kritis karbon dioksida pada 88 ° F adalah 72,9 atmosfer. Dengan kata lain, penerapan tekanan 72,9 atmosfer pada sampel gas karbon dioksida pada 88 ° F akan menyebabkan gas untuk mencairkan. (Sebuah atmosfer adalah satuan tekanan yang sama dengan tekanan udara di permukaan laut, atau sekitar £ 14,7 per inci persegi.) Perbedaan suhu kritis antara gas berarti bahwa beberapa gas yang mudah untuk mencairkan daripada yang lain. Temperatur kritis karbon dioksida cukup tinggi sehingga dapat dicairkan relatif mudah pada atau dekat suhu kamar. Sebagai perbandingan, suhu kritis gas nitrogen adalah -233 ° F (-147 ° C) dan helium adalah -450 ° F (-268 ° C). Mencairkan gas seperti sekarang kesulitan yang jauh lebih besar daripada pencairan karbon dioksida nitrogen dan helium.



Kata-kata untuk Tahu Tekanan kritis: minimum tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan gas pada suhu kritis. Temperatur kritis: Suhu pada atau di atas yang tidak ada jumlah tekanan, namun besar, akan menyebabkan gas untuk mencairkan. Cryogenics: Produksi dan pemeliharaan kondisi suhu rendah dan studi tentang perilaku materi dalam kondisi seperti itu. Gas alam cair (LNG): Campuran gas yang diperoleh dari gas alam atau minyak bumi yang hampir semuanya kecuali metana telah dihapus sebelum dikonversi ke keadaan cair. Gas cair minyak bumi (LPG): Campuran gas yang diperoleh dari gas alam atau minyak bumi yang telah dikonversi ke keadaan cair.



Metode pencairan Secara umum, gas dapat dicairkan oleh salah satu dari tiga metode umum: (1) dengan mengompresi gas pada suhu kurang dari suhu kritis; (2) dengan membuat gas melakukan



beberapa jenis pekerjaan terhadap kekuatan eksternal, menyebabkan gas kehilangan energi dan mengubah keadaan cair; dan (3) dengan menggunakan efek Joule-Thomson. Kompresi. Dalam pendekatan pertama, penerapan tekanan saja sudah cukup untuk menyebabkan gas untuk mengubah cairan. Misalnya, amonia memiliki suhu kritis 271 ° F (133 ° C). Suhu ini jauh di atas suhu kamar. Oleh karena itu, relatif sederhana untuk mengkonversi gas amonia ke keadaan cair hanya dengan menerapkan tekanan yang cukup. Pada suhu kritis, tekanan yang 112,5 atmosfer. Membuat sebuah karya gas terhadap kekuatan eksternal. Contoh sederhana dari metode kedua untuk mencairkan gas adalah mesin uap. Serangkaian langkah-langkah harus dilakukan sebelum mesin uap dapat beroperasi. Pertama, air direbus dan uap yang dihasilkan. Uap yang kemudian dikirim ke silinder. Dalam silinder, uap mendorong pada piston. Piston, pada gilirannya, mendorong beberapa jenis mesin, seperti mesin kereta api kereta. Sebagai uap mendorong terhadap piston, kehilangan energi. Sejak uap memiliki sedikit energi, suhu turun. Akhirnya, uap mendingin cukup untuk itu untuk kembali ke air. Contoh ini bukan analogi yang sempurna untuk pencairan gas. Uap tidak benar-benar gas tapi uap. Uap adalah zat yang biasanya cair pada suhu kamar tapi yang dapat dikonversi ke gas cukup mudah. Pencairan gas yang benar, oleh karena itu, membutuhkan dua langkah. Pertama, gas didinginkan. Berikutnya, gas dingin dipaksa untuk melakukan pekerjaan terhadap beberapa sistem eksternal. Mungkin, misalnya, didorong melalui turbin kecil. Turbin adalah perangkat yang terdiri dari pisau yang melekat pada batang pusat. Sebagai gas didinginkan mendorong terhadap pisau turbin, itu membuat memutar batang. Pada saat yang sama, gas kehilangan energi, dan suhu turun lebih jauh. Akhirnya gas kehilangan energi yang cukup untuk itu untuk mengubah cairan. Proses ini mirip dengan prinsip yang sistem pendingin bekerja. Coolant di kulkas pertamatama diubah dari gas ke cairan dengan salah satu metode yang dijelaskan di atas. Cairan yang terbentuk kemudian menyerap panas dari kotak es. Panas meningkatkan suhu cairan, akhirnya berubah kembali ke gas. Ada perbedaan penting antara pencairan dan pendinginan, namun. Di bekas proses, gas cair terus dihapus dari sistem untuk digunakan dalam beberapa proses lainnya. Dalam proses terakhir, bagaimanapun, gas cair terus didaur ulang dalam sistem pendingin. Menggunakan efek Joule-Thomson. Gas juga bisa dibuat untuk mencairkan dengan menerapkan prinsip ditemukan oleh fisikawan Inggris James Prescott Joule (1818-1889) dan William Thomson (kemudian dikenal sebagai Lord Kelvin, 1824-1907) pada tahun 1852. Efek Joule-Thomson tergantung pada hubungan volume, tekanan, dan suhu dalam gas. Mengubah salah satu dari tiga variabel tersebut, dan setidaknya salah satu dari dua lainnya (atau keduanya) juga akan berubah. Joule dan Thomson menemukan, misalnya, bahwa memungkinkan gas untuk memperluas sangat pesat menyebabkan suhu turun drastis. Mengurangi tekanan pada gas menyelesaikan efek yang sama.



Untuk mendinginkan gas menggunakan efek Joule-Thomson, gas tersebut pertama dipompa ke dalam wadah di bawah tekanan tinggi. Wadah dilengkapi dengan katup dengan pembukaan yang sangat kecil. Ketika katup dibuka, gas lolos dari wadah dan memperluas dengan cepat. Pada saat yang sama, suhu turun. Dalam beberapa kasus, pendinginan yang terjadi selama proses ini mungkin tidak cukup untuk menyebabkan pencairan gas. Namun, proses dapat diulang lebih dari sekali. Setiap kali, lebih banyak energi yang dikeluarkan dari gas, suhu jatuh lebih jauh, dan akhirnya berubah menjadi cairan.



Aplikasi praktis Aplikasi praktis yang paling umum dari gas cair adalah penyimpanan kompak dan transportasi bahan bakar yang mudah terbakar digunakan untuk kendaraan pemanasan, memasak, atau motorik powering. Dua jenis gas cair yang banyak digunakan secara komersial untuk alasan ini: gas alam cair (LNG) dan bahan bakar gas cair (LPG). LPG adalah campuran gas yang diperoleh dari gas alam atau minyak bumi yang telah dikonversi ke keadaan cair. Campuran disimpan dalam wadah yang kuat yang dapat menahan tekanan yang sangat tinggi. Gas alam cair (LNG) mirip dengan LPG, kecuali bahwa itu telah memiliki hampir segala sesuatu kecuali metana dihapus. LNG dan LPG memiliki banyak kegunaan yang sama. Pada prinsipnya, semua gas dapat dicairkan, sehingga kekompakan dan kemudahan transportasi mereka membuat mereka populer untuk sejumlah aplikasi lainnya. Misalnya, oksigen cair dan hidrogen cair yang digunakan dalam mesin roket. Oksigen cair dan asetilena cair dapat digunakan dalam operasi pengelasan. Dan kombinasi oksigen cair dan nitrogen cair dapat digunakan di perangkat Aqua-Lung ™ (sebuah alat bantu pernapasan bawah air). Pencairan gas juga penting dalam bidang penelitian yang dikenal sebagai cryogenics (cabang fisika yang berkaitan dengan produksi dan efek dari temperatur yang sangat rendah). Helium cair banyak digunakan untuk studi perilaku materi pada suhu mendekati nol mutlak, 0 K (459 ° F; -273 ° C).



Pencairan udara oleh Proses Linde Pencairan udara dilakukan dengan proses linde ini. Proses Linde didasarkan pada prinsip efek joule-Thomson. Prinsip - Joule Thomson Efek: Ketika gas dilewatkan dari sisi tekanan tinggi ke sisi tekanan rendah melalui plug berpori, suhu menurun. Efek ini dikenal sebagai efek Joule-Thomson. "



Proses Linde Air dicairkan oleh proses Linde, di mana udara terkompresi bergantian, didinginkan, dan diperluas, perluasan sehingga setiap kali dalam pengurangan yang signifikan pada suhu. Dengan suhu yang lebih rendah molekul bergerak lebih lambat dan menempati ruang kurang, sehingga udara fase perubahan menjadi cair. Metode Of Pencairan Of Gas Metode modern pendinginan gas atau bawah T mereka dan karenanya pencairan gas dilakukan dengan metode Linde dan metode Claude. (I) metode Linde: Proses ini didasarkan pada Joule-Thomson efek yang menyatakan bahwa "Ketika gas diperbolehkan untuk memperluas adiabatik dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan sangat rendah, itu accompained dengan pendinginan." (Ii) metode Claude: Proses ini didasarkan pada prinsip bahwa ketika gas mengembang secara adiabatic terhadap tekanan eksternal (sebagai piston di mesin), itu melakukan beberapa pekerjaan eksternal. Karena pekerjaan dilakukan dengan molekul pada biaya energi kinetik mereka, suhu gas jatuh menyebabkan pendinginan. (Iii) Dengan demagnetisation adiabatik.



Pencairan adalah proses konversi fisik di mana kita mengubah fase dari padat atau gas untuk diubah menjadi keadaan cair. Perubahan dari satu negara ke yang lain tanpa perubahan komposisi kimia. DI KIMIA: Tindakan atau proses mengubah gas menjadi cairan. Pencairan dicapai dengan kompresi uap dengan pendinginan atau dengan ekspansi adiabatik. DI GEOLOGI: Pencairan terjadi karena tekanan pori meningkat dan mengurangi stres yang efektif antara partikel padat yang dihasilkan oleh kehadiran cair. Hal ini sering disebabkan oleh guncangan berat, terutama yang berkaitan dengan gempa bumi. Ada berbagai jenis pencairan: Pencairan tanah. Pencairan batubara. Pencairan gas.



Liquifaction OF GAS Dalam kata sederhana ini: Proses pendingin gas di bawah temperatur kritis sehingga cairan yang dapat terbentuk pada tekanan yang sesuai, juga di bawah tekanan kritis dikenal sebagai pencairan. Suhu kritis: Suhu kritis zat adalah suhu di atas yang uap dari zat tersebut tidak dapat dicairkan, tidak peduli berapa banyak tekanan diterapkan. Tekanan kritis: Tekanan kritis zat adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencairkan gas pada suhu kritis. METODE UNTUK pencairan gas Ada dua metode: Metode 1. Linde: Proses ini didasarkan pada efek Joule-Thomson yang menyatakan bahwa "Ketika gas diperbolehkan untuk memperluas adiabatik dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah, pendinginan berlangsung. Metode 2. Claude: Ketika gas memperluas adiabatik terhadap tekanan eksternal, melakukan beberapa pekerjaan eksternal. Karena pekerjaan dilakukan dengan molekul pada biaya energi kinetik mereka, suhu gas jatuh menyebabkan pendinginan. Pencairan tanah Tanah lunak di bawah laut gelombang tinggi dapat menjalani proses dimana butir tanah menjadi benar-benar gratis dan campuran air-sedimen, secara keseluruhan, bertindak seperti cairan! Proses ini disebut pencairan. Cara pencairan gelombang 1. Residual Pencairan: Pencairan disebabkan oleh penumpukan tekanan pori, yang disebut Pencairan sisa. 2. Sesaat Pencairan: Pencairan disebabkan oleh gradien tekanan ke atas-diarahkan, disebut Sesaat Pencairan.



Udara cair adalah udara yang telah didinginkan pada suhu yang sangat rendah sehingga mengembun menjadi cair ponsel biru pucat. Untuk melindungi dari suhu kamar, harus disimpan dalam guci hampa. Udara cair dapat menyerap panas dengan cepat dan kembali ke keadaan gas nya. Dengan pertukaran panas pada tekanan konstan Dengan proses ekspansi yang bekerja diperoleh Dengan proses throttling Prinsip produksi Konstituen dari udara yang dulu dikenal sebagai "gas permanen" karena mereka tidak bisa dicairkan dengan kompresi pada suhu kamar. Sebuah proses kompresi akan menaikkan suhu gas. Panas ini dihapus oleh pendinginan untuk suhu lingkungan dalam penukar panas dan kemudian gas tersebut diperluas dengan ventilasi ke sebuah kamar. Karena ekspansi suhu menjadi kontra-arus pertukaran panas yang rendah dan oleh udara diperluas ke udara bertekanan memasuki expander. Dengan kompresi yang cukup, aliran, dan penghapusan panas akhirnya tetesan dari udara cair akan membentuk. Proses manufaktur Proses yang paling umum untuk persiapan udara cair adalah dua kolom linde siklus menggunakan efek Joule-Thomson. Air diumpankan pada tekanan tinggi pada 60 psi ke dalam kolom yang lebih rendah, di mana ia dipisahkan menjadi murni nitrogen dan cairan yang kaya oksigen. Cairan yang kaya dan beberapa nitrogen dimasukkan sebagai refluks ke dalam kolom atas, yang beroperasi pada tekanan rendah di 10 psi, di mana pemisahan akhir menjadi murni nitrogen dan oksigen terjadi. Sebuah produk argon mentah dapat dihapus dari tengah kolom atas untuk pemurnian lebih lanjut. Differance B / W Refrigration & pencairan 1.a transfer kulkas energi panas dari yang rendah waduk suhu reservoir suhu tinggi. Kebanyakan kulkas helium mentransfer energi panas dari sekitar 4.22K. 2. Sebuah kulkas Mengoperasikan sebagai loop tertutup. 3. Beredar cairan yang sama.



4. ada yang ada akumulasi. 5. Arus Mass rate tetap sama dalam siklus. 6. Kulkas pasti bisa membuat pendingin cair. 7. Uap akan kembali dan menyelesaikan siklus.



1.a kondensor berbeda dari kulkas karena tujuannya adalah untuk mendinginkan kuantitas (laju aliran) cairan suhu tinggi (atau ambien) ke rendah (atau beban) suhu tertentu. 2. Sebuah kondensor adalah sistem terbuka. 3. cairan A adalah produk dihapus. 4. Akumulasi berlangsung. 5. Arus Mass tingkat berbeda di meja sistem saat ini. 6. Kembali sungai kecil maka arus didinginkan. 7. Efek Refrigerant produk dengan ditarik telah hilang. aplikasi 1. Udara cair merupakan sumber penting dari oksigen dalam roket dan pesawat-jet dan bom. 2. Argon ini berguna sebagai shielding gas oksigen tidak termasuk dalam beberapa bentuk tameng logam arc welding. 3. Helium Compressed digunakan dalam pesawat. 4. Karbon dioksida cair menemukan digunakan dalam soda air mancur. 5. Nitrogen cair berguna dalam berbagai aplikasi suhu rendah, yang tidak reaktif pada suhu normal. 6. Selama Perang Dunia II, Nazi Jerman dilaporkan bereksperimen dengan bom yang terbuat dari udara cair dan debu batubara.



Penjelasan[sunting | sunting sumber] Proses ini sering dilakukan dalam usaha untuk penelitian maupun industri komersial. Beberapa gas dapat diubah fasanya menjadi cair hanya dengan pendinginan sederhana dalam kondisi tekanan atmosferik, salah satu contohnya adalah gas karbon dioksida. Tujuan pencairan gas dalam segi penelitian biasanya untuk mengetahui sifat fundamental dari gas terutama gaya antar molekul gas tersebut. Industri komersial menggunakan proses pencairan gas terutama untuk lebih mengefisienkan proses penyimpanan gas tersebut dimana gas dalam kondisi cair jauh lebih banyak massanya dibandingkan fasa gasnya untuk volum yang sama.



Oksigen cair digunakan di rumah sakit untuk diubah kembali ke fasa gas untuk membantu pasien bernafas, dan nitrogen cair di gunakan untuk prosedur bedah dingin maupun untuk penyimpanan sperma. Khlorin cair digunakan sebagai moda transport untuk kemudian dilarutkan ke dalam kolam renang, maupun limbah buangan pabrik sebagai pembunuh bakteri.



Sejarah[sunting | sunting sumber] Pencairan helium dengan siklus Hampson-Linde akhirnya memberikan hadiah nobel kepada Heike Kamerlingh Onnes pada tahun 1913. Pada tekanan atmosferik, temperatur didih helium adalah 4,22 K (-268,93oC). Temperatur di bawah 2,17 K maka cairan helium akan menjadi superfluid yang akhirnya diganjar hadiah nobel ke Pyotr Kapitsa pada tahun 1978 yang menunjukkan beberapa karakter unik seperti efek air mancur, zero viskositas,



Proses Linde[sunting | sunting sumber] Udara dicairkan oleh Linde dengan proses siklus di mana gas ditekan, didinginkan kemudian diekspansikan yang tiap tahapnya akan menghasilkan penurunan temperatur yang besar.



Proses Claude[sunting | sunting sumber] Udara juga dapat dicairkan oleh Claude dengan proses di mana gas di ekaspansikan secara adiabatik dua kali di dalam dua ruangan sehingga proses pencairan akan terjadi secara lebih cepat. Pencairan dengan metode ini terjadi berdasarkan efek Joule-Thomson.