Proses Penuaan Teori Biologis [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Reny
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSES PENUAAN: TEORI BIOLOGIS



Disusun Oleh : Uswatun Hasanah



PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR LOMBOK TIMUR 2020



KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Proses Penuaan: Teori Biologis” Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah ini disusun dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Selong, Januari 2020 Penulis,



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii DAFTAR ISI....................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2 1.3 Tujuan....................................................................................................................2 1.3.1



Tujuan Umum......................................................................................2



1.3.2



Tujuan Khusus.....................................................................................2



1.4 Manfaat..................................................................................................................3 1.4.1



Bagi penulis..........................................................................................3



1.4.2



Bagi pembaca.......................................................................................3



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Proses Penuaan......................................................................................................4 2.2 Teori Penuaan........................................................................................................5 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Teori Biologis........................................................................................................6 3.2 Aspek Biologis pada Proses Penuaan..................................................................11 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan..........................................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahanlahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam Nugroho. W, 2000). Dengan kata lain, proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan adalah keuzuran. Pada perkembangan sekarang ini, pendapat tersebut mulai tergeser dengan suatu pengertian bahwa masa tua merupakan suatu hal yang wajar dan tetap dapat menjalani sisa hidupnya dengan tenang, aman, sejahtera dan berguna bagi lingkungannya. Secara global, bila ditinjau dari aspek peradaban umat manusia, maka terdapat konsep transisi kependudukan yang oleh berbagai pakar, termasuk para pakar gerontologi (Comfort 1964 dan Myers 1984) menggambarkan pertumbuhan jumlah lansia akibat penurunan pada angka morbiditas (S. Tamher & Noorkasiani, 2011). Berkenaan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah, para profesional kesehatan, serta bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) lansia. Salah satu wujud upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan lansia adalah dengan disahkannya UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia (tambahan lembaran negara Nomor 3796) sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang Jompo (R. Siti Maryam, dkk., 2012).



1



Sehingga dirasa perlu adanya sumbangsih dari lapis masyarakat, khususnya penyusun sebagai mahasiswa kesehatan untuk membantu upaya pemerintah dalam mensejahterakan lansia. Salah satu upaya primer yang dapat dilakukan adalah menambah wawasan dan pemahaman mengenai keperawatan pada usia lanjut atau gerontik. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai “PROSES PENUAAN: TEORI BIOLOGIS”.



1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah, sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penuaan dari sudut pandang teori biologis? 2. Bagaimana aspek biologis yang terdapat pada usia lanjut?



1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami teori proses penuaan khususnya pada teori biologisnya. 1.3.2 Tujuan Khusus Secaraa khusus, tujuan dari penyusunan makalah ini, yakni: 1.



Mengetahui proses terjadinya penuaan,



2.



Mengetahui dan memahami proses penuaan dari sudut pandang teori biologis,



3.



Mengetahui dan memahami aspek-aspek biologis pada usia lanjut,



2



1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi penulis Dengan adanya penyusunan makalah ini, penulis dapat manambah wawasan dan pengetahuan serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai hormon pada organ reproduksi wanita, khususnya mekanisme kerjanya. 1.4.2 Bagi pembaca Adanya penyusunan makalah ini, supaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi pembaca. Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai sumber bacaan untuk menambah atau memahami tentang hormon pada organ reproduksi wanita, khususnya mekanisme kerjanya



3



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Proses Penuaan Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenararif (Constantinides, 1994 dalamR. Siti Maryam, dkk: 2012). Aging process (proses penuaan) dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua, dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses penuaan secara alamiah. Perlu persiapan untuk menyambutb hal tersebut agar nantinya tidak menimbulkan fisik, mental, sosial, ekonomi bahkan psikologis. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghlangnya secara perlahan-lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994 dalam Nugroho. W, 2000) Sehingga dapat diartikan proses penuaan merupakan tahap dewasa yang dimana tahap pertumbuhan manusia mencapai titik perkembangan yang maksimal, dengan disertai mulai menyusutnya tubuh yang dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel dalam tubuh. Sehingga fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan secara perlahan-lahan yang biasanya disertai masalah atau gangguan pada kesehatan.



4



Selain itu, proses menua juga merupakan proses yang terus-menerus (berkelanjutan) secara alamiah yang dimulai sejak manusia lahir sampai udzhur/tua. Pada usia lansia ini biasanya seseorang akan mengalami kehilangan jaringan otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh akan “mati” sedikit demi sedikit. Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah sosial-ekonomi, mental, maupun fisik-biologis. Dari aspek fisikbiologis terjadi perubahan pada beberapa sistem, seperti sistem organ dalam, sistem muskuloskeletal, sistem sirkulasi (jantung), sel jaringan dan sistem saraf yang tidak dapat diganti karena rusak atau mati. Ditambahkan, terutama sel otak yang berkurang 10-20% dalam setiap harinya dna sel ginjal yang tidak bisa membelah, sehingga tidak ada regenerasi sel. Berkurangnya jumlah sel saraf (neuron) dan kematian sel secara terusmenerus menyebabkan seseorang menjadi demensia (Khalid Mujahidullah, 2012) World Health Organization (WHO) menyebutkan batasan-batasan usia lanjut adalah, sebagai berikut: 1. Usia pertengahan (midle age) kelompok usia 45-59 tahun, 2. Usia lanjut (elderly) antara 60-70 tahun, 3. Usia lanut tua (old) antara 75-90 tahun, 4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.



2.2 Teori Penuaan Berdasarkan perkembangan ilmu dan banyaknya teori-teori mengenai proses penuaan yang salah satu contohnya berkembangnya ilmu keperawatan geiatrik atau gerontik. Maka penting bagi manusia khususnya yang bergelut dalam bidang keperawatan geriatik atau gerontik untuk menyumbangkan kontribusinya terhadap masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh mansyarakat. Hal tersebut dapat dimulai dengan menggali pengetahuan mengenai teori-teori dari proses penuaan. Berikut ini beberapa teori yang berkenaan dengan proses penuaan, yakni: 1. Teori Biologis 2. Teori Psikologis 3. Teori Sosial 5



4. Teori Spriritual.



6



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Teori Biologis Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa hidup (Zairt, 1980 dalam Khalid Mujahidullah, 2012). Teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat struktural sel/organ tubuh, termasuk di dalamnya adalah pengaruh agen patologis. Fokus dari teori ini adalah mencari determinan-determinan yang menghambat proses penurunan fungsi organisme yang dalam korteks sistemik dapat memengaruhi/memberikan dampak terhadap organ/sistem tubuh lainnya dan berkembang sesuai dengan peningkatan usia kronologis (Hayflick, 1977 dalam Khalid Mujahidullah, 2012). Adapun beberapa teori menua yang termasuk dalam lingkup proses menua biologia antara lain, sebagai berikut: 1.



Teori Keterbatasan Hayflick (Hayflick Limit Theory) Hayflick dan Moorrehead (1961) menyatakan bahwa sel-sel mengalami perubahan kemampuan reproduksi sesuai dengan bertambahnya usia (Lueeckenote, 1996). Selain diatas, dikenal juga istilah “Jam Biologis Manusia” diasumsikan sebagai waktu dimana sel-sel tubuh manusia masih dapat berfungsi secara produktif untuk menunjang fungsi kehidupan. Teori Hayflick menekankan bahwa perubahan kondisi fisik pada manusia dipengaruhi oleh adanya kemampuan reproduksi dan fungsional sel organ yang menurun sejalan dengan bertambahnya usia tubuh setelah usia tertentu.



2.



Teori kesalahan (Error Theory) Adanya perkembangan umur sel tubuh, maka terjadi beberapa perubahan alami pada sel pada DNA dan RNA, yang merupakan substansi pembangunan/pembentuk



sel



baru.



Peningkatan



usia



memengaruhi



perubahan sel dimana sel-sel Nukleus menjadi lebih besar tetapi tidak



7



diikuti dengan peningkatan jumlah substansi DNA. Konsep yang diajukan oleh ORGEL (1963) menyampaikan bahwa kemungkinan terjadinya proses menua adalah akibat keslahan padaa saat transkrip sel pada saat sintesa protein, yang berdampak pada penurunan kemampuan kualitas (daya hidup) sel atau bahkan sel-sel baru relatif sedikit terbentuk. Kesalahan yang terjadi pada proses transkripsi ini dimungkinkan oleh karena reproduksi dari enzim dan rantai peptida (protein) tidak dapat melakukan penggandaan substansi secara tepat. Kondisi ini akhirnya mengakibatkan proses transkripsi sel berikutnya juga mengalami perubahan dalam beberapa generasi yang akhirnya dapat mengubah komposisi yang berbeda dari sel awal (Sonneborn,1979). 3.



Teori Pakai dan Usang (Wear &Tear Theory ) Teori ini menyatakan bahwa sel-sel tetap ada sepanjang hidup mana kala sel-sel tersebut digunakan secara terus-menerus. Teori ini dikenalakn oleh Weisman (1891). Hayflick menyatakan bahwa kematian merupakan akibat dari tidak digunakannya sel-sel karena dianggap tidak diperlukan lagi dan tidak dapat meremajakan lagi sel-sel tersebut secara mandiri. Teori ini memandang bahwa proses menua merupakan proses pra-program yaitu proses yang terjadi akibat akumulasi stress dan injuri dari trauma. Menua dianggap sebagai “Proses fisiologis yang ditentukan oleh sejumlah penggunaan dan keusangan dari organ seseorang yang terpapar dengan lingkungan.” (Matesson ,Mc.Connell,1988).



4.



Teory Radikal Bebas (Free Radical Theory) Teori radikal bebas mengasumsikan bahwa proses menua terjadi akibat kekurangefektifan fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai radikal bebas dalam tubuh. Secara normal radikal bebas ada pada setiap individu dan dapat digunakan untuk memprediksi umur kronologis individu. Disebut sebagai radikal bebas disini adalah molekul yang memiliki tingkat afinitas yang tinggi, merupakan molekul, fragmen molekul atau atom dengan elektron yang bebas tidak berpasangan. Radikal bebas



8



merupakan zat yang terbentuk dalam tubuh manusia sebagai salah satu hasil kerja metabolisme tubuh. Walaupun secara normal ia terbentuk akibat; a) Proses oksigenisasi lingkungan seperti pengaruh polutan,ozon dan pestisida. b) Reaksi akibat paparan dengan radiasi c) Sebagai reaksi beranti dengan molekul bebas lainnya. Radikal bebas yang reaktif mampu termasuk merusak sel, termasuk mitokondria, yang akhirnya mampu menyebabkan cepatnya kematian (apoptosis) sel, menghambat proses reproduksi sel. Hal lain yang mengganggu fungsi sel tubuh akibat radikal bebas adalah bahwa radikal bebas yang ada dalam tubuh dapat menyebabkan mutasi pada transkripsi DNA-RNA pada genetik walaupun ia tidak mengandung DNA. Dalam sistem saraf dan jaringan otot, dimana radikal bebas memiliki tingkat afinitas yang relatif tinggi dibanding lainnya, terdapat/ditemukan substansi yang disebut juga dengan Lipofusin, yang dapat digunakan juga untuk mengukur usia kronologis seseorang. Lipofusin yang merupakan pigmen yang diperkaya dengan lemak dan protein ditemukan terakumulasi dalam jaringan-jaringan orang tua. Kesalahan kulit brangsur- angsur menurun akibat suplai oksigen dan nutrisi yang makin sedikit yang akhirnya dapat mengakibatkan kematian jaringan kulit itu sendiri. Vitamin C dan E merupakan dua substansi yang dipercaya dapat menghambat kerja radikal bebas (sebagai anti oksidan) yang memungkinkan menyebabkan kerusakan jaringan kulit. Rockkestein dan sussman (1979) menyatakan bahwa Butilat Hidroksitoluent dapat memiliki efek anti oksidan ketika diberikan kepada tikus. 5.



Teori Imunitas (Immunity Theory) Ke”tua”an disebabakan oleh adanya penurunan fungsi sistem immun. Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada Limposit-T, di samping perubahan juga terjadi pada Limposit-B. Perubahan yang terjadi meliputi



9



penurunan sistem imun humoral, yang dapat menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk: a) Menurunkan resistensi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan kanker b) Menurukan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan agresif memobillisasi pertahanan tubuh terhadap patogen c) Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin mening berdampak pada semakin meningkatnyyaa resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan autoimmun. 6.



Teori Ikatan Silang (Cross Lingkage Theory) Dikenalakan oleh J. Bjorksten pada tahun 1942, menekankan pada postulat bahwa proses menua terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan dalam kimiawi tubuh. Teori ini menyebutkan bahwa secara normal, struktur molekuler dari sel berikatan secara bersama-sama membentuk reaksi kimia. Termasuk didalamnya adalah kolagen yang relatif panjang yang dihasilkan oleh fibroblast. Dengan terbentuknya jaringan baru, maka jaringan tersebut akan bersinggungan dengan jaringan yang lama dan membentuk ikatan silang kimiawi. Hasil akhir dari proses ikatan silang ini adalah peningkatan densitas kolagen dan penurunan kapasitas untuk transpot nutrient serta untuk membuang produk-produk sisa metabolisme dari sel. Zat ikatan silang ditemukan pada lemak tidak jenuh, ions polyvalen seperti Alumunium, Seng, dan Magnesium. Dari konsep diatas, maka implikasi keperawatan yang dapat diterapkan antara lain: a) Dalam hubungan dengan orang yang sudah tua, perlu bagi perawat untuk memperhatikan teori proses menua. b) Aktivitas (kegiatan) sehari-hari merupakan salah satu bagian dari perilaku kehidupan normal yang tidak perlu dipatasi secara berlebihan, tetapi lebih cenderung untuk memodifikasi perilaku sebagai akibat perubahn fisik dari menula itu sendiri. Perilaku hidup sehari-hari diperlukan untuk menjaga kondisi fisik tetap dalam batas normal dan mengoptimalkan kemampuan diri.



10



c) Pola hidup sehat yang dilakukan dapat memengaruhi perubahanperubahan dasar biologis dari proses menua itu sendiri. Konsumsi makanan yang sehat, cukup gizi dan menhindari faktor- faktor resiko pencetus stres fisik dan pembentuk radikal bebas merupakan salah satu upaya untuk menurangi proses menua secara biologis. d) Melakukan kehidupan dengan melakukan kerja seimbang dan pemenuhan kebutuhan seimbang mampu memberikan kontribusi yang positifdalam peningkatn performen individu itu sendiri. e) Menghindari lingkungan dengan tingkat resiko radiasi atau polutan yang tinggi merupakan langkah yang bisa ditempuh untuk menghindari cepatnya proses menua secara biologis. f) Perlu bagi perawat untuk memperhatikan upaya-upaya pemenuhan kebutuhan pasien akan sarana dari prasarana yang menunjang pencapaian kebutuhan hidup serta meningkatkan kualitas hidup melalui pengadaan alat-alat aktivitas yang memadai, mengurangi resiko stres fisik berlebih serta terindar dari polusi. Sedangkan dalam buku “Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi, Buku 2” Wahit Iqbal Mubarok, dkk., membagi teori biologi menjadi 9 teori kecil, yakni: 1) Teori Genetik Clock 2) Teori Mutasi Somatik (Error Catastrophe Theory) 3) Teori Autoimun (Auto Immune Theory) 4) Teori radikal Bebas 5) Pemakaian dan Rusak 6) Teori Virus yang Perlahan-lahan Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh (Immunology Slow Virus Theory) 7) Teori Stres 8) Teori Rantai Silang 9) Teori Program.



11



3.2 Aspek Biologis pada Proses Penuaan Proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya angka kematian usia khusus merupakan ciri umum pada mamalia, burung, reptil, dan kebanyakan hewan tak bertulang belakang (Comford, 1979 dan Vinch, 1990). Dengan angka kematian usia khusus dimaksudkan untuk mengukur angka kematian pada selang usia tertentu dengan ciri atau karakteristik serupa. Misalnya bayi, balita, dewasa muda, dewasa tua, lansia, dan jompo. (S. Tamher & Noorkasiani, 2011) Sehingga terdapat beberapa aspek biologis yang memengaruhi terjadinya proses penuaan. Aspek biologis pada proses penuaan terbagi menjadi dua bagian, yakni: 1.



Proses Penuaan pada Tingkat Sel Sebagaimana layaknya manusia yang bertumbuh semakin lama semakin tua, pada dasarnya sel juga bertumbuh semakin lama semakin tua dan pada akhirnya sel-sel tua itu mengalami kematian sel. Kematian tersebut bergantung pada masing-masing jenis sel yang membentuk jaringan tubuh. Secara umum dapat dikatakan bahwa setelah melewati masa dewasa, sel-sel jaringan tubuh mulai menua. Pada masa dewasa sel-sel mencapai maturitas (kematangan). Sebagai contoh, sel saraf tidak bereproduksi lagi. Pada masa ini bila seseorang mengalami cedera atau penyakit tertentu yang berakibat pada kematian sel saraf itu, maka selnya sendiri tidak akan tergantikan lagi. Fungsinya akan diambil-alih oleh sel-sel lain yang tertinggal. Akibat pekerjaan ekstra itu, maka sel-sel yang bersangkutan akan mengalami proses penuaan yang lebih cepat lagi. Kemudian dengan berlanjutnya usia, organ tubuh kehilangan sebagian kemampuannya untuk dapat berfungsi secara optimal. Sehingga secara keseluruhan fungsi tubuh semakin berkurang saja.



2.



Proses Penuaan menurut Sistem Tubuh Proses tumbuh kembang (growth and development) dalam fase kehidupan setiap individu dapat dibagi ke dalam 3 fase menurut tingkat kecepatan perlangsungannya, yaitu: a) Fase progresif (tumbuh kembang cepat), 12



b) Fase stabil (tumbuah kembang stasioner), c) Fase regresif (kemundurang tumbuh kembang). Dalam fase ketiga (fase kemunduran), secara mikro berlangsung kemunduran biologis dan fungsional, dengan akibat terjadinya perubahanperubahan secara makro, yang meliputi perubahan pada kulit, sistem indra, sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem gastrointestinal, sistem perkemihan dna reproduksi, serta sistem neurologis. Perubahan-perubahan Fisik yang Terjadi pada Usia Lanjut Perubahan 1) Sel Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler menurun. 2) Kardiovaskuler Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dna volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat. 3) Respirasi Otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas paru menurn, kapasitas residu meingkat sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus. 4) Persarafan Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespons dan waktu bereaksi khususnya yangberhubungan dengan stres. Berkurangnya atau hilangnya lapisan mielin akson, sehingga menyebabkan berkurangnya respons motorik dan refleks. 5) Muskuloskeletal Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjaid kaku, (atrofi otot), kram, tremor, tendon mengerut, dan mengalami sklerosis. 13



6) Gastrointestinal Esofagus melebar, asam lambung menurun, lapar mennurun, dan peristaltik menurun seingga daya absorpsi juga ikut menurn. Ukuran lambung mengscil serta fungsi organ aksesori menurun sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormon dan enzim pencernaan. 7) Genitourinasia Ginjal: mengecil, aliran darah ke ginjal menurun, penyaringan di glomerulus menuru, dan fungsi tubulus menurun sehingga kemampuan mengonsentrasi urine ikut menurun. 8) Vesika urinaria Otot-otot melemah, kapasitasnya menurun dan retemsi urine. Prostat: hipertrofi pada 75% lansia. 9) Vagina Selaput lendir mengering dan sekresi menurun. 10) Pendengaran Membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran. Tulang-tulang pendengaran mengalamu kekakuan. 11) Penglihatan Respons terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi menurun, lapangan padang menurun, dan katarak. 12) Endokrin Produksi hormon menurun. 13) Kulit Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung dan telingan menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban) , kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh,serta kuku kaki tumbuh berlebihan seperti tanduk 14) Belajar dan Memori Kemampuan belajar masih ada tetapi relatif menurun. Memori (daya ingat) menurun karena proses encoding menurun. 15) Intelegensi



14



Secara umum tidak banyak perubahan 16) Personality dan adjustment (Pengaturan ) Tidak banyak perubahan, hampir setiap muda. 17) Pencapaian (Achievment) Sains, filosofi, seni, dan musik sangat memengaruhi



15



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan Dari ulasan yang diperoleh pada Bab 2 Tinjauan Teori dan Bab 3 Pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Proses penuaan merupakan tahap dewasa yang dimana tahap pertumbuhan manusia mencapai titik perkembangan yang maksimal, dengan disertai mulai menyusutnya tubuh yang dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel dalam tubuh. Sehingga fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan secara perlahan-lahan yang biasanya disertai masalah atau gangguan pada kesehatan. Terdapat berbagai teori mengenai proses penuaan, salah satunya teori biologi yang terbagi menjadi 6 teori kecil, yakni: Teori Keterbatasan Hayflick (Hayflick Limit Theory), Teori kesalahan (Error Theory), Teori Pakai dan Usang (Wear &Tear Theory ), Teory Radikal Bebas (Free Radical Theory), Teori Imunitas (Immunity Theory), dan Teori Ikatan Silang (Cross Lingkage Theory). Kemudian pada usia lanjut juga terdapat aspek biologisnya yang terbagi dalam dua garis besar yakni Proses Penuaan pada Tingkat Sel dan Proses Penuaan menurut Sistem Tubuh.



16