Proses Produksi Singkong Menjadi Tepung Tapioka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

II. TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Proses Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut Produsen. Faktor-faktor Produksi



meliputi



alam,tenaga



kerja,



modal



dan



kewirausahaan



(http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi). Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumbersumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada (Ahyari,2002). Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada



seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Akan tetapi menurut David Ricardo penambahan faktor produksi tidak selalu dapat memberikan hasil yang sebanding, seperti yang digambarkan dalam “Hukum hasil lebih yang semakin berkurang” yang berbunyi: “Dengan suatu teknik tertentu, maka mulai titik tertentu penambahan faktor produksi tidak lagi memberikan penambahan hasil produksi yang sebanding”. Atau dengan kata lain, tambahan hasil lama kelamaan akan menurun, meskipun faktor produksi terus bertambah. Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil yang dikehendaki. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):



1. Proses produksi terus-menerus Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. 2. Proses produksi terputus-putus



Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses. 3. Proses produksi campuran Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh. Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang diisyaratkan, peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes). Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).



Adapun proses produksi berdasarkan macam-macam dibedakan sebagai berikut : 1. Sifat Produk Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu produk tertentu akan lain dengan sifat produk yang berbeda. Hal ini biasanya dibedakan apakah produk yang akan diproduksikan mencerminkan sifat khusus dari konsumsi pembeli(spesifik) ataukah produk yang akan diproduksi merupakan produk standar yang didasarkan pada keputusan perusahaan. 2. Tipe Proses Produksi Tipe proses produksi ditinjau dari bahan mentah sampai menjadi barang dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu :



a. Tipe proses produksi terus menerus (Continous Process) Proses produksi yang terus menerus akan terjadi jika perusahaan yang berproduksi membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan pcralatan atau mesin dan jenis mesin tersebut hanya bervariasi sedikit saja karena biasanya sudah ditentukan pola dan jenisnya yang khusus untuk menghasilkan produk secara besar-besaran dari bahan mentah sampai dengan menjadi barang jadi dengan pola urutan yang pasti juga dan kegiatan tersebut akan berjalan terus dalam jangka waktu yang lama dan kualitas maupun biaya pemeliharaan yang cukup besar. Tipe proses produksi terus menerus ini biasanya terjadi pada industri-industri yang hanya mempunyai satu shift operasi maupun kegiatan tersebut tidak terhenti dalam jangka waktu yang lama serta barang yang



dihasilkan hampir mempunyai bentuk yang hampir sama. Contohnya; perusahaan semen, tekstil, mobil dan sebagainya. b. Tipe proses produksi terputus-putus (intermitent). Pola produksi yang terputus-putus ini terjadi karena sering terhentinya mesin atau alat produksi untuk menyesuaikan dengan keinginan produk akhir yang akan diciptakan. Tentu saja tidak seluruh proses produksi akan mempunyai proses produksi yang berbeda sama sekali, kadang untuk tiga bagian atau dua bagian proses produksi sebelum menghasilkan barang akhir mempunyai pola urutan yang sama juga. Jadi yang membedakan adalah saat proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir (hasil proses produksi) selalu mempunyai pola urutan yang berbeda-beda sesuai dengan hasil produk akhir yang diinginkan konsumen. Tipe ini digunakan pada perusahaan-perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dari konsumen (pembeli yang akan membeli). Misalnya: meubel, pengecoran logam, pakaian dan sebagainya.



3. Manfaat yang diciptakan Berdasarkan manfaat yang diciptkan proses produksi bisa dilakukan dengan cara yang berbeda-beda tergantung manfaat yang diciptakan. Berdasarkan hal tersebut diatas, kegiatan atau manfaat dapat dibagi menjadi 5 manfaat yaitu: manfaat dasar, manfaat bentuk, manfaat waktu, manfaat millik maupun manfaat tempat. a. Manfaat dasar (primary utility) Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan kegiatan yang bergerak dalam bidang pengambilan dan penyediaan barang-



barang atau hasil-hasil dari sumber yang sudah tersedia oleh alam. Misalnya; perusahaan tambang, perikanan dan lain-lain. b. Manfaat bentuk (form utility) Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk adalah meubel. Proses produksi ini terjadi setelah manfaat dasar dilakukan kemudian baru dilakukan proses selanjutnya untuk menciptakan manfaat yang lebih baik lagi.



c. Manfaat waktu (time utility) Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang yang mempunyai selisih waktu misalnya; disimpan di pergudangan (bulog) setelah harga-harga naik maka beras yang tidak habis dalam masa turunnya harga karena waktu berjalan terus menyebabkan nilai beras tersebut bertambah. d. Manfaat tempat (place utility) Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan transportasi. Perusahaan apakah itu kereta api, kendaraan, truk maupun pesawat udara akan menyebabkan bertambahnya manfaat barang yang dipindahkan tersebut. Contoh: hasil-hasil pertanian yang diangkut ke kota. e. Manfaat milik (Ownership utility) Manfaat milik adalah usaha untuk memindahkan barang bari hak milik orang yang satu ke orang yang lain. Contohnya: pedagang, toko, dealer, distributor, pengecer dan sebagainya.



4. Teknik proses produksi Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat proses produksi akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam proses produksi. Berdasarkan tekniknya, dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu: a. Proses Ekstraktif Proses produksi yang dijalankan dengan mengambil langsung dari sumber alarn yang telah tersedia. Misalnya proses penambangan, perusahaan perikanan, perkebunan dan sebagainya. b. Proses Analitis Proses Analitis adalah proses untuk menguraikan atau memisahkan dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam bcntuk yang mcnyerupai jenis aslinya. Contohnya Pertamina. c. Proses Fabrikasi. Seperti proses analitis tetapi dalam



menggunakan alat seperti mesin, gergajinya



menjadikan bentuk baru beberapa macam tanpa harus sejenis aslinya. Contohnya pakaian, proses pembuatan sepatu dan sebagainya. d. Proses sintesis. Proses mengkombinasikan beberapa bahan (pesenyawaan zat) dalam suatu bentuk produk. Contohnya perusahaan kimia, obat-obatan, gelas, kaca dan sebagainya. e. Proses Assembling.



Proses asembling berarti merangkaikan beberapa produk jadi atau setengah jadi menjadi produk baru ( barang baru ) tanpa merubah bentuk fisik susunan kimiawinya. Contohnya perusahaan karoseri mobil, IPTN, perusahaan alat listrik dan sebagainya.



2.2 Proses Produksi Tepung Tapioka Proses produksi tepung tapioka dimulai dari proses penerimaan bahan baku (penimbangan), pembersihan bahan baku, pemotongan, pemarutan, pengendapan, pengecilan ukuran, pengemasan, penyimpanan serta pendistribusian.Berikut ini akan dijelaskan bagaimana proses produksi tepung tapioka adalah sebagai berikut : 1. Penerimaan dan Penimbangan Bahan Baku Penerimaan bahan baku singkong dilakukan dengan cara melakukan penimbangan berat bersih singkong melalui jembatan timbang. Penimbangan merupakan proses yang bertujuan untuk mengetahui berat bersih singkong yang akan diolah. Selain itu, tujuan penimbangan adalah untuk mengetahui realisasi produk. Penimbangan dilakukan setiap hari sebelum pabrik beroperasi.



Gambar 4. Penimbangan Dengan Jembatan Timbang



2. Pencucian Untuk melakukan proses pencucian singkong maka digunakan mesin washer. Washer berfungsi untuk mencuci singkong agar bersih dari tanah dan kotoran. Jumlah washer ini ada 3 buah. Mesin ini berupa bak panjang dengan ukuran panjang 5 meter. Pada bak ini juga dilengkapi dengan baling-baling yang berfungsi sebagai alat pembersih dan pengupas kulit ubikayu serta alat transportasi bahan ke proses selanjutnya.



Gambar 5. Washer



3. Pengupasan Pada proses ini mengunakan mesin root peller yang berfungsi untuk memisahkan antara kotoran-kotoran yang menempel pada ubikayu seperti tanah, pasir, kerikil dan kulit ari ubikayu.



Root peeler ini berupa silinder berputar yang berjari-jari



memanjang. Jumlah dari root peller ini ada 1 buah. Prinsip kerja alat ini adalah adanya gesekan antara bahan n dinding silinder serta bahan dengan bahan yang diakibatkan perputaran silinder. Penyemprotan air pada proses ini berfungsi untuk memudahkan pembersihan alat dan bahan dari tanah dan proses pengupasan.



4. Konveyor Belt Berfungsi membawa singkong dari washer menuju ke mesin