Proses Sosial Budaya Dalam Masyarakat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. 2. Proses sosial budaya dalam masyarakat a. Pengertian b. Faktor perubahan sosial budaya c. 3. a



4. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal, antara lain: komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; perubahan jumlah penduduk; penemuan baru; terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. LANDASAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN Aspek sosial dalam pendidikan sangat berperan pada pendidikan begitu pun dengan aspek budaya dalam pendidikan. Dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya. Maka, bisa dikatakan bahwa pengertian sosiologi pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik itu individu atau kelompok dengan peresekolahan sehingga terjalin kerja sama yang sinergi dan berkesinambungan antara manusia dengan pendidikan.Berikut akan dibahas mengenai sosial dan budaya pada pendidikan, sebagai berikut : 1. Sosiologi dan Pendidikan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Salah satu bagian sosiologi, yang dapat dipandang sebagai sosiologi khusus adalah sosiologi pendidikan. Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan meliputi : 1) interaksi guru-siswa; 2) dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah; 3) struktur dan fungsi sistem pendidikan 4) sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan. Wujud dari sosiologi pendidikan adalah tentang konsep proses sosial. Proses sosial merupakan suatu cara berhubungan antar idividu, antar kelompok atau antara individu dan kelompok yang menghasilkan bentuk hubungan tertentu. Interaksi dan proses sosial dapat terjadi sebagai akibat dari salah satu atau gabungan dari faktor-faktor berikut: 1. Imitasi



Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif 2. Sugesti Sugesti akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas. 3. Identifikasi Seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi yang mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar maupun di bawah sadar 4. Simpati Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Adapun, sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai uraian berikut : 1). Empiris: bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan. 2). Teoretis : merupakan peningkatan fase penciptaan, bisa disimpan dalam waktu lama, dan dapat diwariskan kepada generasi muda. 3). Komulatif : berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik. 4). Nonetis : menceritakan apa adanya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk. Untuk memudahkan terjadi sosialisasi dalam pendidikan, maka guru perlu menciptakan situasi, terutama pada dirinya, agar faktor-faktor yang mendasari sosialisasi itu muncul pada diri anak-anak. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi dua syarat berikut : 1. Kontak sosial Kontak sosial bisa menghasilkan interaksi positif atau interaksi negatif. Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu: 1.



Kontak antar individu



2.



Kontak antara individu dengan kelompok atau sebalikya.



3.



Kontak antar kelompok



2. Komunikasi Adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain atau sekelompok orang. Ada sejumlah alat yang dapat dipakai mengadakan komunikasi. Alat-alat yang dimaksud adalah: 3. Langsung : Lisan dan isyarat 4. Tidak Langsung: tulisan dan alat-alat bantu



Ada sejumlah bentuk interaksi sosial, yaitu sebagai berikut : 5. Kerjasama



: belajar kelompok



6. Akomodasi : meredakan pertentangan 7. Asimilasi atau akulturasi : penyatuan pikiran 8. Persaingan : kompetisi 9. Pertikaian : pertentangan/konflik Diketahui bersama bahwa manusia selain sebagai makhluk individu juga merupakan mahluk sosial. Oleh karena itu dalam melakukan interaksi sosial manusia terkadang membentuk kelompok sosial. Kelompok sosial berarti himpunan sejumlah orang, paling sedikit dua orang, yang hidup bersama, karena cita-cita yang sama. Ada beberapa persyaratan untuk terjadinya kelompok sosial, yaitu : 1. Setiap anggota memiliki kesadaran sebagai anggota kelompok 2. Ada interaksi timbal balik antar anggota 3. Mempunyai tujuan yang sama 4. Membentuk norma yang mengatur ikatan kelompok 5. Ada struktur dalam kelompok yang membentuk peranan dan status sebagai dasar ikatan kegiatan kelompok Dalam dunia pendidikan, kelompok sosial inipun dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu, berdasarkan keakraban hubungan (kelompok primer dan sekunder) dan berdasarkan peraturan (kelompok formal dan informal). Ada dua teori yang dipakai untuk meningkatkan produktivitas kelompok sosial, yaitu: (Wuraji, 1988 dan Sudarja, 1988) : 10. Teori Struktural Fungsional 



Setiap struktur (bagian-bagian) kelompok memiliki fungsi masing-masing.







Setiap bagian memiliki kebebasan untuk berkreasi, berinisiatif, dan mengembangkan ide untuk kemajuan kelompok



1. Teori konflik Perubahan atau perbaikan kelompok dilakukan dengan prinsip-prinsip pemaksaan melalui peraturan Ada implikasi konsep sosial pada pendidikan, yaitu ; 1. Sekolah dan masayarakat sekitarnya harus saling menunjang



2. Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dan tokoh masyarakat 3. Pendidikan (Sekolah) harus berfungsi secara maksimal sebagai wahana proses sosialisasi anak. 4. Dinamika kelompok harus diarahkan untuk kepentingan belajar 2. Kebudayaan dan Pendidikan Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaankebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989). Kebudayaan produk perseorangan ini tidak disetujui Hasan (1983) dengan mengemukakan kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain-lain kepandaian. Sedangkan Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggotaanggota masyarakat. Dari ketiga devinisi kebudayaan diatas, tampaknya devinisi terakhir yang paling tepat, sebab mencakup semua cara hidup ditambah dengan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manuasia itu sendiri sebagai warga masyarakat (Made Pidarta, 1997 : 157). Bisa dikatakan bahwa, kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilainilai, kepercayaan, tigkah laku, dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua anggota masyarakat. Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan membuat orang berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan memajukan. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Sekolah sebagai salah satu dari tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan bagi anak dalam mengembangkan dirinya. Dapat dituliskan bahwa Hubungan antara kebudayaan dan pendidikan adalah : 1. pendidikan membentuk atau menciptakan kebudayaan 2. pendidikan melestarikan kebudayaan 3. pendidikan menggunakan dan berdasarkan kebudayaan



Ada Implikasi Konsep Kebudayaan pada Pendidikan, yaitu : 1. Materi pelajaran banyak dikaitkan dengan keadaan dan msalah masyarakat setempat (melalui MULOK)



2. Metode belajar ditekankan pada kegiatan siswa baik individual maupun kelompok. 1. Paradigma pendidikan bergeser dari orientasi sekolah ke orientasi masyarakat. REFERENSI : 2. Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia Jakarta : Rineka Cipta. 3. Ruswandi, Uus Hermawan Heris, A. Nurhamzah, 2008, Landasan Pendidikan, Bandung : CV. Insan Mandiri. 4. Sutikno Sobry, 2008, Landasan pendidikan, Bandung : Prospect. 5. Fauzan, 2009, Landasan Sosial Budaya Sosial Budaya Pendidikan, http://defauzan.wordpress.com, di akses 18-03-2011. 6. http://sosbud.kompasiana.com/2011/03/29/landasan-sosial-budaya-terhadappendidikan/ 7. http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya 8. http://www.scribd.com/doc/22738648/Lingkungan-Sosial-Budaya 9. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum/ http://mardhiyanti.blogspot.com/2009/12/landasan-sosial-budaya pendidikan.html



https://rahmawatiindahlestari.wordpress.com/semester-1/lkpp/landasansosial-budaya-pendidikan/



PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES SOSIAL BUDAYA A. Hubungan Antara Pendidikan dengan Sosial-Budaya Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya 1 . Pendidikan mencerminkan kehidupan dan kondisi suatu masyarakat; program pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kekuatan-kekuatan sosial-budaya, sejarah, dan filosofi yang semuanya akan memberikan arah kepada pendidikan. Karena itu kajian tentang keadaan sosial budaya sangat penting. Studi tentang keadaan sosial budaya dan kaitannya dengan pendidikan melahirkan bermacam mata kuliah, tergantung dari disiplin ilmu yang dipakai seseorang, seperti: dasar-dasar sosial pendidikan, dasar-dasar sosiologi pendidikan, sekolah dan masyarakat, antropologi pendidikan, dan dasar-dasar sosial budaya pendidikan 2 . Selain diajarkan pada tingkat pendidikan tinggi, kajian tentang sosial-budaya juga diajarkan pada tingkat sekolah. Sebagai suatu lembaga sosial, sekolah tidak dapat menghindari diri dari pengaruh latar belakang sosial budaya masyarakatnya. Sekolah didirikan dengan tugas: (1) menyampaikan warisan kebudayaan, (2) menyampaikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai, (3) mengembangkan potensi-potensi baik individual maupun masyarakatnya, (4) mengembangkan warga negara yang setia dan percaya akan negerinya. Untuk mengimplementasi tugas sekolah tersebut diperlukan kerjasama antarwarga sekolah maupun dengan pihak lain yang 1 Ibid ., hlm. 2. 2 Imran Manan. 1989. Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dikjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK. Hlm. 4-5 berkaitan dengan kepentingan sekolah dan peserta didik, seperti guru, teman sebaya, orang tua, tenaga kependidikan, atau warga sekolah lainnya 3 . B. Pendidikan Sebagai Proses Sosial Proses sosial merupakan pengaruh timbal balik atau interaksi antara berbagai segi kehidupan bersama. Bentuk umum dari proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial 4 . Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan dan bahkan bentuk pertentangan atau pertikaian. Menurut Gillin dan Gillin, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu proses yang



asosiatif dan disosiatif 5 . Proses pendidikan adalah proses sosial dimana terjadi interaksi melalui kontak sosial dan komunikasi antar individu yang ada di sekolah. Bila interaksi tersebut berjalan baik dan maksimal maka outcome yang dihasilkan sekolah tersebut juga akan baik dan maksimal. Melalui proses interaksi di sekolah, potensi-potensi peserta didik berkembang 6 . Dalam dunia pendidikan, kontak sosial merupakan salah satu sarana mencapai hasil pendidikan yang diharapkan. Kontak sosial yang baik dan efektif antara guru dengan peserta didik dapat menimbulkan rasa saling pengertian dan saling mendukung yang mendalam, sebaliknya kontak sosial yang negatif dapat menimbulkan rasa benci dan konflik. Dalam kontak sosial pendidik dapat melakukan pengamatan secara langsung terhadap peserta didik agar diperoleh pemahaman dan pengertian yang benar terhadap peserta didik, sebab masing-masing peserta didik memiliki karakteristik yang relatif berbeda, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda. Demikian pula peserta didik 3 Farida Hanum. 2013. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Kanwa Publisher. Hlm. 87-88. 4 Ibid ., hlm.77. 5 Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam Farida Hanum, hlm. 81-87. 6 Ibid ., hlm. 88. 3 melalui kontak sosial langsung dengan guru dapat memahami kepribadian masing-masing guru. Di dalam proses belajar mengajar seyogianya interaksi yang terjadi wajar, siswa dapat menerima kekuasaan guru dan rela mematuhi serta menghormati mereka. Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan memang benar-benar berkompeten sesuai dengan tujuan. Sedangkan komunikasi dapat diartikan seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan, gerak-gerik atau sikap), perasaan-persaan yang ingin disampaikan pada orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang disampaikan orang lain terhadapnya. Dengan komunikasi, maka sikap-sikap dan perasaanperasaan seseorang atau kelompok dapat diketahui orang lain atau kelompok lainnya 7 . C.



Pendidikan Sebagai Proses Budaya Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan itu sendiri dan mempunyai pengaruh timbal-balik. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Tampak bahwa pendidikan berperan dalam mengembangkan kebudayaan. Pendidikan adalah medan manusia dibina, ditumbuhkan, dan dikembangkan potensi-potensinya. Semakin potensi seseorang dikembangkansemakin ia mampu menciptakan atau mengembangkan kebudayaan. Sebab pelaku (aktor) kebudayaan adalah manusia 8 . Pembentukan dan pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan suatu proses transformasi. Dalam proses transformasi itulah pendidikan berfungsi. Jadi proses pendidikan adalah proses transformasi kebudayaan. Salah satu fungsi yang mendasar dari pendidikan adalah untuk pengembangan kebudayaan. Fortes mengemukakan tiga variabel utama dalam transformasi kebudayaan, yaitu: 7 Ibid ., hlm. 78-79. 8 Lastiko Runtuwene. 2013. Fungsi Pendidikan Sebagai Proses Transformasi Budaya.pdf, hlm. 1. 1) Unsur-unsur yang ditransformasikan, 2) Proses tranformasi, dan 3) Cara transformasi. Unsur-unsur transformasi kebudayaan adalah nilai-nilai budaya, adat-istiadat masyarakat, pandangan mengenai hidup serta berbagai konsep hidup lainnya yang ada di dalam masyarakat; berbagai kebiasaan sosial yang digunakan dalam interaksi atau pergaulan para anggota masyarakat tersebut; berbagai sikap dan peranan yang diperlukan di dalam dunia pergaulan dan akhirnya berbagai tingkah-laku lainnya termasuk proses fisiologi, refleks dan gerak atau reaksi-reaksi tertentu dan penyesuaian fisik termasuk gizi dan tata makanan untuk dapat bertahan hidup. Unsur-unsur itulah yang merupakan ikhtiar kebudayaan yang memungkinkan berkembangnya peradaban manusia. Dalam konteks ini, maka pendidikan tidak hanya merupakan pengalihan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skliss), tetapi juga meliputi pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and social norms). Kiranya dapat dikatakan bahwa tiap masyarakat sebagai pengemban budaya (culture bearer) berkepentingan untuk memelihara keterjalinan antara pelbagai upaya pendidikan dengan usaha pengembangan kebudayaan. Kesinambungan hidup bermasyarakat turut dipengaruhi oleh berlangsungnya pengalihan nilai budaya dan norma sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kesinambungan ini dimungkinkan oleh orientasi pada nilai budaya yang sama serta konformisme perilaku berdasarkan sosial yang berlaku. Demikianlah pendidikan bermakna sebagai proses pembudayaan dan seiring bersama itu berkembanglah sejarah peradaban manusia 9 . 9



Ibid ., hlm. 4-5. DAFTAR PUSTAKA Buku Farida Hanum. 2013. Sosiologi Pendidikan . Yogyakarta: Kanwa Publisher. Imran Manan. 1989. Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan . Jakarta: Depdikbud Dikjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK. Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1981. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan . Surabaya: Usaha Nasional. Internet Lastiko Runtuwene. 2013. F u n g s i P e n d i d i k a n S e b a g a i P r o s e s Tr a n s f o r m a s i Budaya .pdf (online) diakses di http://sulut.kemenag.go.id/file/file/ katolik/msfa1363205309.pdf&source=s&q=pendidikan+sebagai+transformasi+budaya+pdf pada 27 Februari 2015 pukul 00.04 WIB.



engertian Perubahan Sosial Budaya Menurut Para Ahli Selain pengertian umumnya, ada pula pengertian sosial budaya menurut para ahli yang dapat menambah gagasan mengenai pengertian secara umumnya. Diantaranya : 1. Max Weber Pengertian perubahan sosial budaya menurut pendapat Max Weber bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur di dalamnya (ditulis dalam buku Sociological Writings) 2. Kingsley Davis Kingsley Davis mengemukakan pendapat mengenai perubahan Budaya, dimana perubahan yang mencakup segenap cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena adanya interaksi yang bersifat komunikatif. 3. W. Kornblum Belia berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama. 4. Selo Soemardjan Selo Soemardjan mengemukakan pendapat mengenai perubahan sosial : adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat,di mana perubahan tersebut memengaruhi sistem sosialnya. Perubahan sosial yang dimaksud mencakup nilai-nilai dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 5. J.L Gillin dan J.P Gillin Ada pendapat terkenal mengenai Perubahan Sosial yang dikemukakan oleh J.L dan J.P Gillin, dimana mereka menyebutkan bahwa perubahan sosial adalah variasi dari mode atau cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, dalam kebudayaan materil, komposisi penduduk atau ideologi, maupun disebabkan oleh difusi atau penemuanpenemuan baru dalam kelompok Proses Terjadinya Perubahan Sosial Budaya "Kenapa sih bisa terjadi perubahan sosial budaya, gimana prosesnya?" Jadi, tentu ada prosesnya dan secara umum ada 3 proses yang membawa kepada perubahan sosial budaya 1. Akulturasi Akulturasi merupakan proses bertemunya dua budaya atau lebih dimana unsur-unsur budaya lama masih ada. Contoh : Sunan Kalijaga menggunakan budaya Wayang untuk mengajar keagamaan 2. Asimilasi Asimilasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur dan menghasilkan budaya yang baru. Tidak seperti Akulturasi yang masih ada unsur lamanya. Jadi bisa disimpulkan bahwa budaya yang lama pastinya hilang. Namun proses asimilasi ini berlangsung lama namun terus menerus. 3. Difusi



Merupakan proses penyebaran unsur budaya dari seseorang ke orang lain atau kelompok masyarat ke masyarakat lain. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.



Faktor Perubahan Sosial Budaya Dalam perubahan sosial budaya, kita tentu mengenal 2 faktor yaitu Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat



1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya 



Kontak dengan kebudayaan lain.







Sistem pendidikan yang maju.







Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju.







Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.







Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.







Keadaan masyarakat yang majemuk.







Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.







Orientasi hidup ke masa depan.







Senantiasa ada keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada keadaan.



2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya 



Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.







Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.







Sikap masyarakat yang sangat tradisional.







Dalam masyarakat terdapat kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).







Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.







Rasa takut akan terjadi keguncangan integrasi.







Adanya hambatan yang bersifat ideologis.







Hambatan yang bersifat adat dan kebiasaan.







Adanya anggapan bahwa pada hakikatnya hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki.



Referensi : Zonasiswa.com Gimana temen-temen, sudah paham atau belum? Hari ini kita sudah belajar mengenai perubahan sosial budaya yang mencakup pengertian, proses dan faktornya. Masih ada beberapa materi mengenai perubahan sosial yang bisa kalian baca di Eduspensa.com seperti Dampak Perubahan Sosial Budaya http://www.eduspensa.com/2015/11/pengertian-proses-faktor-perubahansosial-budaya.html



bb mmmmm