4 0 6 MB
PROTEIN HEWANI & GIZI SEIMBANG PADA IBU HAMIL, BAYI DAN BALITA UNTUK PENCEGAHAN STUNTING Dr. Sri Sudartini, MPS Ketua DPD PERSAGI Jawa Barat
Disampaikan pada Peringatan HGN k3 63, Dinkes Kota Bandung Tanggal 21 Maret 2023
Outline • Permasalah Stunting di Indonesia dan Jawa Barat • Definisi Stunting • Penyebab Utama Permasalahan Stunting • Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) • Mengapa Protein Hewani itu penting • Simpulan & Penutup
1 MASALAH GIZI
GAMBARAN MASALAH GIZI DI INDONESIA & JAWA BARAT
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Stunted
Wasted
Underweight
Overweight
21,6%
7,7%
17.1%
3.5%
Indonesia
20,2%
6,0%
14,2%
3.8%
Jawa Barat
Sumber data: SSGI 2022
Indonesia merupakan salah satu negara yang tengah mengalami triple burden malnutrition, dimana di salah satu sisi mengalami kekurangan gizi, kelebihan gizi dan defisiensi zat gizi mikro
PBLR
BBLR
Anemia Rematri
Bumil Anemia
Bumil Risiko KEK
52,1%1
43,4%1
18.4%1
48.9%1
17.31
Indonesia
50,7%1
42,5%1
41,93%2
7,68 %3
6,0%3
Jawa Barat
Sumber data: 1Riskesdas (2018); 2Survey NI (2018); 3Laporan Kab/Kota per 2 Februari 2023
NASIONAL
JAWA BARAT
dan ZERO NEW STUNTING
Prevalensi Stunting di Indonesia 2007-2022 45
40
36,8
35,6
37,2
Terjadi penurunan 2.8%
34
35
30,8 27,7
30
24,4
25
21,6
20 15
10 5 0
2007
2010
2013
Riskesdas
2016
2018
2019
2021
SSGI
Masih berada di atas ambang batas WHO (> 20%)
2022
Apa Itu Stunting ??
Trend Prevalensi Stunting di Provinsi se-Indonesia Berdasarkan Hasil SSGI 2201 & 2022
Sumber: Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia 2022
Permasalahan Stunting di Jawa Barat
Sumber: Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia 2022
Prevalensi Stunting di Jawa Barat Berdasarkan Golongan Usia, SSGI 2022
Faktor Penyebab Stunting Kurang Asupan Gizi Kurang Pengetahuan Gizi Terbatasnya Layanan Kesehatan
Kurang Akses Air Bersih
Pola Asuh
Infeksi Berulang
DAMPAK KEKURANGAN GIZI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN Angka Mortalitas
ORANG TUA MALNUTRISI Makanan, Kesehatan dan Pola Asuh Tidak adekuat
Berkurangnya Kapasitas Merawat Bayi
Malnutrisi Fetal
Angka Kematian Ibu Meningkat
Pertumbuhan Tidak Adekuat
BERAT LAHIR BAYI RENDAH
Makanan Tambahan Tidak Tepat Waktu Infeksi Berulang
WANITA USIA SUBUR (WUS)BUMIL KEK Sumber: Diterjemahkan dari ACC/SCN (2000) yang diadaptasi oleh LSHTM (2013) dalam Action Against Hunger: Babywash and 1000 Days, 2017 (dengan modifikasi)
Perkembangan Mental Terganggu
Pemutusan rantai masalah gizi harus dicegah dan diatasi sedini mungkin melalui intervensi gizi yang adekuat, sehingga tidak akan berlanjut ke periode siklus hidup berikutnya
Makanan, Kesehatan dan Pola Asuh Tidak adekuat
REMAJA KURANG GIZI Kapasitas Mental Berkurang
Makanan, Kesehatan dan Pola Asuh Tidak adekuat
ANAK KURANG GIZI
Makanan, Kesehatan dan Pola Asuh Tidak adekuat
Kapasitas Mental Berkurang
Dampak Dari Anak Stunting Dampak Jangka Pendek
Meningkatkan risiko kematian : Anak stunting 5 x beresiko mengalami kematian karena berbagai penyebab Meningkatkan risiko kesakitan : 50% tahun hidup dengan kecacatan pada anak di bawah 4 tahun disebabkan oleh kekurangan nutrisi
Meningkatkan resiko Overweight (1.5 x) dan hipertensi (1.07 x) di usia dewasa
Dampak Jangka Panjang
Meningkatkan penyakit kardiovaskuler : Kenaikan 1 kg berat lahir dikaitkan dengan 12% pengurangan kematian kardiovaskular untuk bayi berat lahir rendah Resiko stunting antargenerasi : Ibu yang stunting 3x beresiko melahirkan bayi yang stunting di usia 2 tahun
Sources: 1. Olofin et al., 2013; 2. Vos et al., 2012 (includes other nutritional deficiencies; 3. Adair et al. 2013; 4. Risnes et al., 2011; 5. Haddad, 2013.
Bagaimana Cara Mencegahnya ???
“STUNTING, merupakan permasalahan multidimensional yang dalam upaya penurunannya diperlukan kontinyuitas dan sustainabilitas dari setiap intervensi yang dilakukan oleh berbagai pihak”
Sumber Gambar: https://www.google.com/search?q=balita+stunting&sxsrf=ALiCzsYfb-gHEGr8y07yfVojXyKA2zdpQ:1665461764786&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiJ14HHqNf6AhWhgtgFHdC4CcsQ_AUoAXoECAIQAw&biw=1422&bih=632&dpr=1.35#imgrc=HSAiIuromgJO6 M
Strategi Intervensi Dalam Konvergensi Stunting INTERVENSI SPESIFIK
GERAKAN BERSAMA PEMDA - CAMAT – KADES/LURAH, ORMAS, DUNIA USAHA, MEDIA, SEMUA PIHAK
INTERVENSI SENSITIF Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan (70%) Kehamilan yang tidak diinginkan (15,5%) Cakupan PUS yang memperoleh pemeriksaan kesehatan bagian dari pelayanan pranikah (90%)
IBU HAMIL ANEMIA
rumah tangga yg mendapatkan akses air minum layak di kab/kota lokasi prioritas (100%)
Remaja
STUNTING
IBU HAMIL KEK
BALITA STUNTING
rumah tangga yg mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestic) layak di kab/kota lokus prioritas (90%) penerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (112,9 juta) keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan (90%) Jumlah keluarga miskin dan rentan dan memperoleh bantuan tunai bersyarat (10 Juta)
MONITORING TERPADU OPD TERKAIT
target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang stunting di lokasi prioritas (70%) Jumlah keluarga miskin dan rentan dan memperoleh bantuan tunai Pangan (15,6 Juta) Desa/kelurahan Stop BABS atau ODF (90%)
ZERO NEW STUNTING
Pendapat Para Peneliti: Pengetahuan Ibu memiliki peran penting dalam meningkatkan status
1
kesehatan dan nutrisi anak balita (Gichana,2013)
2
Tumbuh dan kembang bayi yang baik sangat memerlukan zat gizi yang nantinya bila tidak dipenuhi akan mempengaruhi status gizi anak (Gunawan, Fadlyana & Rusmil, 2016).
3
Dua Tahun pertama kehidupan sangat berarti untuk progres tumbuh kembang yang cepat dan pesat yang akan mempengaruhi kesehatan bayi yang akan datang, dan bila masa itu tidak ibu perhatikan secara benar dan tepat, maka kemungkinan akan terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang lebih besar (Sudargo, Aristasari & Afifah, 2018).
4
Gizi sangat berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan berkaitan dengan kesehatan maupun kecerdasan anak (Proverawati & Wati, 2017)
Hasil SEANUTS (South East Asian Nutrition Surveys), yang melibatkan Tim Riset DPP PERSAGI •
Prevalensi stunting pada anak Indonesia 0,5-12 tahun tergolong tinggi (31,4%) dan berkaitan erat dengan morbiditas anak, status pendidikan & sosek orangtua [Soekatri et al., 2020].
•
Prevalensi anemia, stunting & sangat stunting (severe stunting) pada anak Indonesia 6-59 tahun tertinggi ditemukan paling signifikan pada status sosek orangtua
terendah masing-masing 45,6%, 29,3% & 54,5% [Ernawati et al., 2021]. •
Anak Indonesia 6-59 tahun yg sangat stunting memiliki rata-rata konsentrasi
hemoglobin yg jauh lebih rendah daripada yg stunting & tinggi normal [Ernawati et al., 2021].
Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, WHO dan UNICEF merekomen-dasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu: 1
Memberikan ASI kepada bayi segera setengah jam setelah bayi lahir.
2
Memberikan hanya ASI saja atau ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan.
3
Memberikan MP-ASI sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan.
4
Meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
3 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
Pencegahan Stunting dengan 1000 HPK Periode 1000 HPK yang dimulai sejak 270 hari masa kehamilan sampai dengan 730 hari (2 tahun) setelah seorang anak dilahirkan merupakan masa kritis sekaligus periode emas dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, kebutuhan gizi dan kesehatan pada periode tersebut harus terpenuhi dengan optimal. How Children Should Grow, Not Just Grow : 1000 Hari Pertama Kehidupan
1000 Hari Pertama Kehidupan Praktik IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
Pemenuhan gizi seimbang ibu hamil, konsumsi vitamin A dan suplementasi lainnya sesuai kebutuhan
• ASI Eksklusif • Gizi Ibu Menyusui
Melakukan pemantauan pertumbuhan (penimbangan di posyandu) sampai umur 5 tahun
Pemberian makan bergizi seimbang untuk anak sesuai kemampuannya (termasuk MP-ASI) & imunisasi
Stunting adalah masalah kronis yang memiliki dampak jangka panjang sehingga harus ditangani secara responsif sejak bayi lahir.
5 MENGAPA PROTEIN HEWANI
Kandungan Zat Gizi Protein Hewani Protein (asam amino)
Zink
Lemak ( Jenuh)
Calsium
Kolesterol
Vitamin A
Zat Besi ( Fe)
Mengandung pigmen dll
Manfaat Protein dalam Siklus Kehidupan
Pertumbuhan • Pemeliharaan • Pembentukan ikatan2 esensial
Tubuh •Mengatur keseimbangan cairan •Pembentukan antibody •Mengangkut zat gizi dalam tubuh •Sebagai pembentuk hormone & enzym
Peran Protein Hewani dalam Mencegah Stunting
Hormonal → melalui hormone
Imunitas → anak kurang gizi
pertumbuhan-IGF, bila IGF rendah maka terganggu pertumbuhan PB/TB anak
terutama protein hewani akan menurunkan imunitas, anak rentan infeksi
Faktor Protein Hewani Dalam Pertumbuhan Tulang • Protein khusunya protein hewani lebih memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tulang dan tinggi badan anak • Protein hewani membantu membentuk dan regenerasi jaringan tubuh anak • Studi yang dirilis pada tahun 2019 menyatakan protein meningkatkan kadar insulin-like growth factor I (IGF-I) • IGF-I merupakan hormon yang berpotensi menstimulasi pertumbuhan tinggi anak
Zat Gizi Terbukti Meningkatkan Pertumbuhan Linear (Panjang/Tinggi Badan) Janin dan Anak Pangan yang kaya kandungan : • Protein, teruatama denagn Asam Amino Lengkap dan berkolesterol (produksi hormone) • Lemak, terutama Asam Lemak Esensial • Energi untuk Pertumbuhan
• Air • Kalsium dan Fosfor, Zink, Magnesium, Mangan, Iodium, Zat Besi
• Vit A, Vit D, Asam Folat • Pangan Kaya Komponen fungsional Untuk Imunitas dan Cegah Inflamasi
Nilai Biologi Protein Hewani Jenis Protein
PDCAAS
Skor Asam Amino
PER
BV
% Digestibility
Telur Utuh
1,0
1,21
3,8
88-100
98
Kasein
1,0
1,00
2,5
80
99
Protein Kedelasi Konsentrasi
1,0
0,99
2,2
74
95
Protein daging sapi
0,92
0,94
2,9
80
98
Gluten Gandum
0,25
0,47
NA
54
91
Sumber : Protein Quality evaluation, Report of the Joint FAO/WHO Consultation
≥ 120% AKP Sumber: Studi Diet Total (2014)
48,1
33,1
33,8
39,9 0-59 BLN
13-18 THN
15,1
17,9
20,1
18,1
5-12 THN
13,4
Lebih Besar
14,7
100%- < 120%AKP
16,1
Sesuai
29,3
80% - 80% AKP
23,6
Sangat kurang
Perlu peningkatan konsumsi protein, terutama protein yang berasal dari sumber hewani di setiap kelompok umur. Asupan protein sangat kurang yang paling tinggi (48,1%) ada pada kelompok remaja
54,2
KECUKUPAN PROTEIN PER KELOMPOK UMUR DI INDONESIA
19-55 THN
RATA-RATA KONSUMSI PROTEIN PER KAPITA DI INDONESIA TAHUN 2022
• Konsumsi total protein per kapita di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 62,21 gram/hari dari anjuran 57 gram/hari (AKG, 2019), namun konsumsi protein yang bersumber PROTEIN HEWANI masih di bawah 10 gram/hari, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan
4
RATA-RATA KONSUMSI PROTEIN PER KAPITA DI JAWA BARAT TAHUN 2020 DAN 2021
• Konsumsi total protein per kapita tahun 2021 di Jawa Barat mencapai 64,79 gram/hari dari anjuran 57 gram/hari (AKG, 2019), namun konsumsi protein yang bersumber PROTEIN HEWANI masih di bawah 5 gram/hari
Konsumsi Protein pada anak di Indonesia Dietary intake of children aged 0.5 to 12 years in Indonesia, Malaysia, Thailand and Vietnam: South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) results
KONSUMSI PROTEIN DI INDONESIA
Konsumsi Protein Nasional : 62,21 gr
Konsumsi Protein Hewani : • ikan/udang/cumi/kerang 9,58 gram • Daging 4,79 gram • Telur dan susu 3,37 gram
FAO → Konsumsi telur, daging, susu dan produk turunannya Indonesia termasuk terendah di dunia
ISI Priringku anak usia 6 - 23 bulan
Penelitian Mengenai Pangan Hewani Terhadap Stunting • Konsumsi Ikan Pada Ibu Hamil
Starakis N et al (2016) → Ibu Hamil yang biasa makan ikan >= 3x/minggu mencegah bayi lahir stunting
Manfaat Konsumsi Ikan pada saat Kehamilan untuk perkembangan Neurokognitif anak
Penelitian Mengenai Pangan Hewani Terhadap Stunting
• Konsumsi Telur
Pemberian satu butir telur/hari selama 6 bulan pada anak usia 6-9 bulan → intervensi telur meningkatkan z skor PB/U sebesar 0,63, menurunkan stunting 47% dan underweight 74%
Konsumsi Beragam Protein Hewani
Asupan ASF dikaitkan dengan penurunan 2,3 poin persentase pada tingkat stunting
Headey D (2018)
Consuming multiple ASFs is more advantageous than any single ASF
• Pangan Hewani berperan penting dalam pemenuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dalam pencegahan stunting
PENUTUP
• Konsumsi pangan hewani harus dipenuhi bagi setiap golongan usia dalam daur kehidupan terutama remaja, ibu hamil, Ibu menyusui dan anak • Konsumsi pangan hewani yang beragam bermanfaat untuk pertumbuhan anak • Tingkatkan konsumsi protein hewani untuk mencegah stunting
Terima Kasih Manggu satuke manggar dipanggul dipunggung Beli rebung ke warung Pak Amat Dibawa ke Pasar Sunyaragi oleh kang Angga dan Teh Alia lanjut beli tomat di warung Ceu Iting Hari Minggu ikut webinar dengan DPC PERSAGI Kabupaten Bandung Ayo warga Bandung, semangat RasanyaKota sunggguh bangga dan bahagia selamatkan balita dari stunting
Rujukan: • Dietary intake of children aged 0.5 to 12 years in Indonesia, Malaysia, Thailand and Vietnam: South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) results • Stratakis N, Roumeliotaki T, Oken E, Barros H, Basterrechea M, Charles MA, Eggesbø M, Forastiere F, Gaillard R, Gehring U, Govarts E, Hanke W, Heude B, Iszatt N, Jaddoe VW, Kelleher C, Mommers M, Murcia M, Oliveira A, Pizzi C, Polańska K, Porta D, Richiardi L, Rifas-Shiman SL, Schoeters G, Sunyer J, Thijs C, Viljoen K, Vrijheid M, Vrijkotte TG, Wijga AH, Zeegers MP, Kogevinas M, Chatzi L. Fish Intake in Pregnancy and Child Growth: A Pooled Analysis of 15 European and US Birth Cohorts. JAMA Pediatr. 2016 Apr;170(4):381-90. doi: 10.1001/jamapediatrics.2015.4430. PMID: 26882542; PMCID: PMC5103635. • Bramante CT, Spiller P, Landa M. Fish Consumption During Pregnancy: An Opportunity, Not a Risk. JAMA Pediatr. 2018 Sep 1;172(9):801-802. doi: 10.1001/jamapediatrics.2018.1619. PMID: 30039174; PMCID: PMC7346675. • Headey D, Hirnoven Kalle, Hoddinott. 2018. Animal Sourced Foods and Child Stunting. Amer.J.Agr.Econ 100(5) • Hardinsyah, Potensi Beragam Pangan Hewani Indonesia Untuk Pencegahan Stunting
• Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia 2022
• Laporan Program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Tahun 2022