Protokol F1. Kaji Etik Penelitian - UPERTIS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA F1. Mengikutsertakan Manusia Sebagai Subyek Isilah form dibawahdenganuraiansingkatdanberikantandacontreng(X/V) padakotakataulingkaripadasalahsatupilihanjawaban yang menggambarkanpenelitian. P : NomorUrutanProtokol CIOMS 2016 – Lampiran 1 S : StandarKelaikanEtik (WHO-2011 danPedoman KEPPKN 2017) C :Check List/DaftarTilik G : Guideline CIOMS 2016 IC : CIOMS 2016 – Lampiran 2 Isian protocol yang tidak sesuai, silakan dikosongkan/ diisi tidak relevan.



1. Judul Penelitian



Hubungan Kadar Protein Urine Dengan Kadar Ureum dan Kreatinin Darah Pada Penderita Gagal Ginjal Di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu Lokasi Penelitian: RS Bhayangkara Kota Bengkulu Waktu Penelitian direncanakan (mulai – selesai): Januari- Juni 2021 a. Apakah penelitian ini multi-senter?



Ya/ Tidak



b. Jika Multi senter apakah sudah mendapatkan persetujuan etik dari senter/institusi yang lain (lampirkanjikasudahada)



Ya/ Tidak



2. Identifikasi Penelitian a. Peneliti Utama(siapkan lampiran CV peneliti utama) Nama : Sisca Novita Sapitri Departemen/ Institusi : Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Perintis Indonesia b. AnggotaPeneliti Nama : Departemen/ Institusi : c. Sponsor Nama : Alamat : 3. Ringkasan usulan penelitian a) Ringkasan dalam 250-500 kata. ( Ditulis dalam bahasa yang mudah difahami oleh“awam”yang bukan dokter/profesi kesehatan).



Peneliti mengambil sampel berupa urine dan darah pada pasien yang sudah terdiagnosa gagal ginjal untuk melakukan pemeriksaan protein urine, Ureum dan Kreatinin Darah dan melihat hubungan



Kadar Protein Urine Dengan Kadar Ureum dan Kreatinin Darah Pada Penderita Gagal Ginjal Karena Kadar Protein Urine ,Ureum dan Kreatinin biasanya akan mengalami peningkatan pada pasien yang terdiagnosa gagal ginjal.



KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 1



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA



b) Justifikasi penelitian. (Tuliskan mengapa penelitian ini harus dilakukan, kontribusinya untuk penduduk diwilayah penelitian dan/atau untuk daerah/ provinsi/ negara).



Penelitian ini harus dilakukan untuk mengetahui Hubungan Kadar Protein Urine Dengan Kadar



Ureum dan Kreatinin Darah Pada Penderita Gagal Ginjal Di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu 4. Isyu Etik yang mungkin dihadapi a) Pendapat peneliti tentang isyu etik yang mungkin dihadapi dalam penelitian ini, dan bagaimana cara menanganinya. Penelitian ini dilakukan dengan persetujuan pasien untuk diperiksa Kadar Proteiun Urine ,Ureum dan Kreatinin Darah yang secara suka rela diambil sampelnya dengan mengisi informed consent dan ditanda tangani. b) Bagaimana cara peneliti memberikan jaminan terhadap keamanan dan kelayakan dari penelitian yang dilakukan terhadap subjek. Keamanan dan kelayakan pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengambilan darah menggunakan alat-alat steril. c) Ringkasan Singkat Tinjauan Pustaka (Ringkasan hasil hasil studi sebelumnya sesuai topic penelitian, termasuk yang belum dipublikasi yang diketahui para penelitidan sponsor, dan informasi penelitian yang sudah dipublikasi).



Tidak Relevan



5. Kondisi Lapangan Penelitian a) Gambaran singkat tentang lokasi penelitian



Lokasi penelitian berada di Jl. Veteran No.2, Ps. Jitra, Kec. Tlk. Segara, Kota Bengkulu, di mana lokasi ini berada di tangah tengah kota Bengkulu, sehingga sangat mudah di akses oleh masyarakat kota Bengkulu. b) Informasi kelayakan,keamanan dan ketepatan fasilitas penelitian. Kelayakan tempat penelitian ini bisa dikatakan layak Karena di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu telah disediakan ruang tunggu pasien yang nyaman dan luas, kemudian untuk ruangan pemeriksaan kesehatan pasien dan ruang pengambilan sampel juga telah tersedia secara terpisah berdasarkan standard pelayanan. c) Informasi demografis/ epidemiologis yang relevan tentang daerah penelitian. Berada di Kota Bengkulu ,kondisi daerah penelitian secara umum baik. 6. Disain Penelitian a) Tujuan penelitian, hipotesa, pertanyaan penelitian, asumsi dan variable penelitian. Tujuan penelitian ada 2 yaitu : tujuan umum dan tujuan khusus, KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 2



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan kadar protein urine dengan kadar ureum dan kreatinin darah pada penderita Gagal Ginjal Di RS Bhayangkara Kota Bengkulu. Tujuan Khusus a. Diketahuinya kadar protein urine pada penderita Gagal Ginjal. b. Diketahuinya kadar ureum darah pada penderita Gagal Ginjal. c. Diketahuinya kadar kreatinin darah pada penderita Gagal Ginjal. d. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kadar protein urine dengan kadar ureum darah pada penderita Gagal Ginjal. e. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kadar protein urine dengan kadar Kreatinin darah pada penderita Gagal Ginjal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Adanya hubungan Protein Urine dengan Kadar Ureum dan Kreatinin Pada Penderita Gagal Ginjal RS Bhayangkara Kota Bengkulu Variable penelitian : Variabel Independen dan Dependen Variabel Independen pada penelitian ini adalah Kadar Protein Urine penderita Gagal Ginjal. Variabel Dependen Variabel dependen pada penelitian ini adalah Kadar Ureum Dan Kreatinin darah penderita Gagal Ginjal. b) Deskipsi detil tentang disain penelitian.



Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan yang lainya . Dalam penlitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara kadar protein urine dengan kadar ureum dan kreatinin darah pada penderita Gagal Ginjal Di RS Bhayangkara Kota Bengkulu. Sedangkan Desain penelitian ini adalah pendekatan kohort prospektif yaitu dengan mengambil darah penderita Gagal Ginjal yang telah memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan. c) Bila uji coba klinis, deskripsi harus meliputi apakah kelompok treatmen ditentukan secara random, (termasukbagaimanametodenya)danapakah blinded atauterbuka. (Bilabukanujicobakliniscukuptulis: tidakrelevan).



Pemilihan sampel dilakukan dengan cara Random Probability Sampling . Probability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 7. Sampling a) Jumlah subyek yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian dan bagaimana penentuannya secara statistik. Sampel yang dibutuhkan berjumlah 28 sampel b) Kriteria partisipan atau subyek dan justifikasi exclude/include. (P-3) Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Seluruh penderita hemodialisa rawat jalan dengan diagnosa Gagal Ginjal dengan nilai kadar ureum lebih dari 40 g/dl dan kadar kretainin lebih dari 1,3 g/dl, mampu diajak berkomunikasi, jenis kelamin pria dan wanita, berumur 17 keatas, menjalani hemodialisa rawat jalan selama bulan Maret - April 2021. KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 3



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA 2) Penderita Hemodialisa Rawat Jalan dengan Diagnosa Gagal Ginjal yang bersedia menjadi responden. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Penderita meninggal dunia sebelum pengambilan data selesai jadi responden. 2) Penderita Hemodialisa Rawat Jalan dengan Diagnosa Gagal Ginjal tidak bersedia menjadi responden. c) Sampling kelompok rentan. (Alasan melibatkan anakanakatau orang dewasa yang tidakmampumemberikanpersetujuansetelahpenjelasan, ataukelompokrentan, sertalangkahlangkahbagaimanameminimalisirbilaterjadiresiko)



Tidak relevan 8. Intervensi (penelitianmenggunakan data sekunder, kualitatif, cukuptulistidakrelevan, lanjutkemanfaat ). a) Deskripsi dan penjelasan semua intervensi. (metode administrasi treatmen, termasuk rute administrasi, dosis, interval dosis, dan masa treatmen produk yang digunakan, investigasi dan komparator) Darah yang diambil sebanyak 3 cc dan dilakukan pengambilan darah sebanyak satu kali, darah yang diambil merupakan darah vena bagian lengan bawah, pemeriksaan yang akan dilakukan pada darah tersebut adalah pemeriksaan ureum dan kreatinin darah, dan alat yang digunakan untuk pengambilan darah yaitu spuite 3cc, tourniquet, tabung merah, hepavic, kapas alcohol dan bantalan. Sedangkan pemeriksaannnya menggunakan alat Fotometer BT 1500. b) Rencanadanjastifikasiuntukmeneruskanataumenghentikanstandarterapiselamapenelitian. Tidak Relevan c) Treatmen/pengobatanlain yang mungkindiberikanataudiperbolehkan, ataumenjadikontraindikasi, selamapenelitian. Tidak Relevan d) Test klinis,ataulaboratorium,atau test lain yang harusdilakukan. Tes Labor yang dlakukan adalah ureum dan kreatinin darah ,sedangkan subjek urin dilakukan pemeriksaan tes labor yaitu protein urine. e) Monitor Hasil Sampeldari form laporankasus yang sudahdistandarisir, metodepencatatanresponterapeutik(deskripsidanevaluasimetodedanfrekuensipengukuran), prosedurfollow-up, dan, bilamungkin, ukuran yang diusulkanuntukmenentukantingkatkepatuhansubyek yang menerimatreatmen.



Tidak Relevan 9. Penghentian Penelitian dan Alasannya a) Aturanataukriteriakapansubyekbisadiberhentikandaripenelitianatauujiklinis, atau, dalamhalstudi multi senter, kapansebuahpusat/lembaga di non aktipkan, dankapanpenelitianbisadihentikan (tidaklagidilanjutkan). KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 4



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA Tidak Relevan 10. Adverse Event dan Komplikasi (Kejadian Yang Tidak Diharapkan) a) Metodepencatatandanpelaporan adverse events ataureaksi, dansyaratpenanganankomplikasi. Tidak Relevan b) Risiko-2 yang diketahuidariadverse events, termasukrisiko yang terkaitdenganmasingmasingrencanaintervensi, danterkaitdenganobat, vaksin, atauterhadapprosudur yang akandiujicobakan Tidak Relevan 11. Penanganan Komplikasi a) Rencanadetilbilaadarisikolebihdari minimal/lukafisik, membuatrencanadetil. (adanyaasuransi, dan/atau, adanyafasilitaspengobatan/ biayapengobatan) Melakukan koordinasi dengan dokter (dokter selalu ada di tempat penelitian) untuk menetukan langkah-langkah penanganan selanjutnya yang tepat untuk subjek tersebut. b) Kompensasijikaterjadidisabilitasataukematian. Tidak Relevan



12. Manfaat a) Manfaat penelitian secara pribadi bagi subyek dan bagi yang lainnya. Bagi Akademi Hasil penelitian ini memberikan masukan dan tambahan bagi mahasiswa/i Ahli Teknologi Laboratorium Medik dan diharapkan bermanfaat dalam memperkaya bukti ilmiah di bidang Kimia Klinik, sehingga dapat dijadikan sumber informasi tentang hubungan antara kadar protein urine dengan kadar ureum dan kreatinin darah pada penderita Gagal Ginjal. b) Manfaat penelitian bagi penduduk, termasuk pengetahuan baru yang kemungkinan dihasilkan oleh penelitian ini. Bagi Penderita Gagal Ginjal Bagi penderita Gagal Ginjal dapat mengetahui tingkat asupan protein serta kadar ureum dan kreatinin darah sehingga dapat mengupayakan perubahan serta perilaku sehat. 13. Jaminan Keberlanjutan Manfaat. a) Kemungkinankeberlanjutanaksesbilahasilintervensimenghasilkanmanfaat yang signifikan, a. b. c.



modalitas yang tersedia, pihakpihak yang akanmendapatkankeberlansunganpengobatan, organisasi yang akanmembayar, berapa lama



KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 5



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA Tidak relevan 14. Informed Consent a) Cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informed consent dan prosedur yang direncanakan untuk mengkomunikasikan informasi penelitian kepada calon subyek, termasuk nama dan posisi wali bagi yang tidak bisa memberikannya. Pertama memberikan informasi dan penjelasan mengenai tujuan cara dan kegunaan dari penelitian, kemudian peneliti menjelaskan dengan detil manfaat dari penelitian ini bagi masyarakat, setelah subjek mengerti peneliti akan menanyakan apakah subjek bersedia diambil sample atau tidak. Jika subjek bersedia maka subjek di minta untuk menandatangani informed consent , dan jika tidak bersedia maka subjek akan di eliminasi.. b) Khusus Ibu Hamil, adakah perencanaan untuk memantau kesehatan ibu dan kesehatan anak jangka pendek maupun jangka panjang? Jelaskan.



15. Daftar pustaka penelitian (referensiartikelatausumberbacaanpenelitidalamrancanganrencanapenelitian).



Lewis SM, Heitkemper MM and Dirknes SR, 2000. Medical Surgical Nursing, USA : Mosbi inc Wilkens, G, 2000. Medical Nutrition Therapy for Renal. Dalam: Mahan LK dan Escott-Stump S (Ed.). Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy, New York : W.B. Saunders Company.837 Baron, DN, 2001. Kapita Selekta Patologi Klinik, Jakarta : EGC Brunner dan Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Edisi 8. Vol.2 EGC Reksodiputro, H dan Prayoga, N, 2001. Eritropoesis dalam Ilmu Penyakit Dalam. Edisi : III, Jakarta : FKUI Brunner dan Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: Edisi 8. Vol.1 EGC Graber, Mark A, 2002. Terapi Cairan, Elektrolit, dan Metabolit Farmedia, Jakarta : EKG Noer Ms, 2002. Gagal Ginjal Kronik.In : Putra ST, Suharto, Soewandojo E, editors.: Patofisiologi Almatsier, S., 2004. Penuntun Diet, Jakarta : Gramedia Irawati, M, 2004. Proteinuria semikwantitatif sebagai prediktor penurunan laju filtrasi glomerulus yang dinilai dengan perubahan cystatin C dalam 1 tahun pada penderita penyakit ginjal kronik (tesis), Semarang: Universitas Diponegoro Roesli, R., 2005. Gangguan Metabolisme dan Dasar Pengelolaan Nutrisi Pada Penyakit Ginjal Kronik (PGK) Bandung : Pertemuan Ilmiah Nasional ke II. Bandung 18-19 Pebruari Price dan Wilson, 2006. Klien gagal ginjal kronik, Jakarta: EGC KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 6



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA Guyton, AC.,2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11, Jakarta: EGC Suwitra K, 2007. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I Edisi ke-4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Bastiansyah, Eko, 2008. Panduan lengkap Membaca Hasil Tes Kesehatan, Jakarta : Penebar Plus Corwin, Z J, 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3 (Subekti. N. B Penerjemah). Jakarta: EGC Corwin, Elizabeth J, 2009. Patofisiologi buku saku, Jakarta : EGC World Health Organization (WHO), Chairlan, Lestari E, 2011. Pedoman teknik dasar untuk laboratorium kesehatan Edisi ke-2, Jakarta: EGC Departemen Kesehatan R, Penyakit Ginjal Rise, kesehatan dasar (Riskesdas), 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI (diunduh 2 Agustus 2017) : Tersedia dari: https://www.depkes.go.id/hasil-riskesdas-2013 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), 2013. Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer. Edisi ke-1, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI 2013 Dharma P S, Husna Hikari, dan Hasti Dewi, 2015. Penyakit Ginjal Deteksi Dini dan Pencegahan, Sleman Yogyakarta: CV Solusi Distribusi Floressa, Putri Gesti, 2015. Beberapa Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik di RSD Dr. Soebandi. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Jember Nurlaeli, Nindi Suci, 2015. Hubungan Antara Pengetahuan Diet Hemodialisa dengan Asupan Protein, Kalium, Kalsium, dan Fosfor pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik dengan Hemodialisa Rutin di RSUD Panembahan Senopati ,Bantul: Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta Rustiana, Eka Dewi, 2015. Hubungan Asupan Protein dan Asupan Kalium terhadap Kadar Kreatinin Pasien Gagal Ginjal Kronik , RSUD Kabupaten Sukohardjo. Disertasi : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Purwati, Heni, 2016. Hubungan antara Lama Hemodialisa dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik di RS Gatoet Mojokerto. Skripsi, Kabupaten Mojokerto: Stikes Bina Sehat PPNI Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI), 2017. Situasi penyakit ginjal kronis ,Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI; 2017 16. Wali a) Adakah wali yang berhak bila calon subyek tidak bisa memberikan informed consent? Tidak ada wali b) Bagaimana informed consent diperoleh.



KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 7



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA



17. Insentif a) Deskripsiinsentifataubujukanpadacalonsubyekuntukikutberpartisipasi, sepertiuang, hadiah, layanan gratis, atau yang lainnya. Tidak relevan



b) Perencanaanuntukmenginformasikanhasilpenelitianpadasubyekataupartisipan(P-24) Tidak relevan 18. Penjagaan Kerahasiaan a) Langkahsingkatmenjagaprivasidankerahasiaandata pribadi, termasukkehati-hatianuntukmencegahbocornyarahasiahasil genetikpadakeluargakecualiatasizindarisubjekpenelitian.



danpenghormatanprivasisubjek, test



Setelah melakukan pengambilan darah dan pemeriksaan sampel, data pasien yang didapatkan akan diinisialkan menjadi huruf singkatan, agar menjaga kerahasiaan data tersebut. b) Informasikepadasubjektentangsimpananidentitassubyek, dimanadanbagaimana subjekbisadibukabilaterjadiemergensi. Semua data pasien disimpan dalam hardcopy dan softcopy dalam file laboratorium



data



c) Bagaimanakemungkinanpenggunaanlebihjauhdari data personal atau material biologissubjek. Tidak relevan 19. Rencana Analisis&Monitor Keamanan a) Deskripsi rencana analisa statistik, dan criteria bila atau dalam kondisi bagaimana akan terjadi penghentian premature keseluruhan penelitian. Tidak Relevan b) Rencanamemonitorkeberlangsungankeamananobatatauintervensi lain yang dilakukandalampenelitianatau trial, dan, biladiperlukan, pembentukanbadanindependenuntuk data dan safety monitoring. Tidak Relevan 20. Konflik Kepentingan a) Pengaturan dalam mengatasi konflik financial atau yang lainnya yang bisa mempengaruhi keputusan para peneliti atau personillainya (kemungkinan adanya conflict of interest). Tidak relevan b) Deskripsirencanapelibatankomunitas, dialokasikanuntukaktivitasaktivitaspelibatantersebut. KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 8



dansumbersumber



yang



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA (Isianinimenjelaskanapa



yang sudah/ akandilakukandankapankepastianmasyarakatterlibatselamariset, apakahtujuanrisetsesuaikebutuhanmasyarakat,danditerimaolehmereka).



Tidak relevan 21. Hak atas Data Deskripsi hak atas data terutama bila sponsor adalah ndustri, kontrak yang menyatakan siapa pemilik hak publicsi hasil riset, dan kewajiban untuk menyiapkan laporan hasil riset. Petugas medis, peneliti dan yang berkepentingan dengan persyaratan khusus. 22. Publikasi a) Rencana publikasi hasil (seperti epidemiology, generik, sosiologi) yang bisa berisiko berlawanan dengan kemaslahatan komunitas, masyarakat, keluarga, etnik tertentu dengan meminimalisirrisi kokemudharatan/ kerugian kelompok. Tidak relevan b) Bila hasil riset negatip, memastikan bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi atau dengan melaporkan keotoritas pencatatan obat obatan. Tidak relevan 23. Pendanaan Sumber dan jumlah dana riset,lembaga penyandang dana, dan deskripsi komitmen finansial sponsor pada kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para subyek riset, dan bila ada pada komunitas. Tidak relevan 24. Komitmen Etik Pernyataan peneliti utama bahwa prinsip prinsip yang tertuang dalam pedoman ini akan dipatuhi. Penelii akan mematuhi segala prinsip yang tertuang dalam pedoman kode etik Pernyataan peneliti bahwa bila terdapat bukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai standar peraturan etik untuk mengambil langkah yang diperlukan. Peneliti bersedia di berikan sanksi sesuia standart peraturan etik jika terdapat data palsu



Bengkulu, 10 April 2021



(Sisca Novita Sapitri)



KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 9



PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK) UPERTIS



UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA Lampiran yang disiapkan peneliti dikirim ke email: a) CV Peneliti Utama b) Surat Pernyataan Peneliti



KEPK UniversitasPerintis Indonesia



Page 10