Psikolog Umum Kelompok 11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EMOSI, STRESS DAN KESEHATAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum yang diampu oleh Ibu Cucu Arumsari,M.Pd



DISUSUN OLEH: Kelompok 11



Aida Yasa Amalda



C2086201090



Helena Rahmadiani Putri



C2086201036



Puput Fatimah



C1986201119



Resti Evi Afifah



C2086201073



PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Alloh SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya penyusun dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang “Emosi, Stres, dan Kesehatan”. Penyusunan makalah sendiri, penyusun memberikan sejumlah materi yang disusun agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca. Penyusun juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang



membimbing



mata



kuliah



Psikologi



Umum.



Penyusun



juga



mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca. Sebagai manusia biasa tentu penyusun tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.



Tasikmalaya, Desember 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I......................................................................................................................1 PENDAHULUAN..................................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah.........................................................................................1 C. Tujuan............................................................................................................1 BAB II.....................................................................................................................2 PEMBAHASAN.....................................................................................................2 A. EMOSI...........................................................................................................2 B. STRES............................................................................................................6 C. KESEHATAN................................................................................................8 D. EMOSI, STRES DAN KESEHATAN........................................................10 BAB III.................................................................................................................13 PENUTUP............................................................................................................13 1. Kesimpulan...................................................................................................13 2. Saran.............................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk hidup atau individu yang masih memiliki emosi karena emosi itu sendiri merupakan kumpulan perasaan yang ada dalam hati manusia. Ragam perasaan seperti gembira, sedih, takut, benci, cinta, dan marah merupakan bentuk emosi. Stres adalah suatu kondisi yang dialami oleh manusia, berupa kumpulan-kumpulan gangguan fisik dan psikis, yang disebabkan ketidakmampuan manusia menghadapi tekanantekanan fisik dan terutama tekanan psikologis. Kesehatan



atau



sehat



dikatakan



adalah



kemampuan



untuk



menyesuaikan diri kepada tekanan-tekanan kehidupan. Jika demikian, orang yang sehat haruslah menemukan cara-cara untuk menjaga irama hidupnya, dengan menjaga agar stress itu berada pada keseimbangan yang positif. Oleh karna itu untuk lebih memahaminya kami akan coba membahas mengenai emosi, stres, dan kesehatan dengan mengemasnya dalam makalah ini, dengan mennyusun rumusan masalah sebagai berikut.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari emosi, stres, dan kesehatan? 2. Bagaimana model atau karakteristik dari emosi dan stres? 3. Apa pengaruh emosi dan stres bagi kesehatan?



1



2



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui tentang emosi, stress dan kesehatan 2. Untuk memaparkan tentang model atau karakteristik dari emosi dan stres 3. Untuk menjelaskan pengaruh emosi dan stres bagi kesehatan



BAB II PEMBAHASAN



A. EMOSI 1. Pengertian Emosi Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda. Emosi  terdiri dari  sedih, takut, jijik, sedih dan terkejut. Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan memiliki gradasi yang berbeda. Emosi bukanlah marah, melainkan marah adalah bagian dari emosi. Emosi berkembang karena motif dan derajat perasaan. Menurut



Richard



G.



Gerric



dan



Phillip



G.



Gimbardo



dalam



bukunyaPsychology and Life hal 394 “ Emotion as a complex pattern of bodily and mental changes that includes psychological arrousal, feelings, cognitive processes, visible expressions ( face and posture) specific behavioural reactions made in respons to a situation perceived as personally significant. Dinyatakan bahwa emosi dianggap sebagai perubahan mental dan fisik secara komplek, termasuk gejala psikologi meliputi perasaan, proses kognitif, ekspressi yang terlihat, reaksi tingkah laku khusus yang yang terjadi dalam merespon situasi yang diterima secara signifikan.  Menurut Carolyn Saarni (2002) dalam buku (Educational Psychology 2004 :79) dia mengatakan ” demonstrate emotional competence when we emerge from an emotion-eliciting encounter with a sense of having accomplished what we set out to do”  kita memperlihatkan perasaan emosi, ketika dihadapkan dengan suatu perasaan untuk memenuhi apa yang kita lakukan. 



3



4



Menurut Paul Eggen & Don Kauchak (Educational Psychology 2004 : 107108 ) “ Emotion factors include, shame, the painful emotion aroused when people recognize that they have failed to act or think in ways they believe are good and guilt, the uncomportable feeling people get when they know they have caused distress for someone else. Although its unpleasant, experiencing shame and guilt indicates that moral development is advancing and future behaviour will improve (Damon,1988), Emphathy is the ability to experience the same emotion someone else his feeling. 2. Factor emosi meliputi perasaan malu, perasaan bersalah dan perasaan empati. Charles Darwin dalam bukunya The Expression of Emotions in Man and Animal (1872-1965) Emotion evolved other important aspects of human and nonhuman structure and functions. Darwin juga berpandangan bahwa emosi merupakan warisan atau sesuatu yang memang sudah ada dan akan muncul ketika berhadapan dengan situasi kejadian tertentu yang terjadi di dunia. 2. Komponen Emosi Komponen emosi menurut Rita L. Atkinson, Edward Smith, Richard C. Atkinson dan Daryl J. Bem terdiri dari · Respon Tubuh Internal, terutama yang melibatkan sistem saraf otonomik · Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif tertentu. · Ekspresi wajah · Reaksi terhadap emosi



3. Rangsangan dan Emosi Jika kita mengalami suatu emosi yang kuat, seperti rasa takut atau marah, kita mungkin merasakan sejumlah perubahan pada tubuh, termasuk denyut



5



jantung dan pernapasan yang cepat, rasa kering di tenggorokan dan mulut, berkeringat, gemeteran dan perasaan tertekan di lambung. Sebagian besar perubahan fisiologis yang terjadi selama rangsangan emosional terjadi akibat aktivasi cabang simpatik dan sistem saraf otonomik untuk mempersiapkan tubuh melakukan tindakan darurat. Sistem simpatik bertanggung jawab untuk terjadinya perubahan-perubahan berikut : 1. Tekanan darah dan kecepatan denyut jantung meningkat; 2. Pernafasan menjadi lebih cepat; 3.  Pupil mata mengalami dilatasi; 4. Keringat meningkat sementara sekresi saliva dan mukus menurun; 5. Kadar gula darah meningkat untuk memberikan lebih banyak energi; 6. Darah membeku lebih cepat untuk persiapan kalau-kalau terjadi luka; 7. Motilitas saluran gastrointestinal menurun, darah dialihkan dari lambung dan usus ke otak dan otot rangka; 8. Rambut di kulit menjadi tegak, menyebabkan ”merinding”



Sistem saraf simpatis mempersiapkan organisme untuk mengeluarkan energi. Saat emosi menghilang, sistem parasimpatik yaitu sistem penghemat energi mengambil alih dan mengembalikan organisme ke keadaan normalnya. Aktivitas sistem saraf otonomik tersebut dipicu  oleh aktivitas di daerah otak tertentu, termasuk hipotalamus yang memiliki peranan penting dalam banyak motif biologis dan sistem limbik. Impuls dari area-area tersebut ditransmisikan ke nuklei di batang otak yang mengendalikan fungsi sistem saraf otonomik. Sistem otonomik kemudian bekerja langsung pada otot dan organ internal untuk menimbulkan beberapa perubahan tubuh yang dijelaskan sebelumnya, dan bekerja secara tidak



6



langsung dengan menstimulasi hormon adrenal untuk menimbulkan perubahan tubuh lainnya. Karakteristik untuk keadaan emosional seperti marah dan ketakutan, selama organisme harus bersiap-siap melakukan tindakan, misalnya untuk melawan dan melarikan diri. Beberapa respons yang sama juga terjadi selama pengalaman yang menyenangkan atau rangsangan seksual.  Tetapi, selama emosi seperti kesedihan atau dukacita, sebagian proses tubuh mungkin tertekan, atau menjadi lambat.



4. Kognisi dan Emosi Jika kita mengalami suatu peristiwa atau tindakan, kita menginterpretasikan situasi itu berkaitan dengan tujuan pribadi dan kesehatan kita. Hasil dari penilaian adalah keyakinan yang positif atau negatif (”Saya memenangkan pertandingan dan saya merasa bahagia” atau ”Saya gagal dalam ujian dan saya



merasa



sedih”).  Interpretasi



ini



dikenal



sebagai penilaian



kognitif, yang memiliki dua bagian tersendiri : proses penilaian dan keyakinan yang dihasilkannya.



5. Ekspresi dan Emosi Ekspresi wajah yang menyertai emosi jelas berfungsi mengkomunikasikan emosi tersebut.  Sejak publikasi buku klasik Charles Darwin pada tahun 1872, The Expression of Emotion in Man and Animals, para ahli psikologi menganggap komunikasi emosi memiliki fungsi penting, yang memiliki nilai kelangsungan hidup bagi spesies.  Jadi tampak ketakutan mungkin memperingatkan kepada lainnya akan adanya bahaya, dan menghayati bahwa seseorang sedang marah mengatakan kepada kita bahwa ia mungkin akan bertindak secara agresif.  Penelitian belum lama ini lebih luas dari tradisi Darwin, menyatakan bahwa selain fungsi komunikatifnya, ekspresi



7



emosi berperan pada pengalaman subjektif emosi, sama seperti rangsangan dan penilaian.



6. Reaksi dan Emosi Seperti kita telah ketahui bahwa salah satu komponen utama suatu emosi adalah reaksi berada dalam suatu keadaan emosional.  Walaupun sebagian reaksi saat berada di dalam keadaan emosional adalah spesifik untuk emosi yang dialami seperti mendekati seseorang saat gembira atau menjauhkan diri jika takut, reaksi lain tampaknya berlaku pada emosi secara umum. Jelasnya, berada dalam keadaan emosional : (a) dapat memberi kita energi atau mengganggu kita; (b) menentukan apa yang kita perhatikan dan pelajari; dan (c) menentukan pertimbangan apa yang kita gunakan dalam memandang dunia.



7. Agresi dan Emosi Emosi bukan hanya merupakan suatu reaksi umum, tetapi juga reaksi spesifik.  Kita mungkin tertawa saat kita gembira, menarik diri saat takut, menjadi agresif saat marah dan sebagainya.  Di antara reaksi emosional tipikal tersebut adalah agresi. Perhatian khusus ini disebabkan sebagiannya karena kepentingan sosial agresi.  Pada tingkat masyarakat, pada masa di mana senjata nuklir masih tersebar luas, satu tindakan agresif dapat menimbulkan bencana besar. Pada tingkat individual, banyak orang sering mengalami pikiran dan impuls agresif, dan bagaimana mereka menangani pikiran tersebut memiliki pengaruh



besar



terhadap



kesehatan



mereka



dan



hubungan



interpersonal. Alasan lain mengapa ahli psikologi telah memfokuskan riset mereka kepada agresi adalah karena dua teori besar tentang perilaku sosial membuat asumsi yang sangat berbeda tentang sifat agresi.  Teori



8



psikoanalitik Freud memandang agresi sebagai suatu dorongan, dan teori belajar-sosial memandang agresi sebagai respons yang dipelajari.  Riset tentang agresi membantu kita menilai teori yang saling bertentangan tersebut.



B. STRES 1. Pengertian Stres Sapolsky, seperti ditulis dalam buku Psychology and Life karangan Richard G. Gerricc dan Phillip G. Zimbardo (2005: 406)  menyatakan “stress is feling that you might report  for brief for period, you felt happiness, sadness, anger, astonish and so on that reported as a kind of background noise for much of day to day experience”



stress adalah perasaan yang



menggambarkan perasaan bahagia, terkejut dan lain-lain yang digambarkan sebagai jenis dari latar belakang gangguan atas banyaknya pengalaman secara terus menerus. Selanjutnya sapolsky menyatakan bahwa stress adalah pola  respon suatu organisma dalam membuat  stimulus yang mengganggu keseimbangan dan kemampuannya dalam mangatasinya. Stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Stres juga didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek (Cooper, 1994).  Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari



9



stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991).  Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu peristiwa. Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan



apakah stressor itu



dapat



berakibat



positif



atau



negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap respon yang akan muncul (Selye, 1956).



2. Karakteristik Stres telah menjadi topik yang populer.  Media sering kali menyatakan perilaku atau penyakit yang tidak lazim pada manusia sebagai akibat dari stres atau nervous breakdown akibat stres.  Sebagai contoh, jika seorang selebritis mencoba bunuh diri, sering kali dikatakan ia mengalami tekanan dalam kehidupan bermasyarakatnya.  Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, siswa sering kali berbicara satu sama lain tentang tingkat stres. ”Saya



sangat



tres!”



merupakan



ungkapan



yang



sering



didengar.  Tetapi apa stres itu ?  Dalam pengertian umum, stres terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai ancaman bagi kesehatan fisik atau psikologisnya. Peristiwa tersebut biasanya dinamakan stresor, dan reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres. Tidak terhitung banyaknya peristiwa yang dapat menyebabkan stres. Sebagian adalah perubahan besar yang mempengaruhi banyak orang seperti perang, kecelakaan nuklir, dan gempa bumi.  Peristiwa lain adalah perubahan besar dalam kehidupan seseorang seperti pindah ke tempat baru, pindah pekerjaan, menikah,



10



kehilangan kawan, menderita penyakit serius.  Sumber stres dapat berada pada



individu



dalam



bentuk



motif



atau



keinginan



yang



bertentangan.  Peristiwa yang dirasakan sebagai stres biasanya masuk ke dalam salah satu kategori berikut : peristiwa traumatik di luar rentang pengalaman manusia yang lazim, peristiwa yang tidak dapat dikendalikan, peristiwa yang tidak dapat diperkirakan, peristiwa yang menantang batas kemampuan dan konsep diri kita, atau konflik internal.



3. Reaksi Psikologis dan Fisiologis Reaksi psikologis terhadap stres menghasilkan reaksi emosional mulai dari kegembiraan (jika peristiwa menuntut, tetapi dapat ditangani) sampai emosi umum kecemasan, kemarahan, kekecewaan dan depresi.  Jika situasi stres terus terjadi, emosi kita mungkin berpindah bolak-balik di antara emosiemosi tersebut, tergantung pada keberhasilan kita menyelesaikannya. Reaksi fisiologis terhadap stres menyebabkan tubuh bereaksi terhadap stresor dengan memulai seurutan kompleks respons bawaan terhadap ancaman yang dihayati.  Jika ancaman dapat dipecahkan dengan segera, respons darurat tersebut menghilang, dan keadaan fisiologis kita kembali normal.  Jika situasi stres terus terjadi, timbullah respons internal yang lainnya saat kita berupaya beradaptasi dengan stresor kronis.



4. Model Stress Cognitif Apraisal dari situasi stres, berinteraksi dengan stresor  dan sumbersumber seperti psikal, personal dan sosial, yang berhubungan stresor. Setiap individu merespon pada tingkatan-tingkatan yang berbeda : seperti secara psikologi, behavior (tingkah laku), emosi dan kognitif.



11



C. KESEHATAN 1. Pengertian Kesehatan Istilah kesehatan pada dasarnya berasal dari kata sehat yang artinya terbebas dari segala gangguan atau pun penyakit baik penyakit fisik maupun psikis. Jika diarikan dari kata dasarnya, maka kesehatan merupakan kondisi atau pun keadaan yang menggambarkan tubuh yang terbebas dari segala penyakit atau pun gangguan fisik atau pun psikis. Menurut Undang – Undang Republik Indonesia, pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkikan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Jenis – jenis Kesehatan Manusia Secara umum, kesehatan manusia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kesehatan tubuh dan kesehatan mental. Dua bagian kesehatan ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan juga saling terkait satu sama lainnya. 



Kesehatan Tubuh / Fisik Kesehatan tubuh merupakan kesehatan yang dinilai dari kondisi fisik seseorang. Istiah kesehatan fisik berkaitan erat dengan masalah – masalah fisik seperti terbebas dari luka atau pun terbebas dari penyakit yang tampak (baik penyakit luar mau pun penyakit dalam). Untuk bisa mendapatkan kesehatan fisik, manusia hanya perlu melakukan dua hal yaitu olah raga, menjaga pola makan, serta menjaga kesehatan mental. Aktivitas olah raga dapat membuat tubuh menjadi jauh lebih sehat dan kuat, sedangkan menjaga pola makan dapat menghindarkan tubuh dari berbagai macam penyakit yang mungkin timbul.







Kesehatan Mental / Jiwa Kesehatan mental merupakan kesehatan yang dinilai dari kondisi jiwa atau pun mental seseorang.  Istilah kesehatan mental sangat erat



12



kaitannya dengan masalah stress dan masalah – masalah terkait pikiran lainnya. Berbeda dengan kesehata fisik yang cenderung mudah untuk diraih / didapatkan, kesehatan mental cenderung lebih sulit untuk diraih. Mental yang sehat biasanya hanya bisa didapatkan oleh orang – orang yang memiliki kestabilan emosi, keseimbangan jiwa, serta tidak terlalu banyak memikirkan permasalahan. Untuk mendapatkan kestabilan dan keseimbangan jiwa dan emosi sendiri, manusia membutuhkan tubuh yang sehat dan juga hati yang bersih (bersih dari sifat dengki, sirik, dendam, dan berbagai sifat buruk lainnya).



D. EMOSI, STRES DAN KESEHATAN 1. Pengaruh Emosi dan Stres Terhadap Kesehatan Kita telah melihat bahwa pemaparan dengan peristiwa stres dapat menimbulkan berbagai maslah fisik dan psikologis.  Tetapi bagaimana stres mempengaruhi kesehatan ?  Taylor (1986) telah menjelaskan empat jalur yang berbeda : jalur langsung, jalur interaktif, jalur perilaku sehat, dan jalur perilaku sakit.



a. Jalur langsung Respon fisiologis yang dialami tubuh saat menghadapi suatu stresor mungkin memiliki efek negatif dan langsung pada kesehatan fisik jika respon



ini



dipertahankan



secara



kronis.  Rangsangan



berlebihan



(overarousal) jangka panjang sistem simpatis atau sistem korteks adrenal dapat menyebabkan kerusakan pada arteri dan sistem organ.  Stres juga memiliki efek langsung pada kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.



13



b. Jalur interaktif Seperti yang telah kita ketahui, tidak semua orang yang terpapar dengan situasi stres akan menjadi sakit.  Juga, tidak semua orang dengan sifat kepribadian maladaptif (tidak mampu mengekspresikan kemarahan) mengalami penyakit fisik atau psikologis.  Terdapat cukup banyak bukti bahwa penyalit akan muncul hanya jika situasi stres dan kepribadian berinteraksi satu sama lain, atau dengan kerentanan biologis yang telah ada sebelumnya (Cohen & Williamson, 1991).  Tipe



model



interaktif



ini



sering



dinamakan



sebagai model



kerentanan stres, atau model diatesis stres. Diatesis adalah kerentanan atau predisposisi terhadap suatu penyakit. Kerentanan menjadikan individu peka terhadap gangguan tertentu, tetapi hanya terjadi jika ia menemukan stres sehingga gangguan benar-benar berkembang.



c. Jalur perilaku tidak sehat Jika kita merasa stres, kita sering kali tidak memperhatikan diri kita sendiri secara baik.  Siswa yang mengikuti ujian begadang sepanjang malam, sering kali selama beberapa malam secara berturut-turut.  Mereka mungkin lupa makan, dan hanya mengudap junk-food. Banyak pria yang istrinya meninggal tidak tahu bagaimana memasak untuk diri sendiri, dan dengan demikian mungkin sedikit makan atau malahan tidak makan sama sekali.  Di dalam dukacitanya sebagian pria meningkatkan konsumsi alkohol dan merokok.  Orang dalam stres mungkin tidak melakukan kebiasaan olahraga normalnya. Masing-masing dari perilaku tidak sehat itu mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan penyakit dan fungsi umumnya, dan berperan dalam perkembangan penyakit.  Jadi, stres dapat secara tidak



14



langsung mempengaruhi kesehatan dengan menurunkan perilaku kesehatan positif dan meningkatkan perilaku negatif.



d. Jalur perilaku sakit Model terakhir dalam hubungan stres-penyakit adalah model perilaku sakit.  Stresor menyebabkan sejumlah gejala yang tidak menyenangkan seperti gelisah, depresi, lelah, gangguan tidur, gangguan lambung. Sebagian orang menginterpretasikan gejala tersebut sebagai gejala penyakit dan mencari bantuan medis.  Selanjutnya, perhatian yang mereka dapatkan dari profesional dapat memperkuat perilaku sakit tersebut, artinya mereka lebih sering untuk mencari perhatian medis untuk gejala stres mereka di kemudian hari.  Penerapan penting dari model perilaku sakit adalah bahwa laporan seseorang tentang penyakitnya mungkin tidak memberikan informasi akurat tentang penyakit aktualnya.  Orang yang mendapatkan penguatan untuk perilaku penyakitnya mungkin melaporkan lebih banyak penyakit dibandingkan yang sesungguhnya mereka derita.  Kemungkinan laporan individu tentang penyakitnya ini menjadikan penting bagi pemeriksa stres dan kesehatan untuk memasukkan penilaian kesehatan yang objektif.



2. Bagaimana Menangani Emosi dan Stres Emosi dan rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh situasi stres sangat tidak nyaman, dan ketidaknyamanan ini memotivasi individu untuk melakukan sesuatu guna menghilangkannya.  Proses yang digunakan oleh seseorang



untuk



menangani



dinamakancoping (kemampuan



tuntutan



yang



mengatasi



menimbulkan



stres



masalah).  Kemampuan



mengatasi masalah memiliki dua bentuk strategi yaitu, strategi terfokus masalah dan strategi terfokus emosi (Lazarus & Folkman, 1984).



15



Strategi terfokus masalah, orang dapat memfokuskan pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya di kemudian hari. Strategi terfokus emosi, seseorang dapat memfokuskan diri untuk menghilangkan emosi yang berhubungan dengan situasi stres, walaupun situasi tersebut tidak dapat diubah.  Saat berhadapan dengan stres, sebagian besar orang menggunakan keduanya.



BAB III PENUTUP



1. Kesimpulan Emosi itu sendiri merupakan kumpulan perasaan yang ada dalam hati manusiaStress adalah perasaan yang menggambarkan perasaan bahagia, terkejut dan lain-lain yang digambarkan sebagai jenis dari latar belakang gangguan atas banyaknya pengalaman secara terus menerus. Kesehatan atau sehat dikatakan adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tekanan-tekanan kehidupan. Jika demikian, orang yang sehat haruslah menemukan cara-cara untuk menjaga irama hidupnya, dengan menjaga agar stress itu berada pada keseimbangan yang positif. Karakteristik untuk keadaan emosional seperti marah dan ketakutan, selama organisme harus bersiap-siap melakukan tindakan, misalnya untuk melawan dan melarikan diri. Beberapa respons yang sama juga terjadi selama pengalaman yang menyenangkan atau rangsangan seksual.  Tetapi, selama emosi seperti kesedihan atau dukacita, sebagian proses tubuh mungkin tertekan, atau menjadi lambat. Sedangkan karakteristik stres yaitu Stres telah menjadi topik yang populer.  Media sering kali menyatakan perilaku atau penyakit yang tidak lazim pada manusia sebagai akibat dari stres atau nervous



breakdown akibat



dinamakan stresor, dan



reaksi



stres.



Peristiwa



tersebut



biasanya



orang



terhadap



peristiwa



tersebut



dinamakan respon stres. Pengaruh emosi dan stress terhadap kesehatan yaitu a. Jalur Langsung b. Jalur Interaktif



16



17



c. Jalur perilaku tidak sehat d. Jalur perilaku sakit



2. Saran Demikianlah makalah yang dapat kami susun dari kelompok 11, tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penyusun sangat



18



mengharapkan kritik dan saran untuk membangun dan memperbaiki makalah ini. Penyusun juga meminta maaf apabila ada penulisan dan ulasan yang salah atau kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.  Aamiin.



19



DAFTAR PUSTAKA



Atkinson, Rita L dkk, Pengantar Psikologi Jilid Dua, ( Tangerang : Interaksara.Cooper, C. L., & Payne, R, Causes, Coping & Consequences of Stress at Work. USA: John Wiley & Sons, Ltd.), 1994 Greenberg, J, & Baron, R. A, Behavior In Organizations: Understanding And Managing The Human Side Of Work. USA : Allyn & Bacon. 1993 Mitchell, T. R., & Larson, J. R, People in Organizations: An Introduction to Organizational Behavior (3rd ed.), (USA: McGraw-Hill, Inc), 1987 Morgan, C. T., King, R. A, & Weisz, J. R, Introduction to Psychology (7th ed.). New (York: McGraw-Hill Book Co). 1986 Quick, J. C., & Quick, J. D, Organizational Stress And Preventive Management, (USA: McGraw-Hill, Inc),  1984 Rice, P. L, Stress and Health (3rd ed.), (California: Brooks/Cole Publishing Company),1999 https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kesehatan-dan-jenis-jeniskesehatan-manusia/ http://gendutlinaduk19.blogspot.com/2017/09/makalah-emosi-streskesehatan.html



20