Psikologi Eksperimen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PSIKOLOGI EKSPERIMEN Psikologi eksperimen sebagai cabang dari ilmu psikologi mengkaji beberapa proses psikis seseorang, diantaranya adalah misalnya proses sensing, proses perceiving, proses learning atau pembelajaran dan proses persepsi tentang pemikiran seseorang mengenai dunia atau bagaimana seseorang memandang kehidupan. Dalam konteks positif atau empiris, pengamatan dari seseorang dilakukan dengan metode eksperimen sebagai sebuah metode yang logis yang dapat diandalkan untuk merinci dan menjabarkan (mendeskripsikan), juga menjelaskan (Explanation), serta meramalkan (Prediction), dan kemudian mengendalikan (Control) secara akurat proses-proses yang dialami sebagai tindakan nyata atau realitas. Kenyataan atau realitas yang saling berhubungan dipercaya bisa mendaterminasikan bahwa perilaku dari seseorang pasti memiliki sebab musabab, atau dalam hal ilmiah memiliki determinan, hanya saja kenyataan-kenyataan tersebut tidak dapat dijelaskan dengan pendekatan-pendekatan ilmiah seperti pendekatan tenacity, intuisi, authority, bahkan tidak juga bisa dijelaskan secara rasional menurut akal sehat seseorang, akan tetapi keadaan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan metode eksperimen.



Pendekatan psikologi Eksperimen Ada beberapa contoh penelitian yang didasari pada rancangan yang digunakan untuk memperoleh data. Misalnya, penelitian korelasional, penelitian kausal-komparatif, eksperimen, dan penelitian tindakan atau yang biasa disebut actional research. Berikut merupakan penjelasan secara lebih detail mengenai pendekatan dari psikologi eksperimen. 1. Penelitian Korelasional (Correlational Research) Contoh dari penelitian korelasional adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk  mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain.  Pendeteksian ini dilihat berdasarkan pada koefisien korelasi. Kemudian, contoh dari penelitian korelasional yang umum diterapkan adalah sebagai berikut:  



Contoh pertama adalah tentang studi atau penelitian yang mempelajari hubungan antara nilai ujian tengah semester pada ujian sekolah dengan hasil akhir raport pada pelajar di suatu sekolah tertentu. Contoh selanjutnya adalah mengenai studi  atau penelitian mengenai analisis faktor hubungan antara tingkat pengetahuan, pendidikan, dan status sosial dengan pemilihan jenis pakaian di desa tertinggal.



2. Penelitian kausal-Komparatif (Causal-Comparative research) Salah satu tujuan dari penelitian yang menggunakan metode kausal komparatif adalah untuk mengetahui dan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat.



Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap efek yang ada, kemudian kembali menemukan aspek yang diduga sebagai penyebab melalui data tertentu. Penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, yang artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan telah berlangsung (lewat). Peneliti akan menguji satu atau lebih akibat sebagai “variabel dependent” dengan menjelajahi kembali ke masa lalu untuk menemukan sebab-sebab, keterkaitan hubungan dan maknanya. 3.  Penelitian Eksperimental Sungguhan (True Experimental research) Tujuan dari penelitian yang menggunakan metode eksprimental sungguhan adalah untuk mengatahui sebesar apa kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan cara mengenakan. Hal ini ditujukan kepada salah satu atau lebih dari kelompok eksperimental dengan satu kondisi atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan tersebut. Ciri-ciri dari penelitian eksprimen adalah meliputi: 



 



  



Pertama, adalah mengenai pengaturan dari variabel-variabel dan kondisikondisi eksperimental secara tertib dan ketat. Pengaturan dilakukan dengan terkontrol atau terjun langsung maupun dengan keragaman atau pengaturan secara ragam. Kedua, Menggunakan kelompok kontrol sebagai dasar untuk perbandingan antara kelompok yang dijadikan objek eksperimen. Ketiga, Metode ini memusatkan usaha pada pengontrolan varian. Hal ini dilakukan dengan cara pemilihan subjek secara ragam. Kemudian, penempatan subjek dalam berbagai kelompok secara acak dan pemilihan perlakuan eksperimental kepada kelompok juga dilakukan secara acak. Keempat, Validitas internal merupakan tujuan utama dan pertama. Kelima, Tujuan kedua metode eksperimetal adalah untuk mengetahui validitas eksternal. Keenam, Semua variabel utama diusahakan agar konstan dalam rancangan eksperimental yang klasik. Kecuali, variabel perlakuan yang secara sengaja simanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.



4. Penelitian Eksperimental-semu (Quasi- eksperimental research) Tujuan dari metode penelitian eksperimental-semu adalah untuk mendapatkan informasi yang merupakan perkiraan atau hipotesis bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya. Penerimaan dilakukan dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Dalam metode ini, peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut. Ciri dari penelitian eksperimen semua meliputi:







 



Pertama, dalam penelitian ini  yang dinamakan eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis. Kemudian, di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali, beberapa dari variabel tersebut. Kedua, dalam subyek penelitian ini yang dijadikan target penelitian adalah manusia. Misalnya, dalam mengukur aspek minat, sikap, dan perilaku. Dan yang terakhir, tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga validitas internal masih dapat dijaga.



5. Penelitian Tindakan (Action Research)  Penelitian dengan menggunakan metode action research atau biasa disebut metode tindakan memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru. Dan juga mendapatkan cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain. Salah satu contoh dari penelitian tindakan misalnya adalah penelitiain ini tentang pelaksanaan suatu program yang dinamakan inservice trainin, untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah, Penelitian ini juga biasanya untuk menyusun program penjajahan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan. Contoh lain adalah misalnya penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif. Ciri dari penelitan tindakan antara lain misalnya adalah sebagai  berikut:    



Pertama, penelitian tindakan praktis, langsung relevan dalam situasi aktual di dunia kerja. Kedua, penelitian ini menyediakan struktur kerja yang teratur. Berfungsi untuk menyelesaikan masalah dan perkembangan baru. Ketiga, penelitian ini juga mendasarkan diri kepada pengamatan aktual dan laporan tentang tingkah laku. Kemudian penelitian ini tidak berdasar pada opini subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau. Keempat, penelitian tindakan memiliki sifat yang fleksibel dan adaptif. Hal ini membolehkan perubahan selama masa penelitiannya, dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation dan inovasi.



Peranan Metode Psikologi Eksperimen Penelitian eksperimen memiliki tujuan untuk beberapa hal. Tujuan tersebut diantaranya adalah untuk mengevaluasi, menimbulkan kesan kepuasan, menentukan teknik baru, memamaparkan fenomena yang berlaku dan juga melakukan penelitian yang berkesinambungan. Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi eksperimen selalu menggunakan prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendakati masalah dan mencari jawaban dari masalah tersebut. Berikut merupakan pemaparan peranan dari metode psikologi eksperimen. 1. Evaluation of a Theory



Maksudnya adalah penelitian psikologi eksperimen bertujuan untuk mengevaluasi /teori. Artinya, dari teori yang sudah perlu dilakukan evaluasi kembali dan diuji kebenarannya dan perbaharuannya dengan menggunakan penelitian lagi. Psikologi eksperimen sangat efektif karena memiliki faktor manipulasi dan kontrol yang ketat. 2. Satisfaction of Curiousity Penelitian psikologi eksperimen yang  memiliki tujuan untuk menimbulkan kepuasan terhadap rasa ingin tahu peneliti. Hal ini dikarenakan karena proses yang dilakukan pada penelitian psikologi eksperimen dapat membuktikan dan mereplikasi ataupun menemukan hal baru. 3. Demonstration of New Method Technique Penelitian psikologi eksperimen bertujuan untuk menemukan metode atau teknik baru mengenai hubungan variabel bebas dan variabel  bergantung. Pada bayak kesempatan peneliti dapat menemukan ide baru untuk melakukan penelitian lanjutan dari proses sebelumnya. 4. Demonstration of a Behavioral Phenomenon Penelitian psikologi eksperimen memiliki tujuan untuk memaparkan fenomena perilaku tertentu melalui pengamatan kondisi yang terkontrol ketat. Perilaku yang munculpun secara sengaja hadir karena pengaruh variabel bebas penelitian. Kemudian dengan menggunakan metode psikologi eksperimen sangat memungkinkan untuk memberikan deskripsi atau penjabaran secara proposional dan berimbang. 5. Investigation of Condition Influenching behavioral Phenomena Penelitian psikologi eksperimen yang memiliki tujuan untuk mengambil kemungkinan peneliti menyelidiki fenomena perilaku yang muncul terkait dengan latar belakang perilaku tersebut muncul.



Sejarah psikologi Eksperimen Dalam kehidupan sehari-hari, orang akan selalu mencoba melakukan percobaan atau eksperimen dari hal hal yang dianggap baru, hal tersebut yang pada akhirnya menjadi pondasi kemunculan dari ilmu pengetahuan bernama psikologi eksperimen.  Karena pada waktu tersebut para ahli filosofi tentang ilmu baru yang berkaitan dengan psikologi eksperimen. Psikologi yang ada pada masa sekarang ini, pada awalnya tidak tampak di ruang berfikir para intelektual, jadi dapat dipastikan sangat tidak mungkin ada pembahasan yang bersangkutan dengan psikologi ketika ia dimulai atau siapa yang bertanggung jawab terhadapnya. Pada saat itu, para ahli hanya dapat menunjukan kecenderungankecenderungan dari filsafat dan ilmu pengetahuan alam yang sifanya benar-benar psikologis. Pandangan para filosof menyatakan secara tegas dan yakin bahwa psikologi tidak akan pernah berakhir menjadi sebuah ilmu pengetahuan, berbagai aktifitas dan



kandungan pikiran tidak dapat diukur dengan alat ukur apapun, oleh karena itu psikologi tidak mampu mencapai objektivitas sebagaimana pencapaian dalam ilmu eksak semisal ilmu kimia dan fisika. Pada awal tahun 1980-an dalam kajian-kajian dibidang psikofisik dan intelegensi menjadikan banyak ahli dibidang psikologi berkeyakinan, bahwa ilmu psikologi akan mampu menjadi ilmu pengetahuan yang mandiri dan dapat berdiri sendiri. Para ahli dibidang psikologi kenamaan seperti Ernest Weber (Jerman, 1875-1878) dan Gustav Fenchner (Jerman, 1801-1887) memulai melakukan kajian dibidang psikofisik, Sementara ahli yang mengkaji intelegensi antara lain ada nama Sir Francis Galton (Inggris, 1822-1911) dan Alfred binet (Prancis, 1851-1911). Pada tahun 1832 sampai 1920 dikenal dikalangan ahli psikologis bernama Wilhelm Wunndt, yang pada akhirnya dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental yang juga dikenal sebagai bapak psikologi modern pada dewasa ini. Wundt lahir di daerah Neckerau, Baden, Jerman  pada tanggal 16 agustus 1832. Lalu memasuki universitas pada usia 19 tahun untuk mempelajari ilmu kedokteran di Berlin. Kemudian, setelah itu pada tahun 1857 ia ditunjukan sebagai dosen untuk mengajar fisiologis, baru pada tahun 1867 memfokuskan diri pada kajian tantang keterkaitan antara psikologis dan fisiologis. Dan akhirnya pada tahun 1875 ,Wundt menjadi profesor filsafat di leipzig dan mengembangkan karya-karya psikologisnya selama 45 tahun kedepannya. Salah satu hasil karyanya adalah mendirikan laboratorium psikologi yang pertama, didalamnya ia mendemontrasikan apa yang sekarang dikenal dengan sensasi dan persepsi yang merupakan tonggak sejarah berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri dan terlepas dari kaitanya dengan ilmu filsafat. Pada kenyataannya, sekolah Wurzburg merupakan landasan sejarah psikologi eksperimental. Sekolah ini didirikan oleh sekelompok psikolog yang dipimpin oleh Oscar Kulpe. Para pegiat psikologi ini menyediakan ide-ide alternatif untuk apa yang telah diputuskan oleh Edward dan Wilhelm Wundth pada saat itu. Dan juga, fokus utama studi meraka pada saat itu adalah mengenai operasi mental. Selanjutnya, psikologi eksperimental diperkenalkan dan dikembangkan di daratan Amerika Serikat oleh George ladd Trumbull. Trumbull merupakan pendiri laboratorium universitas Yale pada tahun 1879. Pada tahun 1887, ladd membuat buku berjudul Elemen Psikologi Fisiologis. Buku teks Amerika pertama yang secara ekstensif didiskusikan adalah psikologi eksperimental. Hal ini dikarenakan pada saat itu psikologi eksperimental berkembang meluas. Eksperimen sendiri merupakan salah satu contoh dari metode dalam ilmu pengetahuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan sementara atau hipotesis sacara ilmiah. Perbedaan dari metode eksperimental dan metode lainnya adalah adanya perlakuan atau manipulasi terhadap subjek penelitian. Pada pertengahan abad ke 20, frase istilah mengenai psikologi eksperimental telah bergeser dalam arti perluasan psikologi sebagai suatu disiplin dan pertumbuhan dalam ukuran dan jumlah sub disiplin ilmu.



Psikolog eksperimental menggunakan berbagai metode dan tidak membatasi keilmuannya pada pendekatan eksperimental yang ketat. Hal ini sebagian karena perkembangan dari filsafat ilmu pengetahuan telah berdampak pada prestise eksklusif eksperimen. Sebaliknya, dalam metode eksperimen yang sekarang banyak digunakan dalam bidang-bidang seperti psikologis perkembangan sosial, yang sebelumnya bukan bagian dari psikologi eksperimental.