PT Mayora [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN



Disusun Oleh Kelompok 4 1. Syahril Mobin ( 190441100059 ) 2. Ahmad Aliefandi Wicaksono Putra (190441100177) 3. Riki Pratama ( 190441100175 ) Dosen Pengampu Mata Kuliah: Shofia Hardi, S.Kom; M.T.



PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA



BAB I PENDAHULUAN Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mohamad Mahsun, 2009: 25). Menurut Robertson dalam buku Mohamad Mahsun (2009: 25), pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Selama ini yang dipahami oleh orang awam untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dilihat dari laporan finansial perusahaan tersebut. Pada praktiknya hanya dengan mengukur kinerja berdasarkan laporan finansial saja sangat tidak memadai lagi karena dalam perusahaan itu sendiri terdapat berbagai perspektif yang penting. Perspektif tersebut akan saling berinteraksi agar semua visi dan misi perusahaan dapat tercapai. Interaksi yang dilakukan senantiasa memerlukan upaya dan pengorbanan dari semua perspektif. Pengukuran kinerja perusahaan merupakan suatu alat manajemen yang penting. Di dalam menghadapi pasar global, perusahan harus selalu meningkatkan kinerjanya secara terus menerus. Adanya suatu pengukuran, kondisi proses bisnis perusahaan dapat diketahui. Balance Scorcard (BSC) yang merupakan konsep pengukuran yang diturunkan langsung dari strategi bisnis perusahaan perlu terus menerus dipantau. Karena akan mengarahkan karyawan terhadap faktor- faktor sukses kunci untuk membangun kesuksesan perusahaan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, perusahaan harus termotivasi untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan baik terhadap hasil pengukuran kinerja maupun tolak ukur kinerja itu sendiri.



BAB II PEMBAHASAN 1. Definsi dan Konsep Balance Scorcard (BSC) Balance



Scorecard



adalah



system



manajemen



strategis



yang



mendefinisikan system akuntansi pertangungjawaban berdasarkan strategi. Balance Scorecard menterjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat akuran yang menyeluruh dan memebri kerangka kerja bagi pengukuran dan system manajemen strategi (Kaplan danNorton, 2009: 9). Jika visi dan strategi dapat dinyataka dalam bentuk tujuan strategi, ukuran –ukuran dan target yang jelas, yang kemudian dikomunikasikan kepada setiap anggota organisasi, diharapkan setiap anggota organisasi dapat dimengerti dan mengimplementasikan agar visi dan strategi organisasi tercapai. Konsep Balanced Scorecard adalah suatu konsep pengukuran kinerja yang memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaransasaran strategik. Sasaran strategik yang komprehensif itu dapat dirumuskan ke dalam Balanced Scorecard, karena Balanced Scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan yang merupakan indikator pengukur kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab-akibat (Mulyadi, 2001: 7)



2. Karakteristik Balance Scorecard (BSC) Balance Scorecard merupakan suatu system manajmen strategic atau lebih tepat dinamakan “ Strategic Based Accounting System” yang menjabarkan visi dan strategi perusahaan dalam operasional dan tolak ukur kinerja, dimana Balance Scorecard memiliki karakteristik sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 18-24) a. Komprehensif Balance Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam pengukuran kinerja, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini menghasilkan manfaat bagi perusahaan, yaitu menjajinak kinerja keuanan yang melipat ganda dan berjangka panjang, serta memebantu perushaan untuk memasuki



lingkungan bisnis yang kompleks. b. Koheren Balance Scorecard meajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat diantara



berbagai sasarn strategic yang dihasilkan dalam



perencanaan strategic. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non keuanan harus memeiliki hubungan klausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung mauoun tidak langsung. c. Seimbang Keseimbangan diantara keempat perspektif dalam Balance Scorecard yang dihasilkan oleh system perencanaan strategi sangat penting untuk memnghasilkan kenrja keuangan yang berjangaka panjang. Bobot keempat perspektif dalm Balance Scorecard adalah seimbang, dimana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain. d. Terukur Balance Scorecard mengukur sasaran strategic yang sulit untuk diukur. Sasaran strategic di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam Balance Scorecard ketiga perspektif tersebut ditentukan ukurannya sehingga dapat diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan.



3. Balance Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategis Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran keuangan dan nonkeuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi untuk seluruh karyawan pada semua tingkat organisasi berdasarkan visi dan strategi dari suatu unit usaha. Visi dan strategi itu diterjemahkan ke dalam empat perspektif yang masingmasing dinyatakan dalam bentuk tujuan yang ingin dicapai organisasi, ukuran dari tujuan, target yang diharapkan pada masa yang akan datang, serta programprogram yang harus dilaksanakan untuk memenuhi tujuan strategis. Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh, memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis (Kaplan dan Norton, 2000: 9). Jika visi dan



strategi dinyatakan dalam bentuk tujuan strategis, ukuran-ukuran dan target yang jelas, kemudian dikomunikasikan kepada setiap anggota organisasi, sehingga diharapkan setiap anggota organisasi dapat mengerti dan melaksanakannya agar visi dan strategi organisasi tercapai. Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran operasional. Perusahaan yang inovatifmenggunakan scorecard sebagai sebuah sistem man ajemen strategis untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting, diantaranya: a. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi; b. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis; c. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis; d. Meningkatkan pembelajaran strategis.



4. Perspektif Balanced Scorecard 4.1 Perspektif Keuangan (Financial Perspective) a. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan melalui keuntungan (laba) yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini antara lain: 1. Keuntungan Kotor (Gross Profit Margin)



2. Keuntungan Bersih (Net Profit Margin)



3. Tingkat Pengembalian Aset (Return On Asset/ROA)



4. Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return On Equity/ROE)



5. Return On Investment (ROI)



b. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Tingkat



Perputaran



Piutang



Dagang



(Turnover-Account



Receivable)



1.



Periode Penagihan Rata-rata (Collection Days)



2.



Tingkat Perputaran Inventory (Inventory Turnover)



3.



Tingkat Perputaran Harga Total (Total Asset Turnover)



4.



Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)



c. Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio Hutang adalah rasio yang menunjukkan proporsi hutang perusahaan terhadap total aset. Hal ini menunjukkan berapa banyak perusahaan bergantung pada hutang untuk membiayai aset.



Total Debt To Total Asset Ratio



1.



Hutang Jangka Pendek Terhadap Total Hutang Atau



Kewajiban



d. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Lancar



(Current Ratio)



1.



Rasio Cepat (Quick Ratio)



5. Kinerja perusahaan PT Mayora Indah, Tbk 5.1 Kriteria Penilaian Kinerja Keuangan PT Mayora Indah, Tbk NP



Rasio



MY



Profitabi



OR



litas



Aktivita



Spf.



Tahun



Nilai Kelayakan



Keteranga



Lukviarman



n



Ya/Tidak. 2015 2016



2014



2015



2016



2014



GPM NPM



17,89% 3,73%



28,33% 11,07%



26,7% 10,06%



Tidak Tidak



Ya Ya



Ya Ya



Membaik Membaik



ROA ROE



3,9% 10,22%



11,02% 24,27%



10,7% 22,16%



Tidak Ya



Ya Ya



Ya Ya



Membaik Membaik



ROI TAR



26,89% 5,04



42,63% 5,773



47,28% 6,768



Ya Tidak



Ya Tidak



Ya Tidak



Membaik Tidak



CD



72,42



63,225



53,93



Tidak



Tidak



Tidak



Membaik Tidak



IT TAT



3,023 1,136



2,759 1,306



3,495 1,42



Tidak Ya



Tidak Ya



Ya Ya



Membaik Membaik Membaik



FAT



3,739



3,81



4,387



Tidak



Tidak



Tidak



Tidak



51,51%



Tidak



Tidak



Tidak



Membaik Tidak



s



Hutang



Total Debt To



50,69%



54,2%



Total



Membaik



Asset Ratio Hutang



59,65%



51,25%



58,34%



Tidak



Tidak



Tidak



Jangka



Tidak Membaik



Pendek Terhada p Total Likuiditas



Hutang CR



2,089



2,365



2,25



Ya



Ya



Ya



Membaik



QR



1,458



1,8



1,7



Ya



Ya



Ya



Membaik



a. Perspektif Pelanggan



Hasil penelitian terhadap perspektif pelanggan yang dilakukan pada PT Mayora Indah Tbk diperoleh hasil yang cukup baik, namun masih ada beberapa yang perlu ditingkatkan khususnya pada kelompok pengukuran nilai pelanggan. Pada kelompok pengukuran nilai pelanggan penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang kemudian diperoleh data. Data ini kemudian diolah sehingga diperoleh hasil yang menyatakan masih banyak konsumen yang kurang menyukai desain produk. Dari data yang diperoleh masih ada 36 konsumen yang agak setuju dan 5 konsumen yang tidak setuju dengan desain produk, sehingga perusahaan perlu untuk mengevaluasi serta memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada Produksinya. b. Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif Proses Bisnis Internal Dari keseluruhan data yang diolah pada perspektif Proses Bisnis Internal didapatkan hasil bahwa Proses Inovasi pada PT Mayora Indah Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang menunjukkan angka 0,217 serta pada tahun 2015 menunjukkan angka 0,258 dan pada tahun 2016 menunjukkan angka 0,359. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya tahun maka proses inovasi produk semakin ditingkatkan oleh pihak perusahaan. Pada pengolahan data kuesioner didapatkan pada Proses Inovasi adalah 24,03 % menyatakan Sangat Setuju Sekali, 31,79% menyatakan Sangat Setuju, 32,16% menyatakan Setuju, 11,83 % menyatakan Agak Setuju, 0,185 % menyatakan Tidak Setuju. Sedangkan pada Proses Operasi perusahaan diperoleh hasil yang cukup bagus yaitu tahun 2014 MCE tercatat sebesar 0,9857 sempat turun pada tahun berikutnya yaitu 2015 dengan perolehan waktusebesar 0,9771 namun pada tahun 2016 tercatat perolehan waktu meningkat dengan sangat baik yaitu 0,9942 yang hampir mendekati angka 1. Pada pengolahan data kuesioner didapatkan Pada bagian Proses operasi adalah 29,81 % menyatakan Sangat Setuju Sekali, 32% menyatakan Sangat Setuju, 34,753% menyatakan Setuju, 3,4 % menyatakan Agak Setuju, 0 % menyatakan Tidak Setuju. Kemudian pada Pelayanan Purna Jual didapatkan hasil sebesar 24,91 % menyatakan Sangat Setuju Sekali, 33,67% menyatakan Sangat Setuju, 39,69% menyatakan Setuju, 1,72 % menyatakan Agak Setuju, 0% menyatakan Tidak



Setuju. Hal ini menunjukkan pelayanan purna jual perusahaan sangat bagus dilihat dari hasil pengolahan data diatas. c. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) Kapabilitas Karyawan PT. Mayora Indah Tbk. Pada bagian Kepuasan Karyawan adalah 4 % menyatakan Sangat Setuju Sekali, 12,686% menyatakan Sangat Setuju, 31,367% menyatakan Setuju 46,648 % menyatakan Agak Setuju, 5,1 % menyatakan Tidak Setuju, artinya dari prosentase yang diperoleh menyatakan bahwa masih banyak sekali karyawan yang menyatakan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan. Sedangkan pada Pengukuran Perputaran Karyawan diperoleh data yang cukup baik yaitu pada tahun 2014 Employee Turnover tercatat sebesar 0,0129 kemudian pada tahun berikutnya yaitu tahun 2015 nilai sempat memburuk yang artinya tingkat perputaran meningkat dengan perolehan angka sebesar 0,0136 namun pada tahun 2016 tercatat bahwa tingkatperputaran kembali turun pada angka 0,012. Pada tahun 2016 menunjukkan angka yang kecil apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, jadi dapat disimpulkan bahwa karyawan masih bersedia untuk terus bekerjasama dengan perusahaan. Sedangkan dari data kuesioner yang diambil diperoleh hasil yang tidak begitu baik yaitu 14,88 % menyatakan Sangat Setuju Sekali, 28,57% menyatakan Sangat Setuju, 45,238% menyatakan Setuju 9,523 % menyatakan Agak Setuju, 1,785 % menyatakan Tidak Setuju.



5.2 Penilaian Kinerja Perusahaan PT Mayora Indah, Tbk Strategi Map



Balance Scorecard



Perspective



Objective



Measurement



Keuangan



a.Profitability b.Activity c. Liability



a. GPM, NPM, a. 26,7%; 10,06%; ROA, ROE, 10,7%; 22,16%; ROI 47,28% b. TAR, CD, IT, b. 6,768; 53,93; TAT, FAT 3,495; 1,42; c. DER,Ratio 4,387 Solvabilitas, c. 51,51%; CR, QR 58,34%; 2,25; 1,7 Pembagian Evaluasi desain kuesioner pada produk pelanggan mengenain desain produk Pembagian a. 0,359 kuesioner pada b. 0,9942 customer dan c. 39,69 % MCE



Pelanggan



a.Kepuasan pelanggan b. Kepu asan produk Proses Bisnis a.Proses Invoasi Internal b.Proses Operasi c.Pelayanan Purna Jual Pembelajaran a.Kapabilitas dan Karyawan Pertumbuhan b.Perputaran Karyawan



a. Kepuasan pelanggan b. Employee Turnover



Target/ KPI



a. 4% b. 0,0136



Action Plan Initiative



Manajem en kualitas dan R&D Manajem en Kualitas



Performa nce Appraisal System



Dari hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard pada PT Mayora Indah, Tbk maka dilakukan pengukuran pada empat perspektif diperoleh total score seperti pada tabel dibawah ini : a. Pada Perspektif Keuangan PT. Mayora Indah Tbk terlihat cukup baik. Hal ini disebabkan langkah-langkah yang diambil perusahaan berhasil dijalankan sehingga



menghasilkan



output



yang



maksimal.



Jika



perusahaan ingin meningkatkan target pencapaian dari segi finansial, hendaknya meninjau kembali seberapa besar aset perusahaan agar



dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perbaikan yang juga sebaiknya dilakukan adalah dengan Jurnal Manajemen Branchmark mendukung inisiatif ketiga perspektif lainnya sebab perspektif keuangan menjadi muara dari pencapaian kinerja perspektif selanjutnya. b. Perspektif Konsumen PT. Mayora Indah Tbk terlihat cukup baik. Tercatat bahwa perusahaan.



baik



pelanggan



Kepuasan customer



maupun ini



supplier



menunjukkan



puas



terhadap



bahwa



visi



manajemen tersampaikan dengan baik ke customer, sehingga tentu hal ini akan berdampak baik pada perspektif keuangan. c. Perspektif Proses Bisnis Internal PT. Mayora Indah Tbk perlu dilakukan pengembangan secara terus menerus, karena dengan demikian semakin banyak klien persentase



klien



baru



yang



tertarik



yang



akan



meningkatkan



yang bergabung dan akan meningkatkan



pendapatan perusahaan. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja perspektif pelanggan dan perspektif keuangan. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT. Mayora Indah Tbk terlihat cukup baik, hal ini didasari dengan kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Namun,untuk memaksimalkan kinerja karyawan, perusahaan perlu mengoptimalkan penciptaan kepuasan kerja karyawan dengan memperbaiki sistem pemberian gaji dan tunjangan agar karyawan semakin termotivasi untuk bekerja dan terus menghasilkan produktifitas bagi perusahaan yang tentu mempengaruhi perspektif lainnya



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Pada Perspektif Keuangan PT. Mayora Indah Tbk terlihat cukup baik. Hal ini disebabkan langkah-langkah yang diambil perusahaan berhasil dijalankan sehingga



menghasilkan



output



yang



maksimal.



Jika



perusahaan



ingin



meningkatkan target pencapaian dari segi finansial, hendaknya meninjau kembali seberapa besar aset perusahaan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Perbaikan yang juga sebaiknya dilakukan adalah dengan mendukung inisiatif ketiga perspektif lainnya sebab perspektif keuangan menjadi muara dari pencapaian kinerja perspektif selanjutnya. 1. Perspektif Konsumen PT. Mayora Indah Tbk terlihat cukup baik. Tercatat bahwa baik pelanggan maupun supplier puas terhadap perusahaan. Kepuasan customer ini menunjukkan bahwa visi manajemen tersampaikan dengan baik ke customer, sehingga tentu hal ini akan berdampak baik pada perspektif keuangan. 2. Perspektif Proses Bisnis Internal PT. Mayora Indah Tbk perlu dilakukan pengembangan secara terus menerus, karena dengan demikian semakin banyak klien yang tertarik yang akan meningkatkan persentase klien baru yang bergabung dan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja perspektif pelanggan dan perspektif keuangan. 3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT. Mayora Indah Tbk terlihat cukup baik, hal ini didasari dengan kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Namun,untuk memaksimalkan kinerja karyawan, perusahaan perlu mengoptimalkan penciptaan kepuasan kerja karyawan dengan memperbaiki sistem pemberian gaji dan tunjangan agar karyawan semakin termotivasi untuk bekerja dan terus menghasilkan produktifitas bagi perusahaan yang tentu mempengaruhi perspektif lainnya.



b. Saran Kinerja yang harus dipertahankan oleh PT. Mayora Indah Tbk adalah : 1. Perspektif



Keuangan:



profitabilitas



yang



cenderung



mengalami



peningkatan, likuiditas juga mengalami peningkatan yang sangat baik 2. Perspektif Pelanggan: pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, kepuasan pelanggan yang terus membaik juga harus dipertahankan 3. Perspektif Proses Bisnis Internal: proses inovasi, pelayanan purna jual terus meningkat sehingga perlu dipertahankan 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Employee Turnover menunjukkan



hasil



yang



memuaskan



sehingga



perlu



untuk



dipertahankan.



Kinerja yang harus diperbaiki/dievaluasi oleh PT. Mayora Indah Tbk untuk mencapai visi dan misi adalah : 1. Perspektif Keuangan: rasio aktivitas yang cenderung berada di bawah nilai toleransi, Rasio Hutang juga menunjukkan nilai yang tidak baik artinya perusahaan masih kurang efisien dalam mengolah sumber daya yang ada serta terlalu banyak mengambil resiko dan masih banyak bergantung pada hutang dalam meraih profitabilitasnya. 2. Perspektif Pelanggan: atribut produk dan jasa pada unsur desain produk menunjukkan nilai yang kurang memuaskan sehingga perlu menjadi fokus



evaluasi



perusahaan,



sebab



dalam



perencanaan



strategis



perusahaan masih belum mencantumkan desain produk sebagai salahsatu sasaran strategisnya. Kemudian pada profitabilitas pelanggan terlihat cukup baik namun masih sempat mengalami sedikit penurunan yaitu pada tahun 2016 sehingga perlu dievaluasi apakah masih ada pembengkakan biaya yang pada akhirnya mengurangi profitabilitas perusahaan. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal: pada proses operasi diperoleh hasil



analisis yang fluktuatif walaupun sudah cukup bagus namun harus dibenahi agar lebih stabil. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: kepuasan karyawan disini perlu dilakukan perbaikan, sebab dari hasil analisis data menunjukkan bahwa unsur kepuasan karyawan masih kurang memuaskan. Adapun evaluasi yang harus dilakukan adalah dengan memberikan tunjangan yang lebih memadai sesuai dengan output yang diberikan karyawan kepada pihak



DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. 2014. “Management Control System”, Tenth Edition, Mc Graw-Hill Irwin, New York. Armstrong, M. 2001. A Hardbook Of Management Techniques:” The Best Selling Guide To Modern Management Method”. USA: Kogan Page Publishers. Bambang Wahyudi. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Sulita Dharma, Surya. 2004. Manajemen Kinerja, Falsafah, Teori dan Penerapannya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Strategi Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta Garzperz, Vincent. 2002. Petunjuk Teknis Penyusunan Balanced Scorecard. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ilyas, Yaslis. 2005. Kinerja, Teori dan Penelitian. Liberty: Yogyakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2010. Evaluasi kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan keenam. Remaja Rosda Karya: Bandung Moehriono. 2012. Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan Bisnis Publik (Indikator Kinerja Utama). Jakarta: Rajawali Press Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat dan Rekayasa) Edisi 3. UGM. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Dari Teori Ke Praktek. PT. Rajagrafindo Persada:



Jakarta. Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sendow. 2007. Pengukuran Kinerja Karyawan. Gunung Agung: Jakarta. Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YKPN Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta Sumarsono, Sony. 2009. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Jember : Graha Ilmu Susiati. 20015. Analisa Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Untuk Mencapai Tujuan Strategis Perusahaan Pada PG. Krembong.. Skripsi Universitas Bhayangkara Surabaya : Sidoarjo Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Sutrisno, Hadi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset: Yogyakarta. Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.



Strategi Map PT Mayora Indah VISI 1. Menjadi kontributor utama bagi penumbuhan bisnis PT Mayora Indah Divisi Cokelat 2. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan memiliki akuitas merek – merek yang tinggi 3. Menjadi organisasi pemasaran yang disegani, didukung oleh kempetensi dan infrastruktu tinggi



MISI Inovasi dalam menciptakan permintaan pasar melalui penerapan bisnis modern STRATEGI MAP



Perspektif Financial



Meningkatkan pendapatan melalui ekspansi



Perspektif Customer



Meningkatka n mutu dan pelayanan



Perspektif Business Process



Mengemba ngkan Product



Meningkatkan teknologi informasi dan komunikasi



Perspektif Learn & Growth



Meningkatkan Kualitas sumber daya