PT Nusa Halmahera Minerals [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) bergerak dengan izin pengoperasian penambangan sampai pengolahan bijih emas dan perak adalah usaha kerjasama antara Newcrest 75% dan PT Aneka Tambang (Persero) 25%. PT. NHM mengoperasikan Tambang Emas Gosowong di Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara, Indonesia. Newcrest dan Antam membentuk suatu usaha bersama di tahun 1994 untuk melakukan eksplorasi pencarian emas di pulau Halmahera. Pada tahun yang sama, usaha bersama tersebut secara resmi menemukan emas yang mempunyai nilai ekonomi di Gosowong. Total luas wilayah Kontrak Karya PT. NHM saat ini adalah 29.622 Ha dengan area operasi kerja sebagai berikut : 1. Gosowong dengan open pit seluas 1.602 Ha, 2. Toguraci dengan underground seluas 2.168 Ha, 3. Kencana dengan underground seluas 25.852 Ha.



PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) berada di belahan Timur bagian Utara Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara. Lokasi kuasa pertambangan terletak di Desa Tabobo Kecamatan Malifut, Kabupaten Halmahera Utara. Secara UTM terletak diantara 10110000 – 10150000 mN dan 330000 – 390000 mE. (Gambar 2.1)



Musim hujan pada bulan November sampai dengan Februari Musim kemarau pada bulan April sampai dengan bulan Oktober Musim Pancaroba pada bulan Maret dan Oktober Curah hujan rata-rata di wilayah Kabupaten Halmahera Utara untuk kurun sepuluh tahun terhitung dari tahun 2004-2014 antara 125 - 322 mm per tahun dan curah hujan maksimal terjadi pada bulan April 2013 dengan nilai 484 mm. Data curah hujan dan hari hujan bulanan dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini



Bagian-bagian utama geologi daerah KK sebagai berikut: 



Batuan dasarnya merupakan busur volkanik pra-Miosen Tengah. Terdiri dari



volkanik andesitik, volkaniklastik dan intrusi diorit. Singkapannya terdapat di bagian ujung utara Halmahera (Formasi Tawali), pada sisi sebelah barat dari Halmahera Tengah dan di dua lokasi pada sisi sebelah barat dari Halmahera Selatan (Formasi Volkanik Oha). Batuan



dari umur ini juga terdapat di kepulauan Bacan, dan pada sisi bagian barat Morotai. Mineralisasi type porpiri dikenali pada batuan ini di Bacan (porpiri Kaputusan) dan di Halmahera Tengah (terjadi pada porpiri Mangga dan Kayasa). 



Batuan-batuan berumur Miosen Akhir sampai Pliosen Awal terdapat banyak di



Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Terutama terdiri dari sedimen laut dangkal (konglomerat, batupasir, batulumpur dan batugamping) dari Group Weda. Group Weda juga meliputi kelompok volkanik – andesit dan basalt. Batugamping Miosen dari Formasi Batugamping Subaim terdapat di bagian timur Halmahera Tengah. Material turbidit dan aliran debris berasal dari wilayah batuan busur volkanik dan terumbu batugamping, Formasi Loku terbentuk di sepanjang sisi barat dari Halmahera Selatan dan dibagian lengan utara Halmahera. 



Sisa busur volkanik Pliosen-Pleistosen dipetakan oleh Tim Zona Patahan Sorong



(tim penelitian dari “University of London”) dibagian utara Halmahera Tengah. Busur tersebut diperkirakan meluas ke bagian selatan dari Halmahera Utara, tetapi tidak ada pemetaan atau penentuan umur yang dilakukan disini. Di Halmahera Tengah batuan ini diberi nama Formasi Kayasa. Terdiri dari aliran basaltik, andesitik dan dasitik serta pyroklastik dan sedimen volkaniklastik.



Tubuh porpiri bekomposisi diorit dan monzonit,



kadang-kadang berasosiasi dengan mineralisasi emas-tembaga terdapat di Halmahera Utara (Bora, Tobobo, Ngoali dan Porpiri Matat). 



Busur volkanik Pleistosen sampai Resen meluas sebagai rangkaian kepulauan



gunung api aktif arah barat Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan, dan memotong Halmahera Utara. Busur aktif ini merupakan hasil subduksi arah timur dari lempeng Laut Maluku di bawah Halmahera. Sebagian besar dari Halmahera Utara ditutupi oleh terutama volkaniklastik andesitik dan basaltik berasal dari gunungapi-gunungapi tersebut. Terdapat juga ignimbrit dan tufa debu dengan komposisi lebih asam. Peta publikasi menunjukkan batuan -



batuan Pleistosen sampai Resen lebih terbatas penyebarannya daripada



kenyataannya.



Deposit Toguraci terbentuk di dalam kontak sekuen batuan basal dan intrusi diorit. Batuan basal terdiri dari butiran halus piroksen – augit lava dan basal vulkaniklastik. Umumnya mengalami ubahan klorit, setempat ditemukan adanya ubahan epidote. Ubahan biotit sekunder dan magnetik biasanya ditemukan di lokasi yang dalam dan berasosiasi dekat dengan tubuh intrusi diorit. Intrusi porfiri yang berkomposisi diorit, umumnya mengintrusi Formasi Gosowong. Bukti dari inti bor menunjukkan bahwa fase intrusi menunjukkan komposisi dan tekstur yang sama dan juga dapat dicirikan dengan adanya hubungan saling memotong. Tubuh-tubuh intrusi juga ditemukan di Bora, Tobobo, Matat dan Ngoali. Hal ini diinterpretasikan dengan adanya intrusi yang memanjang arah Timur Laut dan sepanjang koridor. Di samping tubuh intrusi yang besar, juga ditemukan adanya dike yang umum memotong batuan basal. Dike ini akan semakin dominan kearah adanya tubuh intrusi yang besar. Geologi daerah Gosowong terdiri dari batuan vulkanik Tersier dan vulkaniklastik yang diterobos oleh intrusi dioritik dan tertutup oleh batuan Tersier akhir dan tertutup batuan Kuarter. Sekuen vulkanik Tersier terdiri dari Formasi Gosowong yang merupakan lava andesit sampai basaltik, autobreksi dan endapan vulkanik, tertutup tidak selaras oleh Formasi Kayasa, yang terdiri dari lava dasit, lava autobreksia, endapan vulkaniklastik dan piroklastik. Unit-unit intrusif Tersier terdiri dari intrusi porfiritik diorit dan dike yang seumur dengan batuan vulkanik. (Gambar 2.4)



Tipe Mineralisasi



Epitermal Sulfida Rendah (Porfiri – Urat Q)



Batuan Dasar



Andesit Lava Flow, Diorite - Basalt (Dike)



Badan Bijih



Damar, Yahut, Yahut HW, Midas, Wulan



Jenis Alterasi



Argilik, Haematitic, Propilitic, Adularia in Vein Zone



Mineral Bijih



Magnetit, bornit, kalkopirit - pirit, molibdenit



2.3



Sistem Penambangan



PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) mempunyai dua lokasi penambangan bawah tanah dalam satu wilayah ijin usaha penambangan. Wilayah tersebut terbagi menjadi Tambang Bawah Tanah Kencana dan Tambang Bawah Tanah Toguraci. Keduanya menggunakan sistem penambangan yang sama. Sistem penambangan tersebut dilakukan secara full mechanized pada penambangan urat bijih (vein). Pada tambang bawah tanah PT NHM khususnya pada daerah penelitian yaitu site Toguraci dengan metoda penambangan stopping hole dan overhand cut and fill dimana lokasi penambangan dibuat secara berlevel mengikuti sebaran badan bijih. Pada Gambar 2.5 dibawah ini ditunjukan alur kegiatan yang dilakukan PT NHM.



Sumber : Technical Service Department PT Nusa Halmahera Minerals 2015 Gambar 2.5 Mine Cycle di PT Nusa Halmahera Minerals



2.3.1 Drilling and Blasting Tahapan sebelum dilakukannya peledakan ialah pengeboran batuan. Pengeboran batuan dilakukan berdasarkan kemajuan 3m untuk setiap 1 cut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan material yang sesuai dengan kapasitas crusher yang digunakan. Kegiatan pengeboran dilakukan untuk menyediakan lubang tembak pada proses peledakan baik peledakan



produksi



maupun peledakan untuk akses penambangan. Adapun alat bor



(Jumbo Drill) yang digunakan saat ini terdiri dari 2 tipe, yaitu: 1. Axera, tipe DO7- 260, D7- 260, D7-260 2. Quasar Face-drill (1F)



Selain itu pengeboran juga dilakukan untuk membuat lubang drain hole atau lubang bor untuk saluran air pada dinding serta digunakan untuk pengambilan perconto guna perhitungan kadar dari bijih atau ore control sehingga dapat diketahui antara material yang tergolong bijih dan non bijih (waste). Pemberaian batuan dilakukan dengan cara peledakan menggunakan keadaan geometeri tertentu berdasarkan ketentuan dari perusahaan. Geometri peledakan ini beracuan untuk membentuk tinggi lubang bukaan dengan rata-rata 5-5,6 meter dengan lebar rata-rata 5-5,2 meter. Sehingga dengan ukuran tersebut alat berat memungkinkan untuk beroperasi langsung di dalam tambang. Jalur kendaraan yang digunakan pada tambang ini adalah satu jalur kendaraan. Bahan peledakan yang digunakan adalah bahan peledak khusus bernama ANFA (modifikasi dari ANFO) yang tahan pada suhu tinggi (berkisar 70-75 0C) yang diproduksi PT Orica Mining Service, mengingat suhu pada tambang bawah tanah ini yang terbilang tinggi. 2.3.2 Pemuatan (Loading) Aktivitas



pemuatan pada



tambang



bawah



tanah



ini



dilakukan



dengan



menggunakan alat LHD (Load Haul Dump) tipe Toro 1400 Loader yang secara langsung menangani material hasil peledakan yang akan dipindahkan pada tempat penyimpanan sementara



(rompad)



atau



pada



stockpile



terdekat



untuk



mengefisiensikan



jarak



pengangkutan. Pada umumnya dalam satu hari terdapat 3-4 heading yang dilakukan penambangan pada tambang Toguraci, hal ini berarti terdapat 3-4 unit LHD yang beroprasi. 2.3.3 Pengangkutan (Hauling) Unit yang digunakan untuk pengangkutan yaitu dengan ADT (Articulated Dumpt Truck) tipe Hitachi AH400 dengan kapasitas satu kali pengangkutan 25 ton. Penggunaan ADT pada tambang ini disesuaikan dengan keadaan tambang yang memiliki ruang gerak terbatas, sehingga dengan menggunakan dumptruck jenis ini dapat memaksimalkan kinerja tanpa dibatasi dengan ukuran dari lubang bukaan. 2.3.4 Penyanggaan (Supporting)



Penyanggaan pada tambang bawah tanah dilakukan dengan tujuan untuk membantu batuan dalam menyangga dirinya sendiri sehingga menjamin keselamatan manusia (pekerja) dan peralatan tambang pada tambang bawah tanah. Penyanggannya dilakukan dengan cara mengisi lubang bukaan bekas penambangan dengan material waste penambangan itu sendiri. Sistem penyanggaan yang digunakan terbagi menjadi 3 jenis yaitu : •



Standar Supporting, yang meliputi Stripset (Rock bolt), Wiremesh (Weldmesh),



dan Shootcrete. •



Additional Supporting, dengan menggunakan cabel bolt dan resin supporting.



Filling material pada site Toguraci menggunakan waste material atau material tidak dipergunakan pada saat penambangan, hal ini dikarenakan penambangan yang menerapkan metode tulang ikan sehingga digunakan paste fill yang merupakan campuran semen, tuff dan air dengan komposisi yang telah disesuaikan. Alur penyanggan yang digunakan pada PT NHM adalah penyangga friction bolt (splitsets) dengan modifikasi grouting untuk menambah kekuatan splitsets yang kemudian dikombinasikan dengan fibrecrete/shootcrete dan weld mesh. Setelah proses pemuatan dan pengangkutan selesai, dilakukan pemasangan penyangga guna menghindari adanya resiko akibat runtuhan. Dinding dan atap dilapisi dengan shootcrete (fibrecrete) terlebih dahulu dengan ketebalan tertentu (tergantung pada tipe batuan yang ada) kemudian dinding dan atap pada lubang bukaan tersebut dibor dengan diameter 45 mm sesuai dengan panjang splitsets yang telah ditentukan. Setelah itu, splitsets dipasang pada dinding lubang bukaan bersamaan dengan weldmesh sesuai pola yang digunakan.