PTK SMP Matematika Kls 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI



Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan



Oleh Sulastri NIM. 122140065



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017



i



ii



iii



iv



MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. AlBaqarah: 133) Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubah nasibnya. (QS. Ar-Ra’du: 11) Maka bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyirah: 3-8)



PERSEMBAHAN 1. Kedua



orang



tuaku



tercinta



yang



selalu



memberikan bimbingan, nasehat, serta do’a. 2. Kakakku yang selalu memberiku dorongan dan semangat. 3. Figur yang selalu memberi semangat dan motivasi.



v



KATA PENGANTAR Puji



syukur



penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah



melimpahkan rahmat dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan atas ridho Allah segala rintangan dan hambatan dalam penulisan skripsi dapat teratasi. Penulis dapat berhasil menyelesaikan skripsi ini tidak lain berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. H. Supriyono, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan kesempatan penulis dalam menyusun skripsi ini; 2. Yuli Widiyono, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian; 3. Riawan Yudi Purwoko, S. Si., M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membantu dalam perizinan penelitian; 4. Dr. H. Bambang Priyo Darminto. M. Kom, Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, serta petunjuk dalam penyusunan skripsi ini; 5. Heru Kurniawan, M. Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta petunjuk dalam penyusunan skripsi ini; 6. Eko Pribadi, S. Pd., Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian; 7. Murtinah, A. Md., Guru kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;



vi



8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt. membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan limpahan rahmat dan hidayahNya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya bidang pendidikan.



Purworejo,



Maret 2017



Penulis



Sulastri



vii



ABSTRAK Sulastri. 122140065. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Sebagai Upaya Meningkatkan Partisipasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017. Pendidikan Matematika. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi belajar matematika siswa dan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran Problem Posing kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 20 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki, dan 9 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dokumentasi, wawancara tidak terstruktur, dan catatan lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes hasil belajar, dan wawancara tidak terstruktur. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Posing dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa. Hal ini didasarkan pada perolehan lembar observasi dari rata-rata 60,71% pada siklus I meningkat menjadi 72,14% pada siklus II. Hasil tes pada siklus I diperoleh ratarata 62 meningkat menjadi 71,75 pada siklus II dengan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 30% meningkat menjadi 80% pada siklus II. Kata kunci: partisipasi, pembelajaran problem posing.



viii



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii PENGESAHAN ............................................................................................... iii SURAT PERNYATAAN................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................... ix DAFTAR TABEL............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian.................................................................... 5 BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, TINJAUAN MATERI, KERANGKA BERPIKIR, RUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori.............................................................................. 6 B. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14 C. Tinjauan Materi ........................................................................ 15 D. Kerangka Berpikir .................................................................... 17 E. Rumusan Hipotesis ................................................................... 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Penelitian .................................................. 19 B. Waktu Penelitian ...................................................................... 19 C. Desain Penelitian ...................................................................... 20 D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 24 E. Instrumen Penelitian ................................................................. 25 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 26 G. Indikator Keberhasilan ............................................................. 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 30 B. Perbandingan Antar Siklus ....................................................... 53 C. Pembahasan Penelitian ............................................................. 57 BAB V PENUTUP A. Simpulan................................................................................... 60 B. Saran ......................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62 LAMPIRAN ..................................................................................................... 64



ix



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10.



Rata-rata Nilai UTS Kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi ... Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Persentase (%) .............. Kriteria Partisipasi Belajar Matematika Siswa ................................... Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi............................................................... Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus I........... Hasil Tes Siklus I................................................................................ Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus II ......... Hasil Tes Siklus II .............................................................................. Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika pada Siklus I dan Siklus II............................................................................................... Peningkatan Hasil Belajar Matematika ..............................................



x



3 28 28 31 40 41 51 52 54 55



DAFTAR GAMBAR Halaman Alur Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 20 Hasil Diskusi Kelompok 1 ............................................................... 35 Hasil Diskusi Kelompok 4 .............................................................. 38 Hasil Diskusi Kelompok 5 ............................................................... 46 Hasil Diskusi Kelompok 2 ............................................................... 49 Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II ..................................................... 55 Gambar 7. Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa ...... 56 Gambar 8. Diagram Batang Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan Siklus II ... 57 Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6.



xi



DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 PERANGKAT PEMBELAJARAN a. Silabus...................................................................................... 64 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................... 67 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.......................... 76 Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN a. Surat Pernyataan Uji Validasi.................................................. 83 b. Kisi-kisi Lembar Observasi Partisipasi Belajar Siswa ............ 85 c. Lembar Validasi Observasi Partisipasi Belajar Siswa 86 ............. Soal Tes Siklus I ....................................................... 90 d. Kisi-kisi e. Soal Tes Siklus I ...................................................................... 91 f. Pedoman Penskoran Tes Siklus I............................................. 92 g. Uji Validasi Soal Tes Siklus I.................................................. 94 h. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ...................................................... 96 i. Soal Tes Siklus II ..................................................................... 97 j. Pedoman Penskoran Tes Siklus II ........................................... 98 k. Uji Validasi Soal Tes Siklus II ................................................ 102 l. Lembar Kerja Siswa Siklus I ................................................... 104 Lampiran 3 DATA HASIL PENELITIAN a. Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa ...... 108 b. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Siklus I Pertemuan I ...................................................... 110 c. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Siklus I Pertemuan II..................................................... 111 d. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Siklus II Pertemuan I..................................................... 112 e. Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Siklus II Pertemuan II ................................................... 113 f. Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Siklus I ...................................................... 114 g. Reakapitulasi Hasil Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Siklus II ..................................................... 115 h. Catatan Lapangan .................................................................... 116 Lampiran 4 DOKUMENTASI a. Lembar Jawaban Tes Siklus I .................................................. 120 b. Lembar Jawaban Tes Siklus II................................................. 121 c. Nilai Ulangan Siklus I dan Siklus II ........................................ 123 d. Pedoman Wawancara............................................................... 124 e. Foto Dokumentasi.................................................................... 125



xii



Lampiran 5 ADMINISTRASI a. Surat Izin Observasi ................................................................. 128 b. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian.................................... 129 c. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing..................... 130 d. Kartu Bimbingan Skripsi ......................................................... 131



xiii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai sumber ilmu mengandung maksud bahwa keberadaan matematika tidak bergantung kepada ilmu lain. Dalam kenyataannya, terdapat beberapa cabang ilmu pengetahuan yang penemuan dan pengembangannya dipengaruhi oleh matematika. Sehingga dengan perkembangan ilmu pengetahuan, siswa diharapkan pada pembelajaran matematika memiliki penguasaan matematika yang baik bagi kehidupan dimasa depan. Untuk mewujudkan penguasaan matematika tersebut dibutuhkan partisipasi belajar. Partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran menunjukkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Namun kenyataannya kebanyakan siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang paling ditakuti. Menurut Dwiningrum (2011:50), “partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosional dari seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya”. Adapun menurut Isjoni (2013: 46), “belajar konstruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada”. Dalam penelitian ini partisipasi belajar merupakan keterlibatan mental dan emosional secara aktif dalam pembelajaran. Menurut Kencanawaty dalam Suryadarma (2013: 2)



1



2



Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika, yang pertama ada faktor instrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalnya rasa takut terhadap matematika, tidak percaya diri dalam mengemukakan pendapat, yang kedua faktor ekstrinsik antara lain fasilitas sekolah, lingkungan belajar, partisipasi tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan, partisipasi orang tua, media dan partisipasi guru. Partisipasi sebagai prasyarat penting bagi peningkatan mutu. Partisipasi merupakan proses eksternalisasi individu. Menurut Berger dalam Dwiningrum (2011: 193), “eksternalisasi adalah suatu pencurahan kedirian manusia secara terus- menerus ke dalam dunia, baik dalam aktivitas fisik maupun mental”. Berdasarkan penelitian Aneng Sih



Samitri dengan judul “Peningkatan



Partisipasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Purwanegara” menyebutkan bahwa partisipasi dan hasil belajar mengalami peningkatan. Oleh karena itu partisipasi belajar dalam pembelajaran matematika sangat penting supaya tercipta komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Guru mempunyai peran penting dalam mendidik dan membentuk karakter siswa. Dalam pembelajaran



matematika,



guru



diharapkan



mampu



melibatkan



siswa



berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Jika partisipasi belajar terpenuhi dalam pembelajaran matematika maka siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menurut Ardi (2015:292), “partisipasi yang tinggi ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam menyampaikan pendapat, ide, sanggahan atau pertanyaan, dan perhatian guru saat menerangkan di kelas”. Namun berdasarkan observasi di kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi didapatkan bahwa partisipasi belajar



masih kurang. Siswa tidak ada yang menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal ketika diajukan, siswa hanya diam ketika ditanya, kesulitan ketika mengemukakan pendapat, dan kebanyakan siswa tidak memperhatikan ketika pembelajaran.Selain itu data nilai ulangan kelas VIII tahun pelajaran 2016/2017 masih banyak siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan SMP Muhammadiyah Purwodadi untuk pelajaran matematika adalah 68. Berikut ini ditunjukkan Rata-rata Nilai UTS Tahun Pelajaran 2016/2017. Tabel 1 Rata-rata Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2016/2017 Kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi No Kelas Nilai UTS 1 VIII A 57 2 VIII B 55 3 VIII C 54 Sumber: Dokumen nilai matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah Purwodadi Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai UTS kelas VIII C lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata kelas VIII A dan VIII B di SMP Muhammadiyah Purwodadi, serta siswa yang mendapat rata-rata nilai di atas KKM baru mencapai 66,6%. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa guru di SMP Muhammadiyah Purwodadi masih menggunakan metode ceramah. Oleh sebab itu diperlukan suatu keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika. Salah satu model pembelajaran yang mengikutsertakan peran aktif siswa adalah model pembelajaran problem posing. Model pembelajaran problem posing merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa



menyusun pertanyaan sendiri. Kemudian dari situasi-situasi yang ada, siswa terbiasa dalam menyelesaikan soal sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arif Asnan, menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran problem posing prestasi belajar siswa kelas VIII E semester 2 MTs Ma’arif NU Pituruh pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar mengalami peningkatan. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Sebagai Upaya Meningkatkan Partisipasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana peningkatan partisipasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:



1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan partisipasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran problem posing di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis antara lain sebagai berikut. a. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran problem posing. b. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. 2. Manfaat praktis antara lain sebagai berikut. a.



Memberi masukan kepada siswa bahwa melalui model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan partisipasi belajar selama proses pembelajaran di kelas.



b. Bagi sekolah dapat memberikan informasi dan masukan dalam penggunaan model pembelajaran problem posing mampu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah. c. Bagi peneliti sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diterima di bangku kuliah.



BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS



A. KajianTeori 1. Partisipasi Belajar a.



Definisi Partisipasi Partisipasi merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran,



dimana partisipasi yang tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia dalam Dwiningrum (2011:50), “partisipasi adalah perihal turut berperan serta suatu kegiatan atau keikutsertaan atau berperan serta”. Sedangkan menurut Purwanto dalam Kumalasari



(2012:3),



“partisipasi



kesedian



memberi



respon



dengan



berpartisipasi”. Pada tingkat ini siswa tidak hanya memberikan perhatian terhadap rangsangan tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan. Menurut Dwiningrum (2011:50), “partisipasi merupakan penyertaan pikiran dan emosi dari pekerja-pekerja ke dalam situasi kelompok yang bersangkutan dan ikut bertanggung jawab atas kelompok itu”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, memberi respon, serta penyertaan pikiran dan emosi dalam suatu kelompok dan bertanggung jawab atas kelompok itu. b.



Definisi Belajar Menurut Daryanto (2015:70) bahwa definisi belajar sesuai dengan



teori konstruktivisme dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu



6



7



1) Teori Belajar Konstruktivisme Piaget Teori Piaget berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna membangun struktur kognitif atau peta mentalnya yang diistilahkan “schema/skema” atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya. 2) Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas-tugas tersebut berada dalam Zone of Proximal Development.Zone of Proximal Development adalah zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembanngan potensial.Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa. c.



Ciri-ciri Teori Belajar Konstruktivisme Menurut Daryanto (2015: 75) ciri-ciri teori belajar konstruktivisme



sebagai berikut: 1) Menekankan pada proses belajar. 2) Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatifbelajar pada peserta didik. 3) Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses bukan menekankan pada hasil. 4) Mendorong peserta didik untuk melakukan penyelidikan. 5) Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami. 6) Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman peserta didik. 7) Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif. 8) Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran. Menurut Uno (2007:127), “definisi belajar sesuai dengan aliran konstruktivisme memandang bahwa untuk belajar matematika, yang dipentingkan adalah bagaimana membentuk pengertian pada anak”. Ini berarti bahwa belajar matematika penekanannya adalah pada proses anak belajar, sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator. Menurut Bourne dalam Uno (2007: 128), “aliran konstruktivisme dalam matematika penekanannya pada knowing how, yaitu belajar dipandang sebagai orang yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara berinteraksi



dengan lingkungannya”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar konstruktivisme adalah suatu pandangan bahwa siswa belajar berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dengan bantuan orang lain atau belajar secara individu. d.



Definisi Partisipasi Belajar Menurut Suryobroto dalam Telyna (2010), “partisipasi adalah suatu



keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk mencapai suatu tujuan dan bertanggung jawab didalamnya”. Partisipasi dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Partisipasi belajar dapat terwujud jika ada keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, kemauan peserta didik untuk merespon. Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum (2011: 61) membedakan partisipasi menjadi empat jenis, yaitu: 1) Partisipasi dalam mengambil keputusan. Contoh partisipasi yang termasuk dalam mengambil keputusan antara lain: kehadiran rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan, dan penolakan. 2) Partisipasi dalam pelaksanaan. Contoh partisipasi yang termasuk dalam pelaksanaan antara lain: menggerakkan sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi, dan penjabaran program. 3) Partisipasi dalam pengambilan pemanfaatan. Contoh pertisipasi yang termasuk dalam pengambilan pemanfaatan antara lain: kuantitas dan kualitas. 4) Partisipasi dalam evaluasi Contoh partisipasi yang termasuk dalam evaluasi yaitu ketercapaian dalam program. Dalam hubungannya dengan belajar, maka dalam penelitian ini partisipasi merupakan keterlibatan seseorang baik secara fisik, mental, serta emosi siswa dalam memberikan respon terhadap kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.



Dalam penelitian ini, siswa dikatakan berpartisipasi dalam pembelajaran jika melakukan beberapa indikator-indikator, yaitu aktif mengerjakan soal yang diberikan guru, menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di depan kelas, memberi tanggapan dan mengajukan ide, serta membuat kesimpulan baik mandiri maupun kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa partisipasi belajar merupakan keikutsertaan atau berperan aktif secara emosi dan mental untuk mendorong kemandirian dan inisiatif peserta didik dalam mengembangkan suatu pengetahuan melalui proses pembelajaran. 2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting yang diperoleh dari belajar dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Bloom dalam Suprijono (2012:6) Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, ingatan), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evalution (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).Domain psikomotor meliputi keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Menurut Suprijono (2012:7),“hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan komprehensif. Sedangkan menurut Reigeluth dalam Uno (2007: 137), “hasil belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang



nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang mencakup kemampuan kognitif yang diperoleh dari proses pembelajaran. 3. Definisi Model Pembelajaran Problem Posing a.



Definisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja,



terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri sesesorang. Menurut Winkel (1991) dalam Eveline (2011:12), “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa”. Menurut Gagne (1985) dalam Eveline (2011:12), “pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna”. Sedangkan menurut Miarso (1993) dalam Eveline (2011: 12-13), “pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebihdahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi antara guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.



b.



Definisi Model Pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan



untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Menurut Suprijono (2012:46), “model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”. Menurut Arends dalam Suprijono (2012:46), “model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”. Model pembelajaran juga didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedural sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan menurut Darminto (2013: 1), “model pembelajaran adalah bentuk pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari bentuk individual, kelompok, atau klasikal”.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu bentuk yang dilakukan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. c.



Definisi Problem Posing



1) Pengertian Model pembelajaran problem posing adalah pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk membentuk atau mengajukan soal berdasarkan informasi atau situasi yang diberikan. Informasi yang ada diolah dalam pikiran dan setelah dipahami maka peserta didik akan bisa mengajukan pertanyaan. Menurut Darminto (2013:57), “problem posing adalah suatu model pembelajaran



yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri”. Menurut Ellerton dalam Puspitasari (2014: 42), “problem posing sebagai pembuatan soal oleh siswa yang dapat mereka pikirkan tanpa pembatasan apapun baik terkait isi maupun konteksnya”. Model pembelajaran problem posing merupakan salah satu pendekatan pembelajaran non konvensional yang dalam proses perlakuannya membangun struktur kognitif siswa, siswa diberi kesempatan secara terbuka dan luas untuk mengembangkan kreativitas. 2) Tipe-tipe Problem Posing Menurut Darminto (2013:58) ada beberapa tipe problemposing sebagai berikut: a) Problem Posing tipe Pre Solution Posing Yaitu siswa membuat pertanyaan dan jawabannya berdasarkan pertanyaan yang dibuat oleh guru.Jadi yang diketahui pada soal itu dibuat guru, sedangkan siswa membuat pertanyaan dan jawaban sendiri. b) Problem Posing tipe Within Solution Posing Yaitu memecah pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan yang relevan dengan pertanyaan guru. c) Problem Posing tipe Post Solution Posing Yaitu siswa membuat soal yang sejenis dan menantang, seperti yang dicontohkan oleh guru. Menurut Elwan dalam Puspitasari (2014: 43) mengklasifikasikan problem posing menjadi tiga tipe. Berikut diuraikan masing-masing tipe tersebut sebagai berikut. a) Free problem posing (problem posing bebas), menurut tipe ini siswa diminta untuk membuat soal secara bebas berdasarkan situasi kehidupan sehari-hari. b) Semi-structured problem posing (problem posing semi terstruktur) dalam hal ini siswa diberikan suatu situasi bebas atau terbuka dan diminta untuk mengeksplorasinya dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan, atau konsep yang telah dimiliki mereka.



c) Structured problem posing (problem posing struktur) dalam hal ini siswa diminta untuk membuat soal yang diketahui dengan mengubah data atau informasi yang diketahui. d.



Tahapan-tahapan Problem Posing Menurut Darminto (2013: 58) tahapa-tahapan problem posing diuraikan



sebagai berikut. 1) Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. Jika perlu, penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep. 2) Guru memberi latihan soal secukupnya. 3) Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, tetapi siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat dilakukan pula secara berkelompok. 4) Pada pertemuaan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa, untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. 5) Guru memberikan tugas rumah secara individual. e.



Keunggulan dan Kelemahan Problem Posing Dalam setiap pembelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan.



Menurut Rahayuningsih dalam Puspitasari (2014: 49-50) adapun keunggulan dan kelemahan problem posing sebagai berikut. 1) Keunggulan Problem Posing a) Mendidik siswa berpikir kritis. b) Siswa aktif dalam pembelajaran. c) Belajar menganalisis suatu masalah. d) Mendidik anak percaya pada diri sendiri. 2) Kelemahan Problem Posing a) Memerlukan waktu cukup banyak. b) Tidak bisa digunakan di kelas-kelas rendah. c) Tidak semua siswa terampil bertanya.



B. Tinjauan Pustaka Model Pembelajaran Problem Posing telah banyak diteliti selama ini, diantaranya oleh Ria Zuniati (2013) dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing pada Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif Nu Wuwuharjo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Berdasarkan hasil penelitian diperolah informasi aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan Problem Posing terus mengalami penigkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Problem Posing lebih efektif daripada pembelajaran konvensional pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Aneng Sih Samitri dengan judul penelitian “Peningkatan Partisipasi Siswa dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share (TPS) Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Purwanegara Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa partisipasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan melalui pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share.Hasil serupa diperoleh dari



penelitian Nurkhozit



dengan



judul



penelitian “Penerapan



Metode



Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII E MTs Negeri Loano Tahun Pelajaran 2013/2014, yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing mengalami peningkatan.



C. Tinjauan Materi 1. Persamaan Linear Dua Variabel adalah suatu persamaan dengan dua variabel dan masing-masing variabel berpangkat satu. 2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah beberapa persamaan yang terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana antara variabel pada PLDV yang satu dengan variabel PLDV yang lain saling berkaitan. 3.



Mengenali SPLDV dalam Berbagai Bentuk dan Variabel



a. SPLDV dalam Berbagai Bentuk 1) Bentuk implisit yaitu a1x + b1y + c = 0 dan a2x + b2y +c2 = 0 2) Bentuk eksplisit yaitu y = m1x + n1 dan y = m2x + n2 b. SPLDV dalam Berbagai Variabel Contoh : 1) 2a + b + 4 = 0 3a – 2b – 12 = 0 2) 2p + q + 4 =0 3p – 2q – 12 = 0 4.



Menyelesaikan SPLDV a. Cara Substitusi b. Cara Eliminasi c. Cara Subtitusi dan Eliminasi ( Gabungan) d. Cara Matrik



5. Membuat Model Matematika dari Masalah Sehari-hari yang Melibatkan SPLDV



Contoh : Ani membeli dua buah buku dan tiga buah pensil. Harga seluruhnya Rp 2.000,00. Jawab : Misal : dua buah buku = x tiga buah pensil = y maka2x + 3y = 2.000. 6. Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Penyelesaian SPLDV merupakan titik potong dari grafik masing-masing persamaan pada SPLDV tersebut. Contoh : Selesaikan SPLDV 2x – y = 4, x + y = -1. Jawab : 2x – y = 4 x 0 2 Grafik 2x – y = 4 melalui titik (0, -4) dan (2, 0) y -4 0



x + y =titik -1 (0, -1) dan (-1, 0) Grafik x + y = -1 melalui x



0



-1



y



-1



0



3 2 1 2x – y = 4 -1



0



1



2



-1 -2 -3



(1, -2)



x + y = -1



-4 Titik potong grafik 2x – y = 4 dan x + y = -1 adalah (1, -2). Jadi , himpunan penyelesaiannya {(1, -2)}



D. Kerangka Berpikir Partisipasi siswa merupakan salah satu aktivitas dalam pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kemampuan partisipasi siswa sangat dipengaruhi oleh komponen guru yaitu bagaimana guru dapat membuat siswa untuk ikut merespon serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun pada kenyataannya siswa enggan untuk mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang dibahas. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing. Dalam pembelajaran menggunakan Problem Posing ini, guru menyampaikan materi kepada siswa sehingga siswa mampu meningkatkan penguasaan materi oleh siswa.



Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan lembar kerja siswa untuk memudahkan siswa dalam memahami materi. Pemberian soal yang dibuat oleh guru akan membuat siswa berpikir kritis untuk mengenal jawaban dan soal tersebut. Siswa diminta untuk mengajukan soal dan secara acak siswa menyajikan soal temuannya di depan kelas. Hal ini efektif memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut berpartisipasi dalam mengemukakan pendapatnya maupun untuk menanyakan hal-hal yang menjadi kesulitan bagi siswa itu sendiri. Jika kemampuan berpartisipasi siswa meningkat, maka hasil belajar siswa akan meningkat. E. Rumusan Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Pembelajaran Problem Posing dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika terhadap siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Tahun Pelajaran 2016/2017”.



BAB III METODE PENELITIAN



A. Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah Purwodadi, yang terletak di kecamatan Purwodadi kabupaten Purworejo.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C yang terdiri dari 20 siswa.Siswa terdiri dari 9 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan secara bertahap, adapun tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi menyusun dan



mengajukan proposal,



mengajukan izin penelitian, serta menyusun instrumen danperangkat penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 – Oktober 2016. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap ini peneliti akan melaksanaan penelitian dan pengumpulan data pada bulan November 2016. 3. Tahap Penyelesaian Tahap ini terdiri dari proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian, yang dimulai pada bulan Desember 2016 – Februari 2017.



19



20



C. Desain Penelitian Menurut Kardiawarman dalam Paizaluddin (2014: 6), “penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut”. Menurut Mulyasa (2011: 11), “penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan”. Sedangkan menurut Arikunto (2008: 16), penelitian tindakan kelas mempunyai 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.Tahap tindakan dan observasi dalam penelitian ini dilakukan dalam satu waktu.Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.Prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan Refleksi



SIKLUS I



Pelaksanaan



Pengamatan Perencanaan Refleksi



SIKLUS II



Pelaksanaan



Pengamatan



? Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas



Peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran berlangsung dalam dua siklus penelitian. Tahapan setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut. SIKLUS 1 1. Perencanaan a. Menyusun perencanaan pembelajaran. b. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa. c. Menyusun soal tes siklus I. d. Merancang lembar kerja siswa. e. Menyusun lembar pengamatan siswa. f. Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar. 2. Pelaksanaan a. Guru mengucapkan salam. b. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu. c. Guru melakukan presensi terhadap siswa. d. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. e. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang teridiri dari 4 atau 5 siswa. f. Gurumembagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan. g. Gurumeminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta jawabannya. h. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas.



i. Dengan bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. j. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pembelajaran yang sudah disampaikan. 3. Pengamatan Mengamati partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu partisipasi siswa dalam belajar kelompok. 4. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Setelah pelajaran selesai dan siswa diberikan evaluasi maka guru mengadakan analisis keberhasilan pencapaian pembelajaran, menentukan faktor-faktor yang paling domain yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi, kemudian mendiskusikan hasil analisis untuk perbaikan dalam pelaksanaan siklus II. SIKLUS II 1. Perencanaan a. Menyusun perencanaan pembelajaran. b. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. c. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa. d. Menyusun soal tes siklus II. e. Merancang lembar kerja siswa. f. Menyusun lembar pengamatan siswa. g. Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.



2. Pelaksanaan a. Guru mengucapkan salam. b. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu. c. Guru melakukan presensi terhadap siswa. d. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. e. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang teridiri dari 4 atau 5 siswa. f. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan. g. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta jawabannya. h. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. i. Dengan bimbingan guru, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. j. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pembelajaran yang sudah disampaikan. 3. Pengamatan Mengamati partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu partisipasi siswa dalam belajar kelompok. 4. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa.Setelah pelajaran selesai dan siswa diberikan evaluasi maka peneliti mengadakan analisis



keberhasilan pencapaian pembelajaran, menentukan faktor-faktor yang paling domain yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes dilakukan setiap akhir siklus pembelajaran. Soal tes disusun berdasarkan indikator-indikator yang tercantum dalam silabus. Hal ini dilakukan agar hasil tes benar-benar dapat menggambarkan kompetensi siswa. 2. Metode Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik. Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2014:145) menyatakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai biologis dan psikologis”. Hal yang paling penting adalah prosesproses pengamatan dan ingatan. 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh selama observasi. Dokumentasi berupa dokumen silabus, RPP, LKS, data nama siswa,



tugas siswa, lembar jawaban saat tes, daftar nilai siswa, serta dokumen berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa saat pembelajaran. 4. Metode Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak ada lembar observasi. Catatan penelitian lapangan ini meliputi seluruh aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. 5. Wawancara Tidak Terstruktur Menurut Sugiyono (2014: 140), “wawancara tidak tersruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya”. Pedoman



wawancara



yang



digunakan



hanya



berupa



garis-garis



besar



permasalahan yang akan ditanyakan.



E. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2014: 102), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes. 1. Lembar Observasi Lembar observasi dalam peneliti ini digunakan untuk mengumpulkan data dari siswa tentang partisipasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model problem posing. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mencatat proses-proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Analisis data hasil observasi partisipasi dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing butir soal. Skor 1 jika jawaban setuju dan skor 0 jika jawaban tidak setuju.



2. Tes Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes (essay). Soal tes dibuat sesuai dengan kisi-kisi yang sudah dibuat untuk mengukur partisipasi belajar matematika siswa.Soal tes ini selain dibuat secara terstruktur dan adapun yang tidak terstruktur.Instrumen ini telah divalidasi oleh satu guru kelas VIII C di SMP Muhammadiyah Purwodadi.Tes diberikan pada setiap akhir siklus dan dikerjakan individu.



F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan.Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:246) mengemukakan bahwa, “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung sacara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. a. Reduksi Data Hal yang dilakukan dalam reduksi data yaitu merangkum dan memilih hal- hal yang penting untuk memberikan gambaran yang jelas. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan menggunakan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil pekerjaan siswa. Catatan lapangan dalam penelitian ini berupa kegiatan dari awal sampai akhir dalam pembelajaran kemudian dipilih datayang penting, data tersebut yang mendukung peningkatan partisipasi, hasil observasi digunakan untuk melihat adanya peningkatan partisipasi belajar siswa dan hasil pekerjaan



siswa digunakan untuk melihat hasil belajar siswa. Data yang telah dikumpulkan kemudian dipilih sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan sesuai dengan yang ada dilapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam penarikan kesimpulan. b. Penyajian Data Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dengan uraian singkat yang bersifat naratif. Penyajian data bertujuan untuk memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi merencanakan kegiatan dalam siklus selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. c. Penarikan Kesimpulan Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dengan didukung oleh bukti-bukti yang valid. Penelitian ini diharapkan akan meningkatkan partisipasi belajar dengan model pembelajaran problem posing. 2. Analisis Data Kuantitatif Data dianalisis adalah semua data yang dikumpulkan melalui tes dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan menghitung nilai rerata, nilai tertinggi, dan nilai terendah pada setiap siswa. Untuk ketuntasan klasikal dihitung dengan teknik persentase. Ketuntasan ditentukan berdasarkan KKM mata pelajaran matematika, yaitu 70. Rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan adalah



% ketuntasan klasikal =



(Arikunto, 2010:266)



Tabel 2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Persentase (%) Tingkat Persentase 86% - 100% 76% - 85% 60% - 75% 55% - 59% ≤54%



Penghargaan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Purwanto, 2013: 103)



b. Hasil Observasi Data observasi dianalisis menggunakan teknik persentase. Rumus untuk menghitung persentase partisipasi belajar adalah sebagai berikut.



Keterangan: NP : Nilai persen yang dicari R : Nilai awal yang diperoleh dari pengamatan SM : Nilai maksimum ideal dari pengamatan 100 : Bilangan tetap Tabel 3 Kriteria Partisipasi Belajar Matematika Siswa Tingkat Persentase Penghargaan 86% - 100% Sangat Baik 76% - 85% Baik 60% - 75% Cukup 55% - 59% Kurang ≤54% Sangat Kurang (Purwanto, 2013:103)



G. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dapat dikatakan berhasil bila partisipasi belajar siswa meningkat sekurang-kurangnya ≥ 60% dan siswa mencapai KKM minimal70, ketuntasan klasikal meningkat hingga mencapai 77%.



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A. Deskripsi Hasil Penelitian 1.



Deskripsi Data Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Purwodadi. Pra



siklus yang dilakukan peneliti adalah observasi dan wawancara dengan guru. Observasi dan wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi awal peserta didik dan permasalahan apa yang terjadi. Peneliti mengajukan izin penelitian kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian. Peneliti juga melakukan konsultasi kepada guru pembimbing mengenai silabus, RPP, LKS, dan soal tes akhir siklus. Data awal diperoleh dari hasil nilai UTS kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi yaitu nilai tertinggi 64, nilai terendah 48, dan rata-rata nilai sebesar 54. Berdasarkan data yang sudah diketahui sebelumnya bahwa siswa yang mencapai KKM hanya satu orang saja dari KKM yang telah ditentukan SMP Muhammadiyah Purwodadi yaitu sebesar 68. Sehingga diperoleh data bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan dua kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes. Alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan adalah 2 × 40 menit.



30



31



Hasil observasi di kelas VIII C SMP Muhammadiyah diketahui bahwa siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menerapkan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa. Problem posing merupakan suatu model pembelajaran yang mewajibkan siswa berlatih soal sendiri dari informasi yang telah diperoleh. Penelitian tindakan kelas ini dilasanakan pada tanggal 23 November 2016 dengan materi Sistem Persmaan Linear Dua Variabel. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan jadwal pelaksanaan pembelajaran matematika selama kegiatan penelitian di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi.



Siklus



1



2



Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Matematika SMP Muhammadiyah Purwodadi Kelas VIII C Hari/Tanggal Pukul Materi Pembelajaran Rabu, 23 08.20-09.40 Menyebutkan perbedaan November 2016 PLDV dan SPLDV, menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel. Kamis, 24 10.00-12.00 Menentukan akar SPLDV November 2016 dengan substitusi dan eliminasi, membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Jum’at, 25 07.00-08.20 Tes siklus 1 November 2016 Senin, 28 08.20-09.40 Menyelesaikan matematika November 2016 dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya. Selasa, 29 07.00-08.20 Menyelesaikan SPLDV dengan November 2016 menggunakan grafik garis lurus. Rabu, 30 08.20-09.40 Tes siklus 2 November 2016



Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut ini adalah deskripsi penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran problem posing yang dilaksanakan pada masing-masing siklus sebagai berikut. 2.



Deskripsi Data Tindakan Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan



satu kali tes pada akhir siklus. Materi pembelajaran yang dipersiapkan untuk siklus I adalah menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV, menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk variabel, menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi, dan membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut. a.



Tahap Perencanaan



g.



Penyusunan perencanaan pembelajaran yang memuat model pembelajaran problem posing.



h.



Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.



i.



Penyusunan soal tes siklus I yang berupa soal uraian yang terdiri dari lima butir soal.



j.



Merancang lembar kerja siswa dengan materi pembelajaran menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV, menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi, dan



membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. k.



Menyusun lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk mempermudah peneliti atau observer dalam melakukan observasi.



l.



Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar.



b. Tahap Pelaksanaan Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dideskripsikan sebagai berikut. 1) Pertemuan ke-1 Pertemuan pertama pada siklus ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 23 November 2016 selama 2×40 menit. Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali materi PLSV. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV, siswa dapat menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel. Siswa diberi penjelasan mengenai pembelajaran melalui model pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan pengertian PLDV dan SPLDV dan meminta siswa menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV. Ketika siswa diberikan contoh SPLDV, siswa diminta memberikan contoh SPLDV yang lain. Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal berdasarkan informasi yang



diperoleh. Peneliti memberikan contoh menyelesaikan SPLDV dengan cara eliminasi dan substitusi. Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk.Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masing-masing siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi. Ketika pembagian kelompok siswa sulit diatur, ada siswa yang menginginkan membentuk kelompok sendiri, ada siswa yang menginginkan pembentukan kelompok sesuai absen. Setelah peneliti memberikan penjelasan, suasana kelas tenang kembali. Selanjutnya peneliti membagikan LKS, peneliti menjelaskancara pengisian LKS, LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan di LKS. Selama proses diskusi peneliti dan observer berkeliling mendatangi masing-masing kelompok. Pada awal diskusi masih banyak siswa yang bercanda sehingga suasana diskusi sedikit gaduh. Setelah didekati peneliti, siswa mulai mengerjakan kembali. Selain itu, masih banyak siswa kesulitan ketika menyelesaikan masalah yang didiskusikan. Siswa bertanya kepada peneliti tentang hal yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Siswa juga membaca buku untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS. Peneliti mempersilakan kelompok yang bersedia maju mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Tetapi tidak ada kelompok yang maju mempresentasikan hasil diskusinya. Akhirnya peneliti menunjuk kelompok 1 untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada siklus I pertemuan pertama kelompok 1 mempresentasikan



hasil diskusinya tentang materi penyelesaian SPLDV yaitu cara substitusi. Hasil diskusi dari kelompok 1 sebagai berikut.



Gambar 2. Hasil Diskusi Kelompok 1 Siswa diminta untuk menanggapi hasil presentasi kelompok 1. Siklus pertama pertemuan ke-1 tidak ada siswa yang menanggapi karena siswa belum terbiasa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Kemudian peneliti mengevaluasi hasil diskusi kelompok 1. Berdasarkan hasil diskusi kelompok 1 bahwa siswa dalam membuat soal masih kesulitan karena pertanyaan dengan apa yang diketahui tidak sesuai. Seharusnya selesaikan persamaan SPLDV 3x + 2y = 1 dan y = 3x + 5 dengan cara substitusi. Bisa dilihat pada gambar 2 diatas. Peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari. Pertemuan ke-1 siklus pertama siswa masih mengalami kesulitan dalam menyimpulkan. Selanjutnya peneliti memberikan kesimpulan terhadap materi pelajaran yang sudah dipelajari. Untuk siklus 1 pertemuan ke-1 cukup sekian. Peneliti mengingatkan untuk mempelajari materi selanjutnya.



Peneliti mengakhiri dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti observer. 2) Pertemuan ke-2 Pertemuan kedua pada siklus ke-1 dilaksanakan pada hari Kamis, 24 November 2016 selama 3×40 menit.Kegiatan pertama yang dilakukan, guru masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi, siswa dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi selanjutnya, peneliti menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya. Setelah siswa jelas peneliti melanjutkan materi berikutnya. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang melibatkan SPLDV.



Ketika



peneliti menjelaskan materi, ada siswa yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal berdasarkan informasi



yang



diperoleh.Peneliti



memberikan



matematika berkaitan kehidupan sehari-hari.



contoh



membuat



model



Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masingmasing siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi. Pembentukan kelompok pada pertemuan ke-2 ini berlangsung tertib. Selanjutnya peneliti membagikan LKS. Peneliti menjelaskan cara pengisian LKS, LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan di LKS. Selama proses diskusi peneliti dan observer berkeliling mendatangi masing-masing kelompok. Proses diskusi berlangsung lancar dan tertib meskipun masih ada siswa yang tidak memperhatikan. Diskusi pada pertemuan ke-2 masih ada siswa yang mengalami kesulitan. Siswa bertanya kepada peneliti tentang hal yang kurang jelas. Terlihat ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam kegiatan berdiskusi.Ketika ada hal yang tidak jelas hanya diam saja. Beberapa menit sebelum waktu diskusi selesai peneliti memperingatkan untuk segera menyelesaikan masalah pada LKS. Setelah 25 menit siswa diminta peneliti mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti mempersilakan kelompok yang bersedia untuk maju. Pertemuan ke-2 ini siswabelum berani untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Akhirnya peneliti menunjuk secara acak kelompok yang maju yaitu kelompok 4. Pada siklus I pertemuan kedua kelompok 4 mempresentasikan hasil diskusinya tentang penyelesaian model matematika dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Hasil diskusi kelompok 4 sebagai berikut.



Gambar 3. Hasil Diskusi Kelompok 4 Siswa diminta peneliti untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 4. Terlihat ada siswa yang tidak memperhatikan kemudian peneliti menunjuk siswa tersebut untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 4. Siswa tersebut hanya diam saja. Kemudian peneliti memperingatkan agar memperhatikan.Selanjutnya peneliti mengevaluasi hasil diskusi kelompok 4. Peneliti membenarkan hasil diskusi dari kelompok 4 dapat dilihat pada gambar 3 di atas. Berdasarkan hasil diskusi kelompok 4, siswa masih kesulitan dalam membuat soal. Peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan mengenai materi pelajaran yang sudah disampaikan. Siswa hanya terdiam saja. Selanjutnya peneliti menunjuk salah satu siswa untuk maju kedepan kelas untuk memberikan kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dipelajari. Pertemuan selanjutnya peneliti memberitahukan bahwa akan diadakan tes. Peneliti mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan salam.



3) Pertemuan ke-3 Tes siklus I bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan partisipasi belajar matematika melalui model pembelajaran problem posing. Pada Pertemuan ke-3 ini akan diadakan tes yang berlangsung pada hari Jum’at, 25 November 2016 selama 2×40 menit. Guru memberikan salam, berdo’a bersamasama, dan mengecek kehadiran siswa. Peneliti



menanyakan kesiapan siswa,



memperingatkan kembali akan diadakan tes, dan mengingat kembali materi pembelajaran yang sudah disampaikan. Peneliti memberikan petunjuk, soal tes siklus I terdiri dari 5 butir soal, soal tes uraian, soal tes dikerjakan pada lembar kerja yang telah disediakan, soal tes dikerjakan secara individu, dan soal tes dikerjakan dengan teliti. Peneliti membagikan soal tes siklus I dan lembar jawaban.Tes berlangsung lancar dan tertib, sesekali peneliti berkeliling memeriksa jawaban siswa. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan menanyakan soal yang kurang jelas. Sebelum waktu habis peneliti mengingatkan kembali agar mengecek jawabannya kembali, dan tes dikerjakan sendiri-diri apabila ada yang ketahuan mencotek akan dikenakan sangsi. Setelah waktu berakhir, siswa diminta untuk mengumpulkan pekerjaannya di meja guru. Selanjutnya peneliti mengakhiri dengan mengucapkan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C. c.



Tahap Pengamatan Pada tahap ini pengamatan dilihat dari proses pembelajaran berlangsung.



Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap partisipasi belajar matematika



siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan observer dengan bantuan lembar observasi partisipasi belajar matematika siswa yang telah disediakan peneliti. Berikut ini adalah hasil lembar partisipasi belajar matematika siswa dan hasil tes belajar siswa pada siklus I. 1) Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Peneliti dan observer mengamati kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan lembar observasi partisipasi belajar yang sudah disusun. Berikut ini adalah tabel hasil partisipasi belajar matematika siswa kelas VIII C dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Tabel 5 Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus I Siklus 1



Pertemuan 1 2 Rata-rata



Persentase 55,71% 65,71% 60,71%



Kategori Kurang Cukup Cukup



Dari tabel data observasi partisipasi belajar matematika di atas diperoleh siklus I pertemuan pertama 55,71%, pertemuan kedua 65,71%, dan diperoleh ratarata 60,71%. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan partisipasi belajar sebesar 10%. 2) Data Hasil Tes Siklus I Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui partisipasi belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Berikut ini adalah data hasil tes siklus 1.



Tabel 6 Hasil Tes Matematika Siklus I Kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata



84 32 62



Dari data di atas menunjukkan nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 32, rata-rata 62 dengan ketuntasan klasikal 30% dan termasuk kategori sangat kurang. Siswa yang mancapai KKM sebanyak 6 siswa dan 14 siswa yang tidak mencapai KKM. Dari hasiltes dan partisipasi belajar matematika siswa diperoleh bahwa indikator dalam penelitian ini belum tercapai, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya agar indikator pada penelitian ini tercapai. Penelitian ini dikatakan berhasil dan tidak lanjut ke siklus berikutnya jika partisipasi belajar siswa mencapai kategori yang telah ditentukan atau kategori cukup yaitu ≥ 60%, kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70, dan ketuntasan klasikal 77%. d. Refleksi Setelah melakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan (observasi) selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.



Serta mengamati



kekurangan dan kelebihan dalam penelitian. Berikut ini adalah permasalahan yang ada ketika melakukan penelitian siklus I. 1) Siswa tidak aktif dalam bertanya tentang materi yang belum paham kepada guru.



2) Siswa tidak aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi. Terlihat ada beberapa siswa yang ngobrol dengan temannya. 3) Siwa tidak menjawab pertanyaan dari guru atau teman. 4) Siswa tidak berani mengemukakan pendapat. 5) Siswa masih kesulitan dalam berlatih soal atau membuat soal. Berdasarkan permasalahan di atas, untuk pertemuan siklus II peneliti merancang tindakan perbaikan sebagai pemecahan masalah, perbaikan tersebut sebagai berikut. 1) Peneliti memberikan peringatan, jika tidak memperhatikan siswa disuruh maju ke depan kelas menjelaskan materi pelajaran yang sedang diajarkan. 2) Peneliti memberi motivasi siswa agar lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. 3) Peneliti memberikan rewardterhadap siswa yang melaksanakan apa yang diperintahkan. 4) Peneliti mengingatkan kembali meteri yang sudah diajarkan dan mengulang kembali diakhir pembelajaran. 3.



Deskripsi Tindakan Siklus II Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dan satu kali



tes pada akhir siklus. Materi pembelajaran yang disiapkan pada sikulus II adalah menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya, dan menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut.



a.



Tahap Perencanaan



1) Penyusunan perencanaan pembelajaran yang memuat model pembelajaran problem posing. 2) Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. 3) Penyusunan soal tes siklus II yang berupa soal uraian yang terdiri dari empat butir soal. 4) Merancang



lembar



kerja



siswa



dengan



materi



pembelajaran



yaitu



menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya, dan menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. 5) Menyusun lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas untuk mempermudah peneliti atau observer dalam melakukan observasi. 6) Menyiapkan sumber dan alat bantu mengajar. 7) Menyiapkan reward yang akan diberikan kapada siswa. b. Tahap Pelaksanaan Hasil pelaksanaan pada siklus II dideskripsikan sebagai berikut. 1) Pertemuan ke-1 Pertemuan pertama pada siklus ke-2 dilaksanakan pada hari Senin, 28 November 2016 selama 2×40 menit.Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali



materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya, dan siswa dapat menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi, siswa diberi motivasi agar nantinya dalam proses pembelajaran lebih bersemangat dan siswa lebih aktif melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan cara menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik yaitu menentukan titik dari masing-masing persamaan tersebut, menggambar persamaan tersebut dalam sebuah grafik, dan menentukan titik potong dari grafik masing-masing persamaan pada SPLDV. Ketika peneliti menjelaskan materi, ada siswa yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal berdasarkan



informasi



yang



diperoleh.



Peneliti



memberikan



contoh



menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masingmasing siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi.Untuk pembentukan kelompok pada pertemuan ke-1 siklus II ini berlangsung tertib. Selanjutnya peneliti membagikan LKS. Peneliti menjelaskan cara pengisian LKS, LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan di LKS.



Peneliti membagikan LKS dengan bantuan observer dan meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang ada pada LKS. Peneliti dan observer berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok melihat jalannya diskusi. Ada beberapa siswa masih terlihat bingung ketika mendiskusikan masalah yang ada pada LKS. Siswa juga membaca buku untuk menyelesaikan masalah pada LKS. Siswa juga bertanya kepada peneliti jika ada hal yang kurang jelas, peneliti memberikan penjelasan. Setelah 25 menit, siswa diminta untuk mempresentasikan diskusi kelompoknya. Peneliti



mempersilakan



kelompok



yang



bersedia



maju



untuk



mempresentasikan diskusi kelompoknya. Kelompok 5 bersedia mempresentasikan diskusi kelompoknya dan masih terlihat malu-malu. Siswa mempresentasikan diskusi



kelompoknya



dengan



menulis



jawaban



di



papan



tulis,



baru



menjelaskannya. Pada siklus II pertemuan pertama kelompok 5 mempresentasikan hasil diskusinya tentang penyelesaian SPLDV menggunakan grafik garis lurus. Hasil diskusi dari kelompok 5 sebagai berikut.



Gambar 4. Hasil Diskusi Kelompok 5 Siswa diminta menanggapi presentasi kelompok 5. Siswa hanya terdiam, kemudian peneliti mengingatkan kembali siswa yang berani menanggapi mendapatkan reward. Siswa dari kelompok 1. Dimas Nurcahyo,



mengatakan



bahwa, “gambar grafik tersebut masih salah Bu”. Peneliti membenarkan tanggapan siswa tersebut. Berdasarkan gambar 4 hasil diskusi kelompok 5, siswa mengalami kesulitan menggambar grafik dan menentukan titik potongnya. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari setelah presentasi selesai. Siswa telah mampu menyimpulkan materi pembelajaran.



Peneliti juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan telah disampaikan siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan memperingatkan untuk belajar di rumah. Sekian untuk pembelajaran hari ini, peneliti mengakhiri dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti observer. 2) Pertemuan ke-2 Pertemuan kedua pada siklus ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 29 November 2016 selama 2×40 menit. Kegiatan pertama yang dilakukan, peneliti masuk kelas. Kemudian peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti memberikan persepsi kepada siswa tentang materi yang diberikan serta mengingat kembali materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran



yaitu siswa dapat



menyelesaikan SPLDV dengan



menggunakan grafik garis lurus. Pada pertemuan ini peneliti masih membahas penyelesaian SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Siswa diberi penjelasan kembali mengenai pembelajaran melalui model pembelajaran problem posing yang akan diterapkan. Sebelum menjelaskan materi, siswa diberi motivasi agar nantinya dalam proses pembelajaran lebih bersemangat dan siswa lebih aktif melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi pembelajaran. Peneliti menjelaskan kembali tentang materi sebelumnya yaitu cara menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik. Peneliti bertanya kepada siswa tentang materi yang kurang jelas. Siswa hanya terdiam saja. Peneliti menunjuk salah satu siswa untuk menanyakan materi yang kurang



jelas. Lilis Sundari, siswa hanya terdiam. Kemudian siswa diberikan contoh membuat soal berdasarkan informasi yang diperoleh. Peneliti memberikan contoh menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Seperti pertemuan sebelumnya, siswa diminta untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk. Kelompok yang dibentuk terdiri dari 4 siswa. Masing-masing siswa duduk saling berdekatan agar lebih mudah berdiskusi. Pembentukan kelompok pada pertemuan ke-2 siklus II berlangsung tertib.Selanjutnya peneliti membagikan LKS. Peneliti menjelaskan cara pengisian LKS, LKS dikerjakan selama 25 menit, tulis jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan di LKS. Peneliti membagikan LKS dengan bantuan observer dan meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang ada pada LKS. Peneliti dan observer berkeliling mendatangi tiap-tiap kelompok melihat jalannya diskusi. Ketika proses diskusi ada seorang siswa yang berjalan-jalan di kelas. Peneliti langsung menegur agar ikut aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap kelompok mengerjakan



LKS



masing-masing.



Siswa



juga



membaca



buku



untuk



menyelesaikan masalah pada LKS. Siswa juga bertanya kepada peneliti jika ada hal yang kurang jelas, peneliti memberikan penjelasan. Setelah 25 menit, siswa diminta untuk mempresentasikan diskusi kelompoknya. Peneliti



mempersilakan



kelompok



yang



bersedia



maju



untuk



mempresentasikan diskusi kelompoknya. Kelompok 2 bersedia mempresentasikan diskusi kelompoknya. Siswa mempresentasikan diskusi kelompoknya dengan



menulis jawaban di papan tulis, baru menjelaskannya. Hasil diskusi dari kelompok 2 sebagai berikut.



Gambar 5. Hasil Diskusi Kelompok 2 Siswa diminta menanggapi hasil diskusi kelompok 2.Jawaban kelompok 2 sudah benar. Berdasarkan hasil diskusi kelompok 2, siswa sudah mengalami peningkatan dalam berlatih soal walau masih belum sempurna, dapat dilihat pada gambar 4. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari setelah selesai presentasi. Secara keseluruhan siswa sudah bisa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Peneliti juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan yang sudah disampaikan siswa. Peneliti menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes. Siswa diminta untuk belajar di rumah. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan meninggalkan ruang kelas VIII C.



3) Pertemuan ke-3 Tes siklus II dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana partisipasi belajar matematika melalui model pembelajaran problem posing. Tes siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 30 November 2016 selama 2×40 menit. Peneliti memberikan salam, berdo’a bersama-sama, dan mengecek kehadiran siswa. Peneliti menanyakan kesiapan siswa, memperingatkan kembali akan diadakan tes, dan mengingat kembali materi pembelajaran yang sudah disampaikan. Peneliti memberikan petunjuk, soal tes siklus II terdiri dari 4 butir soal, soal tes uraian, soal tes dikerjakan pada lembar kerja yang telah disediakan, soal tes dikerjakan secara individu, soal tes dikerjakan dengan teliti, dan apabila ada soal yang kurang jelas silakan bertanya kepada peneliti. Sebelum siswa mengerjakan soal tes, peneliti memberi motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat ketika mengerjakan soal tes. Kemudian peneliti membagikan soal tes siklus II dan lembar jawaban. Tes berlangsung lancar dan tertib, sesekali peneliti berkeliling memeriksa jawaban siswa. Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan menanyakan soal yang kurang jelas. Sebelum waktu habis peneliti mengingatkan kembali agar mengecek jawabannya kembali, dan tes dikerjakan individu apabila ada yang ketahuan mencotek akan dikenakan sangsi. Setelah waktu berakhir, siswa diminta untuk mengumpulkan pekerjaannya di meja guru. Selanjutnya peneliti mengakhiri dengan mengucapkan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti obsever.



c. Tahap Pengamatan Pada tahap ini pengamatan dilihat dari proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap partisipasi belajar matematika siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan observer dengan bantuan lembar observasi partisipasi belajar siswa yang telah disediakan peneliti.Berikut ini adalah hasil lembar partisipasi belajar siswa dan hasil tes belajar siswa pada siklus II. 1) Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Peneliti dan observer mengamati kegiatan pembelajaran di kelas menggunakan lembar observasi partisipasi belajar yang sudah disusun. Berikut ini adalah tabel hasil observasi partisipasi belajar matematika siswa siklus II kelas VIII C dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Tabel 7 Data Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siklus II Siklus 2



Pertemuan 1 2 Rata-rata



Persentase 67,86% 76,43% 72,14%



Kategori Cukup Baik Cukup



Dari tabel data observasi partisipasi belajar matematika di atas diperoleh siklus II pertemuan pertama 67,86% dan pertemuan kedua 76,43%, sehingga diperoleh rata-rata 72,14%. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan partisipasi belajar sebesar 8,57%.



2) Data Hasil Tes Siklus II Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui partisipasi belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Berikut ini adalah data hasil tes siklus II. Tabel 8 Hasil Tes Matematika Siklus II Kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata



85 60 71,75



Dari data di atas menunjukkan nilai tertinggi 85, nilai terendah 60, ratarata tes siklus II mengalami peningkatan yaitu 9,75 yang semula rata-rata tes siklus I hanya 62 menjadi 71,75, ketuntasan klasikal 80% dan termasuk kategori baik. Siswa yang mencapai KKM 16 siswa dan 4 siswa yang tidak mencapai KKM. Dari data hasil tes dan partisipasi belajar matematika pada siklus II diperoleh bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai, sehingga tidak perlu perbaikan pada siklus berikutnya.Penelitian ini dikatakan berhasil dan tidak lanjut ke siklus berikutnya karena dari masing-masing indikator keberhasilan sudah mengalami peningkatan sesuai dengan kategori yang diharapkan.Sehingga penelitian ini berhenti pada siklus II. d. Refleksi Tindakan pada siklus II yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi siklus I yaitu memberikan peringatan, jika tidak memperhatikan siswa disuruh maju ke depan kelas menjelaskan materi pelajaran yang sedang diajarkan, pemberian motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam kegiatan



pembelajaran, mengingatkan kembali materi yang sudah diajarkan dan mengulang kembali diakhir pembelajaran, dan memberikan reward terhadap siswa yang melakukan



apa



yang



diperintahkan,



pemberian



reward



terbukti



dapat



meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa. Partisipasi belajar matematika pada siklus II dilakukan melalui pelaksanaan tes. Berdasarkan hasil analisis tes siklus II diketahui rata-rata persentase indikator partisipasi belajar matematika siswa sebesar 72,14%. Ratarata persentase indikator partisipasi belajar matematika tersebut meningkat dari siklus I yang diketahui sebesar 60,71%. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan dari siklus I meningkat pada siklus II. Jadi partisipasi belajar matematika siswa pada siklus II dikatan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang dikategorikan yaitu cukup. Oleh karena itu, peneliti tidak melanjutkan ke siklus berikutnya.



B. Perbandingan Analisis Data antara Siklus I dan Siklus II Analisis data pada penelitian ini digunakan mengetahui peningkatan data yang diperoleh dari siklus I ke siklus II melalui model pembelajaran problem posing. Berikut ini adalah analisis data tiap-tiap instrumen. 1. Analisis Data Lembar Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa Berdasarkan hasil analisis data lembar observasi partisipasi belajar matematika siswa terjadi peningkatan pada siklus I ke siklus II. Berikut ini disajikan peningkatan partisipasi belajar matematika siswa dalam bentuk tabel.



Tabel 9 Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II Persentase (%) Aspek yang Diamati 1. Siswa aktif dalam bertanya tentang materi yang belum paham kepada guru. 2. Siswa aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi. 3. Menjawab pertanyaan dari guru atau teman. 4. Siswa berani mengerjakan soal didepan 5. Siswa kelas. berani mengemukakan pendapat. 6. Siswa mampu membuat kesimpulan individu. 7. Siswa mampu membuat kesimpulan secara berkelompok. Jumlah Rata-rata setiap Pertemuan (%) Rata-rata Siklus I dan Siklus II (%)



Siklus I Pertemuan Pertemuan I II



Siklus II Pertemuan Pertemuan I II



55%



85%



90%



95%



50%



55%



65%



75%



35%



40%



45%



60%



80%



85%



85%



85%



25%



30%



35%



50%



80%



85%



80%



85%



65%



80%



75%



85%



390



460



475



535



55,71%



65,71%



67,86%



76,42%



60,71%



72,14%



Dari hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa partisipasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan, yaitu persentase partisipasi belajar matematika siswa siklus I sebesar 60,71% meningkat menjadi 72,14% pada siklus II. Sehingga diperoleh bahwa peningkatan partisipasi belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 11,43%. Selanjutnyaakan disajikan peningkatan



partisipasi belajar matematika pada siklus I ke siklus II dalam bentuk diagram batang.



Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II 76.43%



80 65.71%



70



60.71%



67.86%



72.14%



55.71%



60 50



Pertemuan I



40



Pertemuan II



30



Rata-rata



20 10 0 Siklus I



Siklus II



Gambar 6. Diagram Batang PerbandinganHasil Observasi Partisipasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II 2. Analisis Data Hasil Tes Hasil analisis data sebelumnya, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada siklus I ke siklus II, diperoleh data sebagai berikut. Tabel 10 Peningkatan Hasil Belajar Matematika



Siklus I Siklus II



Nilai Tertinggi



Nilai Terendah



Rata-rata



84 85



32 60



62 71,75



Ketuntasan Klasikal ≥ 77% 30% 80%



Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil belajar matematika siswa dalam bentuk diagaram batang.



Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa 85



84



90



71.75



80 62



70



60



60



Nilai Tertinggi



50



Nilai Terendah



32



40



Rata-rata



30 20 10 0 Siklus I



Siklus II



Gambar 7. Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Berdasarkan data di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika siswa pada siklus I ke siklus II. Dari data di atas diperoleh data pada siklus I nilai tertinggi 84 meningkat menjadi 85 pada siklus II, nilai terendah 32 meningkat menjadi 60 pada siklus II, dan rata-rata 62 meningkat menjadi 71,75 pada siklus II. Selanjutnya akan disajikan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I dan siklus II dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.



Persentase Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan Siklus II 80%



80 60 40



30% Ketuntasan Klasikal



20 0 Siklus I



Siklus II



Gambar 8. Diagram Batang Persentase Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan Siklus II Dari hasil analisis data tes siklus I dan tes siklus II diperoleh data persentase ketuntasan klasikal siklus I sebesar 30% dan termasuk dalam kategori sangat kurang, pada siklus II meningkat menjadi 80% dan termasuk dalam kategori baik.



C. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan partisipasi belajar matematika siswa melalui model pembelajaran problem posing. Hal ini didasarkan pada hasil observasi dan wawancara terhadap guru matematika kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi. Hasil observasi dan wawancara awal menunjukkan bahwa partisipasi belajar siswa masih rendah, siswa tidak menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal ketika diajukan, siswa hanya diam ketika ditanya, kesulitan mengemukakan pendapat, dan kebanyakan siswa tidak memperhatikan saat pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk



meningkatkan partisipasi belajar matematika dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran problem posing. Pembahasan penelitian ini didasarkan atas hasil pengamatan selama proses penelitian pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil observasi partisipasi belajar matematika siswa pada siklus I diketahui bahwa ada beberapa indikator partisipasi belajar matematika siswa tidak terpenuhi. Indikator-indikator partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini, indikator pertama adalah partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru atau kelompok presentasi. Dari indikator ini diperoleh bahwa siswa tidak aktif dalam bertanya kepada guru tentang materi yang belum paham dan siswa tidak aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi. Indikator kedua adalah partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di depan kelas. Dimaksudkan bahwa siswa berani menjawab pertanyaan dari guru atau teman dan berani mengerjakan soal di depan kelas tanpa dipaksa. Namun diperoleh data bahwa siswa tidak menjawab pertanyaan dari guru atau teman. Indikator ketiga adalah partisipasi siswa dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi. Melalui model pembelajaran problem posing diharapkan agar siswa ikut serta dalam kegiatan pembelajaran dan berani mengemukakan pendapat dalam diskusi. Namun diperoleh data bahwa siswa tidak berani mengemukakan pendapat. Indikator keempat adalah partisipasi siswa dalam membuat kesimpulan secara individu maupun kelompok.Dari analisis data lembar partisipasi belajar



matematika siswa yang sudah diketahui sebelumnya bahwa indikator keempat ini, siswa sudah mampu membuat kesimpulan individu dan siswa mampu membuat kesimpulan secara berkelompok. Dari hal-hal yang terjadi pada siklus I tersebut meningkat pada siklus II. Pada siklus II terlihat bahwa siswa sudah mulai aktif dalam bertanya tentang materi yang belum paham kepada guru, siswa sudah mulai aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi, siswa sudah mulai menjawab pertanyaan dari guru atau teman, dan siswa sudah mulai berani mengemukakan pendapat. Berdasarkan hasil analisis data lembar observasi partisipasi belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, dari persentase 60,71% pada siklus I meningkat menjadi 72,14% pada siklus II. Untuk rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 62 meningkat menjadi 71,75 pada siklus II dan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 30% meningkat menjadi 80% pada siklus II dan termasuk dalam kategori baik.



BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, didapat kesimpulan bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran problem posing pada siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi, sebagai berikut. 1. Siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi menunjukkan peningkatan partisipasi belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Pada siklus I didapat bahwa persentase partisipasi belajar matematika siswa sebesar 60,71% meningkat menjadi 72,14% pada siklus II. Pada siklus I ada beberapa siswa kesulitan dalam membuat soal dan cara penyelesaiannya dari informasi yang telah diperoleh, sehingga peneliti masih membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut. Selanjutnya siklus I mengalami peningkatan pada siklus II, siswa dapat menyelesaikan masalah yang ada yaitu siswa sudah mampu berlatih soal (belajar soal) dari informasi yang telah diperoleh. Walaupun ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam berlatih soal (belajar soal) dari informasi yang telah diperoleh. 2. Siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan pada hasil rata-rata tes siklus I dan rata-rata tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,75 yaitu pada siklus I sebesar



62 menjadi 71,75 pada siklus II dan pencapaian



60



61



persentase ketuntasan klasikal pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 50% yaitu sebesar 30% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II dan termasuk kategori baik.



B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing yang telah diterapkan di kelas VIII C SMP Muhammadiyah Purwodadi dapat disajikan sebagai alternatif pembelajaran matematika untuk meningkatkan partisipasi belajar matematika. 2. Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran problem problem posing akan dapat meningkatkan partisipasi belajar matematika siswa, apabila siswa mampu membuat soal atau berlatih membuat soal dari informasi yang telah diperoleh. Serta dapat menarik siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tercipta pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. 3. Menggunakan model pembelajaran problem posing membutuhkan alokasi waktu yang lama.



DAFTAR PUSTAKA



Ardi Syam, Ruslan & Hisyam Ihsan. 2015. Pengaruh Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan Sekolah, Partisipasi dalam Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Diakses dari http://jurnal.unm.ac.id. Pada tanggal 30 Maret 2016. Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Darminto, Bambang Priyo. 2013. Diktat Strategi Belajar-Mengajar Matematika. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Daryanto & Tutik Rachmawati. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media. Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Eveline Siregar & Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Kencanawaty, Dwi Puspa. 2013. Meningkatkan Partisipasi Belajar MatematikaMelalui Pemberian Penguatan Menggunakan Tabel Berhadiah pada Siswa Kelas V SDN 72 Pontianak Barat.Diakses dari http://jurnal.untan.ac.id. Pada tanggal 24 November 2015. Kumalasari, Yayuk. 2012. Upaya Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Keep On Learning dengan Pemberian Tugas Struktur. (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 4 Purwodadi Tahun Ajaran 2011/2012).Diakses dari http://eprints.ums.ac.id. Pada tanggal 21 November 2015. Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rodakarya. Paizaluddin & Ermalinda. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta. Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Remaja Rodakarya. Puspitasari, Lilik. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kampak Trenggalek Semester Genap Tahun Pelajaran 62



63



2013/2014. Diakses dari http://repo.iain-tulungagung.ac.id. Pada tanggal 29 November 2016. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Telyna. 2010. Partisipasi Belajar. Diakses dari http://telyna.wordpress.com/2010/12/28/partisipasi -belajar. Pada tanggal 9 April 2016. Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Zuniati, Ria. 2013. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing pada Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif NU Wuwuharjo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Purworejo.



LAMPIRAN



SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah Purwodadi Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : Matematika Semester : I (satu) Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel



2.2 Membuat matemat ika



Materi Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua variabel



Sistem Persamaan Linear Dua



Kegiatan Pembelajaran



Indikator Pencapaian Kompetensi



Penilaian Teknik



Bentuk Uraian



Mendiskusikan pengertian PLDV dan SPLDV



Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV



Tes tertulis



Mengidentifikasi SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel



Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel



Tes tertulis



Menyelesaikan SPLDV dengan cara substitusi dan eliminasi



Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi



Tes tertulis



Uraian



Mengubah masalah sehari-hari ke dalam matematika berbentuk



Membuat matematika dari masalah seharihari yang berkaitan



Tes tertulis



Uraian



Uraian



Contoh Instrumen



Alokasi Waktu



Perhatikan bentuk 4x + 2 y = 2 2x40mnt x – 2y = 4 a. Apakah merupakan sistem persamaan? b. Ada berapa variabel? c. Apa variabelnya? d. Disebut apakah bentuk tersebut? Manakah yang merupakan SPLDV? 2x40mnt a. 4x + 2y = 2 x – 2y = 4 b. 4x + 2y ≤ 2 x – 2y = 4 c. 4x + 2y > 2 x – 2y = 4 d. 4x + 2y – 2 = 0 x – 2y – 4 = 0 Selesaikan SPLDV berikut ini: 2x40mnt 3x – 2y = -1 -x + 3y = 12 Harga 4 pensil dan 5 buku tulis Rp19 000,00 sedangkan harga 3 pensil dan 4 buku tulis Rp15



Sumber Belajar Buku paket Buku referensi lain



2x40mnt



64



Kompetensi Dasar



Materi Pembelajaran



dari masa- Variabel lah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya



Sistem Persamaan Linear Dua Variabel



Kegiatan Pembelajaran



Indikator Pencapaian Kompetensi



SPLDV



dengan SPLDV



Mencari penyelesaian suatu masalah yang dinyatakan dalam matematika dalam bentuk SPLDV



Menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus



Menggunakan grafik garis lurus untuk menyelesaikan matematika yang berkaitan dengan SPLDV dan menafsirkan hasilnya



Penilaian Teknik



Bentuk



Contoh Instrumen



Alokasi Waktu



Sumber Belajar



000,00. Tulislah matematikanya.



Tes tertulis



Uraian



Selesaikan SPLDV berikut: 2x + 3y = 8 5x - 2y =1



2x40mnt



Tes tertulis



Uraian



Selesaikan SPLDV 4x + 5y = 19 3x + 4y = 15 dengan menggunakan grafik garis lurus dan merupakan apakah hasilnya?



4x40mnt



65



Mengetahui Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi



66



67



SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah



: SMP Muhammadiyah Purwodadi



Mata Pelajaran



: Matematika



Semester



: 1(Satu)



Standar Kompetensi



: 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.



Kompetensi Dasar



: 2.1 Menyelesaikan



sistem



persamaan



linear



dua



variabel. 2.2



Membuat matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem



Indikator



persamaan linear dua variabel.



: 1. Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV. 2. Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel. 3. Menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi. 4. Membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.



Alokasi Waktu



: 4 Jam Pelajaran (2 pertemuan)



A. Tujuan Pembelajaran 1.



Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV.



2.



Peserta didik dapat menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel.



3.



Peserta didik dapat menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi.



4. Peserta didik dapat membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. B. Materi Pelajaran 7. Persamaan Linear Dua Variabel adalah suatu persamaan dengan dua variabel dan masing-masing variabel berpangkat satu.



8. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah beberapa persamaan yang terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana antara variabel pada PLDV yang satu dengan variabel PLDV yang lain saling berkaitan. 9.



Mengenali SPLDV dalam Berbagai Bentuk dan Variabel



c.



SPLDV dalam Berbagai Bentuk 3) Bentuk implisit yaitu a1x + b1y + c = 0 dan a2x + b2y +c2 = 0 4) Bentuk eksplisit yaitu y = m 1x + n1 dan y = m2x + n2



d.



SPLDV dalam Berbagai Variabel Contoh : 3) 2a + b + 4 = 0 3a – 2b – 12 = 0 4) 2p + q + 4 =0 3p – 2q – 12 = 0



10. Menyelesaikan SPLDV a. Cara Substitusi b. Cara Eliminasi c. Cara Gabungan d. Cara Matrik 11. Membuat Model Matematika dari Masalah Sehari-hari yang Melibatkan SPLDV Contoh : Ani membeli dua buah buku dan tiga buah pensil. Harga seluruhnya Rp 2.000,00. Jawab : Misal : dua buah buku = x tiga buah pensil = y maka 2x + 3y = 2.000. C. Metode Pembelajaran Pembelajaran model problem posing dan diskusi.



D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan I Tahap Kegiatan Pendahuluan



Alokasi Waktu



Aktifitas Kegiatan Apersepsi 1. Guru memberikan salam, berdoa bersamasama, melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi belajar peserta didik.



10



2. Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan



menit



dengan mengingat materi PLDV. 3. Guru



menyampaikan



KD



dan



tujuan



pembelajaran. Kegiatan Inti



Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (dapat juga dalam bentuk lembar kerja siswa dan contohcontoh materi) mengenai perbedaan PLDV dan SPLDV, serta menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel (bahan buku paket, yaitu buku matematika smp



60



kelas VIII mengenai pengertian PLDV dan



menit



SPLDV, mengenai SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel), serta cara penyelesaian SPLDV. Elaborasi 1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan, yaitu model pemebelajaran Problem Posing. 2. Guru membagi peserta didik menjadi 4



kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik. 3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan. 4. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta jawabannya dalam lembar kerja siswa yang sudah dibagikan. 5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Konfirmasi 1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok. 2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali proses atau hasil diskusi kelompok. Penutup



Penutup 1. Guru



bersama



dengan



peserta



didik



menyimpulkan hasil materi yang telah dibahas.



menit



2. Guru mengadakan refleksi. 3. Guru



memberikan



tindak



pertemuan baerikutnya.



10



lanjut



untuk



Pertemuan II Tahap Kegiatan Pendahuluan



Alokasi Waktu



Aktifitas Kegiatan Apersepsi 1. Guru memberikan salam, berdoa bersamasama,



melakukan



mempersiapkan



kondisi



presensi



dan



belajar



peserta



didik. 2. Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan dengan



mengingat



kembali



materi



KD



tujuan



10 menit



sebelumnya. 3. Guru



menyampaikan



dan



pembelajaran. Kegiatan Inti



Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (dapat juga dalam bentuk lembar kerja siswa dan contoh-contoh materi) mengenai menentukan akar SPLDV dengan substitusi dan eliminasi, serta membuat matematika dari



masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV (bahan buku paket, yaitu buku matematika smp kelas VIII penyelesaian SPLDV dengan cara eliminasi dan substitusi, membuat model matematika dari masalah sehari-hari). Elaborasi 1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran



60 menit



Problem Posing. 2. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik. 3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan. 4. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta jawabannya dalam lembar kerja siswa yang sudah dibagikan. 5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Konfirmasi 1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok. 2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali proses atau hasil diskusi kelompok. Penutup



Penutup 1. Guru



bersama



dengan



peserta



didik



menyimpulkan hasil materi yang telah dibahas. 2. Guru mengadakan refleksi. 3. Guru



memberikan



tindak lanjut untuk



pertemuan baerikutnya.



10 menit



Pertemuan III Tahap Kegiatan Pendahuluan



Alokasi Waktu



Aktifitas Kegiatan Apersepsi 1. Guru memberikan salam, berdoa bersamasama, melakukan presensi dan mempersiap-



10



kan kondisi belajar peserta didik. 2. Guru menanyakan kesiapan peserta didik



menit



untuk diujikan. 3. Motivasi peserta didik. Kegiatan Inti



Kegiatan Inti 1. Guru membagi lembar kerja untuk di kerjakan secara individu.



60



2. Guru memberikan instruksi untuk dikerjakan secara teliti. 3. Guru



meminta



menit peserta



didik



untuk



mengumpulkan hasil kerjanya. Penutup



Penutup 1. Guru mengadakan refleksi. 2. Guru



memberikan



tindak



pertemuan baerikutnya.



E. Alat dan Sumber Belajar Alat : Spidol, papan tulis, penghapus. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika SMP Kelas VIII Semester I. F. Penilaian Teknik : Tes Tertulis Bentuk Instrumen : uraian singkat.



10 lanjut untuk



menit



G. Penilaian Instrumen Tertulis 1. Jelaskan pengertian PLDV dan SPLDV! 2. Sebutkan masing-masing variabel dari persamaan linear dua variabel berikut. a.



3x – y = 5



b. 4x + 6y = 6 c.



p–q=1



d. 7m – 2n = 4 e.



3p + 3q = 9



3. Gunakan metode eliminasi untuk penyelesaikan SPLDV berikut. 2x + 3y = 1 x – y = -2 4. Perhatikan persegi ABCD pada gambar di samping, tentukan : a. nilai r



D



C



b. keliling persegi ABCD c. luas persegi ABCD



(r + 3) cm A



(2r – 1) cm



B



5. Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp 14.000,00. Sedangkan harga 2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp 10.500,00. Tentukan : a. model matematika dari soal tersebut. b. harga sebuah beras dan minyak goreng.



Mengetahui Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi



SIKLUS II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah



: SMP Muhammadiyah Purwodadi



Mata Pelajaran



: Matematika



Semester



: 1(Satu)



Standar Kompetensi



: 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.



Kompetensi Dasar



: 2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.



Indikator



: 1. Menyelesaikan



matematika



dari



masalah



yang



berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. 2. Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Alokasi Waktu



: 4 Jam Pelajaran (2 pertemuan)



A. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. 2. Peserta didik dapat menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. B. Materi Pelajaran Menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan grafik garis lurus. Penyelesaian SPLDV merupakan titik potong dari grafik masing-masing persamaan pada SPLDV tersebut. Contoh : Selesaikan SPLDV 2x – y = 4, x + y = -1. Jawab :



2x – y = 4 x



0



2



Grafik 2x –yy = 4 melalui -4 titik (0,0 -4) dan (2, 0) x + y = -1 x



0



-1



y



-1



0



Grafik x + y = -1 melalui titik (0, -1) dan (-1,



0)



1 2 2x – y = 4 -1



0



1



2



-1 -2 -3



(1, -2) x + y = -1



-4 Titik potong grafik 2x – y = 4 dan x + y = -1 adalah (1, -2). Jadi , himpunan penyelesaiannya {(1, -2)} C. Metode Pembelajaran Pembelajaran model problem posing dan diskusi.



D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan I Tahap Kegiatan Pendahuluan



Alokasi Waktu



Aktifitas Kegiatan Apersepsi 1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama, melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi belajar peserta didik. 2. Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan dengan



10 menit



mengingat materi sebelumnya. 3. Guru



menyampaikan



KD



dan



tujuan



stimulus



berupa



pembelajaran. 4. Motivasi peserta didik. Kegiatan Inti



Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Peserta



didik



diberikan



pemberian materi oleh guru (dapat juga dalam bentuk lembar kerja siswa dan contoh-contoh materi) mengenai menyelesaikan matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan



linear



penafsirannya matematika penyelesaian



dua



variabel



dan



(bahan buku paket, yaitu buku smp



kelas



SPLDV),



VIII serta



mengenai penyelesaian



SPLDV dengan grafik garis lurus. Elaborasi 1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan, yaitu model pemebelajaran Problem Posing.



60 menit



2. Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik. 3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan. 4. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta jawabannya dalam lembar kerja siswa yang sudah dibagikan. 5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk Konfirmasi 1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok. 2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali proses atau hasil diskusi kelompok. Penutup



Penutup 1. Guru bersama dengan peserta didik menyimpulkan hasil materi yang telah dibahas. 2. Guru mengadakan refleksi.



10 menit



3. Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya. Pertemuan II Tahap Kegiatan



Aktifitas Kegiatan



Alokasi Waktu



Pendahuluan



Apersepsi 1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama, melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi belajar peserta didik. 2. Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan dengan



10 menit



mengingat kembali materi sebelumnya. 3. Guru



menyampaikan



KD



dan



tujuan



stimulus



berupa



pembelajaran. Kegiatan Inti



Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Peserta



didik



diberikan



pemberian materi oleh guru (dapat juga dalam bentuk lembar kerja siswa dan contoh-contoh materi)



mengenai



menyelesaikan



SPLDV



dengan menggunakan grafik garis lurus. (bahan buku paket, yaitu buku matematika smp kelas VIII penyelesaian SPLDV dengan cara grafik). Elaborasi 1. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan, yaitu model pemebelajaran Problem Posing. 2. Guru



membagi



peserta



60 menit



didik



menjadi



4



kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik. 3. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan. 4. Guru meminta peserta didik untuk membuat 1 atau 2 soal beserta jawabannya dalam lembar kerja siswa yang sudah dibagikan. 5. Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas.



Konfirmasi 1. Guru menguatkan hasil diskusi kelompok. 2. Guru dan peserta didik mengkaji kembali proses atau hasil diskusi kelompok. Penutup



Penutup 1. Guru bersama dengan peserta didik menyimpul10



kan hasil materi yang telah dibahas. 2. Guru mengadakan refleksi.



menit



3. Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan baerikutnya. Pertemuan III Tahap Kegiatan Pendahuluan Apersepsi



Alokasi Waktu



Aktifitas Kegiatan



1. Guru memberikan salam, berdoa bersama-sama, melakukan presensi dan mempersiapkan kondisi belajar peserta didik. 2. Guru menanyakan kesiapan peserta didik untuk



10 menit



diujikan. 3. Motivasi peserta didik. Kegiatan Inti



Kegiatan Inti 1. Guru membagi lembar kerja untuk dikerjakan secara individu.



60



2. Guru memberikan instruksi untuk dikerjakan secara teliti.



menit



3. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan hasil kerjanya. Penutup



Penutup 1. Guru mengadakan refleksi. 2. Guru



memberikan



pertemuan baerikutnya.



tindak



10 lanjut



untuk



menit



E. Alat dan Sumber Belajar Alat : Spidol, papan tulis, penghapus. Sumber Belajar : Buku Paket Matematika SMP Kelas VIII Semester I F. Penilaian Teknik : Tes Tertulis Bentuk Instrumen : uraian singkat. G. Penilaian Instrumen Tertulis 1. Gunakan metode grafik, tentukanlah penyelesian SPLDV berikut. x+y=2 3x + y =6 2. Tentukan titik potong dari grafik x + y dan 2x + y = 9. 3. Harga tiga buah apel dan dua buah jeruk adalah Rp 5.100,00. Sedangkan harga dua buah apel dan empat buah jeruk adalah Rp 7.400,00. Gunakan metode grafik, tentukan: a. Harga satu buah apel dan satu buah jeruk. b. Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk. 4. Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 8.000,00. Sedangkan harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 11.000,00. Tentukan : a. Model matematika dari soal tersebut. b. Gunakan metode grafik, berapa harga satuan dari buku tulis dan buku gambar?



83



Mengetahui Kepala SMP Muhammadiyah Purwodadi



84



Surat Pernyataan Uji Validasi Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama



: Murtinah, A.Md



NBM



: 998304



Jabatan



: Guru Matematika SMP Muhammadiyah Purwodadi



Telah melakukan validasi instrumen lembar observasi dan soal tes matematika sebagai alat uji instrumen di kelas VIII C



SMP Muhammadiyah Purwodadi tahun



pelajaran 2016/2017. Dengan peneliti: Nama



: Sulastri



NIM



: 122140065



Program Studi : Pendidikan Matematika Berdasarkan hasil uji validitas ini, dengan ini menyatakan bahwa instrumen lembar observasi dan soal tes matematika pada penelitian ini dinyatakan (layak/tidak layak) sebagai alat uji instrumen penelitian.



Purworejo, November 2016 Validator



Murtinah, A.Md NBM. 998304



85



KISI-KISI PARTISIPASI BELAJAR SISWA No. 1. 2. 3. 4.



Indikator Partisipasi Mengajukan pertanyaan kepada guru atau kelompok yang presentasi. Menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di depan kelas. Mengemukakan pendapat dalam diskusi. Membuat kesimpulan materi secara individu atau kelompok. Jumlah



Nomor Pernyataan



Jumlah Item



1,2



2



3,4



2



5



1



6,7



2 7



Purworejo, November 2016 Validator



Murtinah, A.Md NBM. 998304



89



KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Jumlah Soal Bentuk Soal



: SMP Muhammadiyah Purwodadi : Matematika : VIII/1 :5 : Uraian



Standar Kompetensi



Kompetensi Dasar



Indikator Soal



.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel. .2 Membuat matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel.



1. Menjelaskan pengertian PLDV dan SPLDV. 2. Memahami variabel dari persamaan linear dua variabel. 3. Memahami akar SPLDV dengan metode eliminasi dan substitusi. 4. Menyelesaikan SPLDV yang berkaitan dengan luas dan keliling persegi. 5. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.



Jenjang Kognitif C1



2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.



C2



C3



No Soal C4







1 √



2 √



3







4 √



5



Jenjang Kognitif C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi C4 = Analisis



90



91



SOAL TES SIKLUS I Materi : SPLDV Waktu : 60 menit Kelas VIII Petunjuk 1. Bacalah setiap soal dengan baik 2. Kerjakan dengan baik dan teliti 3. Priksa kembali sebelum dikumpulkan



1. Jelaskan pengertian PLDV dan SPLDV! 2. Sebutkan masing-masing variabel dari persamaan linear dua variabel berikut. a. 3x – y = 5 b. 4x + 6y = 6 c. p – q = 1 d. 7m – 2n = 4 e. 3p + 3q = 9 3. Gunakan metode eliminasi untuk penyelesaikan SPLDV berikut. 2x + 3y = 1 x – y = -2 4. Perhatikan persegi ABCD pada gambar di samping, tentukan : a. nilai r



D



C



b. keliling persegi ABCD c. luas persegi ABCD



(r + 3) cm



B A (2r – 1) cm 5. Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp 14.000,00. Sedangkan harga 2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp 10.500,00. Tentukan : a. model matematika dari soal tersebut. b. harga sebuah beras dan minyak goreng.



PEDOMAN PENSKORAN SOAL TES SIKLUS I No Jawaban 1. a. Persamaan linear dua variabel adalah suatu persamaan dengan dua variabel dan masing-masing berpangkat satu. b. Sistem persamaan linear dua variabel adalah beberapa persamaan yang terdiri dari dua PLDV atau lebih dimana antara variabel pada PLDV yang satu dengan variabel PLDV yang lain saling berkaitan. 2. a. 3x – y = 5 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu variabel x dan y. b. 4x + 6y = 6 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu variabel x dan y. c. p – q = 1 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu variabel p dan q. d. 7m – 2n = 4 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu variabel m dan n. e. 3p + 3q = 9 merupakan persamaan linear dua variabel yaitu variabel p dan q. 3. 2x + 3y = 1 ×1 x – y = -2 ×2 2x + 3y = 1 2x – 2y = -4 _ 5y = 5 y=1 2x + 3y = 1 ×1 x – y = -2 ×3 2x + 3y = 1 3x – 3y = -6 + 5x = -5 x = -1 Jadi HP = {(-1, 1)} 4. Diketahui : persegi ABCD panjang BC (r+3) cm, panjang AB (2r – 1) cm Ditanya : a. nilai r b. keliling persegi ABCD c. luas persegi ABCD Jawab : a. panjang AB = panjang BC (2r – 1) = (r + 3) (2r – r) = (3 + 1) r =4 Jadi nilai r = 4 b. panjang AB = (2r -1) cm



Skor 5



5



5



5



= (2(4) – 1) cm = (8 – 1) cm = 7 cm panjang BC = (r + 3) cm = (4 + 3) cm = 7 cm keliling persegi ABCD = 4 × s =4×7 = 28 cm c. luas persegi ABCD = s × s =7×7 2 = 49 cm 5. Misalkan : harga 1 kg beras = x Harga 1 kg minyak goreng = y a. Jadi model matematika : x + 4y = 14.000 2x + y = 10.500 b. Dengan menggunakan metode substitusi x + 4y = 14.000 2x + y = 10.500 x + 4y = 14.000 x = 14.000 – 4y 2x + y = 10.500 2 (14.000 – 4y) + y = 10.500 28.000 – 8y + y = 10.500 28.000 – 7y = 10.500 -7y = 10.500 – 28.000 -7y = -17.500 y = 2.500 2x + y = 10.500 2x + 2.500 = 10.500 2x = 10.500 – 2.500 2x = 8.000 x = 4.000 Jadi, harga 1 kg beras = Rp 4.000 dan harga 1 kg minyak goreng = Rp 2.500 Skor Total



5



25



94



KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Jumlah Soal Bentuk Soal



: SMP Muhammadiyah Purwodadi : Matematika : VIII/1 :4 : Uraian



Standar Kompetensi



Kompetensi Dasar



2. Memahami sistem 2.3 Menyelesaikan model persamaan linear dua matematika dari masalah variabel dan yang berkaitan dengan menggunakannya sistem persamaan linear dalam pemecahan dua variabel. masalah.



Indikator Soal 1. Menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik. 2. Menentukan titik potong dari suatu grafik. 3. Menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik berkaita dengan kehidupan sehari-hari. 4. Memecahkan SPLDV berkaitan dengan masalah sehari-hari dengan menggunakan metode grafik.



Jenjang Kognitif C1 C2 C3 C4







No Soal







1







2 √



3







4



Jenjang Kognitif C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi C4 = Analisis



96



97



SOAL TES SIKLUS II Materi : SPLDV Waktu : 60 menit Kelas VIII



Petunjuk 1. Bacalah setiap soal dengan baik 2. Kerjakan dengan baik dan teliti 3. Priksa kembali sebelum dikumpulkan



1. Gunakan metode grafik, tentukanlah penyelesian SPLDV berikut. x+y=2 3x + y = 6 2.



Tentukan titik potong dari grafik x + y= 7 dan 2x + y = 9.



3. Harga tiga buah apel dan dua buah jeruk adalah Rp 5.100,00. Sedangkan harga dua buah apel dan empat buah jeruk adalah Rp 7.400,00. Gunakan metode grafik, tentukan: a.



Harga satu buah apel dan satu buah jeruk.



b.



Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk.



4. Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 8.000,00. Sedangkan harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar Rp 11.000,00. Tentukan : a. Model matematika dari soal tersebut. b. Gunakan metode grafik, berapa harga satuan dari buku tulis dan buku gambar?



PEDOMAN PENSKORAN TES SIKLUS II No 1



Jawaban



Skor



x+y=2 Y



0



2



Y



2



0



Grafik x + y = 2 melalui titik (0, 2) dan (2, 0) 3x + y = 6 X



0



2



Y



6



0



Grafik 3x + y = 6 melalui titik (0, 6) dan (2, 0)



5



Titik potong grafik x + y = 2 dan 3x + y = 6 adalah (2, 0). Jadi, himpunan penyelesaiannya = {(2, 0)}. 2



Cara grafik x+y=7 x



0



7



y



7



0



Grafik x +y = 7 melalui titik (0, 7) dan (7, 0) 2x + y = 9 x



0



4,5



y



9



0



5



Grafik 2x + y = 9 melalui titik (0, 9) dan (4,5, 0)



Titik potong grafik x + y = 7 dan 2x + y = 9 adalah (2, 5) Jadi, himpunan penyelesaiannya = {(2, 5)} 3



a. Misalkan : sebuah apel = x sebuah jeruk = y Diperoleh model matematika : 3x + 2y = 5.100 2x + 4y = 7.400 3x + 2y = 51 Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0 3x + 2y = 51 3x + 0 = 51 3x = 51 x = 17 titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0 3x + 2y = 51 0 + 2y = 51 2y = 51 y = 25,5 2x + 4y = 74 Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0 2x + 4y = 74 2x + 0 = 74 2x = 74 x = 37



5



titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0 2x + 4y = 74 0 + 4y = 74 4y = 74 y = 18,5 Jadi persamaan 3x + 2y = 51 memiliki titik potong (17, 0) dan (0, 25,5), persamaan 2x + 4y = 74 memiliki titik potong (37, 0) dan (0, 18,5).



Jadi, harga satu buah apel Rp. 1.500, 00 dan harga satu buah jeruk Rp. 7.00, 00.



4



b. Harga sepuluh buah apel dan dua buah jeruk: 10x + 2y = 10 (1.500) + 2(7.00) = 15.000 + 1.400 =16.400 Misalkan : sebuah buku tulis = x sebuah buku gambar = y Diperoleh model matematika : x + y = 8.000 2x + y = 11.000 b. x + y = 8 2x + y = 11 diubah dalam ribuan x+y=8 Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0 x+y=8 x+0=8 x=8 titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0 x+y=8



5



0+y=8 y=8 2x + y = 8 Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0 2x + y = 11 2x + 0 = 11 2x = 11 x = 5,5 Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0 2x + y = 11 0 + y = 11 y = 11 Jadi persamaan x + y = 8 memiliki titik potong (8, 0) dan (0, 8), persamaan 2x + y = 11 memiliki titik potong (5,5, 0) dan (0, 11).



Jadi, harga sebuah buku tulis Rp 3.000,00 dan harga sebuah buku gambar Rp 5.000,00. Skor Total



20



LEMBAR KERJA SISWA I MATERI POKOK SPLDV



Anggota Kelompok: 1. 2. 3. 4. Kelas



:



Mata Pelajaran



:



Petujuk Pengisian LKS Waktu: 25 menit, Jawablah semua pertanyaan berikut pada Lembar Kerja Siswa (LKS)



Perhatikan beberapa contoh PLDV berikut. 2x + y = 8 p+q=6 a – 2b = 4 1. Buatlah Persamaan Linear Dua Variabel seperti contoh di atas!



Persamaan Linear Dua Variabel adalah ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. ………………………………………………………….. …………………………………………………………..



Definisi PLDV



Perhatikan beberapa contoh SPLDV berikut. 2x + y = 4



merupakan SPLDV



x+y=2 a – 2b = 12



merupakan SPLD



3a + 2b = 6 2. Buatlah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel seperti contoh di atas!



Definisi SPLDV



Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah ……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………… ………………………………………………………



Perhatikan cotoh menyelesaikan SPLDV dengan cara eliminasi sebagai berikut. Selesaikan SPLDV 3x + 2y = -2, 5x – 4y = 26. 3x + 2y = -2



×5



3x + 2y = -2



×4



5x – 4y = 26 ×3



5x – 4y = 26



×2



15x + 10y = -10



12x + 8y = -8



15x – 12y = 78



_



22y = -88 y = -4 Jadi, himpunan penyelesaian = {(2, -4)}



10x – 8y = 52 22x = 44 x=2



+



3. Seperti contoh di atas buatlah soal beserta jawabannya!



Perhatikan contoh membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV. Harga 6 buah sepeda jenis A dan 5 buah sepeda jenis B adalah Rp 3.050.000 sedangkan harga 4 buah sepeda jenis A dan 3 buah sepeda jenis B adalah Rp 1.950.000. Tuliskan model matematikanya dan hitunglah setiap jenis sepeda tersebut! Jawab : Misal : harga 1 buah sepeda jenis A = x harga 1 buah sepeda jenis B = y Maka model matematika nya 6x + 5y = 3.050.000 4x + 3y = 1.950.000 6x + 5y = 3.050.000



×2



4x + 3y = 1.950.000



×3



12x + 10y = 6.100.000 12x + 9y = 5.850.000 y = 250.000



_



6x + 5y = 3.050.000 6x + 5(250.00) = 3.050.000 6x + 1.250.000 = 3.050.000 6x = 3.050.000 – 1.250.000 6x = 1.800.000 x = 300.000 Jadi, harga sebuah sepeda jenis A = Rp 300.000 harga sebuah sebuah sepeda jenis B = Rp 250.000 4. Buatlah soal beserta jawabannya seperti contoh di atas!



LEMBAR OBSERVASI PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Nama Sekolah : Kelas/Semester : Hari/Tanggal : Siklus Ke : Keterangan : 1 = Siswa melakukan hal yang diamati 0 = Siswa tidak melakukan hal yang diamati 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Siswa aktif dalam bertanya tentang materi yang belum paham kepada guru. Siswa aktif dalam bertanya kepada kelompok yang presentasi. Menjawab pertanyaan dari guru atau teman. Siswa berani mengerjakan soal di depan kelas. Siswa berani mengemukakan pendapat. Siswa mampu membuat kesimpulan individu. Siswa mampu membuat kesimpulan secara berkelompok.



No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Nama Siswa Dan Nama Kelompok Andi Ristiyanto Camelia Oktavia Dimas Nurcahyo Dwi Setiawan Fatkhur Sidik Febri Saiful Rozak Fitria Wulandari



1



2



Hal yang Diamati 3 4 5



6



7



10 8



8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.



Hendra Lesmana Hosus Krisna Pambudi Lilis Sundari Nita Wulandari Nova Andrean Rika Hestanti Roni Efendi Ulfa Hidayati Vivi Lupi .P Wiranto Wiwid Widyaningsih Yuni Marfuah Yusuf Kurniawan



10 9



110



HASIL LEMBAR OBSERVASI PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Nama Siswa dan Nama Kelompok Andi Ristiyanto Camelia Oktavia Dimas Nurcahyo Dwi Setiawan Fatkhur Sidik Febri Saiful Rozak Fitria Wulandari Hendra Lesmana Hosus Krisna Pambudi Lilis Sundari Nita Wulandari Nova Andrean Rika Hestanti Roni Efendi Ulfa Hidayati Vivi Lupi. P Wiranto Wiwid Widyaningsih Yuni Marfuah Yusuf Kurniawan Jumlah Persentase



1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17 85



2 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 11 55



3 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 8 40



Hal yang Diamati 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17 85



5 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 6 30



6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 17 85



7 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 80



Jumlah



NP



Kategori



4 6 7 6 4 3 5 4 5 6 5 3 3 6 4 5 0 5 6 5 92



57.14 85.71 100.00 85.71 57.14 42.86 71.43 57.14 71.43 85.71 71.43 42.86 42.86 85.71 57.14 71.43 0.00 71.43 85.71 71.43



Kurang Baik Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang Cukup Kurang Cukup Baik Cukup Sangat Kurang Sangat Kurang Baik Kurang Cukup Sangat Kurang Cukup Baik Cukup



65.71



Observer I



Observer II



Puji Astuti



Titik Wahyuni



Cukup



11 1



HASIL LEMBAR OBSERVASI PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Nama Siswa dan Nama Kelompok Andi Ristiyanto Camelia Oktavia Dimas Nurcahyo Dwi Setiawan Fatkhur Sidik Febri Saiful Rozak Fitria Wulandari Hendra Lesmana Hosus Krisna Pambudi Lilis Sundari Nita Wulandari Nova Andrean Rika Hestanti Roni Efendi Ulfa Hidayati Vivi Lupi. P Wiranto Wiwid Widyaningsih Yuni Marfuah Yusuf Kurniawan Jumlah Persentase



1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90



2 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 13 65



3 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 9 45



Hal yang Diamati 4 5 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 17 7 85 35



6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 16 80



7 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 75



Jumlah



NP



Kategori



5 6 7 6 4 4 5 5 0 6 5 4 4 6 4 5 0 6 7 6 95



71.43 85.71 100.00 85.71 57.14 57.14 71.43 71.43 0.00 85.71 71.43 57.14 57.14 85.71 57.14 71.43 0.00 85.71 100.00 85.71



Cukup Baik Sangat Baik Baik Kurang Kurang Cukup Kurang Sangat Kurang Baik Cukup Kurang Kurang Baik Kurang Cukup Sangat Kurang Sangat Baik Sangat Baik Baik



67.86



Observer I



Observer II



Puji Astuti



Titik Wahyuni



Cukup



11 2



HASIL LEMBAR OBSERVASI PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Nama Siswa dan Nama Kelompok Andi Ristiyanto Camelia Oktavia Dimas Nurcahyo Dwi Setiawan Fatkhur Sidik Febri Saiful Rozak Fitria Wulandari Hendra Lesmana Hosus Krisna Pambudi Lilis Sundari Nita Wulandari Nova Andrean Rika Hestanti Roni Efendi Ulfa Hidayati Vivi Lupi. P Wiranto Wiwid Widyaningsih Yuni Marfuah Yusuf Kurniawan Jumlah Persentase



1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 95



2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 15 75



3 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 12 60



Hal yang Diamati 4 5 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 17 10 85 50



6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17 85



7 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 85



Jumlah



NP



Kategori



5 7 7 6 5 5 5 5 4 7 5 5 5 6 5 5 0 6 7 7 107



71.43 100.00 100.00 85.71 71.43 71.43 71.43 71.43 57.14 100.00 71.43 71.43 71.43 85.71 71.43 71.43 0.00 85.71 100.00 100.00



Cukup Baik Sangat Baik Baik Kurang Kurang Cukup Kurang Sangat Kurang Baik Cukup Kurang Kurang Baik Kurang Cukup Sangat Kurang Sangat Baik Sangat Baik Baik



76.43



Observer I



Observer II



Puji Astuti



Titik Wahyuni



Cukup



11 3



114



116



CATATAN LAPANGAN I Siklus



:I



Pertemuan



:I



Hari/tanggal



: Rabu, 23 November 2016



Kelas/semester



: VIII C/1



Siswa yang tidak hadir : 1 anak Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan : Pukul 08.20 peneliti memasuki ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum masuk materi siswa diminta mengingat kembali tentang definisi PLSV. Peneliti menyampaikan bahwa pada pertemuan kali ini yang akan dibahasa adalah SPLDV,



yaitu



definisi



SPLDV



dan



cara



penyelesaian SPLDV. Peneliti meminta siswa menyebutkan perbedaan PLSV dan SPLDV dan memberikan contoh SPLDV. Peneliti memberikan contoh membuat soal dan cara penyelesaiannya. Selesai menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk menyelesaikan LKS. Ketika diskusi berlangsung kebanyakan siswa terlihat bingung menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Peneliti memberikan penjelasan kembali. Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Awal diskusi terlihat beberapa siswa yang bercanda, setelah didekati siswa mengerjakan kembali LKS.



Waktu



berdiskusi selesai peneliti mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Namun tidak ada kelompok yang maju, akhirnya peneliti menunjuk kelompok 1. Peneliti meminta dari kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 1, tetapi siswa hanya diam saja. Pertemuan pertama siklus I siswa juga masih kesulitan untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Akhirnya peneliti menanggapi dan menyimpulkan dari kelompok 1. Seharusnya selesaikan SPLDV 3x + 2y = 1 dan y= 3x + 5 dengan cara substitusi. Peneliti meminta siswa untuk belajar materi selanjutnya di rumah. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 09.40.



Siklus



:I



Pertemuan



: II



Hari/tanggal



: Kamis, 24 November 2016



Kelas/semester



: VIII C/1



Siswa yang tidak hadir : 1 anak Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan : Pukul 10.00 peneliti memasuki ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum masuk materi siswa diminta mengingat kembali tentang materi sebelumnya. Peneliti menjelaskan materi, ketika pembelajaran berlangsung ada siswa yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Peneliti memberikan



contoh



membuat



soal



dan



cara



penyelesaiannya.



Selesai



menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk menyelesaikan LKS. Ketika diskusi berlangsung kebanyakan siswa terlihat bingung menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Peneliti memberikan penjelasan kembali. Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Diskusi pada pertemuan ini berlangsung lancar dan tertib. Waktu berdiskusi selesai peneliti mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Tetapi tidak ada kelompok yang maju, akhirnya peneliti menunjuk kelompok 4. Peneliti meminta dari kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 4. Ada siswa yang tidak memperhatikan, kemudian peneliti meminta siswa tersebut menanggapi hasil diskusi kelompok 4. Siswa hanya diam. Pertemuan pertama siklus I siswa masih kesulitan untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Akhirnya peneliti menunjuk salah siswa untuk maju ke depan kelas memberikan kesimpulan. Peneliti meminta siswa untuk belajar di rumah karena



pertemuan



selanjutnya



akan



diadakan



tes.



Peneliti



mengakhiri



pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 12.00.



CATATAN LAPANGAN II Siklus



: II



Pertemuan



:I



Hari/tanggal



: Senin, 28 November 2016



Kelas/semester



: VIII C/1



Siswa yang tidak hadir



: 1 anak



Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan : Pukul 08.20 peneliti masuk ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum masuk materi peneliti memberi motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti menjelaskan materi, ketika pembelajaran berlangsung ada siswa yang belum jelas, peneliti memberikan penjelasan. Peneliti memberikan contoh membuat soal dan cara penyelesaiannya. Selesai menyampaikan materi, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk menyelesaikan LKS. Ketika diskusi berlangsung kebanyakan siswa terlihat bingung menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kembali. Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Diskusi pada pertemuan ini berlangsung lancar dan tertib. Setelah waktu berdiskusi selesai peneliti mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok 5 bersedia mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya peneliti meminta dari kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 5. Siswa dari kelompok 1, menanggapi bahwa jawabannya salah. Selanjutnya siswa menyimpulkan dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari dan peneliti juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan yang telah disampaikan siswa. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 09.40.



Siklus



: II



Pertemuan



: II



Hari/tanggal



: Selasa, 29 November 2016



Kelas/semester



: VIII C/1



Siswa yang tidak hadir



: 1 anak



Keadaan kelas saat pelaksanaan tindakan : Pukul 07.00 peneliti masuk ruang kelas VIII C diikuti oleh pengamat. Pelajaran dimulai dengan salam, berdo’a bersama-sama, melakukan presensi dan menyiapkan kondisi belajar siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum masuk materi peneliti memberi motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menjelaskan materi pembelajaran. Kemudian peneliti memberikan contoh membuat soal dan cara penyelesaiannya. Setelah menyampaikan materi selesai, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Setelah terbentuk kelompok diskusi, peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Siswa diberikan waktu selama 25 menit untuk menyelesaikan LKS. Peneliti dan pengamat berkeliling untuk melihat jalannya diskusi. Diskusi pada pertemuan ini ada siswa yang berjalan-jalan, kemudian peneliti menegurnya agar aktif



dalam



kegiatan



kelompoknya.



Waktu



berdiskusi



selesai



peneliti



mempersilakan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok 2 bersedia mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti meminta dari kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 2. Jawaban kelompok 2 sudah benar. Siswa menyimpulkan dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari dan peneliti juga memberikan penegasan terhadap kesimpulan yang telah disampaikan siswa. Berdasarkan hasil diskusi kelompok 2, siswa sudah mengalami peningkatan dalam menyelesaikan masalah, siswa dapat membuat soal dan cara penyelesaiannya walau belum sempurna. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan salam dan meninggalkan ruang kelas VIII C diikuti pengamat. Pembelajaran berakhir pukul 08.20.



PEDOMAN WAWANCARA



1. Pelajaran apa yang kamu sukai? 2. Berikan pendapatmu tentang model pembelajaran problem posing? 3. Ketika guru sedang mengajar, apakah kamu mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru atau asik main dan ngobrol dengan teman sebangku? 4. Ketika kamu tidak mengerti materi yang dijelaskan, apa yang kamu bertanya kepada guru? Jika tidak, apa alasannya? 5. Ketika ada pertanyaan dari guru, apakah kamu menjawabnya? Jika tidak, apa alasannya? 6. Ketika ada tugas dari guru, apakah kamu mengerjakannya? Jika tidak, apa alasannya? 7. Ketika disuruh guru untuk mengerjakan tugas di depan kelas, apakah kamu melakukannya? 8. Apa yang kamu lakukan jika ada kelompok lain yang sedang presentasi? 9. Ketika kelompok lain presentasi, apakah kamu menanggapinya? Jika tidak, apa alasannya? 10. Ketika disuruh guru untuk menyimpulkan, apa kamu mengerjakannya?



125



Guru mengarahkan kepada siswa untuk pembuatan soal. mengerjakan LKS.



Guru memberikan contoh



Siswa berdiskusi ketika mengerjakan LKS.



Guru berkeliling melihat jalannya diskusi.



126



Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.



Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.



127



Siswa berani mengerjakan di depan kelas.



Guru menjelaskan kembali hasil presentasi siswa.