Qdoc - Tips - Diskusi I Manajemen SDM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

 Nama



: Ni Putu Caesilia Ariska Suena



 NIM



: 022625939



UPBJJ-UT



: Denpasar



Menurut Noe,



et al. (2000),



ada empat level keterkaitan/integrasi antara fungsi sumber



daya manusia dengan fungsi manajemen strategik. Keempat level keterkaitan tersebut digambarkan sebagai berikut. Keterkaitan Administratif



Keterkaitan one-way



Perencanaan Stratejik



Perencanaan Stratejik



Perencanaan Stratejik



Fungsi Sumber Daya Manusia



Fungsi Sumber Daya Manusia



Fungsi Sumber Daya Manusia



Keterkaitan two-way



Keterkaitan integratif Perencanaan Stratejik



Fungsi SDM



Sumber: Noe, R.A., Hollenbeck, J.R., Gerhart, B. dan Wright, P.M. (2000). Human Resource Management: Gaining a Competitive Advantage . 3rd Edition. Boston: McGraw-Hill Companies, Inc. p.46



Gambar 4 Pertalian Perencanaan Stratejik dengan Manajemen SDM



a. Keterkaitan Keterkaitan Administratif 



Keterkaitan administratif merupakan level integrasi paling rendah. Pada level ini perhatian fungsi sumber daya manusia difokuskan pada aktivitas sehari-hari. Eksekutif SDM tidak memiliki waktu atau kesempatan mengambil strategi isu-isu SDM keluar organisasi. Meskipun di sini ada fungsi perencanaan bisnis strategik perusahaan, namun tanpa ada masukan apapun dari departemen SDM. Dengan demikian, pada level integrasi ini, departemen SDM terpisah secara sempurna dari komponen proses manajemen strategik apa pun, baik pada formulasi strategik maupun pada implementasi strategik. Departemen SDM hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan adminsitratif yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan bisnis inti perusahaan.



b. Keterkaitan Satu Arah (One-Way)



Pada pertalian level ini, fungsi perencanaan bisnis strategik perusahaan mengembangkan rencana strategik dan kemudian mereka informasikan mengenai rencana tersebut kepada



fungsi SDM. Pada level ini organisasi melaksanakan manajemen SDM strategik, yaitu  peran fungsi SDM



mendesain sistem dan/atau program yang mengimplementasikan



rencana strategik. Walaupun pada keterkaitan satu arah ini mengakui pentingnya SDM dalam mengimplementasikan rencana strategik, namun namun integrasi ini



menghindarkan



 perusahaan untuk mempertimbangkan isu-isu SDM ketika menyusun formulasi rencana strategik. Pada level integrasi ini sering menghasilkan rencana strategik tetapi tidak bisa diimplementasikan oleh perusahaan secara berhasil.



c. Keterkaitan Keterkaitan Dua Arah (Two-Way)



Pada keterkaitan dua arah ini memungkinkan adanya pertimbangan isu-isu SDM selama  proses formulasi strategi. Integrasi ini terjadi dalam tiga ti ga langkah berurutan. Pertama, tim  perencana strategik menginformasikan kepada fungsi SDM mengenai berbagai macam strategi yang sedang dipertimbangkan oleh perusahaan. Kemudian eksekutif SDM menganalisis implikasi SDM dari berbagai macam strategi tersebut dan mengemukakan hasil analisis tersebut kepada tim perencana strategik. Akhirnya, setelah keputusan strategik diambil perencana strategik mengirimkannya kepada eksekutif SDM yang akan mengembangkan programnya untuk mengimplementasikan putusan strategik tersebut. Fungsi perencana strategik dan fungsi SDM saling ketergantungan dalam keterkaitan dua arah ini.



d. Keterkaitan Integratif 



Keterkaitan integratif adalah pertalian yang dinamis dan banyak segi dan berbasis pada kontinyuitas daripada interaksi sekuensial. Dalam banyak kasus, eksekutif SDM merupakan anggota anggota integral dari dari tim manajemen manajemen senior. Perusahaan dengan keterkaitan integratif memiliki fungsi SDM yang telah menyatu dengan proses formulasi dan implementasi strategi. Dengan demikian dalam manajemen SDM strategik, fungsi SDM terlibat baik dalam proses formulasi maupun implemetasi strategi. Eksekutif SDM memberi informasi mengenai kapabilitas SDM perusahaan kepada perencana strategik dan kapabilitas tersebut



biasanya merupakan fungsi langsung langsung dari praktik-praktik SDM.



Informasi tentang kapabilitas SDM tersebut membantu manajer puncak dalam memilih strategi terbaik, karena mereka dapat mempertimbangkan mengenai sebera pa baik masingmasing alternatif strategik akan dapat diimplementasikan.



Sekali pilihan strategik



ditentukan, maka peran SDM berubah ke pengembangan dan penyelarasan praktek-praktek



SDM yang akan memberi perusahaan karyawan-karyawan yang memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi.