Quiz 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jelaskan Alur Pelayanan Instalasi Ruangan Topik ini 1.) Pasien dapat berasal dari instalasi rawat jalan, IGD, Ruang Rawat Inap. 2.) Sudah ada terapi atau tindakan serta permintaan masuk ICU dari dokter yang merawat kepada dokter anestesi yang bertugas di ICU saat itu. 3.) Beritahukan kepada petugas ICU oleh petugas asal pasien mengenai: a. Identitas pasien b. Keadaan pasien dan diagnosa masuk ICU. c. Tindakan dan terapi yang telah diberikan. d. Peralatan dan obat-obatan yang harus disiapkan di ICU. 4.) Siapkan tempat, peralatan dan obat-obatan yang akan digunakan oleh petugas ICU. 5.) Beritahukan kepada petugas asal pasien oleh petugas ICU bahwa pasien dapat dikirim bila sudah siap. 6.) Lakukan tindakan penanganan pasien selanjutnya sesuai instruksi dokter spesialis yang merawat.



Apa yang perlu diperhatikan dalam desain bangunan ruang Topik ini 1) Bangunan Ruang Perawatan Intensif, strukturnya harus direncanakan kuat/kokoh, dan stabil dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama umur layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan Ruang Perawatan Intensif, lokasi, keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya. (2) Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa dan angin. (3) Dalam perencanaan struktur bangunan Ruang Perawatan Intensif terhadap pengaruh gempa, semua unsur struktur bangunan Ruang Perawatan Intensif, baik bagian dari sub struktur maupun struktur bangunan, harus diperhitungkan memikul pengaruh gempa rancangan sesuai dengan zona gempanya. (4) Struktur bangunan Ruang Perawatan Intensif harus direncanakan secara detail sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila terjadi keruntuhan, kondisi strukturnya masih dapat memungkinkan pengguna bangunan Ruang Perawatan Intensif menyelamatkan diri. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa dan/atau angin, dan perhitungan strukturnya mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.



Jelaskan apa yang perlu diperhatikan dalam Desain Instalasi Listrik di Ruang Topik ini 1) Sumber daya listrik. di mana sumber daya listrik normal (PLN) dilengkapi dengan sumber daya listrik siaga dan darurat untuk menggantikannya, bila terjadi gangguan pada sumber daya listrik normal. 2) Jaringan. (a) Kabel listrik dari peralatan yang dipasang di langit-langit tetapi yang bisa digerakkan, harus dilindungi terhadap belokan yang berulang-ulang sepanjang track, untuk mencegah terjadinya retakan-retakan dan kerusakan-kerusakan pada kabel. (b) Kolom yang bisa diperpanjang dengan ditarik, menghindari bahaya-bahaya tersebut.



(c) Sambungan listrik pada kotak kontak harus diperoleh dari sirkit-sirkit yang terpisah. Ini menghindari akibat dari terputusnya arus karena bekerjanya pengaman lebur atau suatu sirkit yang gagal yang menyebabkan terputusnya semua arus listrik pada saat kritis. 3) Terminal. (a) Kotak Kontak (stop kontak): Setiap kotak kontak daya harus menyediakan sedikitnya satu kutub pembumian terpisah yang mampu menjaga resistans yang rendah dengan kontak tusuk pasangannya. (b) Sakelar: Sakelar yang dipasang dalam sirkit pencahayaan harus memenuhi SNI 04 – 0225 – 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000), atau pedoman dan standar teknis yang berlaku. 4) Pembumian. Kabel yang menyentuh lantai, dapat membahayakan petugas. Sistem harus memastikan bahwa tidak ada bagian peralatan yang dibumikan melalui tahanan yang lebih tinggi dari pada bagian lain peralatan yang disebut dengan sistem penyamaan potensial pembumian (Equal potential grounding system). Sistem ini memastikan bahwa hubung singkat ke bumi tidak melalui pasien.



Jelaskan Apa yang perlu diperhatikan pada desain air bersih dan air limbah di ruang Topik ini a. Sistem air bersih. (1) Sistem air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem distribusi air rumah sakit. (2) Perencanaan sistem distribusi air bersih dalam bangunan Ruang Perawatan Intensif harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan. (3) Penjelasan lebih lanjut mengenai sistem perpipaan air bersih rumah sakit dapat dilihat pada Pedoman Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C Tahun 2009, Pedoman Fasilitas Rumah Sakit Kelas B Tahun 2010. b. Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah. (1) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah dialirkan ke Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL). (2) Penjelasan lebih lanjut mengenai sistem pembuangan air kotor / air limbah rumah sakit dapat dilihat pada Pedoman Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C Tahun 2009, Pedoman Fasilitas Rumah Sakit Kelas B Tahun 2010.



Jelaskan apa yang perlu diperhatikan dalam desain instalasi gas medis di ruang Topik ini Sistem gas medik harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya. 1) Outlet dan inlet (a) Outlet dan inlet untuk gas medik atau vakum harus untuk jenis gas tertentu, yaitu outlet dan inlet dengan sambungan ulir atau kopel cepat yang tidak dapat dipertukarkan. (b) Setiap outlet harus terdiri dari satu katup primer dan sekunder. (c) Setiap inlet, hanya terdiri dari satu katup primer. (d) Katup sekunder (atau katup unit) harus menutup secara otomatik untuk menghentikan aliran gas medik bila katup primer dilepaskan.



(e) Katup primer (atau katup unit) harus menutup secara otomatik untuk menghasilkan aliran vakum bila katup primer (atau katup unit) dilepaskan. (f) Setiap outlet/inlet harus diberi identitas yang mudah dibaca dengan nama atau simbol kimia untuk gas medik atau vakum tertentu yang disediakannya. (g) Setiap Outlet dan inlet berulir harus dari jenis sambungan yang tidak dapat dipertukarkan, sesuai ketentuan yang berlaku. (h) Setiap outlet/inlet, termasuk yang dipasang pada kolom, gulungan selang (wall mounted), saluran langit-langit (ceiling mounted), atau instalasi khusus lainnya, harus dirancang sedemikian sehingga bagian atau komponen yang dipersyaratkan untuk jenis gas tertentu tidak dapat dipertukarkan antara outlet/inlet untuk jenis gas yang berbeda. (i) Penggunaan komponen sebagai bagian dari outlet/inlet, seperti pegas, ring cincin, baut pengencang, penyekat, dan sumbat penutup diperbolehkan. (j) Komponen inlet vakum yang diperlukan untuk pemeliharaan dan kekhususan vakum, harus diberi tanda yang mudah dibaca untuk mengidentifikasinya sebagai suatu komponen atau bagian dari sistem vakum atau sistem pengisapan. (k) Komponen inlet yang tidak khusus untuk vakum tidak harus ditandai. (l) Bila terpasang banyak outlet/inlet pada dinding, outlet/inlet tersebut harus diberi jarak untuk mengijinkan penggunaan secara serempak berbagai jenis peralatan terapi. 2) Rel gas medik (RGM) (a) RGM boleh dipasang bila diperkirakan dan diperlukan ada banyak pemakaian gas medik dan vakum pada satu lokasi pasien. (b) RGM harus sepenuhnya terlihat dalam ruangan, tidak menembus atau melewati dinding, partisi, dan sejenisnya. (c) RGM harus dibuat dari bahan dengan temperatur leleh sekurangnya 538 derajat celcius (1000 derajat farenheit) (d) RGM harus selalu dibersihkan. (e) Outlet/inlet tidak boleh ditempatkan pada ujung-ujung RGM. (f) RGM harus dihubungkan ke pipa saluran melalui fiting yang dipatri ke pipa saluran tersebut 3) Pemipaan gas medik Bahan pipa untuk sistem gas medik bertekanan positip di lokasi : (a) Pipa, katup, fiting, outlet, dan komponen pemipaan lainnya dalam sistem gas medik harus telah dibersihkan untuk layanan oksigen oleh pabrik pembuat sebelum dilakukan pemasangan sesuai ketentuan yang berlaku. (b) Masing-masing panjang pipa harus diangkut dengan ujung-ujungnya ditutup atau disumbat oleh pabrik pembuat dan tetap tersegel hingga siap untuk pemasangan. (c) Fiting, katup, dan komponen lainnya harus diangkut dalam keadaan tersegel, diberi label, dan tetap tersegel hingga disiapkan untuk pemasangan 4) Fiting



(a) Belokan, pergeseran atau perubahan arah lainnya pada pemipaan gas medik dan vakum harus dibuat dengan fiting kapiler tembaga tempa dipatri, yang memenuhi ANSInB16.22 Wrought copper and Copper alloy patri-Joint fitting atau fiting patri yang memenuhi MSS SP73 Brazed Joints for Wrought and Cast Copper Alloy Patri-Joint pressure fittings. (b) Fiting paduan tembaga tuang tidak boleh digunakan. (c) Hubungan pencabangan pada sistem pemipaan boleh dilakukan dengan menggunakan sambungan Tee yang dibuat secara mekanik, di bor, dan dikempa (extruded) yang dibentuk sesuai dengan instruksi pabrik pembuat peralatan, dan di patri. 5) Penamaan dan identifikasi (a) Pemipaan harus dinamai dengan menggunakan penandaan yang dicetakkan atau penandaan yang ditempelkan guna menunjukkan sistem gas medik atau vakum. (b) Label pipa harus menunjukkan nama gas/sistem vakum atau simbol kimia. 6) Penerapan (a) Bila terdapat istilah gas medik atau vakum, ketentuan tersebut berlaku wajib bagi semua sistem perpipaan untuk oksigen, udara tekan medik dan vakum medik. 7) Potensi bahaya sistem gas dan vakum



Sebut dan Jelaskan fungsi serta spesifikasi khususnya 5 peralatan medis di ruang Topik ini 1) Ventilator Fungsi: untuk menunjang atau membantu pernapasan. Ventilator sering kali dibutuhkan oleh pasien yang tidak dapat bernapas sendiri, baik karena suatu penyakit atau karena cedera yang parah. Tujuan penggunaan alat ini adalah agar pasien mendapat asupan oksigen yang cukup. Spesifikasi: • Tegangan input: 100 hingga 240 V ˜ ± 10%, 50/60 Hz • Konsumsi Daya: Maksimum 210 VA • Pasokan oksigen dan udara: 200 hingga 600 kPa (29 hingga 86 psi), aliran maksimum: 120 l / menit, DISS jantan, NIST atau NF • Waktu cadangan baterai: 1 jam biasa dengan baterai internal • L x D x T: 580 x 600 x 1500 mm (22,8 x 23,6 x 59 inci) • Berat: 57 kg (125,6 lb) dengan troli standar • Layar: 15 "XGA, warna TFT, layar sentuh LCD, kabel 3m (10 kaki) dengan opsional 7 m (23 kaki) • ekstensi, 6,4 kg (14,1 lb) • Outlet utama pasien: OD ISO 22mm, ID 15mm • Saluran masuk udara dan oksigen: DISS pria, NIST 2) Infuse pump Fungsi: untuk memberikan cairan kedalam tubuh pasien dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat digunakan untuk memberikan nutrisi atau obat, seperti insulin atau hormone lainnya, antibiotic, obat kemoterapi, dan penghilang rasa sakit dengan cara yang terkendali.



Spesifikasi: a) Fungsi tambahan * tampilan jenis infusion set, * Panduan cara instalasi infus set * Panduan pemilihan faktor tetes, * Volume tetesan * pengaturan VTBI ( limit cairan ), * pengaturan waktu VTBI , *suara bel untuk Bolus * Reset total cairan, * fungsi Standby * durasi waktu standby, * Pemilihan volume suara buzzer * fungsi suara tombol operasi , * fungsi suara buzzer saat transisi berhenti * Pemilihan kecerahan LCD, * fungsi waktu pemeliharaan, pengaturan tanggal dan waktu * Fungsi History, *deteksi sumber listrik AC, * suara alarm saat mendeteksi sumber listrik * Fungsi vena tetap terbuka, * Pemilihan kecepatan tetesan pada saat Fungsi KVO aktif * Menghapus jumlah cairan yang masuk ( reset ) * Pemilihan suara melodi alarm * Pengaturan fungsi 100 putaran, * Fungsi bolus manual * Fungsi bolus otomatis, * fungsi Shortcut panggilan, * fungsi mode Malam * Fungsi buzzer OFF, * Setting protokol bahasa yang dapat di pilih ( Inggris - Indonesia ) b) Power supply 100 - 240 VAC, 50 - 60Hz, Memiliki Baterai Internal (baterai lithium ion) • Dengan Internal Batteri dapat bekerja selama 5 jam ( berlaku bila kec flow rate pada 25 mL / jam dalam suhu sekitar 25 ° C dengan baterai terisi penuh) • Waktu pengisian: ≥ 8 jam (saat terisi dengan power supply AC dengan daya dimatikan) c) Konsumsi daya 28 VA d) Klasifikasi Peralatan Kelas I dan peralatan bertenaga internal, tipe CF,Operasi terus menerus, IP22 e) Dimensi 253 mm (Panjang) x 120 mm (Tinggi) x 102 mm (Lebar) f) Berat 2 kg 3) Syringe pump Fungsi: untuk mengatur jumlah cairan yang masuk ke dalam sirkulasi darah melalui vena. Spesifikasi: • Sumber daya AC: AC 100-127V ± 10% 50 / 60Hz (untuk Area 100V) dan AC 200240 ± 10% 50 / 60Hz (untuk Area 200V) • Catu daya DC eksternal: DC 9-15V 5W



• Baterai internal: Isi ulang, DC 3,6V 1500mAh NiMH Model: BP-55 Pengoperasian berkelanjutan Masa pakai baterai adalah Sekitar 12 jam (dengan laju aliran 5mL / jam menggunakan baterai baru secara penuh status terisi ulang) • Baterai alkaline: Menggunakan empat baterai alkaline ukuran AA LR6 DC 6V. • Pengoperasian berkelanjutan Masa pakai baterai Sekitar 24 jam (dengan laju aliran 5mL / jam menggunakan baterai baru) • Catu daya AC: 0,1A (untuk Area 100V) • Catu daya DC eksternal: 0,05A (untuk Area 200V) 4) Bed side monitor Suatu alat yang digunakan untuk memantau vital sign pasien yang berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperature, dan bentuk pulsa jantung secara terus-menerus. Spesifikasi : Device Display : 7″ Colour TFT with 3 LED Indicator Parameter Display : Maximum 7 Waveforms, 1 LED for Alarm (Orange/Red), 1 LED for Power (Green), 1 LED for Battery Charge (Yellow) 3 Sound Mode corresponding to Alarm Mode ECG Lead Mode : 3-Lead or 5-Lead HR Range : 15-300bpm Accuracy : ±2bpm or ±2%, whichever is greater NIBP Method : Oscillometry Working Mode : Manual/ Auto/ Continuous Measurement Range : 25-260mmHg SPO2 Measurement Range : 0-100% Accuracy : ±3bpm Optional : RESP; 2-IBP; ETC02; WiFi; Trolley Electrical Safety CDevice Display : 7″ Colour TFT with 3 LED Indicator Working System : Continuous Running Equipment Pulse Rate Measurement Range : 25-250bpm Accuracy : ±3 bpm Battery : Rechargeable 2000mA/Hr DC 8.4V Lithium Battery Recall : Trend Data; Alarm Event; NIBP Measurement; ECG Data Power Supply : AC 100-240V; 50/60Hz; Power Max = 150VA Adapter Output : DC 9V Dimensions : 191mm x 160mm x 244mm Net Weight : 2.1 Kg 5) Blood gas analyzer Alat untuk mengukur kadar asam basa (pH) untuk mengetahui bila darah terlalu asam (asidosis) atau basa (alkalosis), serta untuk mengetahui apakah tekanan oksigen dalam darah terlalu rendah (hipoksia), atau karbon dioksida terlalu tinggi (hiperkarbia). spesifikasi: Tampilan: Layar LCD 5,4 '', menyala, 15 baris, 30 karakter Kebutuhan daya: 115–230 V / 50/60 Hz, 70 AV



Parameter Terukur: pCO2, pO2, K +, Na +, Li +, Cl-, Ca ++, pH, Glu, Lac, tHb, tekanan barometrik



Jelaskan kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk peralatan yang anda jawab di no 6 Hal yang perlu disiapkan pada alat syringe pump adalah alat tersebut dan catatan cara penggunaannya. Cara menggunakan syringe pump haruslah mematuhi dan sesuai dengan SOP (standar operasional) yang sudah ditetapkan. Baik secara penggunaan alat dan juga penghitungan rumus untuk menentukan kecepatan (speed). Berikut ini ada satu contoh kasus yang kami ambil dari bebrapa sumber tentang bagaimana penggunaan syringe pump dan juga penghitungan rumusnya. Seorang pasien yang memiliki berat badan 50 kg, berdasarkan diagnosa membutuhkan terapi Norepinefrin dimulai dari jam 08. 00, dosis dinaikan 0,01 setiap 15 menit dan kemudian diteruskan dengan TTV hingga Mean Arterial Pressure (MAP) lebih dari atau sama dengan 70. Untuk kasus seperti yang ada di atas cara pengoperasian Syringe Pump sebagai berikut : ● ● ● ●



Konsentrasi 1 syringe = 0 – 50 cc, jika diencerkan 1 AMPUL + 40 cc maka, 40 cc atau 40 ml sama dengan 4.000 meq, dimana 1 ml = 100 meq Dosis awal waktu yaitu jam 08.00 = 0,05 kemudian dinaikan sebanyak 0,01 setiap 15 menit Kecepatan dihitung dengan rumus = (Dosis x BB x 60 ) dibagi dengan Konsentrasi setiap 15 menit berubah. SOP penggunaan syringe pump yang telah dikemukakan diatas bukanlah standar acuan.



Jelaskan kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk peralatan yang anda jawab di no 6 (BEDA dengan no 7) Kebutuhan yang harus dipersiapkan alat bedside monitor adalah : Persiapan : 1. Lepaskan penutup debu. 2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan. Pemanasan : 1. Hubungkan alat dengan catu daya. 2. Hidupkan alat dengan menekan tombolON/OFF ke posisi ON. 3. Set rentang nilai (range) untuk temperature, pulse, dan alarm. Pengoprasian : 1. Perhatiakan protap pelayanan. 2. Hubungkan pasien kabel ke objek (pasien) dan pastikan bahwa pasien kabel sudah terhubung dengan baik dan benar pada pasien. 3. Lakukan monitoring. 4. Lakukan pemantauan pada display terhadap heart rate, ECG wave form, pulse, temperatur, saturasi oksigen (SO2, NIBP, tekanan hemodinamik. Penyimpanan : 1. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF.



2. Lepaskan hubungan alat dari catu daya. 3. Lepaskan pasien kabel dan bersikan. 4. Bersikan alat. 5. Pasang penutup debu.



Jelaskan kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk peralatan yang anda jawab di no 6 (BEDA dengan no 7 dan 8) Yang harus dipersiapkan untuk blood gas analyzer adalah langkah awal analisis gas darah, dokter akan mensterilkan lokasi pengambilan sampel darah, seperti pergelangan tangan, lipatan siku, atau lipatan paha, dengan cairan antiseptik. Setelah menemukan pembuluh darah arteri, dokter akan memasukkan jarum suntik menuju pembuluh darah tersebut. Jumlah darah yang diambil biasanya 3 mL atau paling sedikit 1 mL. Setelah sampel darah diambil, jarum suntik akan dilepas secara perlahan dan area suntik akan ditutup perban. Untuk mengurangi potensi pembengkakan, pasien disarankan untuk menekan area suntik selama beberapa menit setelah jarum suntik dilepas. Sampel darah akan segera dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Agar hasilnya akurat, sampel darah harus diperiksa dalam waktu 10 menit setelah diambil.



Jelaskan kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk peralatan yang anda jawab di no 6 (BEDA dengan no 7,8,9) Sebelum memasang ventilator pada pasien, dokter akan melakukan intubasi untuk memasukkan selang khusus melalui mulut, hidung, atau lubang yang dibuat di bagian depan leher pasien (trakeostomi). Setelah intubasi selesai, ventilator kemudian akan dihubungkan pada selang tersebut. Penggunaan mesin ventilator ini cukup rumit, sehingga pemasangan dan pengaturannya hanya boleh dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi untuk merawat pasien kritis. Alat ini sering digunakan di ruang perawatan intensif (ICU), karena kondisi yang membutuhkan ventilator biasanya merupakan kasus yang berat. Selama terhubung dengan ventilator, pasien yang masih sadar tidak dapat bicara atau makan melalui mulut, karena ada selang yang masuk ke dalam tenggorokan. Walaupun demikian, pasien masih dapat berkomunikasi dengan tulisan atau isyarat. Umumnya, pasien akan merasa tidak nyaman ketika ada selang yang masuk melalui mulut atau hidungnya. Pasien juga terkadang akan melawan udara yang dihembuskan ventilator, dan membuat fungsi ventilator kurang efektif. Bila seperti ini, dokter akan memberikan obat penenang atau obat antinyeri agar pasien merasa lebih nyaman ketika terhubung dengan ventilator.