Quiz 6 Eor - Chemichal Flooding - Remo Sakti Bahari - 071001800096 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Remo
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Remo Sakti Bahari NIM : 071001800096 Quiz 6 EOR



CHEMICAL FLOODING Chemical Flooding (Injeksi Kimia) adalah salah satu metode Enhanced Oil Recovery dengan menambahkan zat-zat kimia ke dalam air injeksi untuk menaikkan perolehan minyak. Sehingga akan menaikkan efisiensi penyapuan dan menurunkan saturasi minyak sisa yang tertinggal di reservoir. Ada 3 tipe umum yang termasuk dalam injeksi kimia, yaitu ; 1. Injeksi polimer Polimer berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata yaitu Poly dan meros. Poly artinya banyak, Meros berarti unit atau bagian. Polimer merupakan senyawa yang besar terbentuk dari hasil penggabungan banyak unit-unit molekul yang kecil. Unit molekul kecil pembentuk senyawa ini disebut monomer. Ini artinya senyawa polimer terdiri dari banyak monomer. Polimer bisa tersusun dari beribu-ribu atau bahkan dari jutaan monomer, sehingga dapat disebut sebagai senyawa makromolekul. Injeksi Polimer meliputi penambahan bahan pengental (thickening agent) ke dalam air injeksi untuk meningkatkan viskositasnya. Bahan pengental yang biasa dipakai adalah polimer. Tujuan ditambahkannya polimer ke dalam air adalah untuk memperbaiki sifat fluida pendesak. Injeksi polimer dapat meningkatkan perolehan minyak yang cukup tinggi dibandingkan dengan injeksi air konvensional. Jika minyak reservoir lebih sukar bergerak dibandingkan dengan air pendesak, maka air cenderung menerobos minyak, hal ini akan menyebabkan air cepat terproduksi, sehingga effisiensi pendesakan dan recovery minyak rendah. Pada kondisi reservoir seperti di atas, injeksi polimer dapat digunakan. Polimer yang terlarut dalam air injeksi akan mengentalkan air, mengurangi mobilitas air dan mencegah air menerobos minyak. Pengaruh injeksi polimer terhadap heterogenitas reservoir adalah Reservoir minyak terdiri atas banyak lapisan dengan sifatnya yang beragam. Dalam EOR, permeabilitas reservoir merupakan faktor utama yang penting di samping rekahan. Variasi permeabilitas dan rekahan dapat berpengaruh besar terhadap aliran fluida dalam reservoir, sehingga mempengaruhi perolehan minyak. 2. Injeksi surfaktan Tujuan dilakukannya adalah untuk menurunkan tegangan antarmuka minyak fluida injeksi supaya perolehan minyak meningkat, juga untuk memproduksikan water drive dimana minyak yang terjebak oleh tekanan kapiler sehingga tidak dapat bergerak dapat dikeluarkan dengan menginjeksikan surfaktan. Srufaktan merupakan Bahan kimia yang molekulnya selalu mencari tempat diantara 2 fluida yang tak mau bercampur Mengikat kedua fluida tersebut menjadi emulsi. Surfaktan biasa digunakan adalah Jenis Surfactan



yang digunakan di EOR adalah SODIUM SULFONATE yang bermuatan negative Komposisi Injeksi Larutal Surfaktan: Surfaktan, Air, Minyak dan Alkohol sebagai Kosurfactant (Surfaktan Sekunder). Cara kerjanya ialah Injeksi surfactant ini ditujukan untuk memproduksikan residual oil yang ditinggalkan oleh water drive, dimana minyak yang terjebak oleh tekanan kapiler, sehingga tidak dapat bergerak dapat dikeluarkan dengan menginjeksikan larutan surfactant. Percampuran surfactant dengan minyak membentuk emulsi yang akan mengurangi tekanan kapiler. Setelah minyak dapat bergerak, maka diharapkan tidak ada lagi minyak yang tertinggal. Pada surfactant flooding kita tidak perlu menginjeksikan surfactant seterusnya, melainkan diikuti dengan fluida pendesak lainnya, yaitu air yang dicampur dengan polymer untuk meningkatkan efisiensi penya¬puan dan akhirnya diinjeksikan air. 3. Injeksi alkaline Alkaline flooding merupakan injeksi dengan Ph tinggi (basa). Tingginya Ph dicirikan dengan tinginya konsentrasi anion hidroksida (OH-). Jenis chemical yang biasanya digunakan adalah Natrium Hidroksida (NaOH), Sodium Orthosilicate (NaSiO6) dan Natrium Carbonate (Na2CO3). Dengan menginjeksikan chemical alkaline, diharapkan terjadi penurunan tegangan permukaan (IFT), Gejala Emulsi dan Perubahan wettability. Berdasarkan jenis chemical yang digunakan, maka alkaline flooding sangat optimum bila digunakan pada viscosity fluida sedang, fluida dengan API gravity rendah dan karakteristik oil yang naphtenic. Alkaline memiliki kesamaan fungsi dengan surfactant injection. Namun memiliki cost yang rendah dalam aplikasi penggunaannya.