12 0 190 KB
CEBAKAN EMAS PRIMER DI LEBONG TANDAI KABUPATEN BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU Di susun kembali oleh Raden Reza Dwi Yana NIM 1017008 Sekolah Tinggi Teknologi Mineral indonesia berdasarkan paper oleh Ir. Ridwan Arief Perekayasa Madya
Pendahuluan Kegiatan
eksplorasi
D. Bagaimana kondisi lingkungannya
merupakan
suatu
kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum
suatu
dilaksanakan. eksplorasi informasi
usaha Hasil
harus yang
mengenai
pertambangan dari
dapat lengkap
sumberdaya
kegiatan
(karakteristik
geoteknik
dan
hidrogeologi)? Dasar dalam perencanaan aktivitas pada industri
pertambangan
kepastian
dan
geometri badan bijih (endapan), jumlah
mineral/bahan
galian maupun kondisi-kondisi geologi yang ada.
penyebaran
tingkat
memberikan akurat
dari
adalah
endapan,
cadangan, serta kualitas. Pada perusahaan pertambangan, dengan tujuan pengembangan dan penambangan
Kegiatan eksplorasi mineral/bahan galian
mineral tertentu, maka kegiatan eksplorasi
terutama bertujuan untuk memperkecil
diarahkan untuk dapat mengumpulkan data
atau mengurangi resiko geologi dan harus
endapan tersebut untuk mendapatkan nilai
dapat menjawab pertanyaan mengenai :
ekonominya
A. Apa (mineral/bahan galian) yang dicari ? B. Dimana
ditambang
sehingga dan
layak
dipasarkan
untuk sebagai
komoditi tambang.
(mineral/bahan
galian)
Geologi
tersebut
terdapat?
secara
Indikasi (gejala) geologi yang diamati
geografis
maupun
letak/posisinya
merupakan hasil (produk) dari proses
terhadap permukaan bumi (di atas
geologi (asosiasi batuan, tektonik, dan
permukaan, di bawah permukaan,
siklus
dangkal/dalam, di bawah air ?).
pembentukan endapan, yang kemudian
C. Berapa
(
Baik
sumberdaya
/
dan
Genesa
geologi)
Bahan
yang
Galian.
mengontrol
dikaji dalam konteks genesa endapan
cadangannya ), bagaimana kadar,
berupa
komposisi
mineral,
asosiasi
penyebaran,dan kondisinya?
mineral, unsur-unsur petunjuk, pola tekstur mineral, ubahan (alterasi), bentuk badan bijih (tipe endapan), dll.
Menghasilkan elemen-elemen yang harus ditemukan
dan
dibuktikan
C. Jalur
deretan
vulkanik
purba
melalui
(volcanic corridor) yang membawa
penerapan metode (teknologi) eksplorasi
endapan emas di P. Kalimantan,
yang sesuai, sehingga dapat menjadi
yaitu Mirah, G. Mas, Mt. Muro,
petunjuk untuk mendapatkan endapan bijih
Kelian, Muyup, dan Busang.
yang ditargetkan (guide to ore). Konsep
Metallogenic
Endapan Bijih yang Berhubungan Dengan dan
Rejim Tektonik Lempeng. Seperti yang
Metallogenic
telah diuraikan di atas, salah satu yang
Province merupakan suatu konsep dimana
mengontrol pembentukan mineral adalah
terkonsentrasikannya suatu logam atau
siklus geologi.
Metalogenic
Province
Epoch.
assosiasi beberapa logam tertentu pada suatu zona (secara regional) akibat proses geologi tertentu.
Di kerak bumi, lelehan batuan (magma) muncul mendekati permukaan bumi akibat pendinginan dan perbedaan tekanan yang
Terkonsentrasikannya
endapan-endapan
dikenal
dengan
differensiasi
magma.
berharga pada suatu metallogenic province
Proses magmatisme salah satunya dapat
dalam perioda waktu geologi dikenal
diamati sebagai aktivitas volkanik.
dengan istilah metallogenic epochs.
Daerah-daerah volkanik yang mengalami
Beberapa contoh metallogenic province
pelapukan dan proses penurunan serta
yang ada di Indonesia:
adanya
A. Jalur batuan granit pada sabuk timah (tin belt) di Asia Tenggara, Malaya,
terus
tersebut
melewati
P.
Bangka
dan
P.
Belitung. endapan nikel lateritik di Sulawesi, Soroako,
Pomalaa,
Halmahera, P. Gebe, P. Gag, P. Wageo, danPeg. Cyclops (Irian Jaya).
kerak
bumi
di
menyebabkan
cekungan proses
metamorfisme di bawah kondisi tekanan dan temperatur yang mendekati titik
B. Jalur batuan ultrabasa pada jalur yaitu
membawa
pengendapan. Penurunan
Indonesia
(fluida)
materialmaterial klastik menuju cekungan
tersingkap mulai dari Birma, Siam, ke
media
lelehnya, sehingga terbentuk magma baru. Akibat adanya proses tektonik (tatanan geologi) menimbulkan rekahan-rekahan di kerak bumi sehingga dapat menjadi media untuk terkonsentrasinya larutan pembawa bijih.
Teori manajemen
dapat
dalam
eksplorasi. Secara
kegiatan
diterapkan
Dalam eksplorasi, penerapan manajemen menurut tingkatan pelakunya antara lain :
umum, dalam suatu program penentuan yang
mengarah
ke
eksplorasi
A. Manajer Lapangan
harus
dimulai dengan hipotesa pekerjaan, yang
meliputi
merupakan
individu ,meliputi manajemen kerja teknis
rencana
ulang
pemilihan
manajemen
kerja
teknis
fakta-fakta dari beberapa observasi dan
lapangan
intepretasi
dan meliputi manajemen eksternal dengan
dengan
spekulasi
dari
pengeluaran.
lingkungan/kantor setempat
Syarat untuk perumusan hipotesa dari suatu penemuan (dalam hal ini endapan bahan galian) adalah sebagai berikut : A. pengetahuan staff (pekerja) yang baik
tentang
B. Senior Eksplorasi Konsentrasi secara
dalam
teknis
dan
manajemen
kerja
konsentrasi
pada
perumusan tujuan penemuan
keadaan/kontrol
C. Manajer Eksplorasi
geologi suatu endapan B. mempunyai wawasan dan imajinasi
Merupakan gabungan manajemen yang
C. mempunyai bakat intuisi
kompleks, meliputi : manajemen kerja
D. mempunyai keberanian
individu, manajemen organisasi, reposiasi-
E. mempunyai
keyakinan
tentang
baru, kerjasama, atau rencana penelitian di
penilaian hipotesa F. kemampuan untuk berdiri sendiri. Secara
umum,
proses
manajemen
meliputi : A. Perencanaan B. Pengorganisasian C. Kepemimpinan D. Pengendalian Yang membentuk suatu fungsi manajemen dan ini berlaku secara general, dan dapat diaplikasikan dalam proses manajemen eksplorasi.
reposiasi, serta perumusan proyek-proyek lahan yang baru. Dalam filosofi eksplorasi yang sering dikenal dengan istilah uang, manusia, dan keberuntungan
yang secara umum
sangat
dalam
berperan
pekerjaan
eksplorasi. Jika diuraikan lagi, maka ada 5
hal
sumberdaya
pokok
yang
merupakan
(resources) dari kegiatan
eksplorasi, yaitu : 1. kualitas sumberdaya utama
2. pengetahuan tentang permukaan bumi,
bawah
permukaan,
dan
hubungannya.
penyelidikan rinci di dalam wilayah bekas tambang, ditemukan mineralisasi emasperak epitermal sulfida rendah di Lebong
3. metoda deteksi mineral dan teknik yang berhubungan
Tandai hingga Aer Noar yang berbatasan dengan emas-tembaga epitermal sulfida
4. waktu
tinggi di Lobang Baru. Potensi tersebut
5. uang.
didukung dengan hasil analisis kimia batuan dan pola jurus serta urat-urat kuarsa
Sumberdaya manusia, meliputi :
yang sejajar dengan pola struktur yang
1. pemilihan individu,
ada. Pada tingkat atas ditemukan adanya
2. penempatan individu pada posisi
assosiasi antara emas dengan kalsedon di
yang tepat, serta 3. penilaian
Lebong Tandai, sedangkan urat kuarsa
performance
masing-
masing individu
bersama pita-pita khlorit ditemukan pada posisi bagian tengah dan mengandung
Pembahasan
emas tinggi berupa ”stockwork” kuarsa.
Dalam kasus kali ini saya menggunakan
Geologi Regional
contoh dari paper karya Ir. Ridwan Arief
Secara regional daerah Lebong Tandai
Perekayasa Madya. Yang berlokasi di
termasuk ke dalam sistem Cekungan
Lebong Donok yang merupakan salah satu
Bengkulu dan Rangkaian Pegunungan
sasaran reevaluasi daerah bekas tambang,
Bukit Barisan, berbatasan dengan busur
terletak
Putih,
gunung api. Cekungan tersebut terbentuk
Provinsi
dan berkembang akibat dari pensesaran
Hulusimpang
bongkah, yang terjadi pada kala Kapur
di
Kabupaten
Kecamatan Bengkulu
Bengkulu.
Formasi
merupakan
susunan
Napal Utara, batuan
yang
Akhir atau Tersier Awal (Mangga dkk,
termineralisasi seperti yang ditemukan di
1987;
Lebong Tandai, yaitu berupa batuan
dkk,1993).
vulkanik andesitik dengan selang seling
Bengkulu dimulai pada kala Oligosen dan
batupasir
tufaan
berakhir
berumur
Miosen.
sedikit Batuan
gampingan
Gafoer
dkk,
1992;
Sedimentasi pada
waktu
Kusnama Cekungan
Plio-Plistosen,
tersebut
menghasilkan susunan stratigrafi dari yang
terpatahkan dan diintrusi oleh beberapa
tua yaitu Formasi Seblat yang jari jemari
retas andesit dan termineralisasi dengan
dengan Formasi Hulusimpang dari jalur
arah timur-barat, yang merupakan struktur
Pegunungan
orde dua dari Patahan Sumatra. Dari hasil
Lemau, Formasi Simpangaur dan Formasi
Bukit
Barisan,
Formasi
Bintunan. Sebagian besar batuan yang
banyak ditemukan memotong urat utama
berumur Oligo-Miosen telah terubah dan
yang terbentuk dalam tiga phase, diikuti
termineralisasi, oleh aktivitas magmatik
proses mineralisasi dengan kandungan
berumur Miosen Tengah seperti halnya di
emas
daerah Lebong tandai. Daerah bekas
sobekan yang diakibatkan oleh aktifitas
tambang Lebong Tandai, memperlihatkan
struktur
bentuk
perbukitan
breksiasi dan struktur berlapis dari breksi
memanjang dari arah timur ke barat,
hidrotermal dengan ketebalan bervariasi
dipotong oleh
(Gambar 3). Arah sejumlah kekar dan
morfologi
jalur
aliran Sungai Lusang yang diperkirakan sebagai tempat kedudukan patahan normal berarah hampir utara–selatan. Ketinggian bukit tersebut berkisar antara 400m hingga 765m di atas permukaan laut, merupakan pembentukan dari struktur patahan berarah timur-barat yang kemudian diikuti arah mineralisasi berupa urat dan breksiasi. Secara geologi daerah ini dibentuk oleh batuan vulkanik dan sedimen Formasi Hulusimpang, diterobos oleh beberapa retas andesit dan basal. Formasi tersebut telah tersesarkan dan termineralisasi emas, secara petrografis terbentuk dari batuan vulkanik andesitik, sebagian dasitik dan beberapa lapisan batuan sedimen yang penyebarannya tidak begitu luas. Struktur patahan terlihat sangat jelas didalam lubang shaft dan adit, struktur utama berarah timur-barat diikuti dengan aktifitas hidrotermal, yang menghasilkan beberapa urat kuarsa dengan ketebalan berbeda tergantung
kekerasan
batuan
yang
dipengaruhinya. Struktur lokal urat kuarsa
yang
berbeda-beda.
telah
membentuk
Sobekanlensa-lensa
patahan lokal membentuk sudut 30°, terhadap sesar utama berarah timur-barat dimana arah-arah struktur tersebut telah membentuk
arah
beberapa
breksi
hidrotermal,
yang
mengandung
emas
bersama khlorit dan kalsedon di Lebong Tandai (Gambar 4). Sedangkan di Lebong Baru yang merupakan blok mineralisasi bagian timur, banyak ditemukan enargit, covelit dan mineral tembaga sekunder yaitu malahit, azurit dan alunit. Struktur lipatan tidak begitu menonjol dan hanya diwakili oleh drag fold, sebagai indikasi adanya patahan/sesar naik secara setempat di wilayah ini. Perpotongan struktur patahan secara setempat maupun struktur utama, terkadang membentuk sirkulasi endapan kuarsa yang cukup potensial mengandung emas dan perak.
dan argentit. Silisifikasi ditemukan berupa kuarsa
amorf
berasosiasi
dengan
ortoklas/adularia, bentuk pipih mineral karbonat, sedikit serisit halus sekali, pirolusit atau rodokrosit dan hematit, sering ditemukan sebagai paduan untuk terbentuknya mineralisasi emas dan perak Gambar 1 Peta Geologi dan Cebakan emas di Lebong Tandai-Lebong Baru, Napal Putih, Bengkulu (Cadawan, Arief and Nur, 2006 modifikasi dari Lusang Mining, 1993)
di
wilayah
Lebong
Tandai
tersebut.
Temuan di beberapa lokasi terutama di dalam lobang tambang, memperlihatkan adanya potensi emas di dalam urat kuarsa bentuknya secara tidak teratur. Bentuk urat kuarsa yang saling memotong dan mengandung pirit halus bersama emas dan perak, seperti halnya di Lebong Tandai dan di Alu Pinang.
Lebong Tandai, memperlihatkan jenis
Lebong Baru merupakan suatu wilayah mineralisasi yang terletak disebelah timur mineralisasi yang jauh berbeda dengan di Lebong Tandai. Di Lebong Baru banyak ditemukan
khlorit
di
dalam
ubahan
propilitik yang mengitari ubahan kuarsapirit-kalsit dan ditemukan adanya mineral alunit yang berasosiasi dengan mineral tembaga, timah hitam dan seng. Sulfida sangat banyak ditemukan dan memberikan ciri penting untuk membedakan tipe mineralisasi pada satu jalur yang sama. Mineralisasi
Gambar 2. Batuan vulkanik andesitik terkoyakkan
diisi breksi kuarsa yang mengandung emas dan perak, cebakan emas yang terbentuk di dalam urat kuarsa pada umumnya berasosiasi dengan pita-pita khlorit.
Ubahan
Di wilayah Lebong Tandai, mineralisasi terbentuk secara dominan di dalam urat kuarsa
yang
sebagian
terbreksikan,
memanjang dari timur ke barat, ditandai adanya mineral sulfida perak, emas,
Ubahan yang paling luas dan penting
stibnit, mangan dan hematit serta sedikit
untuk
membentuk
timbal, dengan mineral ubahan terdiri dari
struktur berlapis yang terdiri dari khlorit-
adularia, kalsedon, kalsit dan serisit. Urat
kalsedon
terbreksikan,
kuarsa terbentuk secara terputus-putus
kemudian dicirikan oleh mineral sulfida
sepanjang 1 hingga 3 km, ketebalan
yang sangat halus terutama berupa pirit
bervariasi
mineralisasi dalam
disini, batuan
dari
1m
hingga
6,5m
kemiringan antara 30º hingga 70º, secara
pengaruh dari proses overprinting. Intrusi
umum ke arah utara, pada beberapa lokasi
breksi
terdapat anomali emas hasil analisis kimia
dikarenakan adanya cairan magma yang
batuan.
mendesak kuat ke atas dan mengisi
Asosiasi
emas-perak
sangat
kuarsa
sering
ditemukan
menonjol disini, dengan serisit sebagai
beberapa
rongga
indikasi adanya proses mineralisasi secara
karbonat,
sehingga
periodik/ over print. Breksiasi ditemukan
turmalin berwarna kemerahan dan sedikit
pada sejumlah lokasi yang mengalami
garnet di lokasi tertentu.
sobekan dan tegangan dari tekanan/tegasan yang membentuk struktur patahan.
yang
mengandung
terbentuk
adanya
Ametis telah memperlihatkan tanda-tanda kurangnya mineralisasi emas terbentuk
Lebong Baru merupakan bagian dari
karena proses kristalisasi tinggi dengan
Lebong Tandai, dan memperlihatkan tipe
tekanan kuat
mineralisasi yang berbeda dengan di Lebong Tandai. Lokasi ini dibatasi oleh patahan normal yang ber arah timur lautbarat daya.
sehingga terjadi migrasi mineral logam yang bertemperatur rendah (Gonzales, 2007). Barik-barik kuarsa halus terbentuk pada
bagian
tengah
dan
dibawah
Enargit yaitu asosiasi tembaga-arsenik-
permukaan, apabila terdapat hematit akan
sedikit emas sebagai elektrum banyak
membentuk mineralisasi emas yang cukup
ditemukan disini terutama pada bagian
potensial
permukaan, pada tingkat bawah banyak
wilayah Siman yaitu dibagian barat Tandai
ditemukan kalkopirit-galena-sfalerit, yang
dekat ke Aer Noar.
masih tetap berhubungan erat dengan emas. Pada beberapa lubang tambang banyak
ditemukan
mineral
tembaga
sekunder berupa kalkosit, kovelit, azurit dan malahit, selain itu ditemukan juga zeolit dibagian permukaan berupa kristal halus dan lembut (Gambar 6). Pseudomorf ortoklas adularia yang berkembang di wilayah ini telah membentuk karakteristik mineralisasi
emas
yang
sangat
berhubungan erat dengan adularia dan sedikit
serisit,
kemungkinan
adanya
seperti
yang
ditemukan
di
Mineralisasi emas di Lebong Tandai, memperlihatkan keterkaitan dengan perak di dalam urat-urat kuarsa dan breksi hidrotermal. Selain emas ditemukan juga mineral
logam,
diantaranya
stibnit
berbentuk jarum-jarum halus, galena dan sfalerit bersama pirit halus. Beberapa mineral ubahan adularia-serisit-pirit sangat mendominasi ditemukan
di
khlorit
wilayah berbentuk
ini,
juga
pita-pita
halus. Mineralisasi emas di Lebong Tandai
terbentuk pada jalur perbukitan berarah
ditempati oleh selang seling antara batuan
timur-barat, berupa urat-urat kuarsa hingga
vulkanik andesitik dan dasitik, dengan
breksi hidrotermal ditemukan sepanjang 5
batuan sedimen gampingan. Dari kedua
km dari Lebong Tandai hingga Aer Noar.
tipe mineralisasi yang terbentuk di Lebong
Sedangkan
ditemukan
Tandai dan sekitarnya, telah ditambang
koloform kalsedon dan struktur perlapisan
oleh Belanda, Jepang dan PT Lusang
silika, hal ini mencirikan tipe mineralisasi
Mining dan sisa penambangan tersebut
epitermal
masih dapat dimanfaatkan.
dibagian
atas
emas-perak
sulfida
rendah.
Mineralisasi emas di wilayah Lebong Baru, memperlihatkan asosiasi antara emas dengan tembaga, serta sebagian timah hitam dan seng. Zeolit banyak ditemukan sebagai mineral petunjuk adanya mineral sekunder yang diakibatkan oleh adanya over
printing
yang
cukup
potensial.
Mineral sekunder untuk tembaga tersebar dimana-mana diantaranya kovelit, kalkosit, malahit
dan
azurit
sebagian
berupa
neotosit, tetapi jarang ditemukan. Dari hasil
pengamatan
lapangan
dapat
dikatakan bahwa tipe mineralisasi emas di Lebong Baru, yaitu berupa tipe epitermal tembaga-emas
sulfida
ditemukannya
alunit
tinggi,
dengan
sebagai
mineral
utama penunjuk tipe mineralisasi tersebut. Kedua tipe mineralisasi emas tersebut di atas, terletak dalam satu garis struktur sesar
berarah
timur-barat,
hal
ini
dikarenakan adanya pengaruh batuan samping yang diterobosnya. Di wilayah Lebong Tandai ditempati oleh batuan vulkanik andesit dan sedikit basal, sedangkan
di
wilayah
Lebong
Baru
Data unsur jejak batuan vulkanik Lebong Tandai, juga menunjukkan bahwa batuanbatuan disana telah mengalami pengayaan akan unsur Th dan Nb, kemungkinan besar akibat
adanya
kontaminasi
sewaktu
magma asal menerobos kerak benua di bawah
Pulau
Sumatera,
dalam
perjalanannya menuju permukaan. Namun proses pengayaan ini juga terjadi dengan dua tingkat atau intensitas pengayaan yang berbeda,
sehingga
menghasilkan
dua
klaster yang terpisah (Zulkarnaen, 2008). Hasil pengamatan di lapangan terhadap beberapa singkapan di dalam lobang tambang maupun di permukaan, maka mineralisasi emas di wilayah bekas tambang ini terdapat dua tipe mineralisasi. Tipe mineralisasi emasperak epitermal sulfida rendah di Lebong Tandai dan tipe mineralisasi emastembaga epitermal sulfida tinggi di Lebong Baru, dalam satu garis struktur berarah timur-barat.
KESIMPULAN
Gambar 3. Model tipe mineralisasi emas epitermal sulfida rendah Lebong Tandai dan tipe tembagaemas epitermal sulfida tinggi Lebong Baru, Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu
Keterjadian tersebut memperlihatkan suatu penampang mineralisasi yang komplek, dengan
ditemukannya
dua
tipe
mineralisasi yang berbeda dalam satu liniasi struktur. Sehingga kemungkinannya masih dalam satu sumber magma/”magma satu” dan batuan vulkaniknya disebut adakitik yang mengandung logam emas lebih banyak daripada batuan kalk-alkalin (Zulkarnaen, 2008). Hal ini sesuai dengan adanya pengaruh cairan
hidrotermal
dengan
dicirikan
adanya solfatara hidrotermal dipermukaan, yang menghasilkan emas-perak epitermal sulfida rendah, sedangkan yang berkaitan dengan magma dan memberikan indikasi solfatara
magmatisasi,
menghasilkan
tembaga-emas epitermal sulfida tinggi GAMBAR
Beberapa hasil temuan di lapangan telah
yang mengandung urat-urat kuarsa dan
memberikan data yang akurat, bahwa tipe
pirit diseminasi dapat ditambang secara
mineralisasi di wilayah Lebong Tandai
keseluruhan. Kendala penambangan di
terdiri dari epitermal sulfida rendah dan
wilayah ini yaitu, perlunya melakukan
epitermal
sulfida
studi kelayakan
berimpit,
hal
tinggi
ini
yang
saling
memberikan
suatu
gambaran yang kontras untuk diselidiki secara
detail.
Wilayah
ini
telah
menghasilkan emas puluhan ton sehingga telah memberikan arti penting untuk ditindak lanjuti, pihak perusahaan terkait
mengenai Sungai Lusang yang membelah di tengah-tengah wilayah yang akan ditambang dilakukan
apabila hingga
penambangan
mencapai
dibawah
permukaan air.
harus bekerja keras untuk mengungkap
DAFTAR PUSTAKA
lebih mendalam tentang bahan galian
Cadawan C., Nacario E., Arief R., Nur M.,
tersisa di wilayah ini. Hasil penyelidikan
2006. Re evaluated gold-copper mineralization
sementara dengan melakukan pemetaan di
in Lebong Tandai, North Bengkulu, Bengkulu
bawah tanah, telah ditemukan adanya sisa-
Province, Indonesia, SCG unpublish report,
sisa penambangan Belanda yang masih
2006.
dapat dimanfaatkan (Gambar 7). Hal
Gafoer, S., Amin T.C., dan Pardede R., 1992
tersebut didukung pula dengan hasil
Peta Geologi Lembar Bengkulu, Sumatera
analisis kimia untuk emas, perak dan
sekala 1 : 250.000. Pusat Penelitian dan
logam dasar, dimana emas dan perak
Pengembangan Geologi, Bandung.
ditemukan dari Lebong Tandai hingga Aer
Gonzales R. I., 2007 Estimation of structural
Noar, sedangkan emas dan tembaga
control for gold mineralization in Tandai
ditemukan di Lobang baru. Ditemukannya
Prospect,
cadangan yang masih tersisa maka pihak
Unpub. Report,2007.
perusahaan akan melakukan pemboran
Kavalieris
secara terinci, hal ini diharapkan dapat
mineralization of the Tandai Mine, Sumatera,
diperoleh sisa cadangan secara terunjuk,
Indonesia. Unpub. Report to CSR company.
terutama di wilayah Siman dan Air Pinang
Bengkulu,
I.,
1993
Sumatra,
The
Indonesia.
Geology
and
Kusnama, Pardede R., Andi Mangga S., dan
yang cukup signifikan. Penambangan di
Sidarto, 1993 Geologi Lembar Sungaipenuh
wilayah ini kemungkinannya lebih efektif
dan Ketaun, Sumatera, sekala 1 : 250.000.
apabila dilakukan secara tambang terbuka,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
sehingga semua sisa penambangan lama
Bandung.
berupa batuan terubah dan termineralisasi,
Lusang Mining, 1993 Syudy Kelayakan rencana penambangan di Lebong Tandai, Bengkulu-Sumatera,
Indonesia.
Tidak
diterbitkan. Mangga, S.A., Gafoer S., dan Suwarna N., 1987 Hubungan geologi antar Kepulauan Mentawai dan daratan Sumatra bagian selatan pada
Tersier.
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Geologi. Yudawinata K. dan Sunarya Y., 1979. Penyelidikan emas primer di wilayah Toko Rotan, Lebong Tandai hingga Karang Suluh dengan indikasi sebaran emas timur-barat, Direktorat Geologi Bandung. Zulkarnaen I., 2008 Petrogenesis batuan vulkanik
daerah
Tandai,
Provinsi
karakter
tambang
emas
Bengkulu,
geokimianya.
Pusat
Geoteknologi LIPI Bandung.
Lebong
berdasarkan Penelitian