Radiografi Ekstra Oral Print [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Radiografi ekstra oral Pemeriksaan radiografik ekstra oral merupakan seluruh proyeksi pemotretan regio orofacial dengan film diletakkan di luar mulut pasien. Proyeksi-proyeksi pemotretan ekstra oral digunakan untuk memeriksa daerah yang tidak tercakup dalam foto intra oral, atau untuk melihat struktur fasial secara keseluruhan. INDIKASI PEMOTRETAN EKSTRA ORAL 1. Kelainan yang mencakup daerah luas, lebih dari 4 gigi di rahang atas atau bawah, misalnya Osteomyelitis atau abses yang mengenai gigi. 2. Kelainan yang berhubungan dengan struktur anatomi sekitarnya. Misalnya faktor maksial yang melibatkan tulang hidup atau kepala. 3. Periode gigi campuran yang memerlukan evaluasi gigi susu dan pertumbuhan gigi permanen secara keseluruhan. 4. Pasien khusus, misalnya pembukaan mulut terbatas, tingkat kesadaran kurang, kurang kooperatif, dll. 5. Perawatan orthodonsi (meratakan gigi). KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN 1. Keuntungan Foto radiografik ekstra oral dapat memperlihatkan lesi yang luas, dapat dilakukan pada pasien yang sulit, misalnya pasien dengan keterbatasan membuka mulut atau pasien operasi. Keuntungan lain adalah dapat memperlihatkan hubungan struktur anatomis dibandingkan dengan foto dental seluruh gigi yang memerlukan 14 film. 2. Kerugian Foto radiografik ekstra oral adalah gambaran kurang jelas dan detail, proses pemotretan memerlukan waktu yang lama, lebih sulit, mahal, dan radiasi yang diterima pasien lebih besar dibandingkan satu foto dental. Selain itu, pemotretan tidak dilakukan di tempat praktek pribadi atau Puskesmas, tetapi harus dirujuk ke Rumah Sakit. PERSIAPAN PEMOTRETAN EKSTRA ORAL Pemotretan ekstra oral memerlukan persiapan sebaik mungkin, baik alat/pesawat, film, maupun pasien. Semua proyeksi pemotretan ekstra oral dilakukan menggunakan screen film dan intensifying screen yang sesuai. TEKNIK RONTGEN EKSTRA ORAL



Foto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. Foto Rontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah foto Rontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalah foto lateral, foto antero posterior, foto postero anterior, foto cephalometri, proyeksiWaters, proyeksi reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.( Haring. 2000) 1. Teknik Rontgen Panoramik Foto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma. 2. Teknik Lateral Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka, diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka. Teknik ini antara lain digunakan pada radiografi kepala, struktur anatomis sinus paranasal, radiografi maksila dan mandibula, radiografi sendi TMJ. 3. Teknik Postero Anterior Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapat memberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis, dan orbita. Teknik ini antara lain digunakan pada radiografi kepala,struktur anatomis sinus paranasal. 4. Teknik Cephalometri Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras. 5. Proyeksi Water’s Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatiko frontalis, dan rongga nasal. 6. Proyeksi Reverse-Towne Foto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami



perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero lateral pada maksila. Teknik ini antara lain digunakan pada radiografi sendi temporo mandibula.



7. Proyeksi Submentovertex Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcus zigomatikus. Teknik ini antara lain digunakan pada radiografi tulang zigomatik. A. RADIOGRAFI KEPALA A. FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PEMOTRETAN : 1) Ukuran film yang digunakan 2) Penggunaan GRID / LISHOLM atau BUCKY 3) Pengaturan posisi kepala 4) Pengaturan arah sinar X pusat (CR = Central Ray) 5) Penentuan titik pusat sinar X (CP = Central Point) 6) Pengaturan jarak tube ke film (TFD = Tube-Film Distance) 7) Kondisi sinar X (kV, mA dan sec)



B. PEMOTRETAN SEFALOMETRI Sefalometri adalah radiografi yang distandarisasi dan reproducible, terutama dipergunakan di bidang orthodonsi dan orthognatic surgery. Sefalometri menggunakan sefalostat atau kraniostat untuk fiksasi kepala standar.Maksud standarisasi adalah untuk memperoleh foto dengan posisi yang selalu sama terutama untuk membandingkan foto sebelum, selama dan sesudah perawatan orthodonsi. OPG dan Cephalogram Dua proyeksi utama sefalometri : 1. True Cephalometric Lateral Skull 2. Cephalometric Postero-Anterior Rahang PROYEKSI LATERAL SEFALOMETRI Proyeksi ini paling umum digunakan di bidang orthodonsi/orthonagtic surgery, biasanya dilakukan dalam 3 tahap, masing-masing digunakan untuk : 1. Analisis diagnostic/Pra operasi ortho



2. Analisa selama perawatan 3. Analisa pasca perawatan/Pasca Operasi Ortho A. GUNA FOTO SEFALOMETRI : Di bidang orthodonsi, dengan interpretasi atau “tracing” (penampakan) sefalogram untuk : 1. Mempelajari pertumbuhan kepala serial sefalogram yang dibuat dalam interval waktu tertentu dan diperbandingkan, maka dapat diketahui kecepatan dan arah pertumbuhan tulang muka serta pertumbuhan tulang rahang dan gigi. 2. Analisa diagnostic kelainan muka. Dengan menggunakan sefalogram dapat diketahui dengan jelas faktor-faktor apa yang menyebabkan maloklusi. Misalnya anomali, ketidakseimbangan pertumbuhan tulang muka, serta pertumbuhan rahang dan gigi. 3. Untuk mempelajari tipe fasial. Analisa sefalogram dapat menentukan tipe muka apakah konkaf, konveks, atau lurus. Tipe muka tergantung dari ras, misalnya ras negro berbeda dengan ras kaukasoid. 4. Untuk rencana perawatan orthodonsi dengan melakukan tracing (penampakan) sefalogram. 5. Untuk melihat hasil perwatakan yang telah dilakukan, dengan mempertimbangkan sefalogram sebelum dan sesudah perawatan. 6. Riset. B. KETERBATASAN SEFALOMETRI Kekurangan yang sering diperlihatkan suatu sefalogram : A. Kesalahan pembuatan sefalogram 1. Posisi gigitan penderita Kalau perlu harus dilatih untuk memperoleh oklusi yang benar. Biasanya waktu menggigit rahang bawah lebih sering maju ke depan sehingga tidak pada oklusi sentrik. 2. Penentuan kondisi sinar X Kondisi sinar X yang terlalu besar akan menghasilkan foto yang lebih hitam. Kondisi sinar X yang lemah menghasilkan foto yang putih. Akibatnya struktur anatomi tidak jelas. 3. Proses pencucian di kamar gelap Kesalahan pencucian kemungkinan foto terlalu hitam karena terlalu lama dalam developer (over developing time). Sebaliknya bila kurang lama, foto terlalu putih. Kesalahan pencucian menghasilkan foto mirip dengan kondisi sinar X yang terlalu besar atau terlalu lemah. 4. Distorsi sefalogram Makin besar jarak sumber sinar X ke film, maka sinar X akan semakin sejajar,



sehingga distorsi dan magnifikasinya makin kurang. Makin dekat jarak film terhadap objek yang akan difoto maka makin kurang pembesaran, karena sifat sinar X yang menyebar. Untuk mengatasi pembesaran ini, maka film harus selalu terjadi pembesaran dan distorsi. Hal ini dapat dikurangi dengan menggunakan teknik-teknik pemotretan yang baik. B. Kesalahan tracking (penampakan) Terjadi bila kurang keterampilan atau kurang pengetahuan kita tentang anatomi maupun landmark sefalogram. Hal ini bisa diatasi dengan latihan. C. PEMOTRETAN PROFIL MUKA (JARINGAN LUNAK) Pemotretan untuk jaringan lunak muka ini prinsip dasarnya sama dengan sefalometri radiografi proyeksi lateral. Pemotretan ini ditujukan untuk tidak plastic surgery misalnya dagu, hidung, mata, dan bibir. Biasanya dilakukan dua kali pemotretan yaitu pre dan post operatif. Perbedaan terletak pada kondisi sinar X yang digunakan. Umumnya kondisi sinar x untuk profil muka lebih rendah dibandingkan sefalometri untuk orthodonsi. Juga digunakan selempeng alumunium setebal 2 mm dengan lebar 5 cm di daerah tersebut agar pada hasil fotonya tampak jelas profil jaringan lunak muka.



Tiga jenis proyeksi yang sering digunakan : 1. Proyeksi Water’s (occipital mental, merupakan variasi dari PA) 2. Proyeksi Postero Anterior (PA) 3. Proyeksi Lateral Menentukan proyeksi yang tepat sangat bergantung bagian mana yang akan diperiksa atau dicurigai mengalami kelainan. 1. PROYEKSI WATER’S Biasanya disebut juga dengan occipital mental. Semula proyeksi ini ditujukan untuk sinus maksilaris. Namun demikian bagian posteriorantero yang paling belakang akan tumpang tindih dengan processus alveolaris gigi posterior, sehingga harus ditambahkan proyeksi lainnya. Posisi Kepala Posisi penderita pada pemotretan ini dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring terlungkup, dengan dagu berdasar atau menempel pada kaset/meja. Kepala penderita diatur dengan dagu terletak pada garis tengah kaset, dan ujung hidung terletak pada titik pusat film. Jarak ujung hidung ke kaset/meja



kira-kira 2,5 cm. garis orbita mental (OML) membentuk sudut 37-450 dengan kaset/meja, untuk menghindari tumpang tindih bagianpetroso tulang temporal yang pada, dengan bagian inferior sinus. Arah CR dan CP 1. Arah sinar X pusat tepat tegak lurus terhadap kaset/meja, dengan titik pusat sinar X pada dasar hidung. 2. Jarak tube ke film (TFD) = 75-100 cm 3. Kondisi sinar X Untuk pemotretan ini kondisi sinar lebih besar dari pemotretan kepala. Kondisi sinar X untuk orang dewasa kVp = 10 , mA = 15 dan sec = 2 4. Ukuran film yang digunakan : 24 x 30 5. Menggunakan grip Guna Water’s Foto Waters foto ini terutama untuk melihat sinus paranasal yaitu : sinus maksilaris, sinus frontalis, sinus etmoidalis, sinus spheioidalis. 2. PROYEKSI POSTEROANTERIOR Sama dengan proyeksi PA kepala, dengan titik sentral tepat pada ANS (ujung hidung) dan kondisi sinar X lebih kecil (70,10,1) ukuran film 18 x 24 cm. 3. PROYEKSI LATERAL SINUS Sama dengan proyeksi lateral kepala, Perbedaannya : titik pusat sinar X pada pipi, kondisi sinar X (70,10,1) ukuran film 18 x 24 cm



I.PANORAMIK (PANORAMIC TOMOGRAPHY/ PANTOMOGRAPHY) Istilah panoramic berarti gambaran (view) suatu region secara lengkap dari segala arah. Panoramic radiografi adalah istilah yang dipakai untuk teknik pemotretan, yang memproyeksikan gigi-geligi serta seluruh struktur jaringan penyangganya, dan struktur anatomis rahang atas maupun bawah, sampai setinggi rongga orbita dan mencakup kondilus mandibula satu lembar film. Cara pemotretan panoramic : 1. Sumbu sinar x langsung di dalam mulut penderita, film ditempatkan di luar mulut, sekeliling rahang yang akan diperiksa. 2. Sumber sinar x dan film berputar mengelilingi rahang pasien yang akan



diperiksa. 3. Pasien berputar di antara film dan sumber sinar x yang diam. A. MACAM-MACAM FOTO PANORAMIK 1. Panography Disebut juga status x sumber sinar x ditempatkan didalam mulut pasien sedangkan film dipegang oleh paasien sendiri dan ditempatkan di sekeliling muka atau rahang yang akan di foto. Hasil foto yang diperoleh hanya meliputi satu rahang saja, mulai dari region gigi molar 3 kiri sampai molar 3 kanan. Kerugian teknik ini adalah terjadinya distorsi gambaran yang dihasilkan, radiasi hambur ke struktur anatomis lainnya di rongga mulut. 2. Panorex Mempunyai dua pusat putaran, yaitu sumber sinar x berputar mengelilingi rahang pasien. Setelah mencapai pertengahan, rahang pasien, tube berhenti untuk pindah pada lintasan berikutnya. Film ditempatkan pada posisi lurus di film holder dan akan bergeser pada saat tube pindah lintasan. Foto yang dihasilkan memperlihatkan gigi-geligi RA dan RB dalam satu lembar film, dengan garis putih ditengahnya, karena tube berhenti dan berpindah lintasan. 3. Rotograph Mempunyai suatu pusat putaran. Pasien duduk di kursi yang dapat berputar diantara fil dan sumber sinar x yang diam. 4. Elipsopantomograph Pesawat sinar x mutakhir. Pesawat ini mempunyai 4 pusat putaran, yang dapat menyesuaikan lintasannya dengan bentuk rahang penderita, dengan 3 sumbu perputaran sumber sinar x-nya. Film holder berputar di lintasannya. 5. Orthopantomography Macam pusat perputaran alat yaitu : 1. Sumber sinar x dan film berputar dengan arah berlawanan, mengelilingi rahang penderita. 2. Film pada kaset holder setengah lingkaran berputar mengelilingi sumbu putarnya. Foto yang dihasilkan memperlihatkan gambaran tanpa garis pemisah antara region sebelah kiri dengan sebelah kanan. Walaupun panoramic memperlihatkan sebelah rahang bawah dan rahang atas termasuk kondilus dan sinus maksilaris, tetapi radiogram dapat dibagi dalam 3 daerah kejelasan (image layer/focal trough). 1. Daerah simfisis mandibula 2. Daerah kondilus mandibula 3. Daerah sinus maksilaris Oleh karena itu bila merujuk penderita untuk foto panoramic, harus ditulis jelas



regio mana yang spesifik akan diperiksa. Hal ini disebabkan bentuk rahang tidak selalu parabola, tetapi berbagai bentuk,seperti segitiga atau segi empat. B. INDIKASI UTAMA 1. Foto panoramic pada prinsipnya untuk melihat/menilai kelainan yang luas di RA maupun RB, serta menilai hubungan dengan struktur anatomi tulang muka di sekitarnya. 2. Penilaian ortodontik untuk melihat keberadaan, posisi dan hubungan gigi susu dengan gigi permanen yang sedang tumbuh. 3. Lesi-lesi seperti kista, tumor dan anomaly pertumbuhan region korpus dan ramus mandibula (untuk mengetahui ukuran dan tempat/lokasinya) 4. Fraktur di seluruh bagian mandibula, kecuali region anterior. 5. Kelainan sinus maksilaris, terutama untuk menilai dinding anterior, posterior dan dasar sinus. 6. Melihat keadaan permukaan articulator kepala kondilus (condylar head) mandibula pada kasus kelainan TMJ. 7. Melihat tinggi tulang alveolar secara umum pada kelainan/penyakit periodontal. 8. Menilai keadaan gigi molar 3. 9. Melihat ada tidaknya penyakit/kelainan yang mempengaruhi sebelum pembuatan gigi tiruan sebagian/penuh. 10. Evaluasi ukuran vertical (tinggi) tulang alveolar sebelum pemasangan gigi tiruan implant. C. TEKNIK PEMOTRETAN 1. Film dimasukkan kedalam kaset 2. Buat identifikasi pasien di bagian depan kaset 3. Letakkan kaset di kaset holder 4. Perhiasan logam dan alat lain seperti kaca mata, harus dilepaskan 5. Pasien berdiri atau duduk, kedua tangannya memegang hand holder 6. Atur posisi kepala, dengan dagu pada chin cup Mid Sagital planet tepat di tengah-tengah. 7. Atur image layer/focal trough sesuai tujuan pemotretan, apakah untuk melihat : daerah simfisis mandibula, atau daerah condyle TMJ atau daerah sinus maksilaris. 8. Penderita diminta menggigit bite plastic atau bite teb. Edge to edge / tumpang tindih gigi anterior RA dan RB. 9. Tentukan kondisi sinar x, kVp = 100, mA= 5 untuk orang dewasa. Untuk anakanak kVp=90, mA=3. 10. Instruksikan penderita jangan bergerak (diam) selama penyinaran kurang lebih15 menit



11. Tekanan tonbol penyinaran. D. KELEBIHAN FOTO PANORAMIK 1. Bagi dokter gigi foto mempermudah dan mempersingkat waktu untuk menilai suatu kasus secara keseluruhan. 2. Memperoleh gambar daerah yang luas berikut seluruh jaringan yang berada di dalm “focal trough” (“image layer”) walaupun penderita tidak membuka mulutnya. 3. Gambaran difotopanoramik mudah dimengerti sehingga foto ini berguna untuk penjelasan kepada penderita atau untuk bahan pendidikan. 4. Pergerakan sesaat dalam arah vertical hanya merusak gambar pada bagian tertentu saja, tidak semua gambaran mengalami distorsi. 5. Pengaturan posisi pasien dan pengaturan pesawat relatif mudah. 6. Gambar keseluruhan rahang yang diperoleh memungkinkan deteksi kelainan/penyakit yang tidak diketahui sebelumnya. a. 7. Diperoleh gambaran kedua posisi rahang memungkinkan penilaian keadaan fraktur dan bagi pasien dengan luka-luka akibat fraktur, proyeksi ini lebih nyaman. 8. Sangat berguna untuk evaluasi awal keadaan jaringan periodontal serta b. kasus orthodonsi 9. Bagian dasar dan dinding anterior serta posterior sinus terlihat dengan baik 10. Mudah memperbandingkan kedua kepala kondilus TMJ 11. Dapat dipergunakan untuk penderita dengan keterbatasan-keterbatasan, seperti penderita sensitif muntah, penderita dengan kesadaran menurun, sukar atau tidak dapat membuka mulut, serta penderita yang tidak kooperatif seperti c. anak-anak. Namun demikian proyeksi ini juga mempunyai banyak keterbatassan yaitu gambaran foto yang dihasilkan kurang detil, dan apabila salah satu sisi rahang membengkan misalnya abses, tumor atau fraktur, gambar yang dihasilkan kabur. E. KESALAHAN YANG UMUM DIJUMPAI DALAM FOTO PANORAMIK A. Kesalahan dalam mempersiapkan pasien Kesalahan dalam mempersiapkan pasien dapat menyebabkan : 1. Tidak jelasnya gambaran daerah anterior 2. Pembesaran pada salah satu sisi gambar 3. Adanya garis radio-opak di daerah anterior 4. Distorsi gambar akibat pergeseran pasien selama pemotretan 5. Terlihat gambar ghost image B. Kesalahan dalam pemotretan dan pencucian Kesalahan dalam pemotretan dan pencucian dapat menyebabkan :



1.



2.



1. Gambar yang dihasilkan terlalu terang/gelap, tidak jelas/sebagian terlihat tidak jelas, kabur/berkabut 2. Adanya berbagai noda/artefak



Secara garis besar Menurut Brocklebank (1977), proyeksi radiografi yang digunakan di Kedokteran gigi yaitu foto Rontgen Intra oral dan foto Rontgen extra oral II.1.i Teknik Rontgen Intra oral Teknik Radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar Secara radiografi dan filmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. Untuk mendapatkan gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 32 gigi diperlukan kurang lebih 14 sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intra oral yaitu: pemeriksaan periapikal, interproksimal, dan oklusal. (Brocklebank. 1997) Teknik Rontgen Periapikal Teknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untuk memperoleh foto periapikal yaitu teknik paralel dan bisektris, Teknik Bite Wing Teknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat Permukan gigi yang berdekatan dan puncak tulang alveolar. Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di dalam mulut. Teknik Rontgen Oklusal Teknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas maupun rahang bawah dalam satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal. teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan atau menggigit bagian dari film tersebut. Hasil foto radiografis tang baik harus memenui syarat : Kontras, detail dan ketajaman foto radiografis harus baik, setiap struktur anatomis dapat dibedakan dengan jelas, misalnya perbedaan email, dentin,kamar pulpa, saluiran akar, lamina dura dan tulang penyangga disekitarnya serta struktur anatomis oainnya yang penting untuk diinterprestasikan Seluruh objek yang diperiksa dapat tampak secara keseluruhan dengan jelas pada film radigrafis yang dihasilkan.



3. 4.



1. a.



b.



Bentuk dan ukuran objek atau gigi tidak mengalami distorsi atau perubahan bentuk. Misalnya pada film radiografis intra oral proyeksi periapikal, tonjol bukal – palatal atau bukal – lingual terletak pada satu bidang (berhimpit) Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah interdental,harus tampak jelas, kecuali pada kasus gigi berjejal. Pada pembuatan foto radiografis teknik intra oral atau ekstra oral ada beberapa factor yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil foto radiografis yang baik. Factor penyebab kegagalan adalah : Operator/ radiographer,pasien,dokter gigi Dalam peraturan pemerintah no. 11 tahun 1975 tentang persyaratan suatu instalasi atom, dikatakan bahwa suatu instalasi atom harus memiliki tenagatenaga yang cakap dan terlatih. Oleh sebab itu operator/radiographer harus memiliki dan menguasai kemampuan teknik pemotretan yang baik juga memperoleh pendidikan resmi dari Departemen kesehatan atau BATAN tentang Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi. c.



Pemotretan pada pasien anak kadang-kadang sulit dilakukan, karena ada rasa takut yang berlebihan. Pasien sering bergerak atau merontah pada waktu pemotretan. Pasien lanjut usia juga kadang – kadang sulit dilakukan pemotretan, karena pasien tidak dapat diam atau tremor yang mungkin terjadi. Pada pasien-pasien ini dapat terjadi double image.



Kesalahan yang disebabkan oleh Operator yang akan dibahas berikut ini terutama yang disebabkan oleh kecerobohan operator pada waktu pemotretan dan teknik proses pencucian film akan dibahas tersendiri. Superimposed Gambar radiografis tumpang tindih dengan gambaran selain gigi dan struktur anatomis disekitarnya, karena kelalaian operator memeriksa kesiapan pasien sebelum melakukan pemotretan. Gambaran tumpang tindih ini antara lain dapat berupa gambaran kacamata, cengkraman gigi tiruan lepasan,gigi tiruan kerangka logam, atau kawat alat orthodonsi. Pada teknik periapikal, pasien menahan film dengan jari apabila jari pasien pada daerahyang terkena sinar- X primer selama pemotretan akan tampak gambaran 2. radiografis tulang jari tangan. Double expose : a. Film yang telah dipakai, sebelum dicuci dipakai lagi untuk pemotretan pasien lain(film dipakai dua kali pemotretan), sehingga akan tampak dua gambaran radiografis pasien yang berbeda pada satu film.



Pengetahuan, ketelitian dan keterampilan dokter gigi juga mempengaruhi foto radiografis yang dihasilkan. Kelalaian dokter gigi pada waktu menulis surat rujukan , misalnya salah menulis elemen gigi atau region, tidak menulis maksud tujuan pemeriksaan radiografis atau regio, tidak menulis maksud tujuan pemeriksaan radiografis atau tidak menulis diagnose sementara berdasarkan pemeriksaan radiografis sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang dimaksud / diharapkan.



Sidik jari tangan : Gambaran sidik jari ini terjadi karena operator melakukan pencucian tanpa menggunakan clip film langsung dipegang oleh operator. Sehingga pada waktu b. pencucian dalam developer, gambaran sidik jari operator akan tercetak pada film radiografis yang dihasilkan. PENDERITA/ PASIEN



Bentuk anatomis rahang sempit dan palatum dangkal dapat menyebabkan tidak seluruh struktur yang akan diperiksa dapat terproyeksi dengan utuh (terpotong). Sedangkan gigi yang berjejal atau pada gigi impaksi dapat terjadi tumpang tindih satu gigi dengan gigi geligi disekitarnya. Pasien dengan reflex muntah tinggi juga dapat menyulitkan pemotretan. Terutama pemotretan region posterior rahang atas dan rahang bawah. DOKTER GIGI



BAHAN/ MATERIAL Film Beberapa hal yang harus diperharikan dalam melilai film radiografis adalah waktu kadaluarsa serta kemasan pembungkus film. Hal ini penting diperhatikan karena apabila kedua hal tersebut sudah tidak memenuhi syarat lagi, hasil foto radiografisnya tidak dapat sebaik yang diharapkan. Bahan pencucian film Developer dan fixed jenis powder yang penggunaanya harus dilarutkan terlebih dahulu, lebih baik dari pada yang sudah tersedia dalam bentuk cairan.



Developer dalam bentuk cairan sering menyebabkan noda kuning pada hasil foto radiografis. a.



b.



Peletakan film Pada teknik intra oral peletakan film dalam rongga mulut harus sedemikian rupa sehingga objek yang akan diperiksa terletak di pertengahan film, untuk itu perlu diperhatikan bahwa untuk letak film di gigi anterior film diletakkan vertical dan pada gigi posterior di letakkan horizontal. Dengan demikian seluruh gigi sampai dengan daerah periapikal dapat tercakup semua dalam film. Sisakan 2-3 mm b. antara jarak tepi permukaan gigi dengan permukaan oklusal atau insisal. Sekalahan yang dapat terjadi apabila tidak diperhatikan hal-hal tersebut di atas adalah terpotongnya gambar radiografis yang dihasilkan. Gambaran ini juga dapat terjadi akibat kondisi anatomis pasien berupa palatum atau dasar mulut yang dangkal. Kesalahan peletakan cassette pada teknik ekstra oral baik teknik pemotretan yang menggunakan cassette holder atau tidak adalah terpotongnya gambaran radiografis yang dihasilkan.



1. a.



b. c.



c.



Kegunaan foto radiografis dalam berbagai bidang kedokteran gigi: Oral patologi Foto radiografis digunakan untuk mendeteksi kelainan anomali dan keadaan patologis gigi dan mulut, contohnya karies, resorbsi internal atau eksternal, bermacam-macam anomali gigi (dens in dente, dan lain-lain), keadaan patologi sinus maksilaris, anomali pertumbuhan dan perkembangan rahang, dan manifestasi penyakit sistemik pada daerah oromaksilofasial (contohnya penyakit paget). Oral surgery Radiografi banyak digunakan untuk keperluan prosedur eksodonsi. Contohnya melihat hubungan gigi dengan sinus maksilaris atau kanalis mandibularis sebelum dilakukan eksodonsi, melihat lokasi gigi impaksi, dan melihat ada atau tidaknya fraktur rahang. Prosthodonsi Foto digunakan untuk melihat keadaan gigi penyangga dan jaringan penyangga untuk pembuatan gigi tiruan. Pada pasien edentulous, foto digunakan untuk melihat keadaan alveolar ridge. Pedodonsi Gambaran radiografi digunakan untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan erupsi gigi, arah erupsi, ada atau tidaknya kelainan (baik ada atau tidaknya benih gigi, kelainan jumlah, dan kelainan bentuk).



d. Penggunaan Foto Radiografis dalam Bidang Kedokteran Gigi Sinar-X dalam kedokteran gigi umumnya digunakan untuk: Memotret bagian dalam tubuh Penggunaan sinar-X di klinik atau praktek dokter gigi Secara umum, penggunaan sinar-X pada klinik atau praktek dokter gigi Total anodontia bertujuan untuk: Membantu menegakkan diagnosis Dalam mendiagnosis penyakit atau kelainan gigi tidak selalu dapat terlihat langsung melalui pemeriksaan fisik. Penggunaan foto rontgen dapat membantu Penggunaan sinar-X di fakultas kedokteran gigi mengetahui ada atau tidaknya kelainan, besarnya kerusakan atau keparahan, Penggunaan radiografi di fakultas kedokteran gigi bertujuan untuk menunjang serta hubungannya denagn jaringan di sekitarnya. proses belajar mengajar. Melalui hasil foto radiografi tersbut, dapat dipelajari Mengarahkan rencana perawatan struktur anatomis, hubungan gigi geligi, keadaan rahang, kelainan patologis Setelah diagnosis penyakit ditegakkan, maka dapat segera ditentukan rencana (baik pada gigi, jaringan penyangga, sendi temporomandibular, dan sinus perawatan yang akan dilakukan. maksilaris). Evaluasi hasil perawatan Untuk melihat keberhasilan perawatan yang telah dilakukan , maka dilakukan Penggunaan sinar-X di bidang kedokteran gigi forensik foto rontgen. Contohnya: mengetahui apakah apeks gigi telah menutup setelah dilakukan perawatan apeksifikasi.



Foto radiografis digunakan untuk mengidentifikasi korban, baik korban kecelakaan maupun pembunuhan. Dokumen foto radiografis tersebut dicocokkan dengan kondisi korban. -



Penggunaan sinar-X untuk survei kesehatan gigi dan mulut masyarakat Survei untuk melihat struktur anatomis dan patologis dapat dilengkapi dengan foto radiografi. Contohnya, melalui foto bitewing dapat dipelajari keadaan jaringan periodontal dan derajat kerusakan tulang alveolar



-



Penggunaan sinar-X untuk kegiatan riset kedokteran gigi Foto radiografis digunakan untuk mempelajari perubahan tumbuh kembang rahang manusia dari waktu ke waktu. -



2.



Terapi daerah maksilofasial Radiasi dapat digunakan sebagai terapi untuk berbagai jenis tumor yang sifatnya sangat peka terhadap radiasi (radiosensitive). Contohnya kanker pembuluh darah, dan kanker kulit. Fluroskopi Dengan menggunakan sinar-X, dilakukan pemeriksaan yang langsung dapat mengamati organ atau kelainan pada daerah yang ditembus sinar. -



3.



1. -



2.



II.2 Penatalaksanaan Sarana Radiologi Kedokteran Gigi Untuk mendapatkan gambaran radiografi yang baik, diperlukan sarana radiologi kedokteran gigi yang menunjang pula. Sarana radiologi kedokteran gigi terdiri dari: Ruangan Suatu instalasi radiologi kedokteran gigi harus memiliki ruangan yang terdiri dari: Ruangan pesawat sinar-X Ruangan tunggu pasien Ruangan arsip Ruangan staf Ruangan penyimpanan alat-alat atau gudang Setiap ruangan harus memiliki sirkulasi udara yang baik dan proteksi radiasi yang maksimal. Setiap ruangan yang satu dengan ruangan yang lainnya harus dilapisi dengan Pb sebagai lapisan pelindung. Pesawat sinar-X



a. b. c. d. e. f. g. h. a.



Pesawat sinar-X (alat penghasil sinar-X) pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: Standard atau dengan pesawat kaki (mobile). Keuntungannya adalah dapat dipindah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Jenis fixed, yaitu pesawat yang menempel pada dinding dan langit-langit (plafon). Keuntungan pesawat jenis ini adalah tidak memerlukan tempat yang luas. Syarat-syarat ideal pesawat sinar-X : Aman dan akurat Memiliki kemampuan untuk menghasilkan sinar-X sesuai dengan tingkat energi yang diinginkan dan memiliki mekanisme yang adekuat untuk menghilangkan panas Mudah diatur posisinya Mudah disimpan dan dipasang Mudah digunakan (dioperasikan) Kuat Pesawat sinar-X terdiri dari 3 komponen utama, yaitu: Kepala tabung sinar-X (tube head) Komponen tube head terdiri dari: Tabung hampa udara (glass X-ray tube) yang berisi filamen, Copper block, dan target. Step-up transformer, diperlukan untuk menaikkan tegangan utama dari 240 volt ke voltase yang lebih tinggi. Step-down transformer, diperlukan untuk menurunkan tegangan utama dari 240 volt ke voltase yang lebih rendah Pelindung Lead (surrounding lead shield) untuk meminimalisasi kebocoran Minyak (surrounding oil) untuk mengantisipasi panas yang timbul Aluminium filtration untuk menghilangkan bahaya penggunaan sinar-X (sebagai filter) Collimator untuk menentukan besarnya berkas sinar-X yang keluar Cone atau Beam Indicating Device (BID) yang digunakan untuk menentukan arah sinar-X, membatasi luas berkas sinar, dan mencegah radiasi hambur. Kontrol panel Komponen kontrol panel terdiri dari: Tombol on/of



b. c. d. · · e.



a. b. 3. -



a. b. c.



Timer Warning lights yang menyala ketika sinar-X dihasilkan Exposure time selector, biasanya terdiri dari: numerical, waktu ditentukan terlebih dahulu anatomical, area mulut yang akan disinari sinar-X ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya waktu eksposur diatur secara otomatis Pada kontrol panel juga bisa terdapat fitur lain, seperti film speed selector, patient size selector, mains voltage compensator, kilovoltage selector, dan miliampere switch.



· · · · -



Lengan pesawat sinar-X Intraoral Ekstraoral a. b. c.



Film sinar-X Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat dua jenis film yang digunakan: Non-screen film (film intraoral) Jenis film yang digunakan untuk film intra oral dimana dibutuhkan kualitas a. gambar yang baik dan detail anatomi yang jelas. b. Ukuran film yang sering digunakan, antara lain: 31 x 41 mm (untuk periapikal) · 22 x 35 mm (bitewing) · 57 x 76 mm (untuk foto occlusal) Film ini dikemas dalam satu paket yang terdiri dari :



· ·



A. Pembungkus luar, B. Film, C. Lead foil, D. Kertas hitam a. b. c.



d.



Pembungkus luar dari plastik lunak yang berfungsi untuk melindungi dari cairan saliva yang dapat mengkontaminasi film Kertas hitam yang berfungsi untuk melindungi film dari cahaya yang dapat merusak film, dan mencegah masuknya saliva ke film Lead foil terletak dibelakang film, yang berfungsi untuk mencegah adanya sisa radiasi yang dapat melewati film menuju ke jaringan pasien. Film, terdiri dari:



4.



Plastic base merupakan bahan dasar yang transparan dan terbuat dari selulosa asetat dengan ketebalan ± 0,2 mm. Lapisan adhesif (gelatin) yang memfiksasi emulsi melekat pada bahan dasar Lapisan pelindung (protective layer) yang berfungsi melindungi emulsi dari kerusakan mekanis Emulsi kristal AgBr Screen film (film ekstraoral) Jenis film ini pada saat penggunaanya dikombinasikan dengan intensifying screens pada cassette. Keuntungannya adalah digunakan tingkat eksposur yang pendek dari sinar-X, sehingga dosis radiasi yang diberikan ke pasien menjadi rendah. Namun, kualitas gambar yang dihasilkan rendah jika dibandingkan dengan non-screen film. Ukuran screen film, terdiri dari: 15 cm x 30 cm (panoramik) 24 cm x 30 cm (cephalometry) 13 cm x 15 cm (carpal bone) Bagian-bagian screen film sebenarnya sama dengan bagian non-screen film, tapi screen film memiliki: Emulsi AgBr pada film ini lebih sensitif terhadap cahaya biasa daripada sinar-X Terdapat beberapa emulsi yang produksinya sensitif terhadap cahaya biru, cahaya hijau, dan cahaya merah. Standard emulsi AgBr (sensitif terhadap cahaya biru) Modifikasi emulsi AgBr dengan ultraviolet sensitizer (sensitif terhadap cahaya ultraviolet) Emulsi orthochromatic (sensitif terhadap cahaya hijau) Emulsi panchromatic (sensitif terhadap cahaya merah) Tingkat sensitifitas ini tergantung dari jenis intensifying screen yang digunakan. Cara menyimpan film yang ideal, yaitu: Disimpan dalam lemari pendingin dalam keadaan kering Ditempatkan jauh dari bahan-bahan radiasi yang dapat mengionisasi Ditempatkan jauh dari bahan kimia, termasuk mercury Ditempatkan pada kotak untuk mencegah terjadinya tekanan pada film Intensifying screen Intensifying screen terdiri dari garam anorganik atau fosfor yang dapat berflurosensi. Komponen intensifying screen terdiri dari:



Sinar-X yang mengenai intensifying screen akan berubah menjadi foton cahaya yang kemudian akan mengionisasi emulsi AgBr. 5.



Cassette A. Oblique lateral cassette. B. Intraoral occlusal cassette. C. Flat panoramic cassette. D. Skull cassette. E. Curved panoramic cassette



-



Intensifying screen dan film ditempatkan dalam sebuah cassette. Di dalam cassette, intensifying screen dan film menempel satu dengan yang lainnya. Intensifying screen ditempatkan pada sisi depan dan belakang film. film



-



6. Grid Alat yang digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi radiasi hambur yang dapat menyebabkan kabut pada hasil radiografis atau membuat kontras gambar menjadi berkurang. 7. 8. -



Listrik Pesawat sinar-X intraoral dengan kondisi sinar-X 65kV dan 10 mA memerlukan tenaga listrik 0,9 kVA Pesawat sinar-X ekstraoral dengan kondisi sinar-X 90kV dan 10 mA memerlukan tenaga listrik 1,85 kVA Kamar Gelap Syarat-syarat kamar gelap, yaitu: Luas kamar minimal 2,5 m x 2,5 m Tertutup rapat (kedap cahaya) Sistem ventilasi yang baik Sistem pencucian yang baik Dinding berwarna gelap Diusahakan agar lokasinya sedekat mungkin dengan lokasi pemotretan



9.



Kamar gelap sebaiknya dilengkapi dengan: Meja basah yaitu tempat pencucian film dan terdapat beberapa tangki dengan urutan developer-air-fixer-air (mengalir). Meja kering yaitu tempat mengeluarkan film dari pembungkusnya. Safe lamp yaitu lampu yang membantu penglihatan operator dalam kamar gelap pada waktu pencucian dan ditempatkan ± 90 cm di atas meja kerja Alat pengukur waktu yang digunakan untuk mengukur waktu pada waktu pencucian Lemari untuk menyimpan film yang belum digunakan dan perlengkapan lainnya Exhouser (pengaturan sirkulasi udara) yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara dalam kamar gelap Instalasi air dan sirkulasi yang baik, karena proses pencucian sangat membutuhkan air. Lampu di atas kamar gelap agar setiap orang yang hendak masuk ke kamar gelap mengetahui sedang berlangsung atau tidaknya proses pencucian Cassete Hatch (jendela khusus) yaitu tempat memasukkan dan mengeluarkan film yang akan diproses di kamar gelap Film marker (patient name printer) yaitu alat untuk memberi identitas pada film. Alat ini diletakkan di atas meja kering. Prosedur pencucian film secara manual: Paket film yang telah diekspos dibuka, kemudian film dijepit dengan menggunakan hanger. Film diberi imersi DEVELOPER beberapa kali untuk menghilangkan gelembung udara dan dibiarkan selama 5 menit pda suhu 20°C Sisa-sisa zat developer dibilas dengan air selama 10 detik Selanjutnya film diberi imersi FIXER selama 8-10 menit Kemudian, film dicuci dengan air selama 10-20 menit Film selanjutnya dikeringkan dengan cara digantung di udara bebas. Film Holder Adalah alat yang digunakan pada pemotretan intraoral teknik periapikal proyeksi paralel.



A. Hawe-Neos Superbite posterior holder, B. Hawe-Neos Superbite anterior holder, C. Rinn XCP posterior holder, D. Rinn XCP anterior holder.



b. Hasil pengukuran dapat langsung dibaca 10. Dryer (pengering) Alat yang digunakan untuk mengeringkan film setelah proses pencucian. Alat pengering terdiri dari dua macam, yaitu: Konvensional, yaitu menggunakan dryer dan digantung di udara bebas Menggunakan alat pengering otomatis 11. Viewer atau Light Cast Alat untuk melihat hasil foto radiografis yang telah selesai diproses. Sebaiknya alat ini ditempatkan di dekat atau di dalam kamar gelap. 12. Hanger atau Clia Alat untuk menjepit film pada waktu pengeringan. Ukuran dari hanger ini bervariasi tergantung ukuran film yang digunakan. 13. Personel monitoring Film Badge Alat yang dapat mengukur jumlah radiasi yang diterima oleh operator. Film badge terdiri dari frame plastik berwarna biru yang didalamnya terdapat berbagai macam logam filter dan film radiografi yang bereaksi terhadap radiasi. Film badge ini dipasang dipermukaan luar baju. Keuntungan penggunaan film badge, antara lain: Memberikan catatan tentang banyaknya radiasi yang diterima Dapat diperiksa dengan mudah Dapat mengukur jenis dan jumlah energi radiasi Relatif murah Kerugian penggunaan film badge, yaitu: a. Badge film mudah kehilangan kemampuan filternya b. Dapat saja terjadi kesalahan prosedur a. b. c. d.



-



Ionization chamber dan Charger Reader Ionization chamber berbentuk pocket dose meter yang dikenakan operator dapat menampung ion-ion. Bila disinari sinar-X, jumlah listrik yang dihasilkan oleh ion-ion yang tertampung dibaca pada charge reader.



Keuntungan ionization chamber: a. Alat yang akurat dalam menentukan dosis radiasi



Kerugian ionization chamber, yaitu: a. Tidak dapat mengetahui jenis dari radiasi b. Kurang sensitif terhadap radiasi yang energinya rendah c. Mudah rusak -



-



Rate meter Alat yang cara kerjanya sama dengan ionization chamber. Alat ini dapat membaca jumlah radiasi per menit atau per jam. Thermoluminescent dosemeters (TLDs) Alat ini terdiri dari material lithium fluoride (LiF) yang dapat mengabsorbsi radiasi dan melepaskan energi tersebut dalam bentuk cahaya. Intensitas cahaya yang dihasilkan tergantung dari banyaknya radiasi yang diabsorbsi.



Keuntungan TLDs, yaitu: a. Material lithium fluoride dapat dipakai kembali b. Pembacaan hasil pengukuran secara otomatis dan cepat Kerugian penggunaan TLDs, antara lain: a. Relatif mahal b. Gradien dosis radiasi tidak dapat dideteksi -



Kartu pencatat radiasi dan kartu kesehatan Jumlah radiasi yang diterima oleh operator harus dicatat dalam kartu khusus (kartu pencatat radiasi). Selain itu, kondisi kesehatan juga harus selalu dimonitor terus menerus.



-



Proteksi radiasi Macam-macam bahan proteksi radiasi yang dapat dipakai, antara lain: Lapisan Pb pada tembok, kaca jendela terbuat dari Pb, apron Pb, sarung tangan Pb, dan penutup gonad yang terbuat dari Pb Tembok dari bata atau batako Dinding dan lantai dari beton Lead portable



a. b. c. d.