Rancangan Usulan Penelitian Skripsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA PERHOTELAN TERHADAP MINAT SISWA UNTUK TERJUN PADA INDUSTRI PARIWISATA PASCA PANDEMI DI KAB. MALANG



Rancangan Usulan Penelitian untuk Skripsi



Diajukan oleh : NUVRIDA IKA SUWASTRA NIM 202144019



Kepada PROGRAM D IV PROGRAM STUDI KEPARIWISATAAN ALIH JENJANG



SEKOLAH TINGGI PARIWISATA SAHID SURAKARTA 2020 JUDUL



: PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA PERHOTELAN TERHADAP MINAT SISWA UNTUK TERJUN PADA INDUSTRI PARIWISATA PASCA PANDEMI DI KAB. MALANG



Nama Mahasiswa



: Nuvrida Ika Suwastra



NIM



: 202144019



Program D IV Alih Jenjang Program Studi Kepariwisataan



Telah disetujui Tanggal : ………………….. Dosen Metodologi Penelitian



Nama Lengkap dan Gelar Pembimbing I*



Pembimbing II*



……………………..



……………………..



*) Diisi oleh Bidang Akademik



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Pembelajaran siswa berkaitan erat dengan kegiatan belajar. Sebagaimana



dinyatakan oleh Hamalik (2011:21) bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertigkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Pernyataan tersebut selaras dengan Uno (2006:7) menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang sistematis yang tiap komponennya sangat menentukan keberhasilan anak didik. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut penting memperhatikan proses yang terjadi dalam belajar termasuk faktor-faktor yang terdapat di dalamnya sehingga pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Adanya motivasi belajar berperan sebagai penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai menurut Sardiman (2007:75). Sehingga tanpa adanya motivasi maka seorang siswa akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Berperan sebagai penggerak, motivasi belajar digolongkan menjadi 2 faktor menurut Yusuf (2009:23) yaitu dapat timbul karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu (1) faktor fisik meliputi kesehatan dan fungsi panca indera,



(2) faktor psikologis yaitu berhubungan



dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu (1) faktor non-sosial meliputi keadaan cuaca, waktu, tempat (sepi, bising, atau kualitas tempat belajar), sarana dan prasarana (2) faktor social merupakan faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua). Kedua faktor tersebut memiliki pengaruh yang sama dalam motivasi belajar. Sejalan dengan motivasi dalam proses pembelajaran, minat siswa juga berperan sebagai penggerak siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan yang



diinginkan. Hal tersebut digambarkan sebagai hubungan antar diri dengan sesuatu yang diinginkan. Semakin besar keinginan pada suatu hal yang ingin dicapai maka semakin besar pula minat yang dimiliki. Menurut Slameto (dalam Djali, 2008: 121) bahwa minat adalah rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Penting bagi siswa untuk memiliki minat pada hal yang menjadi tujuan pembelajaran bahkan dalam karir. Siswa subjek uji dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII kompetensi keahlian Perhotelan di SMK Muhammadiyah 3 Singosari. Merujuk pada kompetensi keahlian siswa subjek uji maka diharapkan siswa terjun dalam dunia industri yang linier. Salah satu pendorong siswa memilih karir yang sesuai yaitu minat dan kompetensi yang berkaitan dengan motivasi sehingga penting untuk menumbuhkan minat siswa di dunia industri pariwisata khususnya pasca pandemi seperti saat ini. Sebagaimana yang diketahui bahwa Indonesia mengalami gelombang pandemi diawal tahun 2020 tepatnya di bulan Maret yang telah memberikan dampak yang besar di hampir seluruh sektor termasuk industri pariwisata meliputi hotel, restoran, tour guide, akomodasi perjalanan, dsb. Jumlah wisatawan menjadi salah satu penyebab terbesar salah satunya hotel. Menurut Kemenparekraf (2021:10) bahwa imbas dari berkurangnya wisatawan internasional, tingkat okupansi hotel di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dari 56,73% menjadi 28,07% selama periode Juli 2019 – Juli 2020 atau turun sebesar 28,66 poin. Salah satu kondisi tersebut membuat industri pariwisata mengalami masa yang sulit bahkan berdampak pada merumahkan sebagian besar pegawai agar tidak gulung tikar. Selain berimbas pada pegawai yang terkait juga para calon sumber daya manusia dibidang pariwisata akan berpikir ulang untuk bergabung di dalamnya dengan keadaan yang masih sulit sehingga memilih untuk berkarir di bidang lain terutama di tahun 2020 hingga pertengahan 2021. Seiring waktu diketahui bahwa gelombang pandemi telah melandai dan sejalan dengan penerimaan vaksinasi yang bahkan telah menjangkau anak usia pendidikan dasar. Berbekal pada keadaan serta data yang disampaikan oleh pemerintah melalui regulasi maka segala sektor khususnya industry pariwisata mulai bangkit. Terdapat banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai era baru dengan



menyesuaikan kondisi lingkungan seperti standart CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Enviroment) yang wajib dimiliki oleh hotel. Keadaan industri pariwisata yang terus bangkit tersebut masih belum memberikan keyakinan pada calon sumber daya manusia untuk bergabung dengan ketakutan bahwa masa sulit tersebut pasti akan datang kembali. Sebagaimana yang disebutkan diatas bahwa siswa kelas XII kompetensi keahlian Perhotelan merupakan calon-calon sumber daya manusia dalam industri pariwisata sehingga peneliti melakukan wawancara awal untuk mengetahui minat siswa untuk bergabung dalam industri pariwisata. Berdasarkan hasil wawancara siswa tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki minat untuk bergabung di industri pariwisata dengan alasan bahwa kompetensi yang dimiliki belum sesuai dengan kriteria industri pariwisata. Munculnya alasan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan motivasi belajar siswa antara lain tingkat percaya diri siswa yang kurang, gaya mengajar guru yang kurang mengarah pada keterampilan, frekuensi kegiatan pembelajaran praktik kurang serta sumber belajar yang belum mencukupi. Salah seorang guru kejuruan Perhotelan yaitu Bapak Rudianto, S.Tr.Par menyatakan bahwa beberapa cara untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar adalah memberikan gambaran langsung mengenai dunia kerja yang akan dihadapi serta pentingnya memiliki kompetensi yang mumpuni untuk dapat terjun dalam dunia kerja namun hal tersebut belum mampu membuat siswa tersadar dan tumbuh minat untuk belajar agar mampu terjun dalam dunia kerja yang linier yakni industri pariwisata. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas yang berdampak pada motivasi belajar siswa dan minat siswa untuk terjun dalam industri pariwisata sehingga peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Perhotelan Terhadap Minat Siswa Untuk Terjun Pada Industri Pariwisata Pasca Pandemi di Kab. Malang”



B.



Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat



diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1.



Tingkat percaya diri siswa yang kurang untuk bergabung dalam industri pariwisata.



2.



Gaya mengajar guru yang kurang mengarah pada keterampilan.



3.



Frekuensi kegiatan pembelajaran praktik yang kurang.



4.



Sumber belajar yang kurang.



C.



Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penelitian hanya dibatasi pada



permasalahan yaitu : 1.



Tingkat percaya diri siswa yang kurang untuk bergabung dalam industri pariwisata.



2.



Gaya mengajar guru yang kurang mengarah pada keterampilan.



3.



Frekuensi kegiatan pembelajaran praktik yang kurang.



D.



Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan maka masalah yang



akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.



Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar siswa tentang tingkat percaya diri siswa terhadap minat siswa untuk terjun pada industri pariwisata pasca pandemi di Kab. Malang?



2.



Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar siswa tentang gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk terjun pada industri pariwisata pasca pandemi di Kab. Malang?



3.



Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar siswa tentang frekuensi kegiatan pembelajaran praktik terhadap minat siswa untuk terjun pada industri pariwisata pasca pandemi di Kab. Malang?



E.



Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk



mengetahui: 1.



Pengaruh motivasi belajar siswa tentang tingkat percaya diri siswa siswa terhadap minat siswa untuk terjun pada industri pariwisata pariwisata pasca pandemi di Kab. Malang.



2.



Pengaruh motivasi belajar siswa tentang gaya mengajar guru terhadap minat siswa untuk terjun pada industri pariwisata pariwisata pasca pandemi di Kab. Malang.



3.



Pengaruh motivasi belajar siswa tentang frekuensi kegiatan pembelajaran praktik terhadap minat siswa untuk terjun pada industri pariwisata pariwisata pasca pandemi di Kab. Malang.



F.



Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:



1.



Secara Teoritis a.



Memberikan bukti konkrit pengaruh motivasi belajar siswa tentang tingkat percaya diri, gaya mengajar guru, dan frekuensi pembelajaran praktik terhadap minat siswa untuk terjun pada industri pariwisata pasca pandemic sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran.



b.



Memberikan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran baik pemahaman kognitif maupun praktik sehingga minta siswa untuk terjun pada industri pariwisata dapat tercapai dengan baik.



c.



Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi awal bagi peneliti selanjutnya.



2.



Secara Praktis a.



Bagi Guru Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk membimbing siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan percaya diri sehingga diperoleh minat siswa yang positif untuk terjun pada industri pariwisata.



b.



Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan minat siswa untuk terjun pada industri pariwisata.



c.



Bagi Peneliti 1) Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah informasi dan pengetahuan



serta



pengalaman



yang



diperoleh



berdasarkan



kenyataan yang terdapat di lapangan. 2) Peneliti dapat menganalisis hal-hal yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa serta keterkaitannya dengan minat untuk terjun pada industri pariwisata.



BAB II KAJIAN TEORI A.



Motivasi Belajar



1.



Definisi Motivasi Belajar Motivasi berperan penting sebagai penggerak dalam diri siswa untuk



mencapai suatu dalam hal ini yaitu pembelajaran. Menurut Sardiman (2018:73) bahwa keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Sejalan dengan definisi tersebut, Uno (2017:23) menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur pendukung. Berdasarkan definisi motivasi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang berasal dari internal dan ekternal yang mampu memberikan arah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2.



Jenis-jenis Motivasi Belajar Motivasi memiliki beberapa jenis salah satunya yang biasa disebut



motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri siswa sedangkan ekstrinsik yang berasal dari luar diri siswa. Menurut Tambunan (2015:196) bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik merupakan jenis motivasi berdasarkan sumbernya. Adapun motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik tersebut yaitu: a.



b.



Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang ditimbulkan dari diri seseorang. Motivasi ini biasanya timbul karena adanya harapan, tujuan dan keinginan seseorang terhadap sesuatu sehingga dia memiliki semangat untuk mencapai itu. Motivasi ekstrinsik, adalah sesuatu yang diharapkan akan diperoleh dari luar diri seseorang. Motivasi ini biasanya dalam bentuk nilai dari suatu materi,



misalnya imbalan dalam bentuk uang atau intensif lainnya yang diperoleh atas suatu upaya yang telah dilakukan. Sependapat dengan pernyataan diatas, menurut Sardiman (2018:89), mengatakan bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah sebagai berikut: a. b.



Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagaimana pernyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa



motivasi belajar yang ada pada diri siswa diantaranya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, tanpa adanya rangsangan dari luar, sebaliknya motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang dimbul akibat adanya rangsangan dari luar diri siswa. 3.



Faktor-faktor Motivasi Belajar Menurut Frandsen (dalam Baharuddin & Esa N. W, 2015: 28-29) sebagai



berikut: a.



b.



Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik untuk belajar antara lain sebagai, dorongan ingin tahu, adanya sifat positif dan kreatif dan keinginan ingin maju, adanya keinginan untuk mencapai prestasi, dan adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Motivasi ekstrinsik Faktor yang berasal dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, dan orang tua. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar individu menjadi lemah. Adapun menurut Soemanto (dalam Kompri, 2016: 226-227) bahwa faktor-



faktor dalam motivasi sebagai berikut: a.



b.



Faktor stimulus Faktor stimulus dibagi dalam hal-hal yang berhubungan dengan panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, seperti halnya berat ringannya tugas dan suasana lingungan eksternal Faktor metode Faktor yang dipengaruhi oleh kegiatan berlatih dan praktik, pengenalan



c.



hasil belajar, indra, penggunaan dalam belajar, kondisi insentif. Faktor individual Faktor yang dipengaruhi oleh kematangan, usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani dan motivasi. Sedangkan menurut Newcomb (dalam Santoso, 2014: 116) menyatakan



bahwa faktor yang berpengaruh pada pemberian motivasi belajar ditinjau dari penerima motivasi, adalah sebagai berikut: a. b.



c.



Pengamatan Faktor yang menyusun munculnya lingkungan sebagai bagian dari proses mengerjakan tugas dengan kondisi yang nyaman. Pemikiran Pemikiran adalah suatu bentuk tingkah laku yang diam lebih dari berterus terang di maana benda-benda dan peristiwa-peristiwa berpengaruh secara simbolik. Perasaan Perasaan tidak mewakili bagian terpisah dari itngkah laku tetapi satu asumsi di mana perbuatan, persepsi dan pemikiran berlangsung. Menurut Djaali (2015) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi



belajar, yaitu: a. b. c. d.



Sikap adalah suatu kesiapan emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Minat adalah rasa lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal akan aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Kebiasaan belajar. Berbagai penelitian menyatakan bahwa hasil belajar mempunyai kolerasi positif dengan kebiasaan belajar. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh tehadap orang lain. Berdasarkan uraian di atas faktor yang mempengaruhi motivasi belajar



adalah motivasi intrinsik yaitu dorongan dari dalam diri individu sendiri, dan ada motivasi ekstrinsik yaitu dorongan dari luar diri individu seperti lingkungan sekitar.



B.



Minat Siswa



1.



Pengertian Minat



Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan (Sardiman, 1990: 76). Menurut Tampubolon (1991: 41) mengatakan bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Sedangkan menurut Djaali (2008: 121) bahwa minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek (Surya, 2003: 100). Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003: 180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Sedangkan Slameto (2003: 57) menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasiakan melalui partisipasi dalam satu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Menurut Sudirman (2003: 76) minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan rasa senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya pemusatan



perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau aktivitas tertentu, karena dirasakan bermakna bagi dirinya dan ada harapan yang dituju. 2.



Ciri-ciri Minat Hurlock (1993: 117) mengatakan bahwa ciri-ciri minat yaitu:



a.



Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari pada teman sebayanya. Mereka yang lambat matang, karena sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi masalah social karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebaya mereka minat remaja.



b.



Minat bergantung pada kesiapan belajar Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka secara fisik dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguhsungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola tersebut.



c.



Minat bergantung pada kesempatan belajar Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anakanak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah. Minat mereka “tumbuh dari rumah”. Dengan bertambah luasnya lingkup social mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.



d.



Perkembangan minat mungkin terbatas Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.



e.



Minat dipengaruhi pengaruh budaya Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka



dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka. f.



Minat berbobot emosional Bobot emosional – aspek afektif – dari minat menemukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.



g.



Minat itu egosentris Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya, minat anak laki-laki pada matematika, sering berlandaskan keyakinan, kepandaian di bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan di dunia usaha.



3.



Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor,



baik faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor intrinsik) maupun faktor yang yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstrinsik). Menurut Rumini (1998: 121) menjelaskan bahwa minat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, sosial ekonom, bakat, umur, jenis kelamin, pengalaman, kepribadian dan lingkungan. Menurut Haditomo (1998: 189) menjelaskan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi minat seseorang yaitu (1) Faktor dari dalam (intrinsik), yaitu sifat pembawaan, dan (2) Faktor dari luar (ekstrinsik), diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Minat yang terjadi dalam individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan, yaitu faktor keinginan dari dalam dan faktor keinginan dari luar. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau rasa senang pada kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan dan adanya aktivitas atau tindakan akibat rasa senang maupun perhatian Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor intrinsic) dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut) faktor eksrinsic). Faktor instrinsik terdiri atas rasa tertarik, perhatian dan aktivitas.



Ketiga faktor instrinsik dari minat tersebut dijelaskan sebagai berikut: a.



Rasa Tertarik Menurut Sardirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang dialami setiap individu tetapi sulit dijelaskan. Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik sebagai penilaian positif terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik merupakan rasa yang dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan simrpati kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif atau suatu obyek.



b.



Perhatian Dakir (1993: 144) mendefinisikan minat perhatian sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada sesuatu, dan Walgito (2002: 98) mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek. Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa.



c.



Aktivitas Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap suatu objek atau kegiatan adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini aktivitas siswa berbentuk keinginan siswa untuk terjun di industri pariwisata yang dilihat dari usaha untuk memperoleh kompetensi yang dibutuhkan. Faktor ekstrinsik terdiri atas pengaruh dari lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan. Lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh misalnya keadaan sosial ekonomi, serta cara orang tua mendidik anak merupakan sebagian contoh faktor keluarga yang dapat mempengaruhi minat siswa. Pengaruh lingkungan sekolah misalnya kurikulum, metode mengajar yang digunakan guru, serta aturan dan disiplin sekolah. Adapun faktor masyarakat meliputi teman bergaul serta kegiatan siswa di masyarakat..



DAFTAR RUJUKAN Baharuddin & Esa N. W. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuz Media. Dakir. 1993. Dasar-dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Djaali. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Haditomo, Sri Rahayu. 1998. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: UGM Press Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hurlock, Elizabeth B. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2021. Buku Tren Industri Pariwisata 2021. Jakarta: Deputi Bidang Kebijakan Strategis. Kompri. 2016. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rumini, Sri, dkk. 1998. Psikologi Umum. Yogyakarta: UNY Press Santoso, Slamet. 2014. Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama Sardiman, A.M. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Surya, Muhammad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy Tambunan. 2015. Jenis Motivasi Belajar. Jakarta: Gaung Persada. Tampubolon. 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca. Bandung: Angkasa Uno, B. Hamzah. 2017. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.uno 2017 Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset Winkell, W.S. 1983. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.