Rancangan Usulan Penelitian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANCANGAN USULAN PENELITIAN (RUP)



Kepada Yth : Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonmi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau Di Pekanbaru Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Tiara Dwi Rahayu NIM : 180304220 Program Studi : S-1 Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan Semester :5 No.Handphone : 081363711993 Dengan ini mengajukan Rancangan Usulan Penelitian (RUP) untuk penulisan Skripsi, sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Selanjutnya mohon persetujuan dan penunjukan dosen pembimbing.



JUDUL PENELITIAN : “ PENGARUH INFLASI, BI RATE DAN NILAI TUKAR TERHADAP RETURN SAHAM ” (Studi Pada Perusahaan Subsektor Food & Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016)



LATAR BELAKANG Menurut Jogiyanto (2010:205), Return Saham adalah nilai yang diperoleh sebagai hasil dari aktivitas investasi. Return yang diharapkan berupa deviden untuk investasi saham dan pendapatan bunga untuk investasi di surat utang. Return merupakan tujuan utama investor untuk mendapatkan hasil dari investasi yang dilakukan oleh investor. Dengan adanya return saham yang cukup tinggi akan lebih menarik para investor untuk membeli saham tersebut. Oleh karena itu untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian yang akan diperoleh investor maka investor perlu memprediksikan agar dapat mengetahui seberapa besar pengembalian yang akan diperolehnya. Suatu saham dihargai dengan benar



Harga saham di Bursa Efek Indonesia selalu mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi mikro dan ekonomi makro. Faktor ekonomi mikro merupakan faktor-faktor ekonomi yang berkaitan dengan kondisi internal perusahaan



sedangkan faktor ekonomi makro merupakan faktor-faktor yang ada diluar perusahaan. Tandelilin (2010:343) menyatakan variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor antara lain adalah tingkat suku bunga, tingkat inflasi, kurs rupiah, produk domestik bruto (PDB), anggaran defisit, investasi swasta, serta neraca perdagangan dan pembayaran. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor ekonomi makro yaitu inflasi, BI rate dan nilai tukar karena ketiga variabel tersebut dianggap paling mempengaruhi kondisi perekonomian serta erat hubungannya dengan return saham.



Inflasi adalah kenaikan harga produk maupun jasa secara terus menerus dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurut Samsul (2006:201), tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang tinggi dapat menjatuhkan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban. Pendapat tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Raharjo (2012) bahwa inflasi berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Hasil penelitian yang berbeda dilakukan Permana (2009) dan Kewal (2012). Mereka mengatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Variabel ekonomi makro yang kedua adalah BI rate. Tingkat suku bunga BI rate merupakan salah satu faktor ekonomi makro yang mempengaruhi harga saham. BI rate merupakan suku bunga kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Apabila tingkat suku bunga naik, maka akan terjadi peningkatan suku bunga kredit. Jika suku bunga kredit naik, maka biaya modal yang dikeluarkan emiten akan semakin besar sehingga minat emiten untuk meminjam dana pada bank akan menurun karena beban bunga tersebut. Gujarati (2006:130) menjelaskan hubungan yang bersifat terbalik antara harga saham dan tingkat bunga. Artinya, jika tingkat bunga tinggi maka harga saham rendah, begitu pula sebaliknya jika tingkat bunga rendah maka harga saham tinggi. Penelitian serupa dilakukan oleh Samsul (2006:201) bahwa kenaikan suku bunga pinjaman atau suku bunga deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham. Sebaliknya, penurunan tingkat bunga pinjaman atau tingkat bunga deposito akan menaikkan harga saham di pasar. Artinya naiknya suku bunga deposito akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito. Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar. Penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Permana (2009) dan Raharjo (2012) bahwa suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.



Tabel 1. Data Inflasi dan BI rate Tahun 2013-2016 (% pada akhir tahun) Tahun



Inflasi



Bi Rate



2016 2017 2018 2019 2020



3.02 % 3.61 % 3.13 % 2.72 % 1.68 %



4.75 % 4.25 % 6.00 % 5.00 % 3.75 %