Rangkuman Buku - Anisa Nur Aini - 5552190134 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN ETIKA PROFESI BAB 1, BAB 2, DAN BAB 3 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Akuntansi Dosen Pengampu: Roni Budiarto,S.E.,Ak.,M.E.CA.,CPA



Disusun Oleh: Anisa Nur Aini 5552190134



JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYAS



BAB I 1.1 Harapan Etika Fungsi bisnis dan etika profesi di antara sebuah kerangka (kerja) tercipta oleh harapan/ekspektasi public atau masyarakat.Harapan-harapan perilaku baru ini didasarkan pada sebuah percepatan dari tren-tren atau kecenderungan-kecenderungan etika bisnis dan profesi yang telah lama dibuat.Etika bisnis dan profesi menjadi penentu kunci keberhasilan, dan nilai utama penelitian dan perubahan perusahaan. Bab ini mengekplorasikan perubahan bahwa kecenderungan etika telah dibawa ke kerangka harapan, serta perkembangan yang muncul sebagai respons terhadap perubahan.Hal ini juga mulai mempertimbangkan perubahan harapan yang berarti bagi akuntansi professional. 1.2 Etika Lingkungan untuk Bisnis: Pertarungan Kredibilitas, Reputasi, dan Keunggulan Kompetitif Selama dua puluh lima tahun terakhir, telah terjadi peningkatan harapan bahwa bisnis ada untuk melayani kebutuhan baik para pemegang saham dan masyarakat. Banyak orang mempunyai interens atau minat dalam bisnis, kegiatannya, atau dampaknya. Pemangku kepentingan semakin berharap bahwa kegiatan perusahaan akan menghormati nilai-nilai dan interes mereka. Penghormatan terhadap nilai-nilai dan interes pemangku kepentingan menentukan pendirian etika dan keberhasilan perusahaan.Akibatnya, direktur perusahaan sekarang diharapkan untuk memimpin perusahaan mereka dengan beretika. 1.3 Faktor yang Mempengaruhi Harapan Publik untuk Perilaku Bisnis Fisik



Kualitas udara dan air, keselamatan



Moral



Keinginan untuk keadilan dan kesetaraan di rumah dan di luar negeri



Penilaian yang buruk Aktivis



Kesalahan operasi, Kompensasi eksekutif



Pemangku Etika investor, konsumen, ahli lingkungan hidup



Kepentingan Ekonomi



Kelemahan, memalsukan



tekanan



untuk



bertahan



hidup,



untuk



Persaingan



Tekanan global



Penyimpangan



Banyak skandal, korban, keserakahan



Keuangan Kegagalan tata kelola



Pengakuan bahwa tata kelola dan penilaian risiko etika merupakan suatu hal yang penting



Akuntabilitas



Keinginan untuk transparansi



Sinergi



Publisitas, perubahan sukses



Penguatan



Hukuman Peraturan baru-lingkungan, whistleblowing, mengingat



Kelembagaan



kembali, U.S.



Tata kelola baru dan rezim akuntabilitas untuk bisnis dan profesi jauh lebih peduli dengan interes pemangku kepentingan dan permasalahan etika daripada yang telah terjadi di masa lalu.Para direktur, esekutif, dan akuntan professional yang sering melayani pertentangan interes pemegang saham secara langsungdan masyarakat secara tidak langsung harus menyadari harapan masyarakat yang baru untuk bisnis dan organisasi sejenis. A. Masalah Lingkungan Tidak ada yang membangkitkan opini publik sebelumnya mengenai sifat dari perilaku perusahaan yang baik lebih dari kesadaran bahwa kesejahteraan fisik publik—dan kesejahteraan sebagai pekerja—sedang terancam oleh aktivitas perusahaan. Awalnya, kekhawatiran mengenai polusi berpusat pada cerobng asap dan knalpot pembuangan, yang menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan. Bagaimanapun, masalah tersebut pada awalnya relatif bersifat lokal, sehingga ketika penduduk di sekitar (perusahaan yang menyebabkan polusi udara) menjadi marah (akibat iritasi oleh polusi udara), politisi lokal mampu dan umumnya bersedia merancang suatu peraturan untuk mengendalikan hal tersebut walaupun penegakan hukum yang efektif tidak terjamin. Baru-baru ini, disipasi lapisan ozon diakui sebagai ancaman serius bagi kesejahteraan fisik kita semua.pelepasan CFC (Chlorofluorocarbon) ke atmosfir—yang dahulu dianggap sebagai refrigerant (bahan pendingin) perumahan dan industri yang paling umum memungkinkan molekul CFC “menyedot” molekul ozon. Pada saat yang bersamaan penebangan hutan hujan di Brazil—yang merupakan sumber utama untuk “mengisi” kembali seluruh planet kita.Padahal, lapisan ozon berfungsi sebagai penghalang utama bagi kita dari paparan sinar ultraviolet matahari, dimana sinar ultraviolet ini menyebabkan kanker kulit dan kerusakan mata.



Pengakuan bahwa pencemaran air merupakan salah satu permasalahan yang memerlukan tindakan telah di sejajarkan dengan kepedulian terhadap menipisnya lapisan ozon, sebagian karna terbatasnya kemampuan kita untuk mengukur konsestrasi racun per menit, serta ketidakmampuan kita untuk memahami sifat alam yang tepat, dari resiko logam air dan dioxin..Perusahaan-perusahaan menegaskan bahwa merekatidak memiliki solusi teknik untuk mengatasi polusi udara dan air dengan biaya murah sehingga mereka tidak dapat mengatasi polusi secara kompetitif.Namun demikian, setelah ancaman jangka pendek dan ancaman jangka panjang terhadap keselamatan pribadi di pahami, masyarakat dipimpin oleh kelompok-kelompok dengan minat khusus—mulai menekan perusahaan maupun pemerintah secara langsung untuk meningkatkan standar keamanan untuk emisi perusahaan. B. Sensitivitas Moral Bukti tekanan publik untuk kejujuran lebih dan kesetaraan mudah diamati.Keinginan untuk mencapai kesetaraan dalam pekerjaan telah menghasilkan undang-undang, peraturan, kepatuhan kondisi dalam kontrak, dan program tindakan afirmatif perusahaan.Programprogram kesetaraan upah mulai muncul untuk menyesuaikan kesenjangan yang ada antara skala gaji untuk pria dan wanita.Undang-undang perlindungan konsumen telah di perketat bahwa filosofi lama “pembeli waspada”—yang cenderung melindungi perusahaan besar— telah berubah ke “vendor waspada”—yang menguntungkan konsumen secara individu.Tes narkoba untuk karyawan telah jauh lebih hati-hati ditangani untuk meminimalkan kemungkinan temuan palsu pada hasil tes.Semua ini adalah contoh diman tekanan publik telah membawa perubahan kelembagaan melalui legislatif atau pengadilan untuk kejujuran yang lebih dan kesetaraan, serta berkurangnya diskriminasi, dan oleh karena itu, kebalikan dari perubahan ini hampir tidak mungkin terjadi.Memang, hal tersebut merupakn suatu tren atau kecenderungan yang jelas. Sensitivitas moral juga terlihat pada isu-isu internasional dan domestik.Kampanye untuk memboikot pembelian dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penggunaan tenaga kerja anak atau memperkerjakan tenaga kerja dengan upah yang rendah di negaranegara asing memberikan kesaksian yang cukup.Hal tersebut telah menghasilkan kode etik praktik untuk para pemasok dan mekanisme-mekanisme untuk memastikan bahwa mereka mematuhi kode tersebut.Organisasi-organisasi, seperti Social Accountability International dan Account Ability telah mengembangkan kebijakan-kebijakan tempat kerja, standarstandar, program pelatihan auditor tempat kerja, dan kerangka kerja pelaporan.



C. Penilaian yang Buruk dan Aktivis Pemangku Kepentingan Para direktur, eksekutif, dan manajer adalah manusia; dan mereka membuat kesalahan.Kadang-kadang, masyarakat—atau kelompok-kelompok tertentu—tersinggung pada tahap ini akibat penilaian buruk, serta mengambil tindakan untuk membuat direktur dan manajemen menyadari bahwa mereka tidak menyetujuinya. Sebagai contoh, keputusan oleh Shell Inggris untuk menenggelamkan Penyimpanan Minyak Kapal Brent Spar di laut dalam daripada membawanya ke dekat pantai menyebabkan demonstrasi untuk mendukung Greenpeace, yang mencoba menghentikan pembuangan minyak di lautan dan memboikot SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) Shell di Eropa. Produk Nestle di boikot di Amerika Utara dan Eropa untuk menghentikan distribusi bebas serbuk formula bayi untuk para ibu di Afrika yang mencampurnya dengan air yang terkontaminasi, sehingga membunuh bayi mereka. Etika investor berpandangan bahwa investasi yang mereka lakukan tidak hanya membuat hasil (pengembalian/laba) yang memadai, tetapi harus dilakukan dengan cara yang etis. Awalnya dirintis oleh dana pensiun besar, seperti CalPERS dan The New York City Employees Pension Fund, serta investasi dana dari beberapa gereja, gerakan ini telah ditingkatkan sejak awal 1990an oleh bebrapa reksadana etis. Reksadana etis ini menggunakan penyaringan (screen) yang dimaksudkan untuk melumpuhkan perusahaan yang terlibat dalam apa yang disebut kegiatan berbahaya—seperti produksi produk tembakau, persenjataan, atau energi atom, ataupun menyalahgunakan binatang untuk pengujian. Alternatifnya, individu atau reksadana dapat berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang telah disaring oleh layanan konsultasi etika. D. Ekonomi dan Tekanan-tekanan Kompetitif Perkembangan pasar global telah mendorong produksi dan sumber-sumber di seluruh dunia.Restrukturisasi telah dilihat sebagai pendorong produkitivitas dan memungkinkan biaya yang lebih rendah dengan taraif yang lebih rendah dari pekerjaan domestik.Oleh karena itu, tekanan pada individu digunakan untuk mempertahankan pekerjaannya mungkin tidak berkurang/mereda seperti halnya tekanan dalam meningkatkan produksi. Demikian juga, mengingat persaingan yang lebih besar, volume yang lebih besar tentu akan meningkatkan laba sehingga tekanan pada perusahaan tidak akan berkurang pada tingkat yang telah dialami di masa lalu. Selain itu, perusahaan tidak akan bisa mengandalkan kembali siklus profitabilitas untuk mengembalikan risiko perilaku yang tidak etis ke tingkat sebelumnya. Hal tersebut mengakibatkan munculnya tingkat risiko yang kembali pada awalnya, dimana akan



bergantung pada lembaga-lembaga manajemen etika perilaku dan tata kelola rezim yang baru. E. Skandal Keuangan : Jurang Harapan dan Jurang Kredibilitas Tidak ada keraguan bahwa masyarakat telah terkejut, kaget, kecewa, dan hancur oleh krisis keuangan. Sebagai akibat dari guncangan yang berulang-ulang ini, masyarakat menjadi sinis terhadap integritas keuangan perusahaan, yang begitu banyak sehingga istilah jurang harapan telah diciptakan untuk menggambarkan perbedaan antara apa yang dipikirkan oleh masyarakat tentang apa yang mereka dapatkan dalam laporan keuangan yang telah diaudit dan apa yang sebenarnya masyarakat dapatkan. Secara lebih luas, penyimpangan keuangan yang berkelanjutan telah menimbulkan krisis kepercayaan terhadap pelaporan dan tata kelola perusahaan. Kurangnya kredibilitas telah menyebar dari pelayanan keuangan untuk mencakup bidang lain dari dari aktivitas perusahaan dan telah dikenal sebagai jurang kredibilitas. Komite audit dan etika, keduanya dianggotai oleh mayoritas pihak di luar direktur; penciptaan luas kode etik perusahaan; dan peningkatan pelaporan perusahaan yang dirancang untuk mempromosikan integritas perusahaan semuanya memberikan kesaksian pada pentingnya penanggulangan krisis (keuangan) ini. F. Kegagalan Tata Kelola dan Penilaian Resiko Direktur perusahaan diharapkan untuk memastikan bahwa perusahaan mereka telah bertindak demi interes investor dalam rentang aktivitas yang dianggap cocok oleh masyarakat dimana mereka beroperasi.Akan tetapi, dalam kasus Enron, WorldCom, dan kasus-kasus lainnya, pengawasan oleh direktur perusahaan gagal mengetahui terjadinya keserakahan eksekutif, manajer, dan karyawan lainnya.Perusahaan-perusahaan ini dan perusahaanperusahaan lainnya berada di luar kontrol, serta praktik yang dihasilkan tidak dapat diterima. Pembalikan keberuntungan yang tiba-tiba ini—disebabkan oleh kegagalan untuk mengatur risiko etika—mengubah kalkulus manajemen risiko secara mendalam.Probabilitias kegagalan krisis yang disebabkan oleh risiko etika yang gagal dalam pengaturannya tidak bisa disangkal secara nyata, jauh lebih tinggi dari diharapkan oleh siapa pun. Reformasi tata kelola dianggap perlu untuk melindungi kepentingan umum. Dimana direktur diharapkan untuk menilai dan memastikan bahwa risiko yang di hadapi oleh perusahaan mereka telah dikelola dengan baik, risiko etika sekarang terlihat menjadi aspek kunci dari proses. Reformasi tata kelola memastikan bahwa tidak akan terjadi keterlambatan pada hal tersebut.



G. Peningkatan Akuntabilitas yang Diinginkan Kurangnya kepercayaan dalam proses kegiatan perusahaan juga melahirkan keinginan untuk meningkatakan akuntabilitas pada pihak investor dan terutama oleh para pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan di seluruh dunia telah merespons dengan menerbitkan informasi lebih lanjut dalam situs Web mereka dan melaporkan bebas tentang kinerja dari Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, termasuk subjek/topik, seperti lingkungan, kesehatan dan keselamatan, filantropi,serta dampak sosial lainnya. Meskipun beberapa informasi dalam laporan-laporan ini condong ke arah sasaran manajemen, verifikasi eksternal dan reaksi terhadap informasi yang salah secara berangsur-angsur memperbaiki isi informasi yang terkandung. Tren ini jelas ke arah peningkatan laporan nonfinansial, yang sesuai dengan harapan masyarakat yang terus tumbuh. H. Sinergi diantara faktor-faktor penguatan kelembagaan lainnya Hubungan di antara faktor-faktor yang memengaruhi ekspektasi masyarakat atas etika kinerja telah diidentifikasi, tetapi tidak di ketahui sejauh mana hubungan tersebut saling memperkuat satu sama lain dan menambah keinginan masyarakat untuk bertindak. Beberapa hari yang lalu, koran, radio, dan televisi tidak menampilkan krisis keuangan, masalah keamanan produk, masalah lingkunga, atau artikel tentang kesetaraan jenis kelamin atau diskriminasi. Secara keseluruhan, hasilnya merupakan kumulatif peningkatan dari kesadaran masyarakat tentang perlunya kontrol terhadap perilaku perusahaan yang tidak etis. Selain itu, terdapat banyak contoh yang bermunculan, di mana eksekutif bisnis tidak membuat keputusan yang tepat, serta etika konsumen atau investor bertindak dan berhasil membuat perusahaan mengubah praktik mereka atau meningkatkan struktur tata kelolanya untuk memastikan bahwa proses pengambilan keputusan di masa depan lebih sehat. Keseluruhan etika konsumen dan gerakan SRI telah diperkuat oleh pengetahuan bahwa bertindak atas keprihatinan mereka dapat menjadikan perusahaan dan masyarakat lebih baik, sehingga tidak miskin. Gerakan menuju tingkat akuntanbilitas perusahaan dan etika kinerja tidak lagi hanya ditandai oleh para pemimpin yang mau pergi mengambil risiko: gerakan yang lebih tinggi ini telah menjadi suatu tendensi dan bersifat internasional. I. Hasil Secara jelas, harapan masyarakat telah berubah untuk menunjukkan menurunnya toleransi, meningkatkan moral, kesadaran, dan harapan yang lebih tinggi dari perilaku bisnis.Dalam merespons meningkatnya harapan-harapan ini, sejumlah pengawas dan penasehat telah muncul untuk membantu atau mendesak masyarakat umum dan



bisnis.Organisasi-organisasi, seperti Greenpeace, Pollution Probe, dan Coaliation for Environmentally Responsible Economies (CERES, sebelumnya bernama Sierra Club) sekarang mengawasi hubungan bisnis dengan lingkungan.Konsultan tersedia untuk member nasehat perusahaan dan mereka yang dikenal sebagai investor etika tentang bagaimana menyaring aktifitas-aktifitas dan investasi-investasi demi profitabilitas dan integritas etika. 1.4 Harapan Baru untuk Bisnis A. Mandat baru untuk bisnis Perubahan-perubahan dalam harapan masyarakat telat memicu sebuah evolusi dalam mandate untuk bisnis:laba hanya dari Milton Friedman telah diganti dengan pandangan bahwa bisnis ada untuk melayani masyarakat,bukan sebaliknya. Hal tersebut dapat menyatakan bahwa derajat perubahan terlalu kuat,tetapi bahkan mereka akan mengakui bahwa hubungan bisnis untuk masyarakat merupakan aspek yg saling bergantung satu sama lain,dimana “kesehatan jangka panjang” yang salah satu aspek akan menentukan “kesehatan jangka panjang” yang lain. Meskipun terdapat banyak argument pro maupun kontra terhadap posisi dalam Mulligan (1986),ada tiga masalah penting yang patut di sebutkan antara lain 1).Deviasi dari laba hanya fokus tidak berarti bahwa keuntungan akan jatuh pada kenyataannya,laba akan naik.2).Keuntungan sekarang diakui sebagai sebuah ukuran kinerja perusahaan yang tidak lengkap dan oleh karena itu tidak akurat untuk mengukur alokasi sumber daya.3).Friedman diharapkan secara eksplisit bahwa kinerja akan berada dalam hukum dan etika kebiasaan . Mereka yang berfokus dalam prinsip keuntungan murni sering membuat keputusan oportunisi jangka pendek yang membahayakan keuntungan jangka panjang yang berkelanjutan .Mereka sering melupakan fakta bahwa keuntungan berkelanjutan merupakan hasil usaha dari penyediaan barang dan jasa yang berkualitas tinggi,berdasarkan hukum dan norma etika dengan cara yang efisien dan efektif.Jauh lebih efektif untuk berfokus pada penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat secara efisien,efektif,legal,dan etis dari pada mengadopsi sasaran beresiko tinggi untuk menghasilkan keuntungan dengan cara apapun. Untuk alasan ini,mandate keuntungan murni bagi perusahaan kemudian berkembang pada pengakuan ketergantungan bisnis dan masyarakat.Keberhasilan masa depan akan bergantung pada sejauh mana bisnis dapat menyeimbangkan keuntungan dan interest pemangku kepentaingan lainnya.



Penilaian keberhasilan masa depan perusahaan akan dilakukan berdasarkan kerangka kerja berorientasi pemangku kepentingan yang luas,termasuk apa yang telah di capai dan bagaimana mencapainya. B. Tata kelola dan kerangka kerja Akuntabilitas yang baru Berdasarkan analisis ini,perusahaan sukses akan dilayani dengan sangat baik oleh mekanisme tata kelola dan akuntabilitas yang berfokus pada sebuah kumpulan hubungan fidusia yang berbeda dan lebih luas dibandingkan dengan masa lalu. Kesetiaan direktur dan eksekutif harus mencerminkan interest pemangku kepentingan,terkait dengan sasaran,proses dan hasil.Tujuan dan proses tata kelola harus mengarahkan perhatian kepada perspektif-perspektif baru ini.Demikian juga,kerangka akuntabilitas modern harus mencakup laporan yang berfokus pada perspektif itu.Jika tidak,harapan masyarakat tidak akan dipenuhi dan peraturan tersebut dibuat untuk memastikan perhatian dan fokus tersebut. C. Peraran Fidusia yang di perkuat bagi Akuntan Profesional Harapan masyarakat untuk laporan kinerja perusahaan yang dapat dipercaya tidak dapat dipenuhi,kecuali para akuntan professional yang mempersiapkan atau mengaudit laporan tersebut memfokuskan loyalitas utama mereka pada kepentingan umum dan mengadopsi prinsip-prinsip,seperti kebebasan



penilaian,objektifitas,dan



integritasyang



melindungi kepentingan umum.Loyalitas kepada manajemen dan/atau direktur dapat menyesatkan karena mereka telah sering terbukti sangat mementingkan diri sendiri dan tidak dapat dipercaya.Direktur yang seharusnya mengatur manajemen sering mengandalkan akuntan



professional



untuk



memenuhi



tanggung



jawab



fidusia



mereka.Konsekuensinya,tanggung jawab fidusia utama dari akuntan seharusnya kepada masyarakat atau untuk kepentingan umum. 1.5 Tanggapan dan Perkembangan A. Kemunculan Model-Model Tata Kelola dan Akuntanbilitas Pemangku Kepentingan Beberapa tren penting lainnya yang dikembangkan sebagai hasil dari tekanan ekonomi dan kompetitif yang telah dan terus memiliki efek pada etika bisnis dan kepada akuntan professional.Tren ini mencakup:    



Memperluas kewajiban hukum untuk direktur perusahaan Pernyataan manajemen kepada pemegang saham atas kecukupan pengendalian internal, dan Ketetapan niat untuk mengelola dan melindungi reputasi,meskipun perubahan yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi,mencakup: Reorganisasi,pemberdayaan karyawan,dan penggunaan data elektronik yang berhubungan, dan







Meningkatnya ketergantungan manajemen nonkeunangan yang digunakan secara nyata.



pada



indicator



kinerja



Reaksi awal perusahaan terhadap etika lingkungan yang lebih menuntut adalah keinginan untuk mengetahui bagaimana aktivitas etisnya mereka,kemudian mencoba untuk mengelola tindakan mereka dengan mengembangkan kode etik.Setelah menerapkan kode etik (tersebut),keinginan selanjutnya adalah untuk memantau kegiatan sehubungan dengan hal itu dan untuk melaporkan prilaku itu,awalnya secara internal kemudian eksternal. Jelaslah bahwa pendekatan “inventarisasi dan perbaiki” menuju system “diperbaiki” untuk mengatur prilaku karyawan:yaitu,yang tidak dilengkap dan tidak memberikan panduan etika pada semua atau bahkan sebagian besar masalah yang dihadapi.Karyawan penyimpangan baik secara suka rela atau tidak masih bisa mengatakn bahwa tidak ada yang mengatak kepada saya untuk tidak melakukannya. Kode etik menawarkan kerangka kerja penting untuk pengambilan keputusan dan kendali karyawan,posisi perusahaan sangan rentan karena produk atau proses produktif yang ditemukan sejalan dengan kepentingan mereka sehubungan dengan mengembangkan system informasi peringatan dini untuk memfasilitasi tindakan perbaikan yang cepat ketika terjadi masalah sebgai contoh,occidental petroleum mengakui kepatiannya merusak lingkungan dan mencipatakan tiga tingkatan,syarat pemberitahuan ke kantor pusat untuk memrikan informasi secara tepat waktu kepada manajemen senior dan para ahli di bidang prosedur pembersihan. B. Peta Akuntabilitas Pemangku Kepentingan Perusahaan



C. Manajemen Berdasarkan Nilai, Reputasi dan Risiko Para direktur eksekutif,manajer,dan karyawan lainnya harus memahami sifat dari interes pemangku kepentingan dan nilai-nilai yang mendukungnya untuk menggabungkan interes pemangku kepentingan kedalam kebijakan,strategi dan operasional perusahaan. Berbagai pendekatan telah dikembangan untuk memeriksa interes pemangku kepentinga,seperti survey,kelompok-kelompok,fokus dan pemetaan menurut stereotip. Relevansi dari hypernorms sangat signifikan bagi keberhasilan masa depan perusahaan.Akibatnya,mereka harus dibangun menjadi sebuah kode etik,kebijakan,strategi,dan kegiatan sebuah perusahaan dalam upaya untuk memastikan bahwa interes banyak kelompok pemangku kepentingan di hormati,dan bahwa reputasi perusahaan akan menghasilkan dukungan maksimal. D. Penentu Reputasi



Akuntabilitas Perbaikan yang diperlukan dalam integritas ,transparansi,dan akurasi telah memotivasi diskusi di antara akuntan (professional) untuk mengenali sifat pedoman yang seharusnya mereka gunakan untuk menyusun laporan keuangan,aturan-aturan atau prinsipprinsip.Kekurangan integritas,transparasi,dan akurasi jelas terdapat pada laporan keuangan. Keinginan untuk relevansi telah melahirkan gelombang dalam laporan,terutama yang bersifat nonfinansial,dan telah disesuaikan dengan kebutuhan pemangku kepentingan tertentu. Etika Perilaku dan Perkembangan dalam Etika bisnis Dalam menanggapi perubahan yang dijelaskan sebelumnya,ada sebuah minat terbaru mengenai bagaimana filsuf mendefinisikan etika perilaku,dan pelajaran-pelajaran yang telah dipelajari selama berabad-abad.Selain itu,pada tingkat aplikasi yang lebih tinggi,beberapa



konsep dan istilah telah dikembangkan yang memfasilitasi pemahaman akan evolusi yang terjadi dalam akuntabilitas bisnis dalam pembuatan keputusan etika. Pendekatan Filosofis untuk Etika Perilaku Filsuf Yunani,Aritoteles,berpendapat bahwa tujuan hidup adalah kebahagiaan dan kebahagiaan dicapai dengan menjalani hidup secara bijak sesuai dengan alasan. Filsuf Jerman,Immanuel Kant,berpendapat bahwa orang-orang beretika ketika mereka tidak memanfaatkan orang lain demi kesejahteraannya,dan ketika mereka tidak bertindak dengan cara yang munafik dalam menuntut perilaku tingkat tinggi dari orang laim,sementara membuat pengecualian bagi diri mereka sendiri. Filsuf Inggris,John Stuart Mill,menyatakan bahwa tujuan hidup adalah untuk memaksimalkan kebahagiaan dan atau untuk mengurangi keidakbahagiaan atau sakit,dan tujuan masyarakat adalah untuk memaksimalkan manfaat social bersih bagi semua orang. Filsuf Amerika,John Rawis,berpendapat bahwa masyarakat harus diatur sehingga ada distribusi yang adil atas hak dan manf\aat,dan bahwa setiap ketimpangan harus menguntungkan semua orang. Konsep dan Persyaratan etika bisnis Secara khusus,ada dua perkembangan yang sangat berguna dalam memahami etika bisnis,serta bagaimana bisnis dan profesi bias mendapatkan keuntungan dari penerapannya. Dua perkembangan itu adalah konsep pemangku kepentingan dan suatu konsep dari kontrak social perusahaan. Meskipun sebgaian tidak memiliki klaim hukum pada perusahaan,mereka memiliki kapasitas yang sangat nyata untuk memengaruhi perusahaan dengan baik atau tidak baik. Selain itu,seiring waktu berlalu,klaim dari beberapa pihak yang berkepentingan menjadi terkodifikasi melalui undang-undang atau peraturan. Hal tersebut menjadi jelas bahwa kepentingan orang-orang ini dengan pengaruh dalam bisnis atau dampaknya –harus dipertimbangkan dalam perencanaan perusahaan dan pengambilan keputusan. Untuk kemudahan referensi,orang-orang ini kemudian dikenal sebagai pemangku kepentingan dan kepentingan mereka dikenal sebagai hak-hak pemangku kepentingan.Contoh



kelompok



pemangku



karyawan,pelanggan,pemasok,kreditur,peminjam,komunitas lingkungan dan tentu saja pemegang saham.



kepentingan tuan



mencakup



rumah,pemerintah,ahli



Hubungan antara perusahaan dengan para pemangku kepentingannya secara perlahan telah berkembang/meluas selama bertahun-tahun. Awalnya,perusahaan ini didirikan sebagai sarana untuk mengumpulkan sejumlah besar modal dari pemegang saham. Hal tersebut hanya diperhitungkan untuk pemegang saham dan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Pendekatan untuk pengambilan keputusan etis Perkembangan akuntabilitas terhadapa pemangku kepentingan dalam versi kontrak social perusahaan yang terbaru telah menjadikan eksekutif bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keputusan mereka mencerminkan nilai-nilai etika yang ditetapkan untuk perusahaan, dan tidak meninggalkan pertimbangan hak-hak pemangku kepentingan manapun yang signifikan. Para pembuat keputusan harus memahami tiga pendekatan filosofis dasar: konsekuensialisme,deontology,dan etika kebajikan. Konsekuensialisme mensyaratkan bahwa sebuah keputusan yang etis memiliki konsekuensi yang baik;deontology menyatakan bahwa tindakan yang etis jika menunjukkan kebajikan yang diharapkan oleh pemangku kepentingan dari peserta. Semua pendekatan dmulai dengan identifikasi pemangku kepentingan yang signifikan,suatu investigasi terhadap interes mereka dan peringkat-peringkat interes tersebut untuk memastikan bahwa hal paling penting adalah memeberikan perhatian yang memadai selama analisis dilakukan dan pertimbangan lebih pada tahap pengambilan keputusan. Pendekatan analisis praktis pertama,dikenal sebagai Modified Five Question Approach (Pendekatan Lima Pertanyaan Termodifikasi) yang menantang setiap tantangan kebijakan yang diusulkan atau tindakan dengan lima pertanyaan yang dirancang untuk menilai proposal pada skala berikut : profitablitas,legalitas,kejujuran,dampak pada hak masing-masing pemangku kepentingan,dan pada lingkungan secara khusus serta demonstrasi kebajikan yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Pendekatan lain Modified Moral Standars Approach (Pendekatan Standar Moral Termodifikasi),awalnya dikembangkan oleh Profesor Manuel Velasquez (1992),berfokus pada empat dimensi dampak dari tindakan yang diusulkan : (1) apakah memberi manfaat bersih untuk masyarakat; (2) apakah adil bagi semua pemangku kepentingan; (3) apakah tindakan yang benar;dan (4) apakah hal ini menunjukkan kebajikan yang diharapkan oleh pemangku kepentingan,. Meskipun terdapat beberapa hal (dalam pendekatan ini) yang



tumpang tindih dengan pendekatan pertama,focus Velasques kurang terpusat pada perusahaan dan oleh karena itu lebh sesuai dengan evaluasi terhadap keputusan,dimana dampaknya pada pemangku kepentingan di luar perusahaan mungkin akan sangat parah. Pendekatan terakhir mengenai analisis dampak pemangku kepentingan Modified Pastin Approach (Pendekatan Pastin Termodifikasi),yang diciptakan oleh Profesor Mark Pastin (1986) yang memperluas Moral Standars Approach dengan mempertimbangkan secara khusus budaya di dalam perusahaan dan apa yang dikenal sebagai permasalahan umum. Pastin menyarankan agar setiap keputusan yang diusulkan dievaluasi dalam perbandingannya dengan aturan-aturan dasar perusahaan (ia menyebutnya “aturan etika dasar”);manfaat bersih yang dihasilkan (“titik akhir etika”);apakah menyinggung hak-hak pemangku kepentingan manapun dan memerlukan aturan untuk menyelesaikan konflik (“aturan etika”); dan akhirnya, apakah melanggar yang tampaknya merupakan hak milik semua orang (“masalah milik bersama”). Etika Lingkungan untuk Akuntan-Akuntan Profesional Peran dan Perilaku Akuntan professional berutang loyalitas utama mereka pada kepentingan umum,tidak hanya untuk kepentingan finansial diri mereka sendiri,direktur atau manajemen perusahaan, atau para pemegang saham saat ini dengan mengorbankan para pemegang saham di masa depan. Reformasi,melalui struktur peraturan dan pengawasan baru,serta harmonisasi standar pengungkapan secara internasional dan revisi kode etik yang mendedikasikan kembali profesi akuntansi professional di sekuruh dunia. Perubahan arus dalam akuntabilitas perusahaan dengan memperluas dari hanya melampaui para pemegang saham ke pemangku kepentingan,merupakan tanggung jawab akuntan untuk memahami evolusi ini dan bagaiman evolusi tersebut dapat memengaruhi fungsinya (akuntan professional). Jika mereka tidak melakukannya,saran yang diberikan akan kurang layak,serta konsekuensi legal dan nonlegal untuk kekurangan etis bias menjadi parah. Terdapat kemungkinan yang nyata bahwa jurang harapan antara apa yang diharapkan telah didapatkan dan akan diterima oleh pengguna laporan audit dan keuangan akan memburuk jika akuntan dianggap keluar jalur dengan kemunculan standar etika perilaku. Apresiasi terhadap berlangsungnya arus perubahan dalam etika lingkungan untuk bisnis merupakan hal yang penting untuk memahami suatu informasi tetang bagaimana akuntan



professional harus menafsirkan kode profesi mereka sebagai karyawan perusahaan.Trade-offs merupakan hal yang sulit. Akuntan profesioanal harus memastikan bahwa nilai-nilai etika mereka mutakhir dan bahwa mereka disiapkan untuk bertindak pada nilai-nilai tersebut untuk menguji peran mereka,serta untuk menjada kredibilitas –dan dukungan untuk –profesi Tata Kelola Globalisasi dan internasionalisasi telah berkembang dalam dunia usaha,pasar modal, dan akuntabilitas perusahaan. Perusahaan dengan transaksi diseluruh dunia sadar bahwa mereka semakin bertanggung jawab untuk setiap operasi mereka dan mencari cara yang efektif untuk mengelola,memperhtungkan,dan mengungkapkan kegiatan seluruh dunia. Dalam profesi akuntansi,gerakan menuju harmonisasi secara global sekumpulan prnsip-prinsip akuntansi dan audit yang berlaku secara umum (GAAP dan GAAS) untuk memberikan efisiensi analitis bagi penyedia modal pasar-pasar dunia serta efisiensi komputasi dan aaudit diseluruh dunia. Akibatnya ada rencana untuk menyelaraskan secara bertahap sekumpulan GAAP yang dikembangkan oleh IASB di London,Inggris serta yang dikembangkan oleh Financial Accounting Standars Board (FASB),di AS menjadi suatu rangkaian umum yang akan berlaku di semua Negara. IFAC telah mengembangkan Kode Etik yang bersifat internasional untuk Para Akuntan Profesional,dan semua Negara anggota IFAC telah sepakat melakukan standardisasi pada kode Negara mereka dengan dasar yang sama atau mirip dengan kode internasional yang baru. Globalisasi juga terjadi pada kantor akuntan public. Mereka sedang mengembangkan standar audit global untuk melayani klien utama mereka,dan standar perilaku yang mendukung untuk memastikan penilaian mereka independen,objektif,dan akurat. Hokum baru di U.S. Securities and Exchange Commission dimotivasi oleh UndangUndang SOX,seta kegagalan Enror,Arthur Andersen dan WorldCom-akan menginformasikan standar-standar global ini. Akibatnya,niat IFAC-SOX-SEC untuk memperkuat focus akuntan profesional pada kepentingan umum akan diperluas di seluruh dunia bahkan jika standar pengungkapan dan audit akhirnya berbeda antara perusahaan perniagaan umum dan perusahaan swasta. Layanan yang Ditawarkan Kemunculan dan pertumbuhan perusahaan multidisiplin di akhir periode 1990-an yang melibatkan para professional,seperti pengacara dan insinyur untuk menyediakan



jaminan yang lebih luas dan layanan lain untuk klien audit mereka,telah dibatasi oleh SEC yang telah direvisi dan standar-standar lainnya,serta beberapa perusahaan audit utama telah menjual sebagian dari unit konsultasi mereka. Para akuntan professional harus sangat mewaspadai terjadinya konflik,dimana nilai-nilai dan kode-kode dari professional lain yang merekan pekerjakan berbeda dari profesi akuntansi. Mengelola Risiko Etika dan Kesempatan/Peluang Dampak



meningkatnya



harapan



untuk



bisnis



pada



umumnya-dan



untuk



direktur,eksekutif,dan akuntan pada khususnya-telah membawa tuntutan reformasi tata kelola,pengambilan keputusan etis,dan pengelolaan yang akan mendapat manfaat dari pemikiran terkini tentang bagiamana mengelola risiko etika dan peluang. Panduan ini disediakan untuk proses identifikasi risiko etika,disarankan berhati-hati terhadap kepercayaan yang berlebihan pada auditor eksternal untuk tujuan ini,dan wawasan juga ditawarkan untuk pengelolaan dan pelaporan risiko etika. Selanjutnya,strategi dan mekanisme yang efektif untuk memengaruhi pemangku kepentingan dibahas dengan pandangan mengembangkan dan mempertahankan dukungan mereka. Huungan dibuat antara manajemen risiko etika dan pengamatan tradisional lingkungan atau pengelolaan masalah,dan juga untuk bidang hubungan bisnis-pemerintah. Keduanya bias mendapatkan keuntungan secara signifikan dari perspektif modern akuntabilitas pemangku kepentingan yang meluas.memahami harapan etika tempat kerja sangat penting bagi keberhasilan semua organisasi dan para eksekutifnya. Hak-hk karyawan berubah, seperti harapan untuk privasi, mrtabat, perlakuan adil, kesehatan dan keselamatan, serta melatih hati murni seseorang. Pengembangan kepercayaan yang bergantung pada nilainilai etika dan sangat penting untuk komunikasi, kerja sama, berbagi ide, keunggulan inovasi, dan latihan kepemimpinan modern, juga merupakan faktor penentu keberhasilan. Pentingnya dimensi-dimensi etika tempat kerja ini membuat para pengamat ahli mempercayainya sebagai cara karyawan melihat perlakuan mereka sendiri terhadap perusahaan yang menentukan apa yang karyawan pikirkan mengenai program etika mereka. Bagian dari teka-teki etis untuk perusahaan modern adalah menyelesaikan pemberian dan penerimaan hadiah, suap dan memfasilitasi pembayaran semua aspek ini menciptakan konflik kepentingan, tetapi diharapkan dalam banayak kebudayaan.CSR dan memaparkan kisah perusahaan melalui pelaporan CSR adalah bagian penting dari perencanaan strategis



dan pencapaian tujuan-tujuan strategis.Pengebangan jenis kewarganegaraan perusahaan perusahaan yang diinginkan oleh para pemimpin dan pemangku kepentingan perusahaan adalah perlunya sebuah perluasan nilai-nilai etika yang mendasar untuk buadaya organisasi. Ahirnya para pengusaha yang berpenglaman mengetahui bahwa krisis tak terelakan, serta pendekatan-pendekatan manajemen krisis telah mengembangkan untuk memastkan bahwa perusahaan dan eksekutif tidak menglami kerusakan lebih buruk dari yang diingnkan pada prospek dan reputasi mereka.Mengombinasikan etika dengan manajemen krisis jelas mampu mengubah resiko menjadi peluang.



BAB II KEJADIAN ENRON MEMOTIVASI REFORMASI TATA KELOLA DAN ETIKA



Reformasi Tata Kelola Dan Akuntabilitas Beberapa guncangan besar menyebabkan krisis kepercayaan investor dalam etika perusahaan dan profesional yang mendukung nilai-nilai pasar modal Amerika Utara dan kepercayaan terhadap perdagangan modern.Akhirnya, tata kelola perusahaan dan profesi akuntansi perlu di reformasi untyk memenuhi kepercayaan dan kredibilitas yang diperlukan agar pasar keuangan dapat berkerja secara efektif. Urutan waktu kejadian reformasi tata kelola : 



Kemarahan publik tumbuh, kredibilitas pemerintah jatuh







Kebangkrutan Enron pada tanggal 2 desember 2001







Kasus pengadilan Arthur Andersen Musim Dingin atau semi pada tahun 2002







Penyajian kembali worldcom 25 Juni 2002







Kebangkrutan (pengajuan) pada tanggal 21 Juli 2002







Sarbanes-Oxley Act ditandatangani pada tanggal 30 Juli 2002







Peraturan Pedoman Bursa saham



Bencana Enron Latar Belakang Sebagian besar pengamat setuju bahwa masalah Enron disebabkan oleh kegagalan dewan direksi untk menjalankan pengawasan yang memadai.Hal ini memungkinkan adanya penyalahgunaan entitas bertujuan khusus (special purpose entities – SPE), suatu bentuk kemitraan untuk memanipulasi laporan keuangan, menyesatkan investor, dan menggaji sendiri para pelakunya.Arthur Andersen adalah perusahaan yang mengaudit Enron. Pada dasarnya telah hancur, dan prodesi akuntansi akan selamanya berubah seperti halnya tata kelola perusahaan. Akibatnya investor skandal, pensiunan kehilangan tabungan hidup mereka, masyarakat marah dana kredibilitas pasar keuangan dan dunia usaha terguncang. Kebijakan



pemerintah prisenden Bush sendiri berjanji bahwa yang salah akan dihukum agresif oleh instansi pemerintah. Apa yang terjadi? Siapa yang disalahkan? The Powers Report.Powers Report disiapkan oleh tiga orang subkomite dari Dewan Enron yangdiketuai oleh William Powers, Jr., yang bergabung dengan dewan pada bulan September 2001dan menundurkan diri pada bulan februari 2002. Subkomite Powers ditetapkan pada tanggal 26Oktober 2002, dengan mandat untuk menyelidiki transaksi pihak terkait yang mengejutkandewan (direksi) dan menghasilkan beberapa penyajian kembali Setelah penyelidikan, Powers Reportmenyediakan berbagai temuan berikut dalam bagian Summary of Findings: 



Karyawan memperkaya diri mereka sendiri dengan jutaan uang tanpa persetujuanyang tepat.







Kemitraan Chewco, LJM1, dan LJM2 didirikan dan digunakan untuk melakukan transaksi.







Transaksi lainnya tidak semestinya masuk ke dalam lindung nilai ataupenggantian kerugian mencapai hampir $1 miliar dalam kerugian investasi pedagangEnron dan dengan demikian yang tetap dilaporkan secara tidak benar sekitar $1 miliar.







Perlakuan akuntansi yang asli untuk Chewco dan LJM1 juga salah, begitu jugadengan transaksi lainnya meskipun terdapat keterlibatan yang luas dan nasihat dariArthur Andersen.







Sebagian besar kebutuhan untuk penyajian kembali muncul karena kegagalanuntuk memenuhi dua syarat yang diperlukan bagi SPE agar menjadi independen dariEnron. The Senate Subcomittee Report merilis laporan yang berjudul Report on the Role



ofthe Board of Directors in the Collapse of Enron, pada tanggal 8 Juli 20021. 



Kegagalan Fidusia







Risiko Akuntansi Tinggi







Konflik Kepentingan yang Tidak Pantas







Pengungkapan Kegiatan-kegiatan Penghilangan Dokumen Transaksi Keuanganyang Luas







Kompensasi berlebihan







Kurangnya kebebasan



Kegagalan Direksi untuk mengawasi atau mengelola Enron secara Memadai Apakah yang diharapkan harus dilakukan oleh pengelola?Menurut senat subcommittee model pemerintahan harus bekerja sebagai: Kewajiban Fidusia Dewan Direksi.



Tugas khusus:



meninjau strategi bisnis perusahaan, memilih dan memberikan kompensasi eksekutif senior perusahaan, auditor eksternal perusahaan, dan lain-lain. Tiga tugas dari status fidusia direktur perusahaanan, yaitu tugas kepatuhan, loyallitas, dan ketekunan.Tugas utama dewan yang paling penting adalahmemastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan adalah data yang valid atau yang sebenar-benarnya. Dewan enron menjadi lima komite: 1. Executive Commmitee (komite eksekutif) 2. Finance Committee (komite keuangan) 3. Audit and Compliance Committee (komite audit dan ketaatan) 4. Compensation Committee (komite pembayaran kompensasi) 5. Nominating Committee (komite penghargaan) Transaksi Enron yang Dipertanyakan 1. Melebih-lebihkan pendapatan dan keuntungan 2. Meningkatkan kas dan menyembunyikan utang atau kewajiban yan terkait 3. Offset (saling menutupi) kerugian terhadap investasi saham Enron saham Enron pada perusahaan lain 4. Menghindari aturan-aturan akuntansi untuk penilaian saham Enron 5. Secara tidak benar memperkaya beberapa eksekutif Enron 6. Memanipulasi harga saham Enron sehingga menyesatkan investor dan memperkaya eksekutif Enron yang memegang opsi saham. Tujuan Enron adalah mencariinvestor lain yang disebut rekanan dimana: 1. Terpisah atau independen dari Enron 2. Menginvestasi dana minimal 3 persen dari aset beresiko 3. Menjadi pemegang saham pengendali dalam membuat keputusan untuk chewco Peran Arthur Andersen (AA) Perusahaan dulunya mengembangkan, mengidentifikasikan standar untuk integrasi yang berkaitan denngan enron menempati peran berikut:  Auditor  Konsultan Akuntansi  Internal Auditor  Penasehat masalah pajak



 Pengkaji masalah keuangan Melemahnya kinerja Arthur Andersen (AA)  Kurang objektif, karena mereka mengaudit kerja mereka sendiri  Kepentingan untuk berpihak pada Enron  Hasil laporan manipulatif dan merugikan investor  Staf audit AA bergabung dengan perusahaan Enron Tata kelola dan sistem pegendalian Enron yang dicurangi Disinni dewan direksi enron tidak dapat mengandalkan informasi yang mereka terima, karena merupakan kesalahan dari direksi itu sendiri Bank Bersedia menjadi kaki tangan dalam SPE Enron dan Prabayar Bank Enron merupakan kaki tangan yang berpengetahuan dan bersekongkol dalam rencana menanipulasi investor enron. Prabayar, mekanisme bagi Enron untuk mencatat transaksi prabayar dalam mengirim energi masa depan sebagai laba operasi dan arus kas saat ini, bukan sebagai arus kas operasi pembiayaan. Penghindaran Pajak oleh Enron. Empat strategi yang digunakan dalam transaksi pajak terstruktur :  Pengurangan kerugian sebanyak dua kali  Pergeseran asset yang tidak kena pajak menjadi asset yang kena pajak  Timbulnya biaya pemotongan pajak untuk pembayaran pokok  Timbulnya biaya jasa bagi pihak yang memberikan bantuan untuk wajip pajak lain Kerangka Kerja SOX Yang Baru Untuk Tata Kelola Perusahaan  Auditor melaporkan kepada subkomite audit, dan harus dipenuhi tanpa kehadiran manajemen, dan sebaliknya 



Subkomite harus diberikan anggaran dan waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya



 Persyaratan untuk kode etik dan kepatuhan untuk pejabat keuangan senior  Sanksi atas kesalahan Kerangka kerja SOX yang Baru untuk Profesi Akuntansi Semua Kebjikan dan praktek akuntansi penting yang akan digunakan :  Tinjauan dan pengesahan mereka atas penilaian manajemen terhadap pengendalian internal perusahaan  Semua materi komunikasi tertulis lain yang ada antara auditor dan manajemen  Semua perlakuan alternative tentang informasi keuangan berdasarkan GGAP yang telah dibicarakan dengan manajemen



BAB 3 “ETIKA PERLAKU – KONTRIBUSI PARA FILSUF” PENDAHULUAN Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penelitian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan-permasalahan dunia nyata. Etika tidak mengacu pada permasalahan tentang apa yang harus atau tidak dipercayai; hal semacam itu tercantum dalam kode-kode keagamaan. Sebagai gantinya, etika yang berkaitan dengan prinsip-prinsip yang memandu perilaku manusia. A. Etika dan Kode Etik Encyclopedia of philosopy mendefenisikan dengan tiga cara: 1) Pola umum atau “cara hidup” 2) Seperangkat aturan perilaku atau “kode etik” 3) Penyelidikan tentang cara hidup dan aturan perilaku. Pada pengertian pertama berbicara tentang etika Buddha atau Kristen; pada pengertian kedua berbicara tentang etika profesional dan perilaku yang tidak beretika; pada pengertian ketiga, etika adalah cabang filsafat yang sering diberi nama khususmataethics. Moralitas dan kode etik didefenisikan dalam Encyclopedia of philosopy sebagaiistilah yang mengandung empat karakteristik: 1) Keyakinan tentang sifat manusia 2) Keyakinan tengtang cita-cita, tentang apa yang baik atau diinginkan atau kelayakan untuk mengejar kepentingan diri sendiri. 3) Aturan yang menjelaskan apa yang harus dilakukan dan apa yang harusnya tidak dilakukan 4) Motif yang cenderung membuat kita memilih jalan yang benar atau salah. Masing-masing dari keempat aspek tersebut akan dibahas dengan menggunakan empat teori etika utama yang diterapkam oleh orang-orang dalam pengambilan keputusan etis dalam lingkungan bisnis: utilitarianisme, deontologi, kesetaraan dan keadilan kewajaran, serta etika kebijakan.



Setiap teori memberikan penekanan yang berbeda pada keempat karakteristik tersebut. Sebagai contoh, utiliantarianisme menekankan pentingnya aturan dalam mengejar apa yang baik atau diinginkan, sedangkan deontologi memeriksa motif dari pengambilan keputusan. Etika kebijakan cenderung untuk mempelajari manusia dengan cara yang lebih holistik, yang mengacu pada sifat kemanusiaan. Meskipunsetiap teori menekankan aspek kode etik yang berbeda, semua teori tersebut memilikibanyak fitur-fitur yang umum, terutama kepedulian terhadap apa yang seharusnya dan yang seharusnya tidak dilakukan. Namun demikian, seperti yang ditekankan oleh Rawls, tidak ada teori yang lengkap sehingga kita harus toleran terhadap berbagai kekurangan dan kelemahan. B. ETIKA DAN BISNIS Archie Carrol yang merupakan seorang pengamat membaha tentang etika bisnis yang layak secara ekonomi. Jika bisnis itu tidak menguntungkan, maka pebisnis akanmundur dari bisnis dan bertanya serta berdebat tentang perilaku bisnis yang tepat. Akibatnya, tujuan utama perusahaan melakukan bisnis adalah untuk mendapatkan keuntungan.Padahal, tujuan dasar dari bisnis adalah menyediakan barang dan jasa secara efektif dan efisien. Tiga penjelasan yang paling umum, mengapa orang harus beretika karenadidasarkan pada pandangan tentang agama, hubungan kita dengan orang lain, dan persepsi kita tentang diri kita sendiri.Seperti yang telah disebutkan, salah satu definisietika adalah bagaimana kita harus menjalani hidup ini berdasarkan prinsip-prinsip kepercayaan yang dianut. Beberapa orang percaya bahwa etika tidak ada hubungannya dengan agama. Di dalamnya terdapat hubungan dengan orang lain, yang ditunjukkan melalui cinta, simpati, kebaikan dan sejenisnya. Manusia adalah mahluk sosial yang hidup dengan orang lain dalam bermasyarakat. Kita mengalami ikatan emosional yang kuat dengan orang lain melalui tindakan kasih dan pengorbanan diri. Beberapa orang lagi masih percaya bahwa kita berperilakuetis karena kepentingan diri kita sendiri. C. KEPENTINGAN PRIBADI DAN EKONOMI Konsep kepentingan diri sendiri memiliki tradisi yang panjang dalam filsafat empiris Inggris untuk menjelaskan harmoni sosial dan kerjasama ekonomi yang baik.Thomas Hobbes (1588-1679) berpendapat bahwa kepentingan diri memotivasi orang untuk membentuk masyarakat sipil yang damai.Ia menulis setelah perang sipil Inggris (1642-1651), ia menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masyarakat yang stabil dan keadaan



yang menyebabkan orang-orang perang. Ia mulai denganpengamatan bahwa orang memiliki beberapa keinginan alami, yaitu keinginan untuk bertahan. Ketika orang-orang didorong oleh keinginan dasar mereka oleh kepentingan pribadi yang tak terkendali, akan terjadi tindakan anarki.Sedangkan menurut Adam Smith (1723-1790) berpendapat bahwa kepentingan diri mengarah kekerjasama ekonomi.Fitur utama pada model ekonomi Smith adalah pertama bahwa perekonomian merupakan kegiatan sosial dalam hal keuangan; Kedua, pasar yang kompetitif, tidak bersaing. D. ETIKA, BISNIS DAN HUKUM Schwartz dan Carrol berpendapat bahwa bisnis, etika dan hukum dapat dilihatsebagai tiga lingkaran berpotongan di diagram Venn, seperti yang terlihat pada gambardibawah. Diagram tersebut dibagi menjadi 7 Area, yaitu:



1 4



5 7 2



6



3



Area 1 merupakan aspek kegiatan usaha yang tidak tercakup oleh hukum atau etika. Area 2 terdapat hukum yang tidak ada hubungannya dengan etika atau bisnis. Area 3 merupakan larangan etika yang tidak menyangkut bisnis dan tidak melanggar hukum. Area 4 merupakan pusat aturan dan peraturan bahwa perusahaan harus mengikuti undangundang yang disahkan oleh pemerintah, badan pengatur, asosiasi profesi, dan sejenisnya. Area 5 merupakan tumpang tindih antara kegiatan bisnis dan norma-norma etika.



Terdapat area yang tumpang tindih antara hukum dan etika yaitu area 6. Area 7 merupakan persimpangan hukum, etika, dan bisnis, biasanya hanya menjadi masalah jika hukum mengatakan satu hal, sementara etika mengatakan sebaliknya. E. TEORI-TEORI ETIKA UTAMA YANG BERGUNA DALAMMENYELESAIKAN DILEMA ETIKA 1. Teleologi: Utilitarianisme & Konsekuensialisme – Analisis Pengaruh Teleologi berasal dari kata Yunani, yaitu telos yang berarti tujuan, konsekuensi, hasil, dan sebagainya.Teori teleologis mempelajari perilaku etis dalam hal hasil ataukonsekuensi dari keputusan etis.Teleologi



berhubungan dengan banyak



hasil



yangberorientasi pada orang-orang bisnis karena berfokus pada dampak pengambilan keputusan, mengevaluasi keputusan yang baik atau buruk, diterima atau tidak dapat diterima dalam hal konsekuensi dari keputusan tersebut.Investor menilai investasi yang baik atau buruk, bermanfaat atau tidak,berdasarkan pengembalian yang diharapkan. Utilitarianisme mendefinisikan baik dan jahat dalam hal konsekuensi no etis dari kenikmatan dan rasa sakit. Tindakan etis yang benar adalah salah satu yang akanmenghasilkan jumlah terbesar dari kesenangan atau paling sedikit rasa sakit. Ini adalah teori yang sangat sederhana.Bagi utilitarian, satu-satunya hal berharga adalah memiliki pengalaman yang menyenangkan, dan pengalaman ini baik hanya karena mereka menyenangkan. Bila menggunakan utilitarianisme, pembuat keputusan harus mengambil perseptif luas tentang siapa yang ditujukan dalam keputusan tersebut, karena mungkin saja masyarakat akan terpengaruh oleh keputusan tersebut. Kegagalan untuk melakukannya bisa sangat mahal untuk sebuah perusahaan. Aspek kunci utilitarianisme yaitu: 1) Etika dinilai berdasarkan konsekuensi nonetis. 2) Keputusan etis harus berorientasi pada peningkatan kebahagiaan dan/atau mengurangi rasa sakit, di mana kebahagiaan dan rasa sakit dapat berupa fisik atau psikologis. 3) Kebahagiaan dan rasa sakit berhubungan dengan semua masyarakat danbukanhanya untuk kebahagiaan pribadi atau rasa sakit dari pengambil keputusan.



4) Pembuat keputusan etis harus memihak dan tidak memberikan bobot ekstrauntuk perasaan pribadi ketika menghitung keseluruhan konsekuensi yang mungkin terjadi akibat keputusan yangdibuat. a. Undang-Undang dan peraturan Utilitarianisme Seiring waktu, utilitarianisme telah berkembang di sepanjang dua jalur utama, yang disebut tindakan utilitarianisme dan aturan utilitarianisme.Jalur yang pertama, kadang-kadang disebut konsekualisme, menganggap sebuah tindakan baik atau benar secara etika jika tindakan tersebut mungkin menghasilakan keseimbangan kebaikan yang lebih besar dari kejahatan. Aturan utilitarianisme sedikit sederhana.Ia mengakui bahwa pengambilan keputusan manusia sering dipandu oleh aturan. Sebagai contoh, kebanyakan orang percaya bahwa lebih baik untuk mengatakan kebenaran daripada berbohong.Jadi, prinsip untuk aturan utilitarian adalah: Ikuti aturan yang cenderung memberikan pengaruh terbesar dalam tingkat kesenangan atas rasa sakit untuk jumlah terbesar dari orang-orang yang mungkin akan terpengaruh oleh tindakan. Pengungkapan kebenaran biasanya menghasilkan kesenangan terbesar bagi kebanyakan orang. b. Saran dan Tujuan Akhir Aturan utilitarian mengatakan bahwa ada beberapa jenis tindakan yang jelas-jelas benar dan salah terlepas dari konsekuensinya sebagai baik atau buruk.Prinsip politik bertujuan untuk membenarkan sarana dan tujuan etis yang setara, serta tidak membenarkan adanyaisu dimana hanya ada satu sarana untuk mencapain akhir.Beberapa orang menyalahgunakan utilitarianisme dengan mengatakanbahwa tujuan akan membenarkan cara. Tapi ini adalah sebuah aplikasi yang tidak pantas dari teori etika. Untuk utilitarian, pada akhirnya tidak pernah menghalalkan cara. Sebaliknya, agen moral harus mempertimbangkan konsekuensi keputusan dalam hal membuat kebahagiaan, atau dalam hal membuat aturan yang apabila diikuti berkemungkinan akan menghasilkan kebahagiaan untuk semua. c. Kelemahan dalam Ultilitarianisme 1) Utilitarianisme



mengandaikan



bahwa



hal-hal



seperti



kesenangan, sakit dan penderitaan bisa diukur dengan uang.



kebahagiaan,



utilitas,



2) Masalah distribusi dan integritas terhadap kebahagiaan. Prinsip utilitarian adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin kebahagiaan itu kepada sebanyak mungkin orang 3) Hak-hak minoritas dapat dilanggar dalam utilitarianisme. Dalam demokrasi, kehendak mayoritas menjadi aturan pada hari pemilihan. 4) Masalah ruang lingkup. Contohnya pemanasan global dan polusi. Kebahagiaan jangka pendek generasi sekarang bisa berimbas pada penderitaan generasi mendatang. 5) Utilitarianisme mengabaikan motivasi dan hanya berfokus pada konsekuensi 2. Etika Deontologi-Motivasi untuk Perilaku Deontologi mengevaluasi etikalitas perilaku berdasarkan motivasi pembuat keputusan, dan menurut (prinsip) deontologi tindakan dapat dibenarkan secara etika meskipun tidak menghasilkan keuntungan bersih atas kebaikan terhadap kejahatan bagi para pengambil keputusan atau bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini membuatnya menjadi pelengkap untuk utilitarianisme karena tindakan yang memenuhi kedua teori dapat dikatakan memiliki sebuah kesempatan untuk menjadi beretika Kant mengembangkan dua hukum untuk menilai etikalitas.Pertama adalah Imperatif Kategoris (Categorical Imperative).Ada dua aspek dari imperatif kategoris.Pertama setiap tindakan etika yang wajib dilakukan oleh seseorang harus sesuai dengan hukum atau maksim etika.Bagian kedua dari imperatif ini adalah suatu tindakan benar secara etika jika dan hanya jika pepatahtersebut dapat diuniversalkan secara konsisten. Aturan kedua Kant adalah Imperatif Praktis (Practical Imperative) untuk berhubungan dengan orang lain.Imperatif praktis tidak menyatakan bahwa Anda tidakdapat memanfaatkan orang, tetapi jika Anda memperlakukan mereka sebagai saranamaka Anda harus memperlakukan secara bersamaan sebagai tujuan akhir. a. Kelemahan dalam Deontologi Masalah mendasar adalah bahwa imperatif kategoris tidak memberikan panduan yang jelas untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah jika dua atau lebih hukum moral mengalami konflik dan hanya satu yang dapat diikuti.Dalam hal ini, mungkin utilitarianisme menjadi teori yang lebih baik, karena dapat mengevaluasi alternatif berdasarkan konsekuensinya.Imperatif kategoris menetapkan standar yang sangat tinggi.Bagi banyak orang, itu adalah etika yang sulit untuk diikuti.



3. Keadilan dan Kewajaran-Memeriksa Saldo Filsuf Inggris, David Hume (17111776) berpendapat bahwa kebutuhan akankeadilan terjadi karena dua alasan: orang tidak selalu bermanfaat dan terdapat sumber daya yang langka. Hume percaya bahwa masyarakat terbentuk melalui kepentingan pribadi. Oleh karena kita tidak mandiri, kita perlu bekerja sama dengan orang lain untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan bersama (yaitu untuk mendapatkan dukungan para pemangku kepentingan). Namun demikian, mengingat adanya keterbatasan sumber daya, dan fakta bahwa beberapa (orang) bisa mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain, perlu ada mekanisme untuk pembagian manfaat dan beban masyarakat dengan adil. Keadilan adalah mekanismenya. a. Keadilan procedural Keadilan prosedural berfokus pada bagaimana keadilan diberikan.Aspek utama dari sistem hukum yang adil adalah bahwa prosedurnya adil dan transparan.Hal ini berarti bahwa setiap orang diperlakukan sama di depan hukum dan bahwa aturan-aturan yang memihak diterapkan secara sama. b. Keadilan Distributif Dalam keadilan distribusi, terdapat tiga kriteria utama untuk menentukan distribusi yang adil: kebutuhan, kesetaraan aritmatika, dan prestasi. Sistem perpajakan di negara maju sebagian besar didasarkan pada kebutuhan.Keadilan distributif berbasis kebutuhan tidaklah umum dalam lingkungan bisnis. Namun demikian, hal itu akanmenjadi logis untuk proses anggaran sebuah perusahaan, di mana harus didasarkan pada alokasi wajar sumber daya langka agar tidak ada risiko penghambat motivasi (demotivasi) dari para eksekutif dan karyawan pada disenfranchise. c. Keadilan sebagai Kewajaran Salah satu masalah dalam mendistribusikan keadilan adalah bahwa alokasi mungkin bisa tidak merata.Filsuf Amerika John Rawls (1921-2002) mencoba mengatasi permasalahan ini dengan mengembangkan teori keadilan sebagai kesetaraan. Dalam Theory of Justice, ia menyajikan sebuah argument didasarkan pada posisi klasik kepentingan pribadi dan kemandirian. Tak seorangpun bisa mendapatkan semua hal yang mereka inginkan karena ada orang lainyang akan mencegah hal ini terjadi, karena mereka juga, mungkin,



menginginkanhal yang sama. Olehkarena itu, terdapat kebutuhan bagi semua orang untuk bekerja sama karena itu adalah kepentingan utama semua orang. Dengan demikian, masyarakat dapat dilihat sebagai pengaturan kerja sama untuk mencapaikeuntungan bersama; hal ini merupakan usaha yang menyeimbangkan konflik kepentingan dengan identitas kepentingan. 4. Etika Kebajikan-Meneliti Kebajikan yang Diharapkan Etika kebajikan mengambil inspirasi dari filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM).Dalam The Nicomachean Ethics, ia menjelajahi sifat hidup yang baik. Ia berpikir bahwa tujuan



hidup



adalah



kebahagiaan.



Hal



ini



bukan



kebahagiaan



dalam



arti



hedonistik.Sebaliknya, kebahagiaan, bagi Aristoteles, adalah kegiatan jiwa.Kami memenuhi tujuan kami merasa bahagia dengan hidup yang mulia, dengan hidup sesuai dengan alasan.Sekarang, kebajikan adalah karakter dari jiwa yang ditunjukkan hanya dalam tindakan sukarela, yaitu, dalam tindakan-tindakan yang dipilih secara bebas setelah musyawarah.Jadi, kita menjadi mulia karena sering melakukan tindakan kebajikan. Namun, Aristoteles juga merasa bahwa ada kebutuhan untuk pendidikan etika sehingga orang akan tahu tindakan apa yang berbudi luhur. Etika moralitas berfokus pada karakter moral dari pembuat keputusan daripada konsekuensi tindakan (utilitarianisme) atau motivasi dari pembuat keputusan (deontologi). a. Kelemahan Etika Kebajikan Ada dua masalah yang berkaitan dengan etika kebajikan.Sebuah kunci kebajikan dalam bisnis adalah integritas.Hampir sepertiga dari CFO yang disurvei oleh Manajemen Sumber Daya Robert Half, mengatakan bahwa integritas merupakan aspek kualitas yang paling penting untuk dimiliki seorang pemimpin bisnis.Integritas melibatkan bersikap jujur dan terhormat.Bagi perusahaan, hal tersebut berarti bahwa tindakan perusahaan harus konsisten dengan prinsip-prinsipnya.Hal ini ditunjukkan dengan tidak mengorbankan nilainilai inti bahkan ketika ada tekanan kuat untuk melakukannya. b. Imajinasi Moral Siswa sekolah bisnis dilatih untuk menjadi manajer bisnis, dan manajer bisnis diharapkan dapat membuat keputusan yang sulit.Manajer harus kreatif dan berinovasi dalam solusi mereka sehingga bisa membantu memecahkan masalah bisnis praktis.Mereka harus



benarbenar kreatif ketika menyangkut masalah etika.Para manajer harus menggunakan imajinasi moral mereka untuk menentukan alternatif etika yang sama-sama menguntungkan ( win-win solution). Artinya, keputusan haruslah berdampak baik untuk individu, baik bagi perusahaan, dan baik untuk masyarakat.