Rangkuman Hakikat Pembelajaran Tematik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN HAKIKAT PEMBELAJARAN TEMATIK Dosen : Tika Aprilia S.Pd. M.Pd.



Oleh : ZULFA NUR ARIFAH NIM. 18108241119



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019



Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, nilai, baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi (Permendikbud no. 57 Tahun 2014). Konsep pembelajaran terpadu pada dasarnya telah dikemukakan oleh John Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dan kemampuan pengetahuannya (Beans, 1993 dalam Udin Syaefudin dkk, 2006:44). Ia memberikan pengertian bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. Hal ini membantu peserta didik untuk belajar menghubungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang sedang dipelajari. Menurut T. Raka Joni (1996) bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi tema menjadi pengendali di dalam kegiatan pembelajaran. Dengan berpartisipasi di dalam eksplorasi tema/peristiwa tersebut peserta didik belajar sekaligus proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak. Sri Anitah (2003) menyatakan, bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang menggunakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan konsep-konsep secara terkoneksi dengan baik secara inter maupun antar mata pelajaran. Terjalinnya hubungan antar setiap konsep secara terpadu, akan memfasilitasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan mendorong peserta didik untuk memahami konsep-konsep



yang



mereka



pelajari



melalui



pengalaman



langsung



dan



menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman nyata. Sangat dimungkinkan hasil belajarnya akan lebih bermakna dibandingkan dengan cara drill merespon signal dari guru yang diberikan terpisah. Sebagaimana dikatakan oleh Zais, Robert (1976) bahwa pembelajaran terpadu memberikan gambaran bagaimana pengalaman belajar secara terintegrasi memberi dampak yang penuh makna dan bagaimana pengintegrasian itu



dilakukan. “Seperti halnya setiap mata pelajaran diperlukan sebagai keseluruhan yang terintegrasi dalam kurikulum berbasis gestalt, begitu pula semua mata pelajaran dalam kurikulum harus diperlukan dalam perspektif seperti itu.” Lebih lanjut Hadi Subroto (2000:9) mmenegaskan bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan satu pokok bahasan atau tema tertentu dikaitkan dengan pokok bahasan lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu mata pelajaran atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar peserta didik, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Maka pada umumnya pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari peserta didik sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dalam jurnal Pembelajaran Tematik dan Implementasinya di Sekolah Dasar (Majalah llmiah Pembelajaran nomor I, Vol. 2 Mei 2006), pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6) menyatakan



bahwa



pembelajaran



tematik



merupakan



satu



usaha



untuk



mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematik akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang le1Jih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Dalam jurnal Evaluasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar (Jurnal Kependidikan, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 187-199), pembelajaran tematik merupakan suatu usaha memadukan pengetahuan secara komprehensif dan terintegrasi. Pembelajaran tematik sebagai salah satu pendekatan integrasi secara alami menghubungkan fakta-fakta dan ide-ide dalam upaya untuk memahami dunia. Siswa dapat menghubungkan ide-ide dan pengalaman dengan lingkungan tempat tinggalnya melalui jaringan tema. Pembelajaran tematik adalah suatu model terapan pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan yang



terikat oleh tema (Fogarty, 1991, p. 54). Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, dapatlah diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai kompetensi dasar satu atau beberapa mata pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yakni penentuan berdasarkan keterkaitan kompetensi dasar, tema, masalah yang dihadapi. Pembelajaran tematik berdasar pada filsafat konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki peserta didik merupakan hasil bentukan peserta didik sendiri. Peserta didik membentuk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasil bentukan orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik menjadi semakin lengkap. Pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Pembelajaran tematik memiliki ciri khas, antara lain : 1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik; 3. Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;



4. Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik; 5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya; dan 6. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap pada gagasan orang lain. Adapun tujuan dari pembelajaran tematik adalah : 1. Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpang tindih materi. 2. Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan yang bermakna. 3. Memudahkan peserta didik untuk memahami materi/konsep secara utuh sehingga penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD dari semua mata pelajaran kecuali agama. Mata pelajaran yang dimaksud adalah : Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika,IPA, IPS, Penjaskes, Seni Budaya dan Prakarya.



Sumber : Malawi, Ibadullah dan Ani Kadarwati. 2017. Pembelajaran Tematik (Konsep dan Aplikasi). Jawa Timur : CV AE MEDIA GRAFIKA. Pujiastuti, Pratiwi., Sekar Purbarini Kawuryan, dan Unik Ambarwati. (2017). Evaluasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan, 1, 187-199. Diakses dari : https://journal.uny.ac.id/index.php/jk/article/view/13035/pdf pada tanggal 8 September 2019. Sungkono. (2006). Pembelajaran Tematik dan Implementasinya di Sekolah Dasar.



Majalah



Ilmiah



Pembelajaran,



2,51-58.



https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/view/7113/6136 September 2019.



Diakses pada



dari tanggal



: 10