Rangkuman Materi Maternitas UKOM NERS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rangkuman Materi UKOM 1. Keperawatan Maternitas a. Menghitung usia kehamilan HPL = HPHT (HARI +7, BULAN +9 , TAHUN YANG SAMA) HPHT (HARI +7, BULAN -3 , TAHUN +1 ) Tanda2 kehamilan : vaginitis, payudara membesar (putting menonjol, aerola gelap), sering kencing, morning sickness, dsb b. Fase persalinan - Fase laten (p’bukaan 1-4) - Fase aktif (p’bukaan 4-7) - Fase transisi (pbukaan 8-10) - Fase komplit c. Pembagian kala dalam proses persalinan a. Kala 1 : 10-12 jam ma primipara, 4-6 jam pada multipara. Dilatasi servik, janin turun ke panggul, his tiap 2-3 menit, selaput amnion mulai ruptur, Pengkajiang perawat : mengamati kontraksi, pemeriksaan abdomen, palpasi vaginal. Intervensi: palpasi abdomen, mengkaji his lamanya 10-15 detik (normal setiap 10-15 menit sekali, his ringan dan teratur, melakukan VT (cek ketuban sudah rupture/belum, derajat penurunan kepala janin, posisi kepala janin, derajat effacement atau penipisan dan dilatasi servik), mengkaji rektal, monitoring janin (DJJ normal 120-160x/mnt)dan posisi kepala janin), monitoring ibu (tanda2 gawat janin dari px fisik ibu ant : suhu >38 C, nadi >98x/mnt, tekanan >140/90/100 dan 600cc selama 12-24 jam setelah persalinan. 2. Persalinan dibantu : a. Induksi persalinan untuk kehamilan lama lebih dari 41 minggu, tanda2 disfungsi plasenta, ketuban pecah pada saat hamper aterm. Indikasi meternal : untuk pre eklamsi, pendarahan antepartum, HT, DM, riwayat obstetric buruk. b. Episiotomy untuk keadaan rigiditas perineum, overdistensi (bayi besar, bayi presbo, presentasi abnormal, untuk mempercepat kelahiran pada fetal distress, bayi premature c. Persalinan dengan alat (forcep atau vakum) indikasinya jika kala dua lebih dari 1 jam dan jika 30 menit setelah bayi mencapai perineum, jika mengejan berbahaya untuk penderita HT, PRE EKLAMSI, PENYAKIT JANTUNG, untuk kepala menyusul pada bayi presbo, kasus fetal distress yang membahayakan janin/ibu. 3. KB a. Pil Kontrasepsi Oral - Pil KB kombinasi mengandung estrogen dan progesterone - Mini pil  hanya mengandung progesterone aman untuk ibu menyusui ( + ) : 100% efektif, mens teratur dengan jumlah darah sedikit, nyeri minimum, tidak mempengaruhi senggama ( - ) : menurunkan libido, perubahan kulit, gangguan payudara, perubahan emosi, vaginitis, b. Operasi sterilitas : vasektomi, miomektemi, tubektomi c. Penghalang mekanis : kondom, diafragma/cerfical cap, IUD d. Metode senggama saat tidak subur: metode temperatur, metode ovulasi billing 4. Penyakit Obsgyn a. Pre eklamsi dg kriteria



-



Odem ekstremitas atau sluruh badan Hipertensi Uji protein/aseton positif Intervensi : - Kaji tanda vital pasien - Anjurkan klien tirah baring - Batasi aktivitas klien - Monitor balance cairan - Diet TKTP dan rendah garam b. Eklamsi - Serangan kejang yg didahului oleh hal2 dibawah ini - Peningkatan mendadak intensitas pre eklamsi - Gejala mengantuk bertambah, mata berputar-putar, kedutan, respirasi tidak teratur, Intervensi : - Pastikan jalan nafas paten, lapang dan bersih - Lindungi pasien dari cedera fisik - Diberikan preparat anti kejang : magnesium sulfat, kadang2 dg diazepam - Jaga lingkungan dan ketenangan pasien c. Hiperemesis Gravidarum - Pada kasus yg berat dapat berbahaya karena dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, ketosis, oliguria serta icterus Intervensi - Tirah baring dan pemberian cairan intravena - Pencatatan balance cairan - Beri makan sedikit tapi sering - Hindari bau2 yang menyengat yg dapat merangsang muntah - Kolaborasi pemberian sedative dan anti emetic d. Plasenta previa - Keadaan dimana letak plasenta abnormal yang rendah didalam uterus. - Menyebabkan pendarahan antepartum karena plasenta yang tidak teregang akan terlepas dari segmen bawah pada saat minggu2 terakhir kehamilan - Ibu harus tirah baring dan pembatasan aktivitas karena dapat menyebabkan pendarahan sehingga bayi harus segera dilahirkan. 5. Fase ibu nifas : - Fase taking in/dependent : post partum h+1 dan h+2, ibu terfokus pada diri sendiri, pasif terhadap lingkungan, ketidaknyamanan karena kelelahan, mules dan nyeri pasca melahirkan. (peran perawat: istirahat cukup u/ ibu, komunikasi yang baik, dan asupan nutrisi).



-



-



Fase Taking hold/independent : h3-10 hari, ibu merasa takut tidak mampu merawat bayinya dengan baik, ibu lebih sensitive dan mudah tersinggung. (intervensi : komunikasi yg baik, dukungan kepada ibu dan memberikan penyuluhan/penkes perawatan ibu dan bayi, ajarkan cara menyusui yg benar, senam nifas, asupan nutrisi ibu nifas, perawatan jahitan perineum, kebersihan diri dlll). Fase letting go/mandiri : ibu menerima peran dan menyesuaikan diri dengan perawatan bayinya, (intervensi : a).kebutuhan fisik ant nutrisi, lingkungan bersih dan kebersihan diri.b).psikologi: dukungan keluarga dan suami mutlak diperlukan, c). social: perhatian, kasih sayang , menghibur ibu saat sedih dan menemani ibu saat kesepian.d). psikososial



6. Ruptur perineum karena episiotomy (REEDA) Tingkatan rupture perineum: a. Tingkat 1 : hanya kena jaringan luar b. Tingkat 2 : kena jaringan otot perineum c. Tingkat 3 : robek dari otot sampai elevator eni/dinding anus. Tanda2 infeksi REEDA R: Red/kemerahan E: Echimosis/ E: Edema/bengkak D: discharge A: approximation 7. Jenis2 lokhea a. Lokea rubra : h1-h3 merah,sel2 darah, vernik caseosa, rambut lanugo, sisa meconium, sisa selaput ketuban b. Lokea serosa : h4-h9 isinya sel darah tua, serum, leukosit, sisa jaringan warna kuning kecoklatan. c. Lokea; alba :h10- minggu ke2-6 warna putih kekuningan, tidak mengandung darah, leukosit dll. d. Lokea purulenta : jika keluar nanah dan lokhea berkepanjangan dengan nyeri berlebiha mrpk tanda infeksi intra uterin krn sisa plasenta yg tertinggal.