Ringkasan Materi Ukom - Maternitas (Done) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Departemen Keperawatan Maternitas



▪ Bulan = 𝐓𝐅𝐔 (𝐜𝐦) 𝐱



𝟐 𝟕



▪ Minggu = 𝐓𝐅𝐔 (𝐜𝐦) 𝐱



𝟖 𝟕 (hari, bulan, tahun)



▪ HPHT bulan April-Desember: +7



-3



+1



▪ HPHT bulan Januari-Maret: +7



+9



+0



(



)



= (TFU (cm)) – N x 155 Nb: Klasifikasi N ▪ 13 (Hodge I): kepala belum melewati PAP ▪ 12 (Hodge II): kepala berada di atas spina isciadika ▪ 11 (Hodge III): kepala berada di bawah spina isciadika



( ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪



)



12 mgg: 1/3 di atas simpisis 16 mgg: ½ di simpisis-pusat 20 mgg: 2/3 di atas simpisis 24 mgg: setinggi pusat 28 mgg: 1/3 di atas pusat 34 mgg: ½ pusat-prosessus xifoideus 36 mgg: setinggi prosessus xifoideus 40 mgg: 2 jari di bawah prosessus xifoideus



( 1. 2. 3. 4.



)



Leopold I, mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Leopold II, mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan atau kiri ibu. Leopold III, mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. Leopold IV, mengetahui bagian janin yang ada di bagian bawah dan apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.



[email protected]



Departemen Keperawatan Maternitas



▪ ▪ ▪ ▪



Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan kecil pada pada serviks. Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan.



1. Kala I (pembukaan 0-lengkap) Berlangsung ± 13 jam (primipara) dan ± 7 jam (multipara). a. Fase laten (selama 8 jam, sangat lambat sampai pembukaan 3 cm) b. Fase aktif (pembukaan 4-10/ lengkap) masing2 dalam 2 jam ▪ Akselerasi: pembukaan 3 cm jadi 4 cm ▪ Dilatasi maksimal: pembukaan 4 cm jadi 9 cm (sangat cepat) ▪ Diselerasi: pembukaan 9 cm-lengkap (lambat kembali) Nb: ▪ Tugas penolong: mengawasi dan mensupport bahwa proses persalinan adalah fisiologis, tanamkan rasa percaya diri dan percaya pada penolong. ▪ Pemberian obat/ tindakan: bila perlu dan ada indikasi. ▪ Ketuban belum pecah: boleh duduk, berjalan-jalan, atau berbaring ke sisi letak punggung janin. ▪ Ketuban sudah pecah: harus berbaring, dilarang berjalan-jalan, dilarang VT kecuali ada indikasi. ▪ Kala I dilarang mengedan karena belum waktunya dan akan menghabiskan tenaga ibu. 2. Kala II (pembukaan lengkap-bayi lahir) Berlangsung 1½-2 jam (primipara) dan ½-1 jam (multipara) Manajemen kala II ▪ Ibu ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi ▪ Terjadi peningkatan tekanan pada rectum atau vagina ▪ Perineum terlihat menonjol ▪ Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka ▪ Peningkatan pengeluaran lendir darah ▪ His terkoordinir, kuat, cepat dan lama (± 2-3 menit sekali) ▪ Kepala janin turun masuk panggul dan mulai terlihat ▪ Vulva membuka dan perenium meregang ▪ His mengedan yang terpimpin akan lahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin Ada 2 cara ibu mengedan:  Posisi berbaring, sambil merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku. Kepala diangkat sedikit hingga dagu mengenai dada. Mulut dikatup.  Sikap seperti diatas, tetapi badan miring ke arah terdapatnya punggung janin dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah atas. ▪ Episiotomi/ menggunting perineum (dianjurkan pada primi) ▪ Ekspresi Kristeller dengan mendorong fundus uteri sewaktu ibu mengedan, tujuanya membantu tenaga ibu untuk melahirkan kepala (jarang digunakan karena dapat menyebabkan ruptur uteri, atonia uteri, trauma organ-organ dalam perut, dan solusio plasenta. ▪ Ketika perinium meregang dan menipis, tangan kiri penolong menekan bagian belakang kepala janin ke arah anus, tangan kanan di perinium. ▪ Ujung-ujung jari tangan kanan coba mengait dagu janin untuk didorong pelan ke arah simfisis. ▪ Lahirlah kepala dengan ubun-ubun kecil (suboksiput) di bawah simfisis sebagai hipomoklion



[email protected]



Departemen Keperawatan Maternitas ▪ ▪ ▪ ▪



Tampaklah bregma (ubun-ubun besar), dahi, muka dan dagu. Perhatikan apakah tali pusat melilit leher, kalau ada, lepaskan. Kepala akan mengadakan putaran ke salah satu paha ibu. Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala ke arah anus (bawah), lalu bahu belakang dengan menarik pelan ke arah simfisis (atas). ▪ Melahirkan badan, bokong, dan kaki lebih mudah, yaitu dengan mengait kedua ketiak janin. Manajemen bayi baru lahir ▪ Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah (30°) ▪ Mulut dan hidung dibersihkan ▪ Hisap lendir ▪ Klem tali pusat pada 2 tempat: 5 dan 10 cm dari umbilikus, lalu digunting diantaranya. ▪ Ujung tali pusat pada bayi diikat dengan pita atau benang atau klem plastik sehingga tidak ada pendarahan. ▪ Lakukan pemeriksaan ulang pada ibu: kontraksi atau palpasi rahim, kandung kemih penuh atau tidak. Kalau penuh, kandung kemih harus dikosongkan sebab dapat menghalangi kontraksi rahim dan menyulitkan kelahiran plasenta. 3. Kala III (setelah bayi lahir-plasenta lahir) tidak >30 menit Tanda-tanda lepasnya plasenta: perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba. Manajemen aktif kala III ▪ Pemberian oksitosin segera ▪ Pengendalian tarikan pada tali pusat ▪ Massase uterus segera setelah plasenta lahir Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir juga dalam waktu 30 menit: ▪ Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi ▪ Periksa adanya tanda pelepasan plasenta ▪ Berikan oksitosin 10 unit (IM) dosis ketiga ▪ Periksa ibu dengan seksama ▪ Jahit semua robekan pada serviks dan vagina kemudian perbaiki episiotomi 4. Kala IV (saat lahirnya plasenta-2 jam post partum) Manajemen kala IV ▪ Periksa fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. ▪ Jika kontraksi tidak kuat massase uterus sampai menjadi keras. ▪ Anjurkan untuk minum agar mencegah dehidrasi. ▪ Perhatikan hygiene



( ▪ ▪ ▪ Nb:  



)



G (Gravida), jumlah seluruh kehamilan P (Para), jumlah kelahiran janin memenuhi syarat (28 mgg atau 1000 gram) A (Abortus), jumlah kelahiran aborsi spontan/ terinduksi (2 bulan, perlu dicek sebelum diberikan) 2 bulan : DPT, HB-Hib1, Polio2 3 bulan : DPT, HB-Hib2, Polio3 4 bulan : DPT, HB-Hib3, Polio4, IPV 9 bulan : campak ▪ Imunisasi lanjutan 18 bulan : DPT, HB-Hib 24 bulan : campak



1. Personal sosial, menilai kemampuan anak untuk memenuhi kebutuhan personalnya dan kemampuan anak bersosialisasi dengan lingkungan. 2. Motorik kasar, menilai pergerakan otot-otot besar seperti duduk, jalan, melompat, gerakan umum otot besar. 3. Motorik halus, menguji koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil. 4. Bahasa, penilaian untuk mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa dan mengucapkan kata-kata.



[email protected]