Rangkuman PAI Kelas 10 Kurikulum Merdeka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN PAI KURIKULUM MERDEKA KELAS 10 SMA/MA



MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN AL-AMIN MOJOKERTO



Rangkuman PAI Kelas 10 SMA Bab 1: Meraih Kesuksesan dengan kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja:



Etos Kerja (Surat At Taubah Ayat 105), Bacaan, Arti Perkata (Mufradat), Terjemahan, Asbabun Nuzul, Tafsir, dan Manfaat QS,AT-TAUBAH:



‫هّٰللا‬ ‫ش َها َد ِة فَيُنَبُِّئ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم‬ َّ ‫ب َوال‬ ُ ‫سيَ َرى ُ َع َملَ ُك ْم َو َر‬ َ ‫س ْولُ ٗه َوا ْل ُمْؤ ِمنُ ْو ۗنَ َو‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُ ْوا ف‬ ِ ‫ستُ َرد ُّْونَ اِ ٰلى ٰعلِ ِم ا ْل َغ ْي‬ َ‫تَ ْع َملُ ْو ۚن‬



Artinya: “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan- Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. at-Taubah/9: 105). Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya Surat At Taubah Ayat 105 ini. Perlu diketahui bahwa ayat 105 terkait dengan ayat sebelumnya, yakni ayat 102-104. Pada ayat 102-104, Allah Swt. menganjurkan bertaubat dan melakukan kegiatan nyata, antara lain membayar zakat dan bersedekah. Pada ayat 105, Allah Swt. memerintahkan untuk melakukan beragam aktivitas lain, baik yang nyata maupun tersembunyi. Menurut kitab Lubabun Nuqul fii Asbaabin Nuzul Seusai berperang, Rasulullah Saw. bertanya: “siapakah orang-orang yang terikat di tiang ini?”, ada seseorang menjawab: “mereka adalah Abu Lubabah dan teman-temannya yang tidak ikut berperang. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan ikatan tersebut, kecuali Rasulullah sendiri yang melepaskannya”. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: “aku tidak akan melepaskan mereka kecuali jika diperintahkan oleh Allah Swt.” Karenanya Allah Swt. menurunkan Surat At Taubah Ayat 102, kemudian Rasulullah Saw. Melepaskan dan memaafkan mereka.



Tafsir Surat At Taubah Ayat 105 Menurut tafsir al-Misbah, ayat ini mendorong manusia untuk lebih mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka. Allah Swt. Mengingatkan mereka bahwa setiap amal baik atau buruk memiliki hakikat yang tidak dapat disembunyikan. Amal tersebut akan disaksikan oleh Allah Swt, Rasulullah Saw dan orang-orang beriman. Pada hari kiamat, Allah Swt akan membuka tabir penutup yang menutupi mata mereka sehingga mengetahui dan melihat secara langsung hakikat amal mereka sendiri.



Nilai-Nilai yang terkandung pada surat at Taubah ayat 105 Tentang Etos kerja, diantaranya adalah : 1. Allah Swt memerintahkan untuk beramal saleh hingga manfaatnya bisa dirasakan oleh diri sendiri maupun masyarakat luas. Amal tersebut harus dilakukan dengan ikhlas karena mengharap rida dari Allah Swt. 2. Setiap amal akan dilihat oleh Allah Swt, Rasulullah Saw dan mukminin di akhirat kelak. Lalu akan dibalas sesuai amal tersebut, jika amalnya baik maka mendapat pahala, sebaliknya jika amalnya buruk maka akan dibalas dengan siksa. Karenanya seorang muslim haruslah memperbanyak amal saleh ketika hidup di dunia. 3. Janganlah merasa amalnya sudah cukup banyak untuk bekal hidup di akhirat. Sifat ini akan menghambat munculnya keinginan untuk beramal saleh lagi. Tumbuhkan inisatif untuk melakukan amal saleh sehingga orang lain ikut tergerak untuk melakukannya. Pahala berlipat akan diberikan oleh Allah Swt kepada orang yang memberi contoh tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh. 4. Setiap manusia akan kembali ke kampung akhirat, dan menerima balasan amal perbuatannya. Seorang mukmin hendaklah jangan larut dengan gemerlap kehidupan duniawi hingga melalaikan akhirat yang kekal abadi.



Menerapkan Perilaku Etos Kerja 1. Membuat skala prioritas dari semua pekerjaan yang mendesak untuk segera diselesaikan. Memilih dan menentukan sebuah pekerjaan yang akan diselesaikan dalam waktu dekat akan meringankan beban pikiran. Sebab, pikiran yang terlalu berat akan menghambat terselesaikannya sebuah pekerjaan. 2. Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang pekerjaan. Pengetahuan yang luas dan mendalam tentang hal-hal yang terkait dengan pekerjaan akan sangat menunjang bagi peningkatan etos kerja. Lebih dari itu keterampilan (skill) dan semangat tinggi akan semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan. 3. Saling memberi motivasi kepada rekan kerja agar terjaga komitmen untuk maju dan sukses bersama-sama. Banyak faktor yang mempengaruhi turunnya motivasi untuk meraih sukses. Di antaranya



adalah munculnya rasa malas yang tidak diketahui dari mana asalnya. Hal ini dapat diatasi dengan saling memberi motivasi di antara teman. Dengan demikian semua teman akan memiliki semangat untuk maju dan sukses secara bersama-sama dalam meraih cita-cita. 4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dengan saling menjaga perasaan rekan kerja. Suasana nyaman akan tercipta jika masingmasing individu tidak mudah menyalahkan orang lain, sebaliknya lebih banyak mawas diri. Membiasakan diri untuk menyapa sambil melempar senyuman kepada teman akan membuat hati senang dan bahagia. Dengan demikian suasana belajar di dalam kelas akan terasa menyenangkan. 5. Melibatkan teknologi canggih dalam proses pekerjaan. Pada era revolusi industri 4.0 saat ini, teknologi berperan sangat penting untuk menunjang keberhasilan sebuah pekerjaan, terutama  eknologi informasi dan komunikasi. Terlebih lagi saat ini semua negara berlomba-lomba dalam menemukan dan mengembangkan vaksin Covid-19. Kemampuan sumber daya manusia sebuah negara dan didukung oleh teknologi canggih akan sangat berperan dalam kompetisi untuk menemukan vaksin Covid-19. Banyak manfaat yang diperoleh dari perilaku kerja keras (etos kerja). Manfaat tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri maupun orang lain.



Menerapkan Perilaku Etos Kerja 1. Membuat skala prioritas dari semua pekerjaan yang mendesak untuk segera diselesaikan. Memilih dan menentukan sebuah pekerjaan yang akan diselesaikan dalam waktu dekat akan meringankan beban pikiran. Sebab, pikiran yang terlalu berat akan menghambat terselesaikannya sebuah pekerjaan. 2. Meningkatkan semangat, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang pekerjaan. Pengetahuan yang luas dan mendalam tentang hal-hal yang terkait dengan pekerjaan akan sangat menunjang bagi peningkatan etos kerja. Lebih dari itu keterampilan (skill) dan semangat tinggi akan semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan. 3. Saling memberi motivasi kepada rekan kerja agar terjaga komitmen untuk maju dan sukses bersama-sama. Banyak faktor yang



mempengaruhi turunnya motivasi untuk meraih sukses. Di antaranya adalah munculnya rasa malas yang tidak diketahui dari mana asalnya. Hal ini dapat diatasi dengan saling memberi motivasi di antara teman. Dengan demikian semua teman akan memiliki semangat untuk maju dan sukses secara bersama-sama dalam meraih cita-cita. 4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dengan saling menjaga perasaan rekan kerja. Suasana nyaman akan tercipta jika masingmasing individu tidak mudah menyalahkan orang lain, sebaliknya lebih banyak mawas diri. Membiasakan diri untuk menyapa sambil melempar senyuman kepada teman akan membuat hati senang dan bahagia. Dengan demikian suasana belajar di dalam kelas akan terasa menyenangkan. 5. Melibatkan teknologi canggih dalam proses pekerjaan. Pada era revolusi industri 4.0 saat ini, teknologi berperan sangat penting untuk menunjang keberhasilan sebuah pekerjaan, terutama  eknologi informasi dan komunikasi. Terlebih lagi saat ini semua negara berlomba-lomba dalam menemukan dan mengembangkan vaksin Covid-19. Kemampuan sumber daya manusia sebuah negara dan didukung oleh teknologi canggih akan sangat berperan dalam kompetisi untuk menemukan vaksin Covid-19. Banyak manfaat yang diperoleh dari perilaku kerja keras (etos kerja). Manfaat tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri maupun orang lain.



Kompetisi dalam Kebaikan (Surat Al-Maidah Ayat 48), Bacaan, Arti Perkata (mufradat), Terjemahan, Asbabun Nuzul, Tafsir, Menerapkan dan Manfaat QS AL MAIDAH:



‫اح ُك ْم َب ْي َن ُه ْم ِب َمآ اَ ْن َزل َ هّٰللا ُ َواَل‬ ِ ‫صدِّ ًقا لِّ َما َب ْينَ َي َد ْي ِه مِنَ ا ْلك ِٰت‬ ْ ‫ب َو ُم َه ْي ِم ًنا َعلَ ْي ِه َف‬ َ ‫َواَ ْن َز ْل َنآ ِالَ ْي َك ا ْلك ِٰت َب ِبا ْل َح ِّق ُم‬ ‫هّٰللا‬ ۗ َ ‫اجا َۗولَ ْو‬ ‫ش ۤا َء ُ لَ َج َعلَ ُك ْم ا ُ َّم ًة َّواحِدَ ًة‬ ً ‫َت َّت ِب ْع اَهْ َو ۤا َء ُه ْم َع َّما َج ۤا َء َك مِنَ ا ْل َح ِّق لِ ُكل ٍّ َج َع ْل َنا ِم ْن ُك ْم شِ ْر َع ًة َّو ِم ْن َه‬ ‫هّٰللا‬ ِ ۗ ‫اس َت ِبقُوا ا ْل َخ ْي ٰر‬ َ‫م َج ِم ْي ًعا َف ُي َن ِّبُئ ُك ْم ِب َما ُك ْن ُت ْم فِ ْي ِه َت ْخ َتلِفُ ْو ۙن‬8ْ ‫ت ِالَى ِ َم ْر ِج ُع ُك‬ ْ ‫م َف‬8ْ ‫َّو ٰلكِنْ لِّ َي ْبلُ َو ُك ْم ف ِْي َمآ ٰا ٰتى ُك‬ Artinya:“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah dating kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah/5: 48)



Asbabun Nuzul Surat Al-Maidah Ayat 48 Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya Surat Al-Maidah Ayat 48. Surat al-Maidah termasuk golongan surat Madaniyah, yakni surat yang turun setelah hijrahnya Nabi. Menurut riwayat Imam Ahmad, surat ini turun saat Nabi Saw. sedang menunggang unta. Bagian paha unta tersebut hampir saja patah karena sangat beratnya wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Surat Al-Maidah Ayat 48 ini turun berkenaan dengan peristiwa ahli kitab yang meminta keputusan kepada Rasulullah Saw. atas persoalan yang sedang mereka hadapi. Pada awalnya, Nabi Saw. Diberi dua pilihan, yakni memutuskan persoalan mereka atau mencari solusi di dalam kitab mereka masing-masing. Namun, Allah Swt menurunkan ayat ini sebagai petunjuk bagi Nabi Saw atas pertanyaan ahli kitab tersebut.



Tafsir  Surat  Al-Maidah  Ayat  48 Menurut tafsir al-Misbah, Surat Al-Maidah Ayat 48 mengandung pesan-pesan mulia sebagai berikut: 1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. dengan haq (kebenaran), yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang mengantarnya turun (Jibril a.s.).



2. Kitab Al-Qur’an berfungsi membenarkan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Dalam hal ini Al-Qur’an adalah muhaimin terhadap kitabkitab terdahulu karena ia menjadi saksi atas kebenaran kandungan kitab-kitab terdahulu. 3. Kitab suci Al-Qur’an juga menjadi pengawas, pemelihara, penjaga kitab- kitab terdahulu dan menjadi tolok ukur kebenaran terhadapnya, serta menjadi saksi untuk keabsahannya. Dalam kedudukannya sebagaipemelihara, Al-Qur’an memelihara dan mengukuhkan prinsip ajaran Ilahiyang bersifat universal (kully) dan mengandung kemaslahatan abadi bagiumat manusia sepanjang masa. 4. Allah Swt memerintahkan agar menjadikan Al-Qur’an sebagai pedomanhidup. Hendaklah orang beriman memutuskan perkara berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan tidak boleh bertentangan dengannya. Bahkan dalam Surat Al-Maidah Ayat 3 dinyatakan bahwa agama Islam telah sempurna, nikmat yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada kaum muslimin sudah sempurna, dan Allah Swt. telah meridai Islam sebagai jalan kehidupan semua manusia. Maka tidak ada lagi alasan untuk meninggalkan sebagian ajarannya untuk berpindah pada ajaran lain. 5. Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat) yang akan menuntunnya menujukebahagiaan abadi. Allah Swt. juga mengkaruniakan jalan terang (manhaj) yang dilalui oleh manusia dalam menjalankan aturan beragama. 6. Allah Swt. telah menjadikan syariat Nabi Muhammad Saw. Sebagai penyempurna syariat para nabi terdahulu serta membatalkan syariat sebelumnya. Seandainya Allah Swt menghendaki, niscaya umat Nabi Musa as, Nabi Isa as dan umat Nabi Muhammad Saw akan dijadikan satu umat saja. Tetapi hal ini tidak dikehendaki oleh Allah Swt. 7. Umat Islam diperintahkan untuk berlomba-lomba dengan sungguhsungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia. Allah Swt. telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji siapakah di antara hamba-Nya yang taat dan durhaka. Bagi yang taat akan memperoleh pahala,



Menerapkan Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Mengawali dengan basmalah Melakukan dengan penuh semangat Menjaga konsistensi Mempelajari ilmu yang terkait Membiasakan bekerja sama Mengamati, meniru, dan memodifikasi



Manfaat Perilaku Kompetisi dalam Kebaikan 1. Memperoleh rida dan pahala dari Allah Swt. Allah Swt. akan memberikan pahala kepada kalian jika melakukan pekerjaan dengan ikhlas. Kesuksesan tertinggi bukanlah sukses duniawi, tetapi kesuksesan tertinggi adalah rida dari Allah Swt. 2. Menjadi manusia yang bermanfaat Manusia terbaik adalah manusia yang mampu menebar manfaat dan kemaslahatan sebesar-besarnya kepada masyarakat. Nilai sebuah kebaikan akan berlipat ganda jika mampu memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat luas. 3. Mempercepat penyelesaian pekerjaan Keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan ini didasari oleh motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya. Jika menunda suatu pekerjaan, maka pekerjaan yang lain ikut terbengkalai. Di samping itu, ada kompetitor yang memicu peningkatan kinerja. 4. Termotivasi untuk menjadi lebih baik Saat kalian berkompetisi dengan pihak lain, akan tumbuh keinginan untuk menjadi yang paling unggul. Tentunya hal ini membutuhkan persiapan yang matang. Meskipun hasil akhirnya belum tentu sebagai pemenang, tetapi sudah berhasil menunjukkan kemampuan terbaik yang dimiliki merupakan prestasi tersendiri yang patut diapresiasi. 5. Menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggungjawab Keinginan untuk menjadi yang terbaik harus diikuti dengan sikap disiplin dan tanggungjawab. Keduanya merupakan modal utama meraih kesuksesan dalam sebuah kompetisi. 6. Mempererat hubungan antar sesame Pesaing bukan musuh yang harus dikalahkan tetapi merupakan rekan kerja dalam berkompetisi secara sehat. Pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama akan mempererat tali persaudaraan di antara sesama. Peran serta dan keterlibatan masingmasing individu dalam satu kelompok akan semakin memperkuat jalinan hubungan kekeluargaan.



RANGKUMAN PAI BAB 2 Memahami Hakikat dan Mewujudkan Ketauhidan dan dengan Syu'abul (Cabang) Iman Definisi iman: Iman berasal dari bahasa arab dari kata dasar amana-yu’minu-imanan yang berarti beriman atau percaya Iman menurut bahasa lain berarti kepercayaan,keyakinan,ketetapan atau keteguhan hati



Menurut Imam syafi’i (Muhammad bin Idris) ‫ َر ِح َم ُه هللاُ َت َعالَى َع ْن ُه‬dari kitab alumm dikatakan,sesungguhnya yang disebut dengan Iman adalah suatu ucapan,suatu perbuatan dan suatu niat,dimana tidak sempurna salah satunya jika tidak bersamaan dengan yang lain Dalam hal ini manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah ‫و َت َعالَى‬.sejak masih berada di alam roh َ



‫س ْب َح َن ُه‬ ُ



Sebagaimana dalam QS.Al-a’raf:172 ۟ ُ‫ت ِب َر ِّب ُك ْم ۖ َقال‬ َ ۛ ‫وا َبلَ ٰى‬ ْ ‫ور ِه ْم ُذ ِّر َّي َت ُه ْم َوَأ‬ ُ ‫م َألَ ْس‬8ْ ‫ش َهدَ ُه ْم َعلَ ٰ ٓى َأنفُسِ ِه‬ ۛ ‫ش ِهدْ َنٓا‬ ِ ‫َوِإ ْذ َأ َخ َذ َر ُّب َك م ِۢن َبن ِٓى َءا َد َم مِن ُظ ُه‬ ۟ ُ‫َأن َتقُول‬ َ‫وا َي ْو َم ٱ ْلقِ ٰ َي َم ِة ِإ َّنا ُك َّنا َعنْ ٰ َه َذا ٰ َغفِلِين‬ Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", Pilar-pilar keimanan terdiri dari enam perkara yaitu dengan rukun iman yang wajib dimiliki oleh setiap muslim,yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Iman Kepada Allah ‫س ْب َح َن ُه َو َت َعالَى‬ ُ Iman Kepada Malaikat Iman Kepada Kitab Allah‫س ْب َح َن ُه‬ ُ ‫َو َت َعالَى‬ Iman Kepada Nabi dan Rasul Iman Kepada Hari Kiamat atau Hari Akhir Iman Kepada Qadha dan Qadar



Pokok pilar iman ini sebagaimana yang disebutkan dalam QS.an-Nisa/4:136 berbunyi: ۟ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن ٓو ۟ا َءا ِم ُن‬ َ ‫ِى َأ‬ ِ ‫سولِهِۦ َوٱ ْل ِك ٰ َت‬ ِ ‫سولِهِۦ َوٱ ْل ِك ٰ َت‬ ۚ ُ ‫نزل َ مِن َق ْبل‬ ُ ‫ب ٱلَّذِى َن َّزل َ َعلَ ٰى َر‬ ُ ‫وا ِبٱهَّلل ِ َو َر‬ ٓ ‫ب ٱلَّذ‬ ٓ ‫اًۢل‬ ‫ض ٰلَ َبعِيدًا‬ َ َّ ‫ضل‬ َ ْ‫سلِهِۦ َوٱ ْل َي ْو ِم ٱلْ َءاخ ِِر َف َقد‬ ُ ‫َو َمن َي ْكفُ ْر بِٱهَّلل ِ َو َم ٰلَِئ َكتِهِۦ َو ُك ُتبِهِۦ َو ُر‬ Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya



SYU’ABUL IMAN DEFINISI: Menurut Al-Imaam Al-'Allaamah Asy-Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani bin Umar Al-jawi Al bantani di dalam kitab QamiuthThughyan’ala Manzhumati Syu’abul Al-Iman.Dikatakan bahwasanya imam terdiri dari enam pilar seperti tersebut,memiliki beberapa bagian (unsur) dan perilaku yang dapat menambah amal manusia jika dilakukan semuanya,namun juga dapat mengurangi amal manusia apabila ditinggalkannya Terdapat 77 cabang iman,di mana setiap cabang merupakan amalan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang yang mengaku beriman (mukmin) Tujuh puluh tujuh (77) cabang itulah yang disebut syu’abul iman.



Dalil Naqli tentang Syu’abul Iman Amalan-amalan yang merupakan cabang dari iman sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad ‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬. َ yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Hurairah ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ َ ِ ‫ر‬: ُ َ‫ض ٌع َوسِ ُّتون‬ ‫ش ْع َب ًة‬ ْ ِ‫س ْب ُعونَ َأ ْو ب‬ َ ‫ض ٌع َو‬ ْ ِ‫سلَّ َم اِإْلي َمانُ ب‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سول ُ هَّللا‬ ُ ‫َعنْ َأبِي ه َُر ْي َر َة َقال َ َقال َ َر‬ ُ ‫يق َوا ْل َح َيا ُء‬ ‫ان‬ َ ‫َفَأ ْف‬ ِ ‫ش ْع َب ٌة مِنْ اِإْلي َم‬ ِ ‫ضلُ َها َق ْول ُ اَل ِإلَ َه ِإاَّل هَّللا ُ َوَأدْ َناهَا ِإ َما َط ُة اَأْل َذى َعنْ ال َّط ِر‬ Artinya: Dari Abu Hurairah ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ ِ ‫ َر‬.berkata, Rasulullah Saw. bersabda: Iman itu 77 (tujuh puluh tujuh) lebih cabangnya, yang paling utama adalah mengucapkan laa ilaha illallah, dan yang paling kurang adalah menyingkirkan apa yang akan menghalangi orang di jalan, dan malu itu salah satu dari cabang iman. (HR. Muslim No.51) Sabda Rasulullah. ‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ yang lain terkait dengan cabangcabang iman adalah sebagai berikut:



ٌ ‫سلَّ َم َقال َ َثاَل‬ ‫ث َمنْ ُكنَّ فِي ِه َو َجدَ َحاَل َو َة‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫س ْب ِن َمالِكٍ َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َعنْ ال َّن ِب ِّي‬ ِ ‫َعنْ َأ َن‬ َ‫ِب ا ْل َم ْر َء اَل ُي ِح ُّب ُه ِإاَّل هَّلِل ِ َوَأنْ َي ْك َر َه َأنْ َي ُعود‬ َّ ‫سولُ ُه َأ َح َّب ِإلَ ْي ِه ِم َّما سِ َوا ُه َما َوَأنْ ُيح‬ ُ ‫ان َأنْ َي ُكونَ هَّللا ُ َو َر‬ ِ ‫اِإْلي َم‬ ‫ار‬ َ ‫فِي ا ْل ُك ْف ِر َك َما َي ْك َر ُه َأنْ ُي ْق َذ‬ ِ ‫ف فِي ال َّن‬ Artinya:



Dari Anas ‫ َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه‬, dari Nabi Saw. beliau bersabda, tiga hal yang barang siapa ia memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah Swt. dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai (sesuatu) semata-mata karena Allah Swt. dan benci kepada kekufuran, sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka. (HR. Bukhari No.15)



Macam-macam syu’abul iman Terdapat beberapa ahli hadist yang menulis risalah mengenai syu’abul iman atau cabang-cabang iman antara lain: -Imam Baihaqi ‫ َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه‬yang menuliskan kitab Syu’bul Iman; -Abu Abdillah Halimi ‫ َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه‬dalam kitab Fawaid Al-Minhaj; -Syeikh Abdul Jalil ‫ َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه‬dalam kitab Syu’bul Iman; -Imam Abu Hatim ‫ َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه‬dalam kitab Washful Iman Wa Syu’buhu;



Para ahli hadist ini menjelaskan dan merangkum 77 cabang keimanan tersebut menjadi 3 kategori atau golongan berdasarkan pada hadist Imam Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdulloh bin Majah Al Quzwaini (Ibnu Majah) ‫ َر ِح َم ُه هللاُ َت َعالَى َع ْن ُه‬berikut ini: ِ ‫سلَّ َم ااْل ِ ْي َمانُ َم ْع ِر َف ٌة ِبا ْل َق ْل‬ ٍ ِ‫َعنْ َعل ِِّي ا ْبنْ َأ ِبي َطا ل‬ ‫ب‬ ِ ُ ‫س ْول‬ َ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬ ُ ‫ َقال َ َر‬:َ‫ب َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َقال‬ )‫ان (رواه ابن ماجة‬ َ ِّ‫َوق َْول ٌ بِالل‬ ِ ‫ان َو َع َمل ٌ بِااَأْل ْر َك‬ ِ ‫س‬



Artinya: Dari Ali bin Abi Thalib ‫رضِ َي هللاُ َع ْن ُه‬. َ berkata, Rasulullah ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫سلَّ َم‬ َ ‫ َو‬bersabda: "Iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan perwujudan perbuatan," (H.R. Ibnu Majah). Dengan kata lain.dimensi dari keimanan itu menyangkut 3 ranah yaitu: ِ ‫ َم ْع ِر َف ٌة ِبا ْل َق ْل‬yaitu meyakini dengan hati -‫ب‬ - ‫ان‬ َ ِّ‫ َق ْول ٌ ِبالل‬yaitu diucapkan dengan lisan ِ ‫س‬ -‫ان‬ ِ ‫ َع َمل ٌ ِبااَأْل ْر َك‬yaitu mengamalkannya dengan perbuatan anggota badan Adapun pembagian 77 cabang keimanan berdasarkan pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut: -Cabang iman yang berkaitan dengan niat,aqidah,dan hati. -Cabang iman yang berkaitan dengan lisan -Cabang iman yang berhubungan dengan perbuatan dan anggota badan Cabang iman yang berkaitan niat,aqidah,dan hati.ada 30 yaitu: 1. Beriman kepada Allah. 2. Beriman kepada malaikat. 3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya. 4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya. 5. Beriman kepada qadar-Nya. 6. Beriman kepada hari Akhir. 7. Mencintai Allah. 8. Cinta karena Allah. 9. Benci karena Allah. 10. Mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. 11. Berniat ikhlas. 12. Bertobat 13. Khauf 14. Raja’ (berharap kepada Allah). 15. Bersyukur 16. Memenuhi janji 17. Bersabar 18. Ridha terhadap qadha’ Allah 19. Bertawakkal 20. Bersikap rahmah (sayang) 21. Bertawadhu



22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.



Tidak sombong dan ujub. Tidak hasad. Meninggalkan dendam Meninggalkan marah. Berakhlak mulia. Senang dan bahagia dengan kebaikan. Tidak benci. Tidak iri. Tidak dengki.



7 cabang iman yang berkaitan dengan lisan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Melafazkan tauhid Membaca Al Qur’an Mempelajari ilmu Mengajarkan ilmu Berdoa Berdzikir Menjauhi perkataan sia-sia (laghwun). 40 cabang iman yang berkaitan dengan perbuatan dan anggota badan:



1. Membersihkan badan. 2. Menutup aurat. 3. Melaksanakan shalat baik fardhu maupun sunat. 4. Zakat 5. Memerdekakan budak. 6. Bersikap dermawan. 7. Berpuasa 8. Berhaji dan berumrah. 9. Berthawaf 10. Beri’tikaf 11. Mencari malam Lailatul qadr 12. Hijrah 13. Memenuhi nadzar. 14. Menjaga keimanan. 15. Membayar kaffarat. 16. Menikah.



17. Mengurus hak-hak orang yang ditanggungnya. 18. Berbakti kepada kedua orang tua. 19. Mendidik anak. 20. Menyambung tali silaturrahim. 21. Menaati para pemimpin. 22. Menegakkan pemerintahan dengan adil. 23. Mengikuti jamaah. 24. Menaati waliyyul amri. 25. Mendamaikan manusia. 26. Tolong-menolong di atas kebaikan. 27. Menegakkan hudud. 28. Berjihad. 29. Menunaikan amanah. 30. Menunaikan khumus (1/5 ghanimah). 31. Memberikan pinjaman dan membayarnya, serta memuliakan tetangga. 32. Bermu’amalah dengan baik. 33. Mengumpulkan harta dari yang halal. 34. Menginfakkan harta pada tempatnya. 35. Menjawab salam. 36. Mendoakan orang yang bersin. 37. Menghindarkan bahaya. 38. Menghindarkan sesuatu yang bisa mengganggu manusia. 39. Menjauhi perbuatan sia-sia. 40. Menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan.



TANDA-TANDA ORANG YANG BERIMAN Adapun tanda-tanda orang yang beriman,di antaranya dijelaskan dalam sebagai berikut: didalam suroh Al Anfal Sesungguhnya orang-orang Mu’min itu adalah : 1. Apabila dibacakan dibacakan ayat ayatnya bergetarlah hati mereka



‫إنما المؤمنون الذين إذا ذكر هللا وجلت قلوبهم‬ 2. dan apabila ditunjukkan tanda tanda kebesarannya bertambah imannya ‫وإذا تليت عليهم اينته زادتهم إيمانا‬ 3. hanya kepada Tuhannya bertawakal ‫وعلى ربه يتوكلون‬ 4. mendirikan sholat ‫الذين يقيمون الصلوة‬ 5. Membayar zakat ‫وممارزقته ينفقون‬ 6. selalu menepati janji bila ia berjanji mereka akan memperoleh beberapa derajat disisi tuhannya dan ampunan – ‫ كريم‬Y‫أوليك هم المؤمنون حقا لهم درجت عند ربهم ومغفرة ورزق‬ artinya : Mereka itulah orang yang benar benar beriman padanya diberikan beberapa derajat disisi Tuhannya serta ampuna dan rizki yang mulia ْ َ‫ِين ِإ َذا ُذك َِر ٱهَّلل ُ َو ِجل‬ ‫ت قُلُو ُب ُه ْم‬ َ ‫ون ٱلَّذ‬ َ ‫ِإ َّن َما ْٱلمُْؤ ِم ُن‬ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2) ْ ‫َوِإ َذا ُتلِ َي‬ ‫م ِإي ٰ َم ًنا‬Yْ ‫ت َعلَي ِْه ْم َءا ٰ َي ُتهُۥ َزا َد ْت ُه‬ “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2) ‫ك َعلَ ٰى ٰ َٓهُؤ آَل ِء َش ِه ًيدا‬ َ ‫ْف ِإ َذا ِجْئ َنا مِن ُك ِّل ُأ َّم ۭ ٍة ِب َش ِهي ٍد َو ِجْئ َنا ِب‬ َ ‫َف َكي‬



“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)” (QS. An-Nisa: 41). ‫ون‬ َ ُ‫َو َعلَ ٰى َرب ِِّه ْم َي َت َو َّكل‬ “dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal: 2). ‫صلَ ٰو َة‬ َّ ‫ُون ٱل‬ َ ‫ِين ُيقِيم‬ َ ‫“ ٱلَّذ‬ (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3). ‫ون‬ َ ُ‫م يُنفِق‬Yْ ‫َو ِممَّا َر َز ْق ٰ َن ُه‬ “dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Anfal: 3). ٓ ‫ون َح ًّقا‬ َ ‫ِئك ُه ُم ْٱلمُْؤ ِم ُن‬ َ َ‫“ ُأ ۟و ٰل‬ Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya” (QS. AlAnfal: 4).



HIKMAH DAN MANFAAT SYU’ABUL IMAN o



Menghilangkan sifat kepercayaan manusia kepada makhluk, karena sebaik-baiknya tempat bersandar dan meminta tolong hanya Allah SWT.



o



Menanamkan sikap tidak takut dengan kematian, karena ajal manusia adalah hak Allah SWT. Manusia hanya bisa mempersiapkan diri sebaiknya dalam menghadapi maut.



o



Menghadirkan jiwa yang tenang, karena Allah akan selalu menolong hamba-hamba-Nya yang bertakwa.



o



Menjadikan hidup lebih berkualitas, karena iman akan menuntun manusia dalam perbuatan baik dan menjauhkan segala yang dilarang Allah SWT.



o



Menghadirkan sikap ikhlas, karena segala amalan dilakukan hanya demi memperoleh rida Allah SWT.



o



Mendatangkan keberuntungan, karena orang-orang yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT termasuk dalam golongan beruntung.



o



Mencegah sakit jasmani dan rohani, karena iman menjaga mereka dari segala hal yang merugikan kesehatan.