Rangkuman TAP UT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Inisiasi keMateri



1 Teori Pemasaran INISIASI 1 (MANAJEMEN PEMASARAN) BAURAN PROMOSI



Pemasaran modern tidak cukup hanya sekedar mengembangkan produk yang berkualitas, menetapkan harga yang menarik, dan mendistribusikannya hingga tersedia di pasar. Para pemasar juga dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu setiap pemasar harus melakukan fungsi sebagai komunikator dan promotor yang handal. Dalam melakukan komunikasi dengan audien sasarannya, paling tidak ada enam cara utama yang sering dilakukan para pemasar, yaitu : 1. Iklan : setiap bentuk presentasi dan promosi non-pribadi melalui media tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu 2. Penjualan Tatap Muka : presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli yang ditujukan untuk menciptakan penjualan 3. Promosi Penjualan : kegiatan pemasaran selain penjualan tatap muka, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer. 4. Hubungan Masyarakat : upaya-upaya komunikasi yang dirancang oleh suatu organisasi untuk mempengaruhi secara positif sikap terhadap organisasi itu, produknya dan kebijakan-kebijakannya. 5. Publisitas : bentuk khusus hubungan masyarakat yang melibatkan komunikasi tentang suatu organisasi, produknya atau kebijakannya melalui media tanpa biaya pensponsoran dari organisasi itu. 6. Pemasaran Langsung : penggunaan surat, telepon, fax, email dan alat kontak non-personal lainnya untuk mengkomunikasikan secara langsung atau mengumpulkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan spesifik. Memutuskan Bauran Komunikasi Pemasaran Perusahaan-perusahaan harus mengalokasikan anggaran promosi untuk keenam “alat” promosi tersebut. Karena sumberdaya perusahaan sifatnya “terbatas”, maka perusahaan-perusahaan harus mencari cara untuk memperoleh efisiensi dan efektivitas penggunaan bauran promosi tersebut. Masalahnya adalah menentukan variabel bauran promosi yang paling efektif merupakan tugas yang tidak mudah. Dalam praktik, manajemen harus mencari kombinasi yang terbaik atas penggunaan “alat-alat” tersebut.



Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan kombinasi terbaik dari variabel-variabel. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Jumlah Dana b. Sifat Pasar c. Jenis Produk d. Tahap-tahap dalam Daur Hidup Produk



PERANAN DAUR HIDUP PRODUK DALAM STRATEGI PEMASARAN Saudara mahasiswa, seperti sering Anda pelajari, bahwa setiap produk akan mengalami masa-masa dalam daur hidup produknya. Secara umum terdapat empat tahap dalam daur hidup produk yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan tahap penurunan. Pada setiap tahap daur hidup produk, akan memerlukan strategi pemasaran tersendiri. Tahap Perkenalan Tahap ini ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang lambat. Dalam tahap ini relatif hanya terdapat beberapa perusahaan yang menjual produk baru. Mereka cenderung membatasi jenis produknya karena pasarnya dianggap belum siap untuk menerima pembauran-pembauran produk. Terdapat empat strategi pemasaran pada tahap perkenalan, yaitu (1) strategi profil tinggi, (2) strategi penetrasi preemtif, (3) ) strategi penetrasi selektif, dan (4) strategi profil rendah. Jika digambarkan posisi masing-masing strategi dikaitkan dengan promosi dan harga adalah sebagai berikut. HARGA



TINGGI



TINGGI



Strategi Profil Tinggi



RENDAH



Strategi Penetrasi Preemtif



PROMOSI



RENDAH



Strategi Penetrasi Selektif



Strategi Profil Rendah



1. Strategi Profil Tinggi Strategi ini merupakan strategi pemasaran dengan menetapkan harga tinggi dan promosi tinggi. 2. Strategi Penetrasi Preemtif Strategi ini merupakan strategi pemasaran dengan menetapkan harga rendah dan promosi yang tinggi. 3. Strategi Penetrasi Selektif Strategi ini merupakan strategi pemasaran dengan menetapkan harga tinggi dan promosi rendahi. 4. Strategi Profil Rendah Strategi ini merupakan strategi pemasaran dengan menetapkan harga rendah dengan tingkat promosi yang rendah pula.



Tahap Pertumbuhan Strategi pemasaran yang dapat digunakan pada tahap ini adalah: a. Meningkatkan kualitas produk b. Mencari segmen pasar baru c. Selalu mencari saluran distribusi yang baru d. Mengadakan periklanan Tahap Kedewasaan Strategi pemasaran pada tahap ini meliputi: a. Modifikasi pasar b. Modifikasi produk c. Modifikasi bauran pemasaran Tahap Kemunduran Strategi pemasaran yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah a. Mencari produk yang lemah b. Membangkitkan lagi produk tersebut c. Meninggalkan produk tersebut. Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat pelajari pada modul 6 BMP Manajemen Pemasaran.



STRATEGI DISTRIBUSI Perkembangan bisnis di Indonesia terus berlanjut. Jika dibandingkan dengan kondisi beberapa dekade lalu, kondisi saat ini sudah jauh berbeda. Di banyak kota, khususnya di kota-kota besar, dapat dijumpai tempat-tempat belanja modern yang merupakan sekumpulan toko di bawah satu atap dengan fasilitas yang nyaman. Bangunan seperti ini dinamakan shopping mall atau plaza. Perkembangan seperti ini tidak terlepas dari pengaruh perkembangan pemasaran di luar negeri yang upayanya diarahkan pada penyampaian nilai pelanggan. Saluran distribusi, juga disebut saluran pemasaran, pada prinsipnya ditujukan untuk membuat barang dan jasa tersedia bagi konsumen akhir. Saluran pemasaran dapat didefinisikan sebagai: 1. Sejumlah organisasi independen yang memudahkan transfer kepemilikan seperti produk berpindah dari produsen ke pemakai bisnis atau konsumen (McDaniel et al, 2008, h. 362). 2. Sebuah sistem institusi pemasaran yang terorganisasi yang dilalui oleh produk, sumber, informasi, dana, dan/atau arus kepemilikan produk dari titik produksi ke pemakai akhir (Ferrell and Hartline, 2008, h. 257). 3. Semua bisnis dan orang yang terlibat dalam pergerakan fisik dan pemindahan kepemilikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen (Berman and Evans, 2007, h. 8). 4. Sejumlah lembaga yang memindahkan barang dari titik produksi ke titik konsumsi (Dunne and Lusch, 2005, h. 140) Lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus di bidang distribusi disebut perantara pemasaran, atau disebut juga sebagai penyalur. Mereka itu adalah: 1. perantara pedagang, dan 2. perantara agen. PERANTARA PEDAGANG Pada dasarnya, perantara pedagang (merchant middleman) ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya. Dalam hubungannya dengan pemindahan kepemilikan, kegiatan perantara pedagang ini berbeda dengan lembaga lain yang termasuk dalam perantara agen, seperti: perusahaan transpor, perusahaan pergudangan, dan sebagainya. Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan perantara pedagang adalah: a. Pedagang besar (wholesaler, disebut juga grosir). b. Pengecer (retailer). Tidak menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang karena selain membuat barang juga memperdagangkannya. 1. Pedagang Besar



Jika produk dijual ke berbagai macam toko eceran di seluruh wilayah pasar, pedagang besar diperlukan untuk membantu memindahkan produk dari produsen ke pengecer. Istilah pedagang besar ini hanya digunakan pada perantara pedagang yang terikat dengan kegiatan perdagangan besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen akhir. Mereka menawarkan pelayanan kepada pengecer dalam bentuk: a. pemilahan barang dagangan, b. persediaan cadangan, c. kredit, d. pengiriman, dan e. bantuan promosi. Ke-lima pelayanan tersebut sangat memudahkan barang mencapai pengecer yang seterusnya ke konsumen akhir. Kemudian apa yang dimaksud pedagang besar? Pedagang besar didefinisikan oleh Kurtz and Boone (2006) sebagai berikut: Pedagang besar adalah perantara yang mengambil kepemilikan barang yang ditangani dan kemudian mendistribusikan barang tersebut kepada pengecer, penyalur lain, atau kadang-kadang konsumen akhir. Sedangkan definisi lain dikemukan oleh Bennett (1995) sebagai berikut: Pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli, mengambil kepemilikan, biasanya melakukan penyimpanan dan penanganan barang secara fisik dalam jumlah yang besar, dan menjual kembali barang-barang tersebut (biasanya dalam jumlah yang lebih kecil) kepada pengecer atau kepada pemakai industrial atau pemakai bisnis. Pada umumnya, pedagang besar tidak melayani konsumen akhir secara langsung. Akan tetapi, jika hal itu dilakukan pedagang besar menerapkan persyaratan tertentu kepada konsumen akhir agar tidak menyaingi pengecer. Persyaratan yang dimaksud dapat berupa: a. Konsumen akhir harus membeli sejumlah minimum sama dengan yang dikeluarkan oleh seorang pengecer apabila melakukan kulakan pada pedagang besar. b. Apabila konsumen akhir menghendaki jumlah pembelian yang lebih kecil, ia dikenai tambahan pembayaran dalam persentase tertentu sehingga harga per unit barang tidak jauh berbeda dengan harga yang ditawarkan oleh pengecer. c. Konsumen akhir yang membeli eceran harus membayar dengan harga yang sama dengan harga yang ditawarkan oleh pengecer. Kondisi seperti ini sudah banyak diterapkan di negara-negara seperti Britania Raya dan Amerika Serikat. Di Indonesia juga sudah banyak pedagang besar yang menerapkan persyaratan tersebut, khususnya persyaratan ketiga. 2. Pengecer



Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan untuk keperluan bisnis). Namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya penjualan secara langsung dengan para pemakai industrial karena tidak semua barang industrial selalu dibeli dalam jumlah besar. Pelayanan yang ditawarkan oleh pengecer meliputi: a. kepraktisan berbelanja, b. persediaan lokal, c. servis pertukaran, dan d. reparasi. Penggunaan pengecer telah terbukti sangat efektif dan efisien baik bagi konsumen maupun bagi produsen makanan, pakaian, ban, persewaan video, bahan bangunan dan pertukangan, dan otomotif. Adapun definisi pengecer telah dikemukakan oleh Bennett (1995) sebagai berikut: Pengecer adalah perantara pedagang yang melakukan kegiatan bisnis terutama menjual barang kepada konsumen akhir. Definisi tersebut sejalan dengan definisi perdagangan eceran yang dikemukakan oleh McDaniel et al (2008, h. 402) sebagai berikut: Perdagangan eceran (retailing) adalah semua aktivitas yang secara langsung terkait dengan penjualan barang dan jasa pada konsumen akhir untuk digunakan sendiri, bukan untuk bisnis. Adanya kegiatan perdagangan eceran ini telah meningkatkan kualitas hidup konsumen. Ketika seseorang berbelanja makanan, pakaian, potong rambut, buku, dan lain-lain, ia terlibat dalam perdagangan eceran. Pemasaran eceran mempengaruhi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Konsumen menjadi mudah mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Berbagai inovasi dalam pemasaran secara eceran telah berkembang pesat, seperti: (a) kios interaktif yang kebanyakan ditempatkan di pusat perbelanjaan dan bandara (misalnya A & W, Dunkin Donut, Studio Foto Swagaya), (b) superstore, (c) toko gudang rabat, dan (d) supermarket. Sebagian di antara mereka sudah menyediakan monitor sentuh yang dapat memberikan informasi secara elektronik. PERANTARA AGEN Perantara agen (agent middleman) ini dibedakan dengan perantara pedagang karena tidak mempunyai hak kepemilikan atas semua barang yang ditangani. Agen memperoleh sejumlah kompensasi tertentu atas jasa yang diberikannya. Kompensasinya dapat berbentuk komisi atau pembayaran lainnya. Dengan mendasarkan pada pendapat Walters (1977, p. 115), agen dapat didefinisikan sebagai berikut:



Agen adalah lembaga atau individu yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan, pembelian atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak kepemilikan barang yang diperdagangkan. Pada dasarnya, perantara agen dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yakni: (1) agen penunjang (facilitating agent) dan (2) agen pelengkap (supplemental agent). 1. Agen Penunjang Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa, yang terbagi dalam beberapa golongan yaitu (Swastha Dh, 1979): a. Agen pengangkutan borongan (bulk transportation agent). b. Agen penyimpanan (storage agent). c. Agen pengangkutan khusus (specialty shipper). d. Agen pembelian dan penjualan (purchase and sales agent). Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barangbarang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan penjual. Jadi, agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara serempak. Dalam praktek, agen semacam ini dapat dilakukan sendiri oleh si penerima barang. Sebagai contoh, ongkos kirim untuk pengiriman sejumlah barang dapat ditanggung oleh pengirim atau pembeli. Oleh karena itu, agen semacam ini bisa dilakukan atau disewa oleh produsen untuk keperluan penjualan barang, atau dapat pula disewa oleh pembeli untuk keperluan pembelian barang. 2. Agen Pelengkap Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain berupa: a. Jasa pembimbingan/konsultasi b. Jasa finansial c. Jasa informasi d. Jasa khusus lainnya. Berdasarkan macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelengkap dapat digolongkan ke dalam: a. Agen yang membantu di bidang keuangan, seperti bank. b. Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti: biro iklan, lembaga penelitian, dokter, dan sebagainya.



c. Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti televisi, surat kabar, radio dan sebagainya. d. Agen khusus yang tidak termasuk dalam ketiga golongan di muka. Kedua macam perantara (agen dan pedagang) tersebut sama-sama penting dalam pemasaran. Perlu diketahui di sini, bahwa agen dapat menyewa agen-agen lainnya. Sebagai contoh, sebuah biro advertensi dapat menggunakan radio dan televisi sebagai media advertensi bagi perusahaan; begitu pula dalam hal pengangkutan, perusahaan angkutan dapat menyewa alat-alat transpor pada perusahaan lain. SALURAN DISTRIBUSI BARANG KONSUMEN Adapun macam-macam saluran distribusi barang konsumen adalah: 1. Produsen - Konsumen Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, produsen dapat memanfaatkan internet untuk melayani konsumen secara langsung. Tentunya, basis data konsumen dan situs web produsen menjadi sangat penting. Saluran seperti ini disebut sebagai saluran distribusi langsung atau saluran distribusi pendek. 2. Produsen - Pengecer - Konsumen Seperti halnya dengan jenis saluran yang pertama (produsen-konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi tidak langsung. Di sini, pengecer besar melakukan pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. Yang terakhir ini disebut saluran distribusi langsung; dan tidak umum dipakai. 3. Produsen - Pedagang Besar - Pengecer - Konsumen Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja. 4. Produsen - Agen - Pengecer - Konsumen Di sini, produsen memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.



5. Produsen - Agen - Pedagang Besar - Pengecer - Konsumen Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlibat dalam saluran distribusi ini adalah terutama agen penjualan. SALURAN DISTRIBUSI BARANG INDUSTRIAL Karena karakteristik yang ada pada barang industrial berbeda dengan barang konsumen, maka saluran distribusi yang dipakainya juga agak berbeda. Seperti halnya pada saluran distribusi barang konsumen, saluran distribusi untuk barang industrial juga mempunyai kemungkinan/kesempatan yang sama bagi produsen untuk menggunakan kantor dan cabang penjualan. Kantor dan cabang penjualan ini dipakai untuk mencapai lembaga distribusi berikutnya. Ada empat macam saluran yang dapat digunakan untuk mencapai pemakai industrial. Keempat macam saluran distribusi tersebut adalah: 1. Produsen - Pemakai Industrial Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industrial ini merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi langsung ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industrial relatif cukup besar. Saluran distribusi semacam ini cocok untuk barang-barang industrial seperti: lokomotif, kapal, pesawat terbang, dan sebagainya (yang tergolong jenis instalasi). 2. Produsen - Distributor Industrial - Pemakai Industrial Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan perlengkapan asesori kecil dapat menggunakan distributor industrial untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industrial sebagai penyalurnya, antara lain: produsen bahan bangunan, produsen alat-alat untuk pembangunan, produsen alat pendingin udara (AC) dan sebagainya. 3. Produsen - Agen - Pemakai Industrial Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka menggunakan agen. 4. Produsen - Agen - Distributor Industrial - Pemakai Industrial Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Selain itu, faktor penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya. MENENTUKAN BANYAKNYA PENYALUR



Setelah menentukan saluran distribusi yang akan dipakai, produsen perlu menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga alternatif pilihan, yaitu: (1) distribusi intensif, (2) distribusi selektif, dan (3) distribusi eksklusif. 1. Distribusi Intensif Distribusi intensif ini dapat digunakan oleh produsen yang menjual barang konvenien. Perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan mencapai konsumen akhir. Semua itu dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen. Makin cepat konsumen terpenuhi kebutuhannya, mereka makin merasakan adanya kepuasan. Sedangkan untuk barang industrial, distribusi intensif ini biasanya terbatas untuk jenis perlengkapan operasi atau barang standar lainnya, seperti obeng, minyak pelumas, dan sebagainya. 2. Distribusi Selektif Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih sejumlah pedagang besar dan/atau pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis tertentu. Biasanya saluran ini dipakai untuk memasarkan produk baru, barang shopping atau barang spesial, dan barang industrial jenis peralatan asesori. Perusahaan dapat beralih ke distribusi selektif apabila hal ini lebih menguntungkan daripada distribusi intensif, sehingga jumlah pengecer yang digunakan akan lebih terbatas. Penggunaan saluran distribusi selektif ini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan dengan jumlah transaksi yang lebih terbatas. 3. Distribusi Eksklusif Distribusi eksklusif ini digunakan oleh perusahaan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar tertentu. Jadi produsen hanya menjual produknya kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Dengan hanya satu penyalur, produsen akan lebih mudah dalam mengadakan pengawasan, terutama pengawasan pada tingkat harga eceran maupun pada usaha kerja sama dengan penyalur dalam periklanan. Penyalur sendiri juga memiliki keuntungan karena banyak pembeli yang membeli kepadanya. Pada umumnya, distribusi eksklusif ini banyak dipakai: a. Untuk barang-barang spesial. b. Apabila penyalur bersedia memelihara persediaan dalam jumlah besar sehingga pembeli lebih leluasa dalam memilih produk yang akan dibelinya. c. Apabila produk yang dijual memerlukan servis purna-jual (pemasangan, reparasi dan sebagainya), misalnya mobil, alat pendingin udara (AC), almari es, mesin pertanian, alat-alat konstruksi bangunan dan sebagainya.



Materi TTM TAP (Rev)



MANAJEMEN OPERASI PEMILIHAN LOKASI Permasalahan mengenai pemilihan lokasi berkaitan dengan pemilihan lokasi baru karena perusahaan baru berdiri atau karena perusahaan melakukan ekspansi. Dalam ranah manajemen operasi, pemilihan lokasi dimaksudkan untuk pemilihan lokasi fasilitas yang dapat berupa pemilihan lokasi pabrik, pemilihan lokasi gudang, atau pemilihan lokasi untuk perusahaan jasa (toko, konsultan, dokter, dll). 1. Pemilihan lokasi dengan penilaian kuantitatif faktor lokasi Pemilihan lokasi dengan cara ini dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi, misalnya pasar, sumber material atau bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, tersedianya sumber tenaga atau pembangkit listrik, transportasi, dll. Contoh: PT. MAKMUR ABADI tengah mempertimbangkan untuk melakukan perluasan pabrik karena semakin meningkatnya permintaan. Dalam menentukan pabrik yang baru, pihak manajemen PT. MAKMUR ABADI menggunakan metode mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi. Ada dua alternatif pilihan kota yang secara perkiraan kasar dirasa cukup representatif untuk dijadikan lokasi pabrik baru, yaitu di Bekasi atau di Semarang. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi oleh pihak manajemen adalah sebagai berikut.



Faktor Lokasi



Hasil penilaian Bekasi



Hasil penilaian Semarang



Lokasi pasar



Sangat baik



Baik



Lokasi sumber material



Kurang



Baik



Tersedianya tenaga kerja



Cukup



Sangat baik



Tersedianya sumber tenaga



Sangat baik



Kurang



Insentif ekonomis



Cukup



Sangat kurang



Komunitas lingkungan



Kurang



Baik



Fasilitas transportasi



Kurang



Sangat baik



Persyaratan teknis



Sangat baik



Cukup



Harga tanah



Cukup



Baik



~1~



Materi TTM TAP (Rev)



Untuk dapat menentukan kota manakah yang dipilih, maka hasil penilaian secara kualitatif tersebut harus dikuantitatifkan. Misalnya, apabila hasil penilaian adalah sangat baik diberi nilai 5, baik diberi nilai 4, cukup diberi nilai 3, dan kurang diberi nilai 2. Masing-masing faktor juga perlu diberi bobot mengingat setiap faktor mempunyai pengaruh yang tidak sama tehadap pemilihan lokasi. Perusahaan harus menentukan faktor manakah yang dianggap berpengaruh bagi keberhasilan perusahaan dan faktor manakah yang tidak. Pihak manajemen memutuskan bahwa sumber material dan ketersediaan tenaga kerja memiliki pengaruh terbesar bagi perusahaan. Oleh karena itu manajemen perusahaan memberi bobot 3 untuk kedua macam faktor lokasi tersebut. Pengaruh yang agak besar bagi perusahaan adalah faktor komunitas lingkungan, sehingga diberi bobot 2. Faktor yang lain semuanya diberi bobot 1. Dengan adanya pembedaan besar pengaruh masing-masing faktor lokasi tersebut maka perhitungan pemilihan lokasi sebagai berikut.



Faktor Lokasi Lokasi pasar Lokasi sumber material Tersedianya tenaga kerja Tersedianya power Insentif ekonomis Komunitas lingkungan Fasilitas transportasi Persyaratan teknis Harga tanah Jumlah



H



Bekasi N B



SB K C SB C K K SB C



5 2 3 5 3 2 2 5 3



1 3 3 1 1 2 1 1 1



T (NxB) 5 6 9 5 3 4 2 5 3 42



H



Semarang N B



B B SB K SK B SB C B



4 4 5 2 1 4 3 3 4



1 3 3 1 1 2 1 1 1



T (NxB) 4 12 15 2 1 8 3 3 4 52



Keterangan: H = hasil, N = nilai, B = bobot, T = total Dari tabel di atas dapat terlihat ternyata kota Semarang memiliki nilai yang lebih tinggi daripada kota Bekasi. Oleh karena itu, PT. MAKMUR ABADI sebaiknya memilih mendirikan pabrik baru di Semarang.



2. Pemilihan lokasi berdasarkan analisis biaya Pemilihan lokasi berdasarkan analisis biaya dilakukan dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel. Lokasi yang dipilih ditentukan berdasarkan biaya yang paling murah.



~ 2unit ~ produk x biaya variabel) Total biaya = biaya tetap + (kapasitas/jumlah



Materi TTM TAP (Rev)



Contoh: PT. LANGGENG SEJAHTERA berencana untuk mendirikan pabrik baru. Pabrik baru ini direncanakan beroperasi pada kapasitas 10.000 unit per periode. PT. LANGGENG SEJAHTERA mempunyai alternatif lokasi di Cikarang atau Bogor. Setelah manajemen perusahaan melakukan analisis biaya untuk masing-masing alternatif lokasi tersebut, manajemen perusahaan mengetahui bahwa biaya tetap per periode dan biaya variabel per unit yang harus dikeluarkan perusahaan pada masing-masing alternatif lokasi tersebut adalah apabila mendirikan di Cikarang, maka biaya tetap yang ditanggung adalah sebesar Rp20.000.000 per periode dan biaya variabel sebesar Rp2.000 per unit. Sedangkan apabila mendirikan pabrik di Bogor, maka biaya tetap yang akan ditanggung adalah sebesar Rp40.000.000 per periode dan biaya variabel adalah sebesar Rp1.000 per unit. JAWABAN Berdasarkan data tersebut, maka dapat dicari biaya total per lokasi sebagai berikut. Cikarang : 20.000.000 + (10.000 x 2.000) = 40.000.000 Bogor : 40.000.000 + (10.000 x 1.000) = 50.000.000 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka PT. LANGGENG SEJAHTERA sebaiknya mendirikan pabrik di Cikarang karena biaya totalnya lebih murah. LATIHAN 1. PT. ABADI tengah mempertimbangkan untuk mendirikan gudang baru seiring dengan meningkatnya permintaan produk dan luasnya daerah pemasaran. PT. ABADI memiliki alternatif pilihan lokasi yaitu di Surabaya atau di Semarang. Faktor-faktor yang dinilai berpengaruh terhadap pilihan lokasi gudang adalah daerah pemasaran, keamanan, sarana transportasi, pajak daerah, dan harga tanah. Hasil analisis awal terhadap dua kota tersebut adalah sebagai berikut. No. 1. 2. 3. 4. 5.



Faktor Daerah pemasaran Keamanan Sarana transportasi Pajak daerah Harga tanah



Surabaya Sangat baik Kurang Baik Baik Sangat baik



Semarang Sangat baik Cukup Sangat baik Baik Baik



Pihak manajemen akan menganalisis faktor-faktor tersebut. Faktor yang dinilai sangat baik diberi nilai 5, baik diberi nilai 4, cukup diberi nilai 3, dan kurang diberi nilai 2. Pihak manajemen memutuskan bahwa pajak daerah merupakan faktor paling penting dan diberi bobot 3. Keamanan dan sarana transportasi



~3~



Materi TTM TAP (Rev)



merupakan faktor penting berikutnya dan diberi nilai 2, daerah pemasaran dan harga tanah diberi nilai 1. Berdasarkan data tersebut, analisislah lokasi mana yang sebaiknya dipilih!. 2.



PT. MAJU akan mendirikan pabrik baru karena semakin meningkatnya permintaan produk. Pabrik baru tersebut direncanakan akan dibangun di Surabaya, Cikarang, Semarang, atau Bekasi. Data biaya tetap dan biaya variabel adalah sebagai berikut.



Nama Kota Surabaya Cikarang Semarang Bekasi



Biaya tetap/th Rp55.000.000,Rp57.000.000,Rp53.000.000,Rp58.000.000,-



Biaya variabel/unit Rp250.000,Rp225.000,Rp270.000,Rp260.000,-



Tentukan lokasi mana yang sebaiknya dipilih apabila perusahaan merencanakan tingkat produksi sebesar 5.000 unit per periode.



~4~



Materi TTM TAP (Rev)



PERSEDIAAN Setiap perusahaan manufaktur akan memiliki persediaan karena dibutuhkan untuk kelancaran proses produksi. Bahan baku merupakan persediaan yang harus ditentukan jumlahnya dengan benar agar produksi dapat berjalan sekaligus dapat menghemat biaya. Adanya persediaan akan menimbulkan dua macam biaya yaitu biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan persediaan sepanjang waktu tertentu. Biaya pemesanan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pemesanan barang. Kedua biaya tersebut bersifat kebalikan. Misalnya, kita melakukan pemesanan bahan baku untuk satu tahun dalam sekali waktu, misalnya di awal tahun, maka biaya yang mengikuti adalah biaya pesan menjadi murah (hanya memesan satu kali) sedangkan biaya simpan menjadi mahal (karena menyimpan dalam jumlah yang banyak). Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan agar penggunaan kedua biaya tersebut menjadi optimal. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan Economic Order Quantity (EOQ). Suatu perusahaan tidak dapat memesan barang yang diperlukan hanya satu kali di awal tahun karena beebrapa alasan, misalnya gudang tidak mencukupi atau bahan tidak tahan lama. Oleh karena itu dilakukan beberapa kali pembelian dalam satu tahun. Nah, dengan EOQ akan dapat diketahui jumlah pembelian yang paling optimal (Q) untuk setiap kali pemesanan sehingga biaya pemesanan dan biaya penyimpanan menjadi seimbang. Rumus EOQ:



Q P R C



= = = =



Q=



2 PR C



jumlah optimal untuk setiap kali pemesanan biaya pemesanan setiap kali pesan kebutuhan barang selama satu tahun biaya penyimpanan per unit



Contoh Soal: PT. Damai Sentosa adalah sebuah perusahaan yang memproduksi alat-alat elektronik. Salah satu bahan baku yang diperlukan adalah bahan AA yang banyak digunakan untuk berbagai jenis produk. Permintaan tahunan untuk bahan AA adalah 1.000 unit. Biaya pemesanan adalah Rp100.000 per pemesanan, dan biaya penyimpanan adalah Rp5.000 per unit. Tentukan jumlah optimal setiap pemesanan! Jawab. R = 1.000 P = 100.000



~5~



Materi TTM TAP (Rev)



C = 5.000 Q =



2 PR C



=



2(100 .000 )(1.000 ) 5.000



= 40.000 = 200 unit Artinya, dalam setiap kali pemesanan, bahan AA akan dipesan sebanyak 200 unit. Setelah kita mengetahui jumlah optimal dalam setiap pemesanan (Q), kita juga dapat mengetahui jumlah pemesanan yang dibuat sepanjang tahun (N) dan waktu yang diinginkan antar pemesanan (T) sebagai berikut: Permintaan R Jumlah pemesanan dalam satu tahun: N = --------------------------------- = ---Jumlah unit yang dipesan Q Jumlah hari kerja per tahun Jumlah waktu antar pemesanan: T = -----------------------------------N Contoh Soal: Berdasarkan data PT. Damai Sentosa sebelumnya, maka untuk menentukan jumlah pemesanan dalam satu tahun (N) dan waktu antar pemesanan (T) dengan jumlah hari kerja 250 hari adalah sebagai berikut. Permintaan



N=



=



Jumlah unit yang dipesan Jumlah hari kerja per tahun T=



Jumlah pemesanan



=



1.000 200



= 5 pesanan per tahun



250 = 50 , 5



artinya pemesanan berikutnya dilakukan 50 hari setelah pemesanan sebelumnya.



Berdasarkan contoh tersebut, maka Anda dapat simpulkan bahwa untuk jenis bahan AA, pemesanan optimal yang dilakukan PT. Damai Sentosa adalah sebanyak 5 kali pemesanan per tahun dengan jumlah pembelian sebanyak 200 unit per pemesanan. Jarak antar pemesanan adalah 50 hari sejak pemesanan sebelumnya dilakukan.



LATIHAN



~6~



Materi TTM TAP (Rev)



PT. Sandang Prima merupakan perusahaan yang memproduksi pakaian mulai pakaian anak-anak sampai dengan pakaian dewasa. Dalam berproduksi, PT. Sandang Prima menggunakan setidaknya tiga bahan baku utama , yaitu bahan baku A, bahan baku B, dan bahan baku C. Agar dapat melakukan pekerjaan dengan lebih efektif, PT. Sandang Prima memutuskan untuk menggunakan sistem EOQ dalam pengadaan bahan bakunya. Sistem ini diharapkan mampu menghemat sebanyak 25% dari biaya persediaan yang selama ini dikeluarkan PT. Sandang Prima. Adapun data biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan kebutuhan bahan selama satu tahun untuk bahan baku yang digunakan adalah: - Biaya pemesanan Rp. 500.000 / pesan (untuk semua bahan baku) - Biaya penyimpanan Rp. 10.000 / roll (untuk semua bahan baku) - Kebutuhan bahan baku A = 100.000 roll per tahun - Kebutuhan bahan baku B = 80.000 roll per tahun - Kebutuhan bahan baku C = 50.000 roll per tahun 1. Tentukan pembelian yang paling optimal masing-masing bahan untuk setiap kali pesan dengan menggunakan EOQ. 2. Berapa kali pemesanan dilakukan dalam satu tahun?



PENJADWALAN PROYEK (DIAGRAM JARINGAN KERJA) Proyek merupakan suatu usaha untuk memenuhi atau menyelesaikan tugas yang bersifat unik dan tidak rutin. Apabila tugas-tugas yang ada bersifat rutin, maka kegiatan tersebut tidak tergolong sebagai suatu proyek. Pengertian proyek bukan hanya sebatas pada kegiatan-kegiatan pembangunan gedung-gedung saja, tetapi dapat juga berupa kegiatan-kegiatan lain yang tidak bersifat fisik. Contoh proyek misalnya konstruksi fasilitas dan gedung-gedung seperti rumah, pabrik, pusat perbelanjaan; pengembangan sistem persenjataan misalnya pesawat tempur baru atau kapal perang baru; pengembangan sistem satelit baru, konstruksi jaringan pipa minyak, pengembangan sistem computer baru, perencanaan konser musik atau turnamen olahraga; serta pengenalan produk baru ke pasar. Untuk menentukan waktu penyelesaian suatu proyek, maka dapat digunakan diagram jaringan kerja. Aturanaturan dalam penggambaran diagram jaringan kerja adalah sebagai berikut.



~7~



Materi TTM TAP (Rev)



Activity on Node (AON) A



B



C



Arti dan Kegiatan Kegiatan B dapat dimulai setelah kegiatan A selesai dan kegiatan C dapat dimulai setelah kegiatan B selesai. Kegiatan C dapat dimulai setelah kegiatan A dan B selesai.



A C B



Kegiatan B dan C dapat dimulai setelah kegiatan A selesai.



B A C



A



C



B



D



A



C



B



D



A



B



Kegiatan C dan D dapat dimulai setelah kegiatan A dan B keduanya sudah selesai.



Kegiatan C dapat dimulai setelah kegiatan A dan B selesai; kegiatan D dapat dimulai setelah kegiatan B selesai.



D



Kegiatan B dan C dapat dimulai setelah kegiatan A selesai; kegiatan D dapat dimulai setelah kegiatan B dan C selesai.



C



Contoh: Rumah sakit ”Sehat Murah” mendapat teguran dari dinas kesehatan setempat berkaitan dengan polusi udara yang ditimbulkan oleh rumah sakit. Pimpinan rumah sakit akan membangun sistem penyaringan udara untuk mengurangi polusi udara, dan dinas kesehatan memberikan waktu selama 16 minggu. Agar dapat melakukan pembangunan dengan lebih cepat, pimpinan rumah sakit menggunakan jasa kontraktor sehingga waktu 16 minggu dapat dipenuhi. Pihak kontraktor mulai menyusun jadwal kerja proyek sebagai berikut.



~8~



Materi TTM TAP (Rev)



PENJADWALAN PROYEK RUMAH SAKIT ”SEHAT MURAH” Kegiatan A



Penjelasan



Kegiatan Pendahulu



Waktu (minggu) 2



B



Membangun komponen internal Memodifikasi atap dan lantai -



C



Membangun tumpukan



A



2



D



Menuangkan beton dan memasang rangka



A, B



4



E



Membangun pembakar temperatur tinggi Memasang sistem kendali polusi Membangun alat pencegah polusi udara Pemeriksaan dan pengujian



C



4



C



3



D, E



5



F, G



2



F G H



3



Tentukan waktu penyelesaian proyek dengan menggunakan diagram jaringan kerja ! A



C



F



2



2



3 E



H



4 B



D



3



4



2 G 5



Setelah diagram jaringan kerja tergambar, maka langkah selanjutnya adalah menentukan berapa lama waktu penyelesaian proyek dengan menggunakan jalur kritis. Jalur kritis adalah jalur yang memiliki waktu terlama diantara jalur-jalur yang lain di dalam diagram jaringan kerja.



~9~



Materi TTM TAP (Rev)



Berdasarkan gambar tersebut, maka kita uraikan terlebih dahulu jalur-jalur yang ada dan kita jumlahkan waktu penyelesaiannya. Kemudian kita pilih yang memiliki jalur terlama. 1. 2. 3. 4.



Jalur A-C-F-H Jalur A-D-G-H Jalur A-C-E-G-H Jalur B-D-G-H



= = = =



2+2+3+2 = 9 minggu 2+4+5+2 = 13 minggu 2+2+4+5+2 = 15 minggu 3+4+5+2 = 14 minggu



LATIHAN Suatu perusahaan akan melakukan pembangunan dengan urut-urutan pekerjaan sebagai berikut. Kegiatan Kegiatan Waktu (bulan) Pendahuluan A 2 B A 5 C B 1 D B 10 E C 3 F C 6 G D 8 H E,F 5 I G,H 7 Gambarkan diagram jaringan kerja dan tentukan jalur kritisnya. Berapa lama proyek dapat diselesaikan?



~ 10 ~



Inisiasi keMateri



3 Teori MSDM



INISIASI III Manajemen Sumber Daya Manusia



Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu dari 4 (empat) kompetensi utama yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa Program Studi Manajemen. Secara umum mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia berisi tentang aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk mengurus/mengelola dan mengkoordinasikan sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang meliputi aktivitas perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen calon karyawan, pengembangan karyawan, penilaian kinerja dan pengembangan karier, pemberian kompensasi dan kesejahteraan karyawan, pengelolaan hubungan ketenagakerjaan dan evaluasi fungsi manajemen sumber daya manusia. Berkaitan dengan ujian TAP EKMA4500, tidak seluruh materi pada BMP Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) akan diujikan pada ujian TAP tersebut. Sesuai dengan acuan TAP EKMA4500, materi MSDM hanya meliputi dua topik besar, yaitu rekrutmen dan sistem penghargaan dan kompensasi. Topik-topik tersebut akan dibahas sebagai berikut.



PEREKRUTAN Peran utama perekrutan sumber daya manusia adalah membangun sebuah pasokan calon katyawan baru yang potensial yang sewaktu-waktu organisasi dapat menariknya jika membutuhkan. Bowin dan Harvey (2001) mendefinisikan rekrutmen sebagai proses untuk menemukan, menarik, dan mengidentifikasi pool calon karyawan yang berkualitas dalam jumlah yang memadai untuk mengisi angkatan kerja yang dibutuhkan saat ini dan di masa yang akan datang. Sumber perekrutan Perekrutan calon karyawan dapat merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus dalam upaya perusahaan membangun suatu pool pelamar yang berkualitas bagi kebutuhan sumber daya manusia di masa mendatang, walaupun tidak ada suatu lowongan yang bersifat khusus pada saat ini. Praktik ini juga memungkinkan perusahaan untuk memelihara kontak dengan sumber perekrutan/karyawan. Terdapat berbagai sumber karyawan yang umumnya dapat digunakan organisasi/perusahaan untuk melakukan perekrutan. Suatu organisasi dapat mengisi jabatan tertentu, baik dengan orang yang ada di dalam organisasi yang telah siap untuk



6



dipekerjakan, ataupun orang yang berasal dari luar organisasi. Masing-masing sumber tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Sumber Internal Pada dasarnya, lowongan jabatan dapat diisi secara internal melalui tiga cara, yaitu 1) melalui transfer, yaitu mentransfer seorang karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang serupa dalam satu perusahaan; 2) melalui promosi, yaitu mempromosikan seorang karyawan dari suatu jabatan yang lebih rendah ke jabatan yang lebih tinggi tingkatannya; dan 3) melalui peningkatan (upgrading), yaitu meningkatkan level pendidikan atau keahlian seorang karyawan yang pada saat ini memegang jabatan. Suatu pendekatan untuk mengidentifikasi individu-individu yang cocok untuk promosi atau peningkatan adalah memanfaatkan inventori sumber daya manusia dari angkatan kerja yang ada. Organisasi meneliti inventori dari calon-calon yang berkualitas. Selanjutnya, calon-calon tersebut diminta untuk melamar posisi yang ditawarkan jika mereka tertarik. Berkaitan dengan sumber karyawan internal ini, Byars dan Rue (1997) berpendapat, jika suatu organisasi dapat efektif dalam perekrutan dan seleksi karyawan di masa lalu, maka salah satu sumber bakat yang terbaik adalah karyawan yang dimilikinya (internal). Oleh karena itu, organisasi perlu membuat persediaan keahlian (skill inventory) untuk digunakan pada saat mengidentifikasi pelamar internal bagi suatu lowongan jabatan tertentu. Untuk membantu masalah persediaan keahlian ini, dapat digunakan suatu pendekatan yang disebut job posting and bidding. Pendekatan ini bersifat komputer yang mudah diakses oleh karyawan. Perangkat lunak komputer tersebut memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan (to match) antara jabatan yang tersedia dengan keahlian dan pengalaman mereka. Perangkat lunak komputer tersebut, kemudian dapat menginformasikan di mana letak kesenjangan yang ada, sehingga karyawan mengetahui apa yang mereka perlukan jika mereka ingin berkompetisi untuk suatu jabatan tertentu. Di waktu yang lalu, job posting sedikit lebih tertinggal daripada penggunaan buletin dinding dan publikasi perusahaan untuk advertensi pembukaan jabatan. Saat ini job posting telah menjadi salah satu teknik perekrutan yang lebih inovatif, yang digunakan oleh organisasi dan dipandang sebagai suatu komponen yang terintegrasi dari sistem manajemen karier yang efektif (Ivancevich, 1992). Pekerja Sambilan (Part Time) dan Teman Karyawan Menurut Ivancevich (1992), pekerja sambilan ini dapat digunakan jika terdapat kekurangan pekerja dalam jangka pendek, atau jika tidak diperlukan pekerja dalam jumlah besar. Perusahaan dapat menawarkan pembayaran dengan berbagai macam tipe bonus pada pekerja sambilan tersebut di luar cara penggajian yang telah baku. Selain pekerja sambilan, perusahaan dapat memanfaatkan teman karyawan. Sebelum mencari calon karyawan di luar, banyak organisasi meminta karyawan yang ada pada saat ini mendorong teman atau familinya melamar lowongan yang ditawarkan organisasi tersebut. Beberapa organisasi bahkan menawarkan “honor penemuan (finders fee)” dalam bentuk insentif bagi yang berhasil menyerahkan calon karyawan yang berkualitas. Perekrutan Eksternal Apabila organisasi telah kehabisan pasokan pelamar internalnya, maka harus beralih kepada sumber eksternal untuk melengkapi tenaga kerjanya. Banyak metode tersedia untuk perekrutan



7



eksternal, di antaranya menurut Ivancevich, 1992 adalah melalui media advertensi, agen penempatan tenaga kerja, perusahaan pencari eksekutif, dan acara-acara khusus untuk perekrutan (special events recruiting). Media Advertensi Organisasi memasang advertensi untuk mendapatkan calon karyawan baru. Berbagai media dapat digunakan dan yang paling umum adalah iklan lowongan pekerjaan melalui koran. Di samping itu, dapat juga digunakan publikasi bisnis dan profesional. Media lain adalah billboard, radio, telepon, TV dan sekarang banyak digunakan internet. Dalam pembuatan advertensi tentang rekrutmen, tempat yang paling baik untuk memulai adalah citra perusahaan. Sebagai contoh, General Mills menggunakan logo Trix Cereal-nya untuk menciptakan pengakuan seketika oleh para lulusan MBA. Namun demikian, menggunakan logo perusahaan semata-mata tidaklah cukup. Advertensi harus konsisten dengan citra perusahaan secara keseluruhan. Artinya, advertensi harus mencerminkan nilai perusahaan yang sedang mencari karyawan. Suatu contoh inovatif untuk merekrut perawat telah digunakan dalam suatu advertensi (kampanye) Pusat Medis Rumah Sakit Anak di Cincinnati. Advertensi tersebut menarik kesadaran perawat akan kebanggaan terhadap diri dan profesi mereka. Advertensi tersebut dimuat dalam harian Cincinnati Engineer dengan judul utama, “Perawat adalah orang yang cerdas dan mereka tahu bagaimana membuat Anda menjadi lebih baik”, “Perawat adalah orang baik dan mereka tidak akan tertawa ketika Anda menangis” ditulis dengan tulisan tangan anak-anak dikombinasikan dengan lukisan tangan gambar perawat dan anak. Advertensi pada kolom surat kabar (misal, iklan kecil) harus dipersiapkan secara hatihati. Kehati-hatian tersebut misalnya dalam memilih media, mempelajari peraturanperaturan tentang advertensi di media dan menganalisis dampaknya setelah pemuatan di media. Suatu hal yang juga harus diperhatikan dalam memasang advertensi di surat kabar adalah, advertensi tidak boleh melanggar persyaratan tentang persamaan hak untuk memperoleh pekerjaan yang diindikasikan melalui preferensi terhadap suku bangsa tertentu, agama, pribumi, atau jenis kelamin. Agen Penempatan Tenaga Kerja dan Perusahaan Pencari Eksekutif Walaupun memiliki tujuan yang sama, kedua istilah tersebut memiliki perbedaan dalam banyak hal penting. Perusahaan pencari eksekutif cenderung memusatkan usahanya pada posisi manajerial level atas dengan gaji di atas seratus juta rupiah per bulan, sedangkan agen terutama berurusan dengan manajemen level menengah atau bawah. Hampir semua perusahaan pencari eksekutif menerima fee, tidak peduli apakah usahanya berhasil atau tidak, sedangkan agen biasanya dibayar jika mereka secara nyata-nyata telah menyediakan calon karyawan yang akan diangkat. Terakhir, perusahaan pencari eksekutif pada umumnya memasang: tarif tinggi untuk jasanya. Salah satu alasannya adalah, karena perusahaan tersebut senantiasa ikut terlibat dalam usaha perekrutan sehingga dapat memelihara kepercayaan diri, baik organisasi yang merekrut maupun orang yang sedang direkrut. Acara-acara Khusus untuk Perekrutan Jika pasokan karyawan tidak tersedia banyak atau jika organisasi adalah organisasi baru yang belum dikenal, beberapa organisasi telah berhasil menggunakan acara-acara khusus



8



untuk menarik karyawan yang potensial. Acara-acara tersebut dapat berupa open house, mengunjungi Kantor Pusat yang diprogramkan, memberikan literatur, memanfatkan kesempatan pada saat pertemuan dengan para profesional. Pimpinan organisasi dapat juga mengadakan pidato/ceramah di pertemuan-pertemuan asosiasi atau sekolah-sekolah untuk meningkatkan citra organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobil Ford mengadakan simposium di kampus-kampus dan memberikan sponsor acara-acara budaya untuk menarik perhatian terhadap kualifikasi karyawannya yang baik. Salah satu pendekatan yang paling menarik dalam metode ini adalah menggelar apa yang dinamakan oleh Ivancevich sebagai job fairs dan native daughter and son days, yaitu sekelompok perusahaan yang memberikan sponsor pertemuan atau pameran (exhibition) di mana masing-masing perusahaan memiliki anjungan untuk mempublikasikan jabatan yang tersedia/lowong. Sementara ahli menyatakan bahwa metode ini dapat memangkas biaya perekrutan sekitar 80 persen. Acara-acara tersebut dapat diadakan pada hari libur agar dapat dihadiri oleh para mahasiswa. Perekrutan Lewat Kampus Proses perekrutan lewat kampus ini sama dengan cara perekrutan lainnya. Dalam metode ini, suatu organisasi mengirim seorang karyawan (biasanya disebut perekrut) ke kampus untuk mewawancarai calon karyawan dan menjelaskan mengenai organisasi kepada para calon tersebut. Bersamaan dengan acara kunjungan tersebut, brosur dan literatur lain tentang organisasi dibagi-bagikan. Di samping itu, organisasi juga dapat mengadakan advertensi untuk menarik mahasiswa atau menyelenggarakan seminar di mana eksekutif perusahaan berbicara tentang berbagai hal yang dihadapi organisasi. Ciri khas perekrutan di kampus adalah, pencari pekerjaan mendaftar di Pelayanan penempatan di kampus (college placement service). Pelayanan penempatan tersebut merupakan pasar tenaga kerja yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan manajer untuk bertemu dan mendiskusikan pengangkatan pegawai yang potensial. Selama musim perekrutan calon karyawan disarankan untuk melihat skedul pemuatan informasi melalui surat kabar mahasiswa, mailings, bulletin, dan sebagainya. Di tempat pelayanan penempatan, para calon menyiapkan diri untuk wawancara pendahuluan dengan para manajer dan menerima brosur serta literatur lainnya mengenai perusahaan. Setelah wawancara pendahuluan dan sebelum meninggalkan kampus, masing-masing perekrut mengundang para calon yang terpilih untuk melakukan kunjungan ketempat kerja pada tanggal yang ditentukan bersama. Kepada para calon yang berada pada urutan lebih rendah dari daftar calon yang terpilih, diberitahukan bahwa mereka akan dipertimbangkan dan dipanggil jika mahasiswa yang terpilih pada urutan di atasnya tidak menerima (menolak) pekerjaan yang telah ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Mahasiswa yang diundang ke tempat kerja banyak menerima informasi tentang jabatan dan bertemu dengan supervisor serta eksekutif yang cukup potensial. Para mahasiswa tersebut kemungkinan juga akan menerima serangkaian tes, untuk keperluan itu semua organisasi yang akan menanggung biayanya. Suatu tawar-menawar akan terjadi pada gaji dan kesejahteraan, tergantung pada pasar kerja pada saat itu. Selanjutnya, calon akan memutuskan untuk menerima atau menolak tawaran pekerjaan tersebut. ANALISIS JABATAN



9



Analisis jabatan adalah suatu cara sistematis untik mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi mengenai tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab dari suatu jabatan tertentu. Informasi pekerjaan tersebut dapat membedakan aktivitas dan perilaku pekerjaan, interaksi, standar kinerja, rencana anggaran, peralatan dan teknologi, kondisi pekerjaan, supervisi, serta pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan. Analisis jabatan merupakan hal yang mendasar dalam aktivitas manajemen sumber daya manusia. Tanpa data yang akurat dan rinci tentang profil dari masing-masing jabatan, jenis-jenis kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan, serta pengalaman, pendidikan dan pelatihan yang disyaratkan untuk menduduki jabatan tersebut, maka perencanaan SDM akanmenjadi sulit. Dengan demikian, analisis jabatan merupakan proses yang sistematis untuk menggumpulkan, menganalisis, dan mengelolainformasi mengenai tugas dan pekerjaan, menentukan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas serta mengidentifikasi tugas dan pekerjaan yang dibutuhkan dalam satu jabatan. Selanjutnya, analisis jabatan yang baik akan menghasilkan deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. Analisis jabatan merupakan suau proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan berbagai operasi dan kewajiban suatu jabatan. Dengand emikian analisis jabatan akan mencoba mengupas suatu jabatan dengan memberi jawaban atas suatu pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan, bagaimana menjalankannya, dan mengapa pekerjaan tersebut harus dilakukan. Jenis-jenis Analisis Jabatan 1. Analisis Jabatan Berbasis Tugas Tugas merupakan kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah wajar yang diperlukan dalam pelaksanaanpekerjaan. Untuk pekerjaan yang tetap berdasarkan tugas, maka proses analisis jabatan dapat dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Analisis jabatan yang berdasarkan pada tugas akan lebih memperjelas apa yang dilakukan secara spesifik pada suatu pekerjaan. Selanjutnya dalam pengembangan deskripsi jabatan, tugas digunakan untuk mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan dan membuat daftar fungsi pekerjaan. 2. Analisis Jabatan Berbasis Kompetensi Kompetensi adalah karakteristik dasar yang daoat dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu atau tim. Beberapa alasan yang digunakan organisasi menggunakan pendekatan kompetensi untuk analisis jabatan: 1) Mengkomunikasikan perilaku yang utama dan dihargai ke seluruh organisasi 2) Meningkatkan tingkat kompetensi organisasi 3) Memfokuskan kemampuan individu untuk meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi Dengan menggunakan pendekatan kompetensi, maka kompetensi-kompetensi yang diperlukan individu untuk melaksanakan pekerjaansebagai tim dapat diidentifikasi. Selain itu, kriteria seleksi aktivitas sumber daya manusia perlu direvisi untuk memfokuskan pada kebutuhan kompetensi yang berbeda untuk setiap pekerjaan. Metode Analisis Jabatan Hasil dari analisis jabatan adalah deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. Proses analisis jabatan sendiri sebenarnya merupakan suatu pengumpulan data. Beberapa metode yangd apat digunakan dalam analisis jabatan adalah: a. Kuesioner b. Menuliskan cerita singkat (written narrative)



10



c. Pengamatan (observasi) d. Wawancara (interview) Lebih lengkap mengenai analisis jabatan dapat Anda pelajari pada Modul 4. Program pemberian penghargaan dan kompensasi karyawan Byars dan Rue (1997) mengemukakan bahwa terdapat beberapa prakondisi yang harus dipenuhi agar dapat mengimplementasikan program upah untuk kinerja (pay-for-performance program) secara berhasil, seperti: 1. percaya pada manajemen. Jika karyawan skeptis terhadap manajemen, maka akan sulit membuat program upah untuk kinerja dapat berjalan dengan baik. Unsur kepercayaan ini penting bagi keberhasilan pengimplementasian program upah untuk kinerja; 2. tidak adanya batasan kinerja. Oleh karena program upah untuk kinerja pada umumnya didasarkan pada kemampuan dan usaha karyawan, maka pekerjaan harus ditata (distruktur) sedemikian rupa sehingga kinerja karyawan tidak terhambat oleh faktor-faktor di luar kontrol mereka. Artinya, ketidakjelasan batasan-batasan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh karyawan akan menyulitkan karyawan mencapai kinerja yang dipersyaratkan; 3. adanya supervisor dan manajer yang terlatih baik. Supervisor dan manajer harus terlatih baik dalam merancang dan mengukur standar kinerja. Tanpa adanya keahlian merancang standar dan pengukuran kinerja dengan baik, akan sulit memperoleh alat pengukur kinerja yang dapat dipercaya dan valid; 4. adanya sistem pengukuran yang baik. Kinerja harus di dasarkan pada kriteria pekerjaan yang spesifik dan berfokus pada pencapaian hasil. Artinya, harus ada standar dan ukuran kinerja dengan baik, akan sulit melaksanakan program upah untuk kinerja secara adil; 5. kemampuan untuk membayar. Porsi balas jasa yang dikaitkan dengan kinerja harus cukup besar, sehingga dapat menarik perhatian karyawan. Artinya, jika karyawan melihat penambahan pendapatan tidak proporsional dengan kenaikan kinerja, maka mereka akan enggan meningkatkan kinerja secara signifikan; 6. harus jelas perbedaan antara biaya hidup, senioritas, dan merit. Dengan tidak adanya bukti yang kuat terhadap perbedaan tersebut, secara alamiah karyawan akan beranggapan bahwa kenaikan upah yang mereka terima adalah sebagai kenaikan biaya hidup atau karena semakin senior; 7. kebijaksanaan upah secara keseluruhan dikomunikasikan dengan baik. Karyawan harus memperoleh pemahaman yang jelas tentang sejauh mana kesesuaian antara upah berdasarkan jasa dengan gambaran upah secara keseluruhan; 8. harus ada skedul penghargaan yang fleksibel. Perusahaan akan lebih mudah untuk mengadakan program upah untuk kinerja yang dipercaya jika semua karyawan tidak menerima penyesuaian upah pada tanggal yang sama. Sebab dengan adanya penyesuaian upah pada tanggal yang sama, secara alamiah karyawan akan beranggapan bahwa perubahan upah yang mereka terima tidak berkaitan dengan kinerja mereka. Mengaitkan Upah dan Kinerja Berdasarkan beberapa hasil studi menunjukkan bahwa jika upah tergantung pada kinerja, maka kinerja individu maupun kelompok secara konsisten akan lebih tinggi dibanding jika tidak ada ketergantungan tersebut (Fisher, et al., 1990). Selanjutnya teori pengharapan (expectancy)



11



Vroom menyatakan bahwa hubungan kinerja-upah adalah penting untuk memotivasi kinerja. Sebagaimana nampak pada Gambar 4, model pengharapan memiliki tiga komponen utama, yaitu: a. pengharapan, yaitu persepsi individu mengenai kemungkinan bahwa usaha akan menuju kepada penyelesaian pekerjaan atau kinerja; b. perantara (instrumentality), yaitu persepsi terhadap kemungkinan bahwa kinerja akan menghasilkan penerimaan penghargaan (misal upah atau penghargaan); c. valensi, yaitu nilai subjektif atau keinginan bahwa karyawan menempatkan pada pencapaian penghargaan tertentu. Beberapa teori yang berkaitan dengan sistem penghargaan efektif Pemberian penghargaan dikatakan efektif jika karyawan melihat hubungan langsung antara kinerja dan pencapaian penghargaan yang diinginkan (Schuster, 1985). Artinya, untuk memberikan dasar motivasi karyawan organisasi tidak hanya mengadakan sistem penghargaan yang memadai, tetapi karyawan juga harus menyadari bahwa pencapaian penghargaan yang diinginkan akan mengalir secara langsung dari kinerja yang sukses. Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa teori perilaku, yaitu: KEADILAN DALAM PENGUPAHAN Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pada dasarnya sistem kompensasi tidak dapat ditetapkan secara absolut. Artinya, upah untuk masing-masing individu harus dibuat “relatif” dengan upah orang lain. Hal ini, di samping mudah dalam mengendalikannya, juga karena karyawan seringkali menilai upah yang mereka terima dikaitkan (dibandingkan) dengan upah yang diterima karyawan lain (Noe, et al., 2000). Mereka, pada umumnya, ingin diperlakukan secara adil di dalam pengupahan. Teori Keadilan (Equity Theory) Berbicara mengenai keadilan dalam pengupahan, kita dapat menggunakan teori keadilan (equity theory) untuk menjelaskannya. Keadilan adalah keseimbangan antara masukan (inputs) yang diberikan seorang karyawan ke dalam pekerjaan dan ke luaran (outcomes) yang diterima karyawan yang bersangkutan dari hasil melaksanakan pekerjaan (Fisher, et al., 1990). Faktorfaktor yang termasuk dalam masukan adalah faktor pengalaman, pendidikan, keahlian khusus, usaha, dan waktu untuk bekerja. Sedangkan ke luaran meliputi upah, tunjangan, keberhasilan, pengakuan/ penghargaan, dan berbagai bentuk penghargaan lain. Teori keadilan menyatakan bahwa, karyawan akan menilai tentang keadaan keadilan yang ada pada diri mereka dan membandingkan kondisi mereka dengan orang lain. Teori keadilan juga menyatakan bahwa, individu akan selalu berbuat sesuatu untuk mencoba melepaskan tekanan yang diciptakan oleh suatu pandangan ketidakadilan. Sebagai contoh, seorang polisi yang merasa bahwa dia mengeluarkan usaha yang lebih banyak pada kegiatan-kegiatan yang mengandung risiko lebih besar dibanding (misalnya) yang dikeluarkan oleh petugas pemadam kebakaran, dalam suatu komunitas yang sama dan dengan tingkat pendapatan yang sama akan menebus ketidakadilan tersebut dalam beberapa tindakan, seperti (1) mengurangi input/usaha (misal, tidak bekerja keras); (2) meningkatkan pendapatan (misal, korupsi); dan (3) meninggalkan keadaan yang menyebabkan ketidakadilan (misal, ke luar dari organisasi atau menolak bekerja sama dengan karyawan yang dinilai memperoleh penghasilan yang berlebih).



12



Secara matematis, teori keadilan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut (Fisher,et al.,1990).



Karyawan



Perbandingan dengan Orang Lain



Penghargaan yang saya peroleh (outcomes) Kontribusi yang saya berikan (inputs)



= Penghargaan yang diterima orang lain Kontribusi yang diberikan orang lain



= Adil



Penghargaan yang saya peroleh (outcomes) Kontribusi yang saya berikan (inputs)



< Penghargaan yang diterima orang lain Kontribusi yang diberikan orang lain



= Tidak Adil (di bawah penghargaan)



Tindakan untuk menebus ketidakadilan adalah: 1. Karyawan mengurangi input/usaha (misal, tidak bekerja keras) 2. Karyawan berusaha meningkatkan pendapatan (misal, korupsi) 3. Karyawan meninggalkan situasi yang menyebabkan ketidakadilan (misal, ke luar organisasi) Penghargaan yang saya peroleh (outcomes) Kontribusi yang saya berikan (inputs)



> Penghargaan yang diterima orang lain Kontribusi yang diberikan orang lain



= Tidak Adil (di atas penghargaan)



Tindakan untuk menebus ketidakadilan adalah: 1. Karyawan meningkatkan kontribusi (misal, bekerja keras atau bekerja lebih lama) 2. Karyawan dapat meminta menurunkan upah 3. Karyawan dapat meningkatkan kontribusi lainnya, dan sebagainya. Sumber: Fisher, et al., 1990.



Selanjutnya, Fisher et al. (1990), menjelaskan bahwa keadilan (dalam pengupahan) dibedakan dalam tiga jenis: keadilan internal, eksternal, dan individual. Keadilan internal mengacu pada hubungan antarjabatan di dalam suatu organisasi. Sebagai contoh, pada umumnya karyawan berharap direktur perusahaan mendapat penghasilan lebih besar daripada wakil direktur. Selanjutnya, wakil direktur memperoleh gaji lebih besar dibanding manajer pabrik, dan seterusnya. Dalam keadilan internal ini diasumsikan bahwa, kompensasi berhubungan dengan level pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk melaksanakan jabatan dengan berhasil. Oleh karena itu, suatu hal yang tidak mengherankan ketika seseorang yang berada pada suatu struktur yang tinggi dalam organisasi memperoleh penghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang berada pada level di bawahnya, karena mereka dituntut untuk memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang lebih tinggi. Dikatakan terdapat keadilan internal apabila perbedaan upah di antara jabatan di dalam organisasi dianggap fair. Karyawan, pada umumnya, akan membuat pembandingan upah dengan level jabatan yang lebih rendah, yang sama dan level yang lebih tinggi. Hasil dari pembandingan tersebut akan mempengaruhi sikap umum karyawan, seperti kesediaan dipindah ke jabatan lain di dalam organisasi; kesediaan menerima promosi; kesediaan bekerja sama lintas jabatan; dan komitmen terhadap organisasi. Keadilan eksternal mengacu pada pembandingan pekerjaan-pekerjaan yang serupa di dalam organisasi yang berbeda. Fokusnya pada, apakah karyawan pada organisasi lain diupah untuk melakukan pekerjaan yang umumnya sama. Hasil dari pembandingan ini akan mempengaruhi keputusan pelamar untuk menerima pekerjaan yang ditawarkan organisasi, begitu pula akan mempengaruhi sikap dan keputusan karyawan tentang apakah akan tetap bekerja dalam suatu 13



organisasi atau pindah ke tempat lain. Contoh keadilan eksternal ini, adalah upah yang diterima oleh direktur dari berbagai macam perusahaan listrik. Sedangkan keadilan individu mengacu pada pembandingan di antara individu dalam jabatan/pekerjaan yang sama dan dalam organisasi yang sama. Sebagai contoh, gaji untuk jabatan sekretaris dalam satu perusahaan. Setelah mengadakan pembandingan baik secara internal maupun eksternal, ditentukan (misalnya) gaji untuk semua sekretaris dalam suatu perusahaan antara Rp1.200.000,- dan Rp1.600.000,- per bulan. Pada umumnya, yang menjadi masalah pada keadilan internal adalah menentukan tingkat upah masing-masing sekretaris. Apakah didasarkan pada senioritas atau pada kinerja. Kalau didasarkan pada senioritas, nilai-nilai apa apa yang menjadi dasar pertimbangan pada setiap tambahan tahun pengabdian. Sebaliknya, kalau didasarkan pada kinerja bagaimana mengukur kinerja. Bagaimana menerjemahkan perbedaan kinerja ke dalam perbedaan.



14



INISIASI IV MANAJEMEN KEUANGAN Memahami Kondisi Keuangan Perusahaan Dalam materi ini pertama kali akan dibahas mengenai pemahaman laporan keuangan karena semua keputusan manajer keuangan akan didasarkan pada laporan keuangan yang telah disusun. Secara umum, laporan keuangan yang disusun oleh setiap perusahaan antara lain laporan neraca, laporan rugi laba dan laporan arus kas. ✓ Laporan neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat, biasanya pada akhir periode. ✓ Laporan rugi laba adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan selama satu periode. ✓ Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi kas suatu perusahaan pada akhir periode. Dari laporan-laporan tersebut dapat dilihat kinerja perusahaan tersebut apakah perusahaan mempunyai prospek yang baik atau tidak. Untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahaan, kita dapat melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu : A. Rasio leverage. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahan menggunakan utang. Beberapa analisis menggunakan rasio solvabilitas yang berarti mengukur kemampuan memenuhi kewajiban keuangannya. Beberapa rasio yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut. 1) Debt to equity ratio. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara utang dengan modal sendiri. Dinyatakan dalam rasio sebagai berikut. total kewajiban Debt to equity ratio = modal sendiri *Perhatikan bahwa rasio ini menggunakan angka-angka yang ada dalam laporan laba rugi.



2) Times interst earned. Rasio ini mengukur seberapa banyak laba operasi (kadang juga ditambah dengan penyusutan) mampu membayar bunga utang. Dinyatakan dalam rumus: Laba operasi + penyusutan Times interest earned = bunga 3) Debt service coverage. Kewajiban finansial yang timbul karena menggunakan utang tidak hanya karena membayar bunga dan sewa guna (leasing). Ada juga



1



kewajiban dalam bentuk pembayaran angsuran pokok pinjaman. Debt service coverage dirumusakan sebagai berikut. (laba operasi + penyusutan) DSC = Bunga + sewa guna + {(angsuran pokok pinjaman)/(1-t)} *t = tarif pajak penghasilan (income tax).



B. Rasio Likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Rasio yang digunakan meliputi: 1) Modal kerja neto dengan total aktiva. Modal kerja neto menunjukkan secara kasar, potensi cadangan kas dari perusahaan. Rasio ini dinyatakan sebagai berikut. Modal kerja netto NWC – TA = x 100% Aktiva total 2) Current ratio. Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Rasio ini dinyatakan sebagai berikut. Aktiva lancar Current ratio = Utang lancar 3) Quick atau Acid Test Ratio. Oleh karena persediaan merupakan rekening yang paling lama untuk berubah menjadi kas, maka rekening persediaan mungkin dikeluarkan dari perhitungan. Dengan demikian, maka rasionya dinyatakan sebagai berikut. (aktiva lancar – persediaan) Quick ratio = Utang lancar



C. Rasio profibalitias dan efisiensi. Rasio-rasio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan). Mungkin juga efisiensi ingin dikaitkan dengan penjualan. Beberapa rasio yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut. 1) Rentabilitas Ekonomi. Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Rasio rentabilitas ekonomis ditunjukkan sebagai berikut. laba operasi Rentabilitas ekonomi = x 100% (rata-rata) aktiva



2



2) Rentabilitas modal sendiri atau return on equity. Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. laba setelah pajak Rentabilitas modal sendiri = x 100% (rata-rata) modal sendiri 3) Return on investment (ROI). ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Rumus ROI sebagai berikut. Laba setelah pajak ROI = x 100% (rata-rata) aktiva 4) Profit Margin. Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Rumus profit margin sebagai berikut. Laba operasi Profit margin = x 100% penjualan



5) Perputaran aktiva. Rasio ini mengukur seberapa banyak penjualan bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki. Rumus perputaran aktiva sebagai berikut. penjualan Perputaran aktiva = x 1 kali (rata-rata) aktiva



6) Perputaran piutang. Rasio ini mengukur seberapa cepat piutang dilunasi dalam satu tahun. Penjualan kredit Perputaran piutang =



x 1 kali (rata-rata) piutang 7) Perputaran persediaan. Rasio ini mengukur berapa lama rata-rata barang berada di gudang. Harga pokok penjualan Perputaran persediaan=



x 1 kali (rata-rata) persediaan



D. Rasio-rasio nilai pasar. Rasio=rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan keuangan dan pasar modal. Rasio-rasio tersebut adalah sebagai berikut.



3



1) Price Earning Ratio. Rasio ini membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan). Rumusnya sebagai berikut. Harga saham Price Earnings Ratio (PER) =



x 1 kali Laba per lembar saham



2) Market to book value ratio. Harga saham Market to book value ratio =



x 1 kali Nilai buku per saham



Contoh. Neraca PT. TSR pada 31 Desember 19x1 dan 19x2 (dalam jutaan rupiah).



Kas Sekuritas Piutang Persediaan Total aktiva lancar Aktiva tetap (bruto) Akumulasi penyusutan Aktiva tetap (neto) TOTAL



19x1



19x2



22



25



10 170 117 319



15 176 112 328



700 (100) 600



700 (150) 550



919



878



19x1



19x2



91



89



Utang wesel Utang pajak Utang bank Kewajiban lancar



40 30 120 281



20 32 120 261



Utang jangka panjang Modal sendiri: Saham Laba yg ditahan TOTAL



200



100



300 138 919



300 217 878



Utang dagang



Laporan Lab Rugi PT. TSR, 1/1/19x2 - 31/12/19x2 (dalam jutaan rupiah)



4



Penjualan



2,200



Biaya operasi, tdk termasuk depresiasi & amortisasi Earnings before interest taxes depreciation and amortazion (EBITDA)



1,850 350



Depresiasi Amortisasi Depresiasi dan amortisasi Laba operasi (EBIT) dikurangi bunga Laba sbl pajak (EBT) Pajak 32% Laba stlh pajak (EAT)



50 0 50 300 56 244 78 166



Rasio-rasio keuangan: 1. Debt to equity ratio 19x2 = (100+261)/(517) = 0,411 = 41,1% Artinya perusahaan dibiayai oleh utang sebesar 41,1 %. Atau kreditor menyediakan Rp0,411 pendanaan untuk setiap Rp1 yang disediakan oleh pemegang saham. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan semakin besar batas pengaman kreditor jika terjadi kerugian. 2. Time interest earned 19x2 = 300/56 = 5,36 Artinya biaya bunga dapat ditutup 5,36 kali dari laba sebelum bunga dan pajak. Jika nilai ini lebih rendah dari nilai rata-rata industri, maka perusahaan akan menghadapi kesulitan jika berusaha mencari pinjaman dana. 3. Debt service coverage 19x2 = (300+56)/[56+{50/(1-0,35)}] = 2,63 Artinya (misal, angsuran pokok pinjaman ter th yg hrs dibayar perusahaan adalah Rp50 jt dan tarif pajak (=t) adalah 35%) 4. NWC-TA 19x2 = (328-261)/878 x 100% = 0,076 Artinya: kira-kira 7,6% dari total aktiva bisa diubah menjadi kas dalam waktu pendek setelah dipakai melunasi kewajiban jangka pendeknya. 5. Current ratio 19x2 = 328/261 = 1,26 Artinya setiap Rp1 hutang lancar dijamin dengan Rp1,26 aktiva lancar atau Rp1,26 modal kerja. Semakin tinggi rasio ini, perusahaan semakin dianggap mampu untuk memenuhi kewajiban lancarnya. 6. Quick atau acid test ratio 19x2 = (328-112) / 261 = 0,83 Artinya karena quick ratio dibawah 1, maka aktiva cepat yang ada tidak mampu membayar kewajiban lancar. Setiap Rp1 kewajiban lancar, hanya mampu dipenuhi oleh aktiva cepat sebesar Rp0,83 7. Rentabilitas ekonomis 19x2 = [300/{(919+878)/2}] x 100% = 33,4% Artinya laba yang dapat dihasilkan adalah sebesar 33,4% dari aktiva yang dimiliki. 8. Rentabilitas modal sendiri 19x2 = [166/{438+517)/2}] x 100% = 34,8 9. ROI 19x2 = [166/{919 + 878)/2}] x 100% = 18,5%



5



10. Profit margin 19x2 = (300/2.200) x 100% = 13,6% Artinya setiap Rp1 penjualan dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp0,13. 11. Perputarn aktiva 19x2 = 2.200/[(919+878)/2] x 1 kali = 2,45 kali Artinya: rata-rata periode pengumpulan aktiva adalah 360 hari/2,45 = 146,94 hari 12. Perputaran piutang 19x2 = 2.200/{(170 + 176)/2} x 1 kali = 12,7 kali Artinya: rata-rata periode pengumpulan piutang adalah 360 hari/12,7 = 28.3 hari 13. Perputaran persediaan 19x2 = 1.500/(117+112)/2 x 1 kali = 13,1 Artinya: rata-rata barang berada di gudang selama 350 hari/13,1 = 27,5 hari. 14. Price earnings ratio = 800/166 x 1 kali = 4,8 kali. 15. Market to book ratio = 800/517 = 1,55.



Setelah Saudara dapat menghitung kemampuan perusahaan dengan menggunakan rumus rasio keuangan, tahap berikutnya yang perlu Saudara ketahui adalah bagaimana menafsirkan rasio-rasio keuangan tersebut. Untuk menafsirkan rasio keuangan kita menggunakan asumsi bahwa metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang akan kita analisis adalah konsisten dari waktu ke waktu, dan sama dengan yang digunakan oleh perusahaan lain. Ada dua cara untuk menafsirkan rasio keuangan yaitu : A. Membandingkan dengan rasio-rasio keuangan perusahaan di masa yang lalu. B. Membandingkan dengan rasio keuangan perusahaan-perusahaan lain dalam satu industri. Dari ke dua cara diatas cara kedua yang paling baik karena dapat mengetahui kedudukan relatif perusahaan kita dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain.



Investasi Jangka Panjang



Investasi jangka panjang merupakan investasi yang perputarannya lebih dari satu tahun. Biasanya perusahaan mewujudkan dalam bentuk investasi aktiva tetap. Karakteristik dari investasi aktiva tetap ini adalah memerlukan jumlah dana yang cukup besar dan perputarannya lebih dari satu tahun. Untuk itu sebelum melakukan investasi ini perlu dilakukan analisis apakah rencana investasi aktiva tetap tersebut menguntungkan atau tidak. Untuk menganalis tersebut dapat digunakan metode : 1. Net Present Value (NPV) 2. Payback 3. Internal Rate of Return (IRR) 4. Average Rate of Return (ARR)



6



Metode NPV Metode ini merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows keseluruhan dari suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan discount rate tertentu. Terdapat beberapa dasar pengertian yang perlu dipahami terlebih dahulu, yaitu : 1. Pengertian Present Value, Present value adalah nilai sekarang. Untuk menentukan beberapa nilai sekarang perlu digunakan discount rate atau tingkat keuntungan yang diharapkan. Misalnya : Suatu investasi diharapkan selama 3 tahun mendatang akan menghasilkan keuntungan rata-rata Rp1.000.000,00 per tahun. Apabila tingkat discount ratenya 10 % maka nilai sekarang dari keuntungan tersebut adalah. PV 1 = Rp1.000.000,00 X 0,909 *) = Rp 909.000,00 PV 2 = Rp1.000.000,00 X 0,826 = Rp 826.000,00 PV 3 = Rp1.000.000,00 X 0,751 = Rp 751.000,00 --------------------------Total Present Value = Rp2.486.000,00 *) Untuk menentukan discount factor pada discount rate 10 % lihat tabel A1. A Jadi nilai sekarang dari penerimaan Rp1.000.000,00 per tahun selama 3 tahun adalah Rp2.486.000,00. Perhatikan bahwa nilai ini lebih kecil daripada nilai perkiraan sebesar Rp3.000.000 (3 x Rp1.000.000). 2. Pengertian cash flow Cash flow atau proceed atau net cash flows adalah laba setelah pajak (EAT) + depresiasi. 3. Pengertian Net Investment (Outlay) merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk investasi Rumus NPV = PV net cash flow – PV net investment Kriteria yang dipakai untuk menolak atau menerima suatu investasi dengan menggunakan metode NPV adalah investasi yang menghasilkan NPV positif dan terbesar. Contoh 1 : Proyek A dan B membutuhkan investasi sebesar Rp8.000.000,00 Pola cash flow untuk masing proyek diperkirakan sebagai berikut. Tahun 1 2 3



Proyek A Rp4.000.000,00 Rp4.000.000,00 Rp2.000.000,00



Proyek B Rp1.000.000,00 Rp2.000.000,00 Rp3.000.000,00



7



Proyek manakah yang menguntungkan apabila dapat penilaian menggunakan metode NPV. Discount rate diperhitungkan 8 %. 4



Rp1.000.000,00



Proyek A. PV Penerimaan tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,926 2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 3 = Rp2.000.000,00 X 0,794 4 = Rp1.000.000,00 X 0,735 Total PV Proceed



Rp4.000.000,00



=Rp 3,704.000,00 =Rp 3,428.000,00 = Rp 1,588.000,00 = Rp 735.000,00 --------------------------= Rp 9.455.000,00



PV pengeluaran = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 -------------------------NPV = Rp 1.455.000,00 Proyek B. PV penerimaan tahun 1 = Rp1.000.000,00 X 0,926 = Rp 926.000,00 2 = Rp2.000.000,00 X 0,857 = Rp 1,714.000,00 3 = Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2.382.000,00 4 = Rp4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.040.000,00 --------------------------Total PV Proceed = Rp 7.062.000,00 PV pengeluaran = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 ---------------------------NPV = Rp - 938.000,00 Kesimpulan : Proyek yang diterima adalah Proyek A karena menghasilkan NPV positif sebesar Rp1.455.000,00



Contoh 2 : Sebuah perusahaan akan berinvestasi dengan membeli satu mesin baru. Terdapat penawaran mesin yang akan diimpor dari Jepang dengan harga Rp300.000.000, taksiran umur ekonomis mesin selama 4 tahun dan nilai sisa sebesar Rp80.000.000 pada tahun keempat berdasarkan perhitungan metode penyusutan garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar Rp100.000.000 pada tahun pertama sampai dengan tahun keempat. Pihak manajemen harus menentukan apakah mesin tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan ataukah tidak. Apabila hasil analisis finansial menunjukkan bahwa mesin tersebut



8



memberi keuntungan, maka perusahaan akan membelinya. Sebaliknya, apabila ternyata mesin tersebut tidak memberikan keuntungan, maka perusahaan akan beralih ke tawaran lain yang lebih menguntungkan. Pertanyaan: Tentukan apakah penawaran mesin dari Jepang tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV) dengan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun ! Jawab: Penyusutan per tahun = (harga perolehan – nilai sisa) / usia ekonomis = (300.000.000 – 80.000.000) / 4 = Rp55.000.000 Maka, kas masuk bersih tahun I – tahun IV =Rp100.000.000 + Rp55.000.000 = Rp155.000.000 PV kas masuk tahun I PV kas masuk tahun II PV kas masuk tahun III PV kas masuk tahun IV



= 155.000.000/(1+0,16)1 = 155.000.000/(1+0,16)2 = 155.000.000/(1+0,16)3 = 155.000.000/(1+0,16)4



= = = =



133.620.689,7 115.190.249,7 99.301.939,4 85.605.120,17 ------------------ + 433.717.999



PV nilai sisa di tahun IV = 80.000.000/(1+0,16)4 = 44.183.287,83 NPV = -300.000.000 + 433.717.999 + 44.183.287,83 = +Rp177.901.286, Dengan demikian, karena NPV bernilai positif, maka berarti mesin dari Jepang tersebut menguntungkan sehingga keputusannya adalah dibeli. Alternatif jawaban kedua dengan menggunakan tabel PV: Penyusutan per tahun = (harga perolehan – nilai sisa) / usia ekonomis = (300.000.000 – 80.000.000) / 4 = Rp55.000.000 Maka, kas masuk bersih tahun I – tahun IV = Rp100.000.000 + Rp55.000.000 = Rp155.000.000 PV kas masuk tahun I s.d tahun IV adalah: Tabel A2 (16%,4) x 155.000.000 = 2,798 x 155.000.000 = 433.690.000 PV nilai sisa di tahun IV: Tabel A1 (16%,4) x 80.000.000 = 0,552 x 80.000.000 = 44.160.000 NPV = -300.000.000 + 433.690.000 + 44.160.000 = 177.850.000 Dengan demikian, karena NPV bernilai positif, maka berarti mesin dari Jepang tersebut menguntungkan sehingga keputusannya adalah dibeli.



9



Payback Period Metode ini mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi semula, melalui proceed yang dihasilkan dalam setiap periode. Untuk itu metode ini sering disebut metode yang paling sederhana, karena tidak memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money), sehingga cash flows tidak dikaitkan dengan discount rate tertentu. Contoh 1: Proyek A dan B membutuhkan investasi masing-masing sebesar Rp10.000.000,00 Pola cash flow untuk masing proyek diperkirakan sebagai berikut. Tahun 1 2 3 4



Rp Rp Rp Rp



Pola Cash Flows Proyek A Proyek B 5.000.000,00 Rp 3.000.000,00 5.000.000,00 Rp 4.000.000,00 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00 2.000.000,00 Rp 4.000.000,00



Dari data tersebut di atas, maka payback period dapat dihitung : Proyek A = 2 tahun Proyek B = 3 tahun Dengan demikian, apabila dibandingkan, maka proyek A lebih menguntungkan karena waktu pengembalian investasi menjadi lebih cepat. Metode payback tersebut dapat juga dimodifikasi agar agar tidak timbul kelemahan, yaitu dengan jalan memperhitungkan memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money), sehingga pola cash flows dikalikan dengan discount ratenya. Metode ini disebut metode Payback period yang didiskontokan Contoh 2 : Dari soal di atas, apabila ke dua proyek tersebut diperhitungkan dengan discount rate 8 %, maka Payback period yang didiskontokan adalah : Proyek A. PV Proceed tahun 1 = Rp5.000.000,00 X 0,926 = Rp 4,630.000,00 2 = Rp5.000.000,00 X 0,857 = Rp 4,285.000,00 3 = Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2,382.000,00 4 = Rp2.000.000,00 X 0,735 = Rp 1,470.000,00



Dari data tersebut di atas, maka payback period yang didiskontokan adalah :



10



Proyek A: Tahun 1: Rp 4.630.000,00 Tahun 2: Rp 4,285.000,00 Rp 8.915.000,00 Sisa: Rp.10.000.000 – Rp. 8.915.000 = Rp.1.085.000 Pemasukan tahun ke 3: (Rp.1.085.000/Rp.2.382.000) x 12 bln = 5,46 bulan = 5,5 bulan Pengembalian Proyek A selama



= 2 tahun; 5,5 bulan



Proyek B. PV Proceed tahun 1= 2= 3= 4=



Rp3.000.000,00 X 0,926 Rp4.000.000,00 X 0,857 Rp3.000.000,00 X 0,794 Rp4.000.000,00 X 0,735



Tahun 1: Rp Tahun 2: Rp Tahun 3: Rp Rp



2,778.000,00 3,428.000,00 2,382.000,00 8.588.000,00



= Rp = Rp = Rp = Rp



2,778.000,00 3,428.000,00 2,382.000,00 2.940.000,00



Sisa: Rp.10.000.000 – Rp. 8.588.000 = Rp.1.412.000 Pemasukan tahun ke 4: (Rp.1.412.000/Rp.2.940.000) x 12 bln = 5,76 bulan = 5,8 bulan Pengembalian Proyek B selama



= 3 tahun; 5,8 bulan



Internal Rate of Return (IRR) Prinsip dari metode ini adalah bagaimana menentukan discount rate yang dapat mempersamakan present value dari proceed dengan outlay atau net investment, sehingga pada keadaan ini NPV = 0. Sehubungan dengan hal tersebut ada hubungan antara konsep NPV dengan IRR, Konsep NPV, mencari NPV pada discount rate tertentu, sedangkan konsep IRR justru mencari discount rate yang diinginkan. Rumus menentukan discount rate yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut :



Outlay =



+ ( 1+r )1 Pr1



Pr 2 ( 1+r ) 2



+



Pr 3 ( 1+r ) 3



+..... (1Pr+rn)n



11



Keterangan : Pr 1,2,3. . . .n = Proceed tahun ke r = IRR Untuk mencari besarnya r dapat dilakukan dengan metode trial and error (coba-coba). Contoh 1: Lihat Contoh 1 soal pada NPV, untuk proyek A dan proyek B dapat dicari IRR nya dengan menggunakan discount rate pada alternatif tingkat bunga 8 % dan 18 %. Proyek A. PV penerimaan DF 8 % tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,926 = Rp 3,704.000,00 2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 = Rp 3,428.000,00 3 = Rp2.000.000,00 X 0,794 = Rp 1,588.000,00 4 = Rp1.000.000,00 X 0,735 = Rp 735.000,00 ---------------------------Total PV Proceed = Rp 9.455.000,00 PV pengeluaran = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 --------------------------NPV = Rp 1.455.000,00



PV penerimaan DF18 % tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,847 = Rp 3,388.000,00 2 = Rp4.000.000,00 X 0,718 = Rp 2,872.000,00 3 = Rp2.000.000,00 X 0,609 = Rp 1,218.000,00 4 = Rp1.000.000,00 X 0,516 = Rp 516.000,00 ---------------------------Total PV Proceed = Rp 7.994.000,00 PV pengeluaran = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 --------------------------NPV Rp - 6.000,00 Dari hasil perhitungan tersebut, discount rate yang dicari terletak antara 8 % dan 18 %. Untuk mencari discount rate yang tepat, dapat dilakukan dengan interpolasi sebagai berikut : - 6.000 18 %



0



1,455.000



IRR



IRR = 18 % -



8%



6.000 X 10 % 1.461.000



12



= 18 % - 0.04 % = 17,96 %



Proyek B. PV penerimaan DF 8 % tahun 1 = Rp 1.000.000,00 X 0,926 = Rp 926.000,00 2 = Rp 2.000.000,00 X 0,857 = Rp 1,714.000,00 3 = Rp 3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2.382.000,00 4 = Rp. 4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.040.000,00 ---------------------------Total PV Proceed = Rp 7.062.000,00 PV pengeluaran = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 --------------------------NPV = Rp - 938.000,00



PV penerimaan DF 2 % tahun 1 = Rp1.000.000,00 X 0,980 = Rp 980.000,00 2 = Rp2.000.000,00 X 0,961 = Rp 1,922.000,00 3 = Rp3.000.000,00 X 0,942 = Rp 2,826.000,00 4 = Rp4.000.000,00 X 0,924 = Rp 3.696.000,00 ---------------------------Total PV Proceed = Rp 9.424.000,00 PV pengeluaran = Rp8.000.000,00 X 1= Rp 8.000.000,00 --------------------------NPV = Rp 1.424.000,00 Dari hasil perhitungan tersebut, discount rate yang dicari terletak antara 2 % dan 8 %. Untuk mencari discount rate yang tepat, dapaat dilakukan dengan interpolasi sebagai berikut : - 938.000 8%



0



1,424.000 IRR



2%



938.000 X 6 % 2.362.000 = 8 % - 3,95 % = 4,05 %



IRR = 8 % -



13



Contoh 2: PT. MERAH DELIMA PT. Merah Delima merupakan produsen makanan dan memiliki produk unggulan berupa mie instant yang merupakan produk dengan tingkat penjualan terbesar. Untuk produk mie instant, PT. Merah Delima juga berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara antara lain Jepang, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan. Namun demikian, dalam dua tahun terakhir, terjadi penurunan penjualan produk mie instant karena semakin banyaknya produk pesaing. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak manajemen mempertimbangkan penggantian mesin yang lama karena dinilai sudah tidak produktif lagi dan memerlukan biaya perawatan yang mahal karena sering mengalami kerusakan. Berkaitan dengan pengadaan mesin baru, pimpinan tengah mempertimbangkan untuk melakukan pembelian mesin yang diimpor dari Jepang. Mesin tersebut memiliki kemampuan otomatisasi yang tinggi sehingga dapat mengurangi tenaga kerja langsung. Mesin tersebut bernilai Rp320 juta dan memiliki umur ekonomis selama 30 tahun. Dalam hal pengadaan mesin, perusahaan memiliki dua alternatif pengadaan, yaitu alternatif pertama adalah membeli mesin tersebut dengan cara dicicil langsung melalui produsen dengan keharusan membayar DP sebesar Rp20 juta dan sisa cicilan dibayarkan sebesar RP16,5 juta per bulan selama 30 bulan. Alternatif kedua adalah melakukan pinjaman kepada pihak lain sebesar Rp. 320 juta dengan cicilan Rp19,5 juta per bulan selama 35 bulan. Pertanyaan: Cara pembelian mesin yang paling menguntungkan, apakah membeli mesin langsung secara kredit atau menggunakan pinjaman dana dari pihak lain dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR)!



Jawab: Alternatif I: membeli mesin langsung secara kredit Harga mesin: Rp320 juta, DP Rp20 juta, cicilan Rp16,5 juta selama 30 bulan Dengan harga mesin Rp320 juta dan DP Rp20 juta, maka harga yang harus dibayar untuk dicicil adalah Rp300 juta. 300 juta = 16,5 juta [1/(1+i) + 1/(1+i)2 ... + 1/(1+i)30] 300 / 16,5 = 18,18182 Apabila dilihat pada tabel A2, maka angka 18,18 dengan n=30 terletak pada kisaran tingkat bunga 3% dan 4%. Oleh karena itu harus dilakukan interpolasi. Tingkat bunga 3% 4% Selisih 1%



Diskon faktor annuity 19,6004 17,2920



Angsuran Rp16,5 juta Rp16,5 juta



PV pembayaran angsuran Rp323,4066 juta Rp285,3180 juta Rp 38,0886 juta



Selanjutnya, mahasiswa dapat menjawab dengan pendekatan pada bunga 3% atau 4% sebagai berikut.



14



Bunga 4%: Rp300 juta – Rp285,318 juta = Rp14,682 juta Nilai dalam % angka: (14,682/38,0886) x 1% = 0,38547% Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung: i = 4% - 0,38547% = 3,61453% Atau Bunga 3%: Rp323,4 juta – Rp300 juta = Rp23,4066 juta Nilai dalam % angka: (23,4066/38,088) x 1% = 0,61453 Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung: i = 3% + 0,61453 = 3,61453% Alternatif II Pinjaman Rp320 juta, cicilan Rp19,5 juta selama 35 bulan 320 juta = 19,5 juta [1/(1+i) + 1/(1+i)2 ... + 1/(1+i)35] 320/19,5 = 16,41026 Apabila dilihat pada tabel A2, maka angka 16,41026 dengan n=35 terletak pada tingkat bunga 4% dan 5%. Oleh karena itu harus dilakukan interpolasi. Tingkat bunga 4% 5% Selisih 1%



Diskon faktor annuity 18,6646 16,3742



Angsuran Rp19,5 juta Rp19,5 juta



PV pembayaran angsuran Rp363,9597 juta Rp319,2969 juta Rp 44,6628 juta



Selanjutnya, mahasiswa dapat menjawab dengan pendekatan pada bunga 4% atau 5% sebagai berikut. Bunga 4%: Rp363,9597 juta – Rp320 juta = Rp43,9597 juta Nilai dalam % angka: (43,9597 /44,6628) x 1% = 0,984258% Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung: i = 4% + 0,984258% = 4,985258% Atau Bunga 5%: Rp320 juta – Rp319,2969 juta = Rp0,7031juta Nilai dalam % angka: (0,7031/44,6628) x 1% = 0,015742 Dengan demikian, tingkat bunga yang ditanggung: i = 5% - 0,015742% = 4,958258



15



Average Rate of Return (ARR) Dalam menganalisis rencana investasi dengan metode ini adalah lain dari metode yang telah dijelaskan terdahulu karena dalam metode ini hanya memperhitungkan laba setelah pajak bukan proceed, sehingga rumus dari ARR ini adalah :



ARR =



Rata - rata laba setelah pajak x 100 % Rata - rata investasi



Rata-rata investasi = Investasi awal + Investasi akhir 2



Contoh soal : Berikut ini adalah rencana investasi proyek A dan B - Inv. proyek A = Rp600 juta usia investasi 6 tahun - Inv. proyek B = Rp720 juta usia investasi 6 tahun Proceed untuk proyek A dan B diperkirakan sebagai berikut : Tahun 1 2 3 4 5 6



Proyek A Rp 200 juta Rp 200 juta Rp 200 juta Rp 200 juta Rp 200 juta Rp 200 juta



Proyek B Rp 450 juta Rp 220 juta Rp 200 juta Rp 130 juta Rp 130 juta Rp 130 juta



Proyek manakah yang dipilih berdasarkan metode ARR Penyelesaian : Depresiasi untuk: Rp600 juta Proyek A = = Rp100 juta 6 Proyek B



=



Rp720 juta = Rp120 juta 6



Laba setelah pajak untuk proyek A dan B adalah :



Investasi Rata-rata investasi



Proyek A Rp 600 juta



Proyek B Rp 720 juta



Rp 300 juta (600 jt :2)



Rp 360 juta (720 jt : 2)



16



Laba stlh pajak Tahun :



1



Rp 100 juta



Rp 330 juta



2



Rp 100 juta



Rp 100 juta



3



Rp 100 juta



Rp



80 juta



4



Rp 100 juta



Rp



10 juta



5



Rp 100 juta



Rp



10 juta



6



Rp 100 juta Rp 10 juta ---------------------------------------Rp 600 juta : 6 Rp 540 juta : 6 Rata laba Rp 100 juta Rp 90 juta setelah pajak ARR Rp 100 juta Rp 90 juta ------------------ = 33,33 % ------------------ = 25,00 % Rp 300 juta Rp 360 juta Proyek yang dipilih berdasarkan metode ARR adalah proyek A karena menghasilkan ARR terbesar.



17



Nama / NIM : Gervy Lacstika Hutami / 043367872 Mohon ijin menanggapi, 1. STRATEGI PEMILIHAN TARGET PASAR Terdapat 3 model strategi target pasar yang dapat diterapkan oleh perusahaan, pilihan tersebut meliputi : a. undifferentiated marketing Strategi pemilihan target pasar perusahaan yang dilakukan dengan memusatkan pada kemasan-kemasan barang. Tujuan dari strategi ini biasanya untuk mengehamat biaya perusahaan, baik biaya pemasaran maupun biaya terkait lainnya. b. differentiated marketing Strategi pemilihan target pasar perusahaan yang dilakukan dengan mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli tertentu dengan membagi pasar dalam dua kelompok atau lebih. Dalam hal ini perusahaan harus membuat produk yang berbeda untuk setiap segmen pasar. Tujuanya yaitu untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa serta mendapat kedudukan yang kuta di setiap segmen pasarnya. c. concentrated marketing Strategi pemilihan target pasar perusahaan yang dilakukan dengan memusatkan pemasaran produknya pada satu atau beberapa kelompok pembeli yang dianggap potensial saja. Tujuan dari strategi ini yaitu untuk memusatkan pemasaran pada segmen pasar yang dilayaninya saja. Dari penjelasan di atas, menurut saya strategi pemilihan target pasar yang dipakai oleh PT. Milko Jaya adalah strategi yang kedua, yaitu differentiated marketing. PT. Milko Jaya membagi pasarnya menjadi 3 segmen, yaitu anak-anak, orang dewasa dan orang dewasa yang mengutamakan minuman kesehatan. Sesuai karakteristik differentiated marketing, PT. Milko Jaya memperhatikan betul karakteristik pelanggan dan menciptakan produk yang paling sesuai untuk setiap kelompok pelanggan tersebut. Misalnya, PT. Milko Jaya membuat produk ”Nutri Kids” untuk minuman susu segar khusus untuk anakanak dengan berbagai rasa yang disukai anak-anak, produk ”Nutri Milk” untuk minuman susu segar bagi konsumen dewasa yang tersedia dalam dua varian yaitu full cream dan low fat, serta ”Sari Kacang Ijo” dan ”Sari Asem” bagi konsumen dewasa yang mengutamakan minuman kesehatan. 2. STRATEGI DISTRIBUSI Saluran distribusi yang digunakan PT. Milko Jaya dapat digambarkan sebagai berikut :



PT. Milko Jaya melakukan kerja sama dengan beberapa distributor/pedagang besar di seluruh provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan mendistribusikan produk ke pedagang besar/distributor terlebih dahulu. Distributor tidak menjual produk secara eceran kepada konsumen, namun menjual produknya ke pengecer terlebih dahulu. Selanjutnya, konsumen dapat membeli produk Milko Jaya ke pengecerpengecer yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produknya terdistribusi dengan baik dan teratur ke seluruh lapisan konsumen.



Sumber referensi : https://www.portal-ilmu.com/2020/01/3-strategi-target-pasar-dan-4-faktor_14.html tanggal 02 Mei 2021 pukul 14.47 WIB.



diakses



pada



DISKUSI 2 PT. MILKO JAYA



PT. Milko Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi minuman berbahan dasar susu segar serta minuman ringan lainnya. Usaha PT. Milko Jaya dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung Jawa Barat dan terus berkembang, hingga selanjutnya di tahun 1971, PT. Milko Jaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT. Milko Jaya Milk Industry & Trading Company. Tak hanya sebagai pelopor, PT. Milko Jaya pun masih unggul diantara produsen susu segar alami dan minuman ringan untuk seluruh konsumen Indonesia dengan beberapa varian merek-nya, seperti ”Nutri Milk” dan ”Nutri Kids” untuk produk susu segar, ”Teh Asli” untuk minuman teh segar, dan ”Sari Kacang Ijo” serta ”Sari Asem” untuk produk minuman sehat. Disamping produk-produk yang dipasarkan di dalam negeri, PT. Milko Jaya juga memproduksi beberapa merek produk ringan khusus untuk pasar ekspor. Memperhatikan tren peningkatan permintaan produk dalam tahun-tahun terakhir ini, pihak manajemen PT. Milko Jaya berencana untuk mendirikan satu pabrik baru di wilayah Indonesia Timur untuk menjangkau lebih banyak konsumen di wilayah tersebut. Terdapat tiga alternatif pilihan lokasi pabrik, yaitu di kota A, kota B, dan kota C. Untuk menentukan dua lokasi outlet baru, pihak manajemen mempertimbangkan beberapa faktor yang akan digunakan sebagai dasar penilaian pemilihan lokasi secara kuantitatif. Setiap faktor akan dinilai dengan kriteria kurang, baik, dan sangat baik. Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah harga sewa, kestrategisan lokasi, transportasi, kemanan, dan pesaing. Untuk setiap alternatif lokasi, hasil penilaian faktor-faktor tersebut sebagai berikut.



Selanjutnya pihak manajemen mengkuantitatifkan hasil penilaian tersebut yaitu sangat baik = 3, baik = 2, dan kurang = 1. Faktor-faktor tersebut juga diberi bobot mengingat setiap faktor mempunyai



pengaruh yang tidak sama terhadap pemilihan lokasi. Faktor keamanan serta harga sewa merupakan faktor dengan bobot tertinggi yaitu 3, kestrategisan lokasi diberikan bobot 2, sedangkan faktor transportasi dan fasilitas diberikan bobot 1.



PERTANYAAN : Tentukan lokasi pabrik baru yang sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan faktor lokasi dan bobot kepentingan setiap faktor! Jawaban : Memperhatikan tren peningkatan permintaan produk dalam tahun-tahun terakhir ini, pihak manajemen PT. Milko Jaya berencana untuk mendirikan satu pabrik baru di wilayah Indonesia Timur untuk menjangkau lebih banyak konsumen di wilayah tersebut. Terdapat tiga alternatif pilihan lokasi pabrik, yaitu di kota A, kota B, dan kota C. Untuk menentukan dua lokasi outlet baru, pihak manajemen menggunakan cara pemilihan lokasi dengan penilaian kuantitatif faktor lokasi sebagai berikut :



Faktor Lokasi



Hasil penilaian Kota A



Hasil penilaian Kota B



Hasil penilaian Kota C



baik



baik



kurang



Kestrategisan lokasi



sangat baik



kurang



kurang



Transportasi



sangat baik



baik



baik



Keamanan



baik



kurang



baik



Fasilitas



baik



kurang



kurang



Harga Sewa



Faktor Lokasi Harga Sewa Kestrategisan lokasi Transportasi Keamanan Fasilitas Jumlah



H



Kota A N B



B SB SB B B



2 3 3 2 2



3 2 1 3 1



T (NxB) 6 6 3 6 2 23



H



Kota B N B



B K B K K



2 1 2 1 1



3 2 1 3 1



T (NxB) 6 2 2 3 1 14



H



Kota C N B



K K B B K



1 1 2 2 1



3 2 1 3 1



T (NxB 3 2 2 6 1 14



Keterangan: H = hasil, N = nilai, B = bobot, T = total Dari tabel di atas dapat terlihat ternyata kota A memiliki nilai yang lebih tinggi daripada kota B dan C. Oleh karena itu, PT. Milko Jaya sebaiknya memilih mendirikan pabrik baru di Kota A.



DISKUSI 3



PT. MILKO JAYA



PT. Milko Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi minuman berbahan dasar susu segar serta minuman ringan lainnya. Usaha PT. Milko Jaya dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung Jawa Barat dan terus berkembang, hingga selanjutnya di tahun 1971, PT. Milko Jaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT. Milko Jaya Milk Industry & Trading Company.



Tak hanya sebagai pelopor, PT. Milko Jaya pun masih unggul diantara produsen susu segar alami dan minuman ringan untuk seluruh konsumen Indonesia dengan beberapa varian merek-nya, seperti ”Nutri Milk” dan ”Nutri Kids” untuk produk susu segar, ”Teh Asli” untuk minuman teh segar, dan ”Sari Kacang Ijo” serta ”Sari Asem” untuk produk minuman sehat. Disamping produk-produk yang dipasarkan di dalam negeri, PT. Milko Jaya juga memproduksi beberapa merek produk ringan khusus untuk pasar ekspor.



Pihak manajemen PT. Milko Jaya menyadari betul bahwa tingkat persaingan yang dihadapi tidaklah ringan. Walaupun PT. Milko Jaya saat ini adalah pemimpin pasar, namun produsen-produsen lain melakukan berbagai strategi untuk merebut pasar yang telah diraih PT. Milko Jaya. Untuk menyiapkan pengoperasian pabrik baru dan peralatan baru tersebut, manajer sumber daya manusia memperhitungkan bahwa pabrik baru tersebut memerlukan tenaga kerja baru sebanyak kurang lebih 100 orang sebagai langkah awal pengoperasian pabrik. Rekrutmen akan dilaksanakan secara terbuka dengan memanfaatkan media website perusahaan sehingga siapapun yang memenuhi persyaratan minimal dapat mengajukan lamaran kerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Manajer sumber daya manusia PT. Milko Jaya menginginkan tenaga kerja dengan kualifikasi yang sangat baik, untuk itu akan dilakukan pengumuman perekrutan dan seleksi yang lebih ketat. Dalam kebijakan pemberian upah tenaga kerjanya, pihak manajemen berusaha untuk memberikan rasa keadilan bagi para calon tenaga kerjanya, sehingga kebijakan yang akan ditetapkan adalah mengacu pada pembandingan antar jabatan/pekerjaan yang serupa pada organisasi yang berbeda di wilayah tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa keadilan bagi calon karyawan sehingga dapat memberikan kinerja terbaik mereka.



PERTANYAAN :



a) Jelaskan sumber dan metode rekrutmen/cara pengisian lowongan karyawan yang digunakan oleh PT. Milko Jaya untuk tenaga kerja baru! Uraikan jawaban Saudara!



b) Jelaskan jenis keadilan pengupahan yang diterapkan perusahaan untuk tenaga kerja baru! Uraikan jawaban Saudara!



Jawaban : a. sumber dan metode rekrutmen Terdapat berbagai sumber karyawan yang umumnya dapat digunakan organisasi/perusahaan untuk melakukan perekrutan. Suatu organisasi dapat mengisi jabatan tertentu, baik dengan orang yang ada di dalam organisasi yang telah siap untuk dipekerjakan, ataupun orang yang berasal dari luar organisasi. Menurut Ivancevich (1992) terdapat banyak metode tersedia untuk perekrutan eksternal, di antaranya adalah melalui media advertensi, agen penempatan tenaga kerja, perusahaan pencari eksekutif, dan acara-acara khusus untuk perekrutan (special events recruiting). PT. Milko Jaya menggunakan sumber perekrutan eksternal melalui media advertensi. Rekrutmen dilaksanakan secara terbuka dengan memanfaatkan media website perusahaan sehingga siapapun yang memenuhi persyaratan minimal dapat mengajukan lamaran kerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Manajer sumber daya manusia PT. Milko Jaya menginginkan tenaga kerja dengan kualifikasi yang sangat baik, untuk itu akan dilakukan pengumuman perekrutan dan seleksi yang lebih ketat. b. jenis keadilan pengupahan yang diterapkan perusahaan untuk tenaga kerja baru Menurut Fisher et al. (1990), keadilan dalam pengupahan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu : 1) Keadilan internal Keadilan internal mengacu pada hubungan antarjabatan di dalam suatu organisasi. Dalam keadilan internal ini diasumsikan bahwa, kompensasi berhubungan dengan level pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk melaksanakan jabatan. 2) Keadilan eksternal Keadilan eksternal mengacu pada pembandingan pekerjaan-pekerjaan yang serupa di dalam organisasi yang berbeda. Fokusnya pada, apakah karyawan pada organisasi lain diupah untuk melakukan pekerjaan yang umumnya sama. 3) Keadilan individual Keadilan individu mengacu pada pembandingan di antara individu dalam jabatan/pekerjaan yang sama dan dalam organisasi yang sama. Jenis keadilan pengupahan yang diterapkan oleh PT. Milko Jaya untuk tenaga kerja baru adalah keadilan eksternal. Dalam kebijakan pemberian upah tenaga kerjanya, pihak manajemen berusaha untuk memberikan rasa keadilan bagi para calon tenaga kerjanya, sehingga kebijakan yang akan ditetapkan adalah mengacu pada pembandingan antar jabatan/pekerjaan yang serupa pada organisasi yang berbeda di wilayah tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa keadilan bagi calon karyawan sehingga dapat memberikan kinerja terbaik mereka.



DISKUSI 4



PT. MILKO JAYA



PT. Milko Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi minuman berbahan dasar susu segar serta minuman ringan lainnya. Usaha PT. Milko Jaya dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung Jawa Barat dan terus berkembang, hingga selanjutnya di tahun 1971, PT. Milko Jaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT. Milko Jaya Milk Industry & Trading Company.



Tak hanya sebagai pelopor, PT. Milko Jaya pun masih unggul diantara produsen susu segar alami dan minuman ringan untuk seluruh konsumen Indonesia dengan beberapa varian merek-nya, seperti ”Nutri Milk” dan ”Nutri Kids” untuk produk susu segar, ”Teh Asli” untuk minuman teh segar, dan ”Sari Kacang Ijo” serta ”Sari Asem” untuk produk minuman sehat. Disamping produk-produk yang dipasarkan di dalam negeri, PT. Milko Jaya juga memproduksi beberapa merek produk ringan khusus untuk pasar ekspor.



Dalam melayani kebutuhan pelanggan, PT. Milko Jaya memahami betul kebutuhan pelanggan di setiap segmen yang dilayani. Agar dapat memuaskan pelanggan di setiap segmen pasar tersebut, PT. Milko Jaya memperhatikan betul karakteristik pelanggan dan menciptakan produk yang paling sesuai untuk setiap kelompok pelanggan tersebut. Misalnya, PT. Milko Jaya membuat produk ”Nutri Kids” untuk minuman susu segar khusus untuk anak-anak dengan berbagai rasa yang disukai anak-anak, produk ”Nutri Milk” untuk minuman susu segar bagi konsumen dewasa yang tersedia dalam dua varian yaitu full cream dan low fat, serta ”Sari Kacang Ijo” dan ”Sari Asem” bagi konsumen dewasa yang mengutamakan minuman kesehatan. Untuk memastikan bahwa produknya terdistribusi dengan baik dan teratur ke seluruh lapisan konsumen, PT. Milko Jaya melakukan kerja sama dengan beberapa distributor/pedagang besar di seluruh provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan mendistribusikan produk ke pedagang besar/distributor terlebih dahulu. Distributor tidak menjual produk secara eceran kepada konsumen, namun menjual produknya ke pengecer terlebih dahulu. Selanjutnya, konsumen dapat membeli produk Milko Jaya ke pengecer-pengecer yang tersebar di seluruh Indonesia.



Memperhatikan tren peningkatan permintaan produk dalam tahun-tahun terakhir ini, pihak manajemen PT. Milko Jaya berencana untuk mendirikan satu pabrik baru di wilayah Indonesia Timur untuk menjangkau lebih banyak konsumen di wilayah tersebut. Pabrik baru tersebut direncanakan untuk dilengkapi dengan fasilitas produksi yang serba moderen, termasuk alat untuk menyimpan susu segar sebagai bahan baku utama produk. Alat tersebut mampu menyimpan susu dan mempertahankan kesegarannya dengan mengatur suhu penyimpanan pada kondisi stabil dan terkontrol oleh perangkat komputer yang sekaligus mampu mendeteksi kualitas susu. Terdapat dua pilihan investasi alat penyimpan yang dapat dipertimbangkan, yaitu mesin merek ”SAKURA” buatan Jepang dan merek ”DANG MING” buatan China. Harga merek Sakura adalah Rp1.900.000.000 dan harga merek dang Ming



adalah Rp1.600.000.000. Pembelian mesin ini diharapkan mampu menghasilkan kas bersih bagi perusahaan sebesar Rp300.000.000 per tahun untuk merek Sakura dan Rp240.000.000 untuk merek Dang Ming. PERTANYAAN : Tentukan pembelian mesin yang manakah yang lebih menguntungkan dengan menggunakan metode payback period! Jawaban : Metode payback period mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi semula, melalui proceed yang dihasilkan dalam setiap periode. Untuk itu metode ini sering disebut metode yang paling sederhana, karena tidak memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money), sehingga cash flows tidak dikaitkan dengan discount rate tertentu. Perhitungan payback period dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : PP =



Total Investasi 𝑥 1 tahun 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 per tahun



Perbandingan payback period merek SAKURA dan DAN MING :



Mesin SAKURA PP =



1.900.000.000 = 6 tahun 4 bulan 300.000.000



Mesin DAN MING PP =



1.600.000.000 = 6 tahun 8 bulan 240.000.000



Kesimpulan : Jika dihitung dengan menggunakan metode payback period, maka pembelian mesin SAKURA dianggap lebih menguntungkan karena waktu pengembalian investasi mesin SAKURA lebih cepat dibanding mesin SAKURA, yaitu 6 tahun 4 bulan. Sumber referensi : Materi Inisiasi 4 Tugas Akhir Program



DISKUSI 5_SOAL TAP UTUH



PT. BREINHAMM INDONESIA



PT. BREINHAMM COMPANY merupakan perusahaan sepatu raksasa yang berpusat di kota Cekoslowakia dan telah beroperasi sejak tahun 1894. Perusahaan sepatu raksasa keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis internasional yaitu Breinhamm Eropa, Breinhamm Asia Pasifik-Afrika, Breinhamm Amerika Latin, dan Breinhamm Amerika Utara. Produk perusahaan ini hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual sebanyak 14 miliar pasang sepatu. Di Indonesia, pengoperasian penjualan sepatu Breinhamm dijalankan oleh PT. Sepatu Breinhamm, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, dan saat ini berada di dua tempat, yaitu Semarang dan Medan. Keduanya menghasilkan 7 juta pasang alas kaki setahun yang terdiri dari 400 model sepatu, sepatu sandal, dan sandal baik yang dibuat dari kulit, karet, maupun dan plastik. Sebelum tahun 1978, status Breinhamm di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Breinhamm menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Namun, sistem penjualan tersebut diubah pada 1 Januari 1978, yaitu ketika PT. Sepatu Breinhamm menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dengan demikian, distribusi produk-produk perusahaan dari pabrik dilakukan dengan melibatkan langsung toko-toko pengecer yang akan menjual produk langsung kepada konsumen. Sejak pertama kali didirikan, PT. Breinhamm selalu berusaha untuk melayani semua kelompok pembeli, mulai dari anak-anak, remaja, pria, maupun wanita. PT Breinhamm memproduksi jenis sepatu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok pembeli tersebut. Untuk memperkuat posisinya di setiap segmen pasar tersebut, PT Breinhamm menetapkan merek yang berbeda-beda, yaitu merek Cutiekids untuk sepatu anak-anak, Teenone untuk sepatu remaja, Marieworld untuk sepatu wanita dewasa, dan Masculine untuk sepatu pria dewasa. Salah satu produk baru yang diunggulkan PT Breinhamm adalah sepatu sekolah untuk anak-anak. Sepatu ini didesain agar nyaman dikenakan anak-anak dengan sol yang ringan dan bahan kulit tipis serta lentur sehingga tidak sakit ketika dikenakan. Saat



ini, produk sepatu sekolah tersebut berada pada tahap yang paling menggembirakan dimana pertumbuhan penjualan meningkat dengan pesat. Pada tahap ini, konsumen telah menyadari adanya produk sehingga melakukan pembelian. Pada tahap ini, pesaing-pesaing juga sudah mulai memasuki pasar dengan membuat produk sejenis karena menyadari potensi laba dari produk tersebut. Posisi PT. Breinhamm sebagai pemimpin pasar mengharuskan perusahaan untuk selalu mempertahankan posisinya menjadi yang terdepan dalam market share. Untuk itu, perusahaan selalu berusaha untuk memperbaiki proses produksi di segala lini fungsional, baik dari sisi pemasaran, manajemen sumber daya manusia, keuangan, dan operasi. Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain adalah keinginan perusahaan untuk membeli satu mesin produksi baru yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi. Harga mesin tersebut adalah Rp450.000.000,00 dengan taksiran umur ekonomis selama 4 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp50.000.000,00 pada akhir tahun umur ekonomis berdasarkan perhitungan metode penyusutan garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar Rp100.000.000,00 per tahun selama empat tahun. Pihak manajemen harus menentukan apakah pembelian mesin tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan dengan tingkat bunga yang relevan adalah 16%. Seiring dengan rencana pembelian mesin baru tersebut, perusahaan juga harus mempersiapkan tenaga kerja yang akan menangani mesin operasional mesin. Perusahaan merencanakan untuk melakukan rekruitmen dengan mencari tenaga kerja dari dalam perusahaan pada level yang sama dengan persyaratan utama memiliki kinerja yang baik selama ini. Selain itu, tingkat pendidikan, usia, dan tingkat produk gagal menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan posisi baru tersebut. Tingkat pendidikan yang dibutuhkan adalah minimal SMA atau sederajat, usia maksimal 30 tahun, dan tingkat produk gagal maksimal 10%. Penanganan mesin baru ini memerlukan tenaga yang terampil karena mesin akan dilakukan berdasarkan perintah komputer. Untuk mempersiapkan operator mesin tersebut, maka operator mesin baru akan dilatih terlebih dahulu dalam hal pemrograman komputer agar mesin mampu bekerja secara otomatis. Dengan demikian, keterampilan mereka akan ditingkatkan agar mampu menangani mesin yang bekerja secara otomatis. Selain loyalitas mereka sudah teruji, perusahaan menilai bahwa tenaga kerja yang sudah ada saat ini sudah mengetahui filosofi dan tujuan perusahaan, sehingga akan lebih mudah untuk memberi pelatihan-pelatihan baru. Dalam bidang operasional, perusahaan berusaha untuk melakukan efisiensi produksi melalui kontrol terhadap pengadaan bahan baku. Bahan baku utama pembuatan



sepatu adalah sol sepatu dan bahan kulit. Kedua jenis bahan baku tersebut dibeli dari penyalur yang telah bekerja sama dengan perusahaan selama lebih dari sepuluh tahun. Bahan baku sol sepatu yang diperlukan adalah sebanyak 30.000 unit setiap tahun dengan biaya pemesanan sebesar Rp100.000,00 sekali pesan dan biaya penyimpanan adalah Rp1.000,00 per unit. Sedangkan bahan kulit yang diperlukan selama setahun adalah sebesar 40.000 unit, biaya pemesanan adalah Rp100.000,00 setiap kali pesan, dan biaya penyimpanan adalah sebesar Rp3.000,00 per unit.



Pertanyaan: Berdasarkan kasus PT. Breinhamm Indonesia, maka analisislah pertanyaanpertanyaan berikut: PERTANYAAN 1.



a. b. c.



2.



a. b.



3.



4.



a. b.



Gambarkan dan jelaskan saluran distribusi yang digunakan PT. Breinhamm Indonesia dari produsen sampai ke konsumen! Strategi yang ditempuh perusahaan dalam memilih pasar sasaran (target market) dan jelaskan alasan Saudara! Jelaskan produk baru sepatu sekolah anak-anak berada pada tahap apa dalam daur hidup produk-nya, dan uraikan alasan Saudara memilih daur hidup tersebut ! Analisislah jumlah pembelian paling optimal dengan metode EOQ untuk bahan baku sol sepatu! Analisislah jumlah pembelian paling optimal dengan metode EOQ untuk bahan baku kulit ! Tentukan apakah mesin baru tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode NPV dengan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun! Uraikan jawaban Saudara! Jelaskan jenis sumber karyawan yang digunakan oleh PT. Breinhamm untuk rekruitmen operator mesin baru! Jelaskan jawaban Saudara! Jelaskan cara pengisian lowongan jabatan operator mesin baru berdasarkan sumber karyawan yang telah Anda pilih pada soal nomor 4.a.!



1. a.



Saluran distribusi yang digunakan PT. Breinhamm Indonesia yaitu :



Produsen



Pengecer



Konsumen



Penjelasan pendukung : Di Indonesia, pengoperasian penjualan sepatu Breinhamm dijalankan oleh PT. Sepatu Breinhamm, Tbk. Pabrik perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939, dan saat ini berada di dua tempat, yaitu Semarang dan Medan. Sebelum tahun 1978, status Breinhamm di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Breinhamm menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Namun, sistem penjualan tersebut diubah pada 1 Januari 1978, yaitu ketika PT. Sepatu Breinhamm menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dengan demikian, distribusi produk-produk perusahaan dari pabrik dilakukan dengan melibatkan langsung toko-toko pengecer yang akan menjual produk langsung kepada konsumen. Dengan demikian, PT. Breinhamm Indonesia menggunakan saluran distribusi tidak langsung. b. Strategi yang ditempuh PT. Breinhamm Indonesia dalam memilih pasar sasaran (target market) adalah Differentiated Marketing. Dalam strategi ini, pemilihan target pasar perusahaan dilakukan dengan mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli tertentu dengan membagi pasar dalam dua kelompok atau lebih. Dalam hal ini perusahaan membuat produk yang berbeda untuk setiap segmen pasar. Tujuanya yaitu untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa serta mendapat kedudukan yang kuat di setiap segmen pasarnya. Penjelasan pendukung : PT. Breinhamm selalu berusaha untuk melayani semua kelompok pembeli, mulai dari anak-anak, remaja, pria, maupun wanita. PT Breinhamm memproduksi jenis sepatu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok pembeli tersebut. Untuk memperkuat posisinya di setiap segmen pasar tersebut, PT Breinhamm menetapkan merek yang berbeda-beda, yaitu merek Cutiekids untuk sepatu anak-anak, Teenone untuk sepatu remaja, Marieworld untuk sepatu wanita dewasa, dan Masculine untuk sepatu pria dewasa. Salah satu produk baru yang diunggulkan PT Breinhamm adalah sepatu sekolah untuk anak-anak.



c.



Menurut saya, produk baru sepatu sekolah anak-anak berada pada Tahap Pertumbuhan dalam daur hidup produk. Tahap ini ditandai oleh pertumbuhan penjualan yang cepat. Di dalam konsep Maslow, pada tahap ini early adpoter sudah mulai membeli produk. Pesaing baru mulai muncul melihat adanya kesempatan pasar. Keuntungan mulai meningkat sebagai akibat dari meningkatnya volume penjualan dan menurunnya biaya produksi karena peningkatan volume produksi. Penjelasan pendukung : Salah satu produk baru yang diunggulkan PT Breinhamm adalah sepatu sekolah untuk anak-anak. Sepatu ini didesain agar nyaman dikenakan anakanak dengan sol yang ringan dan bahan kulit tipis serta lentur sehingga tidak sakit ketika dikenakan. Saat ini, produk sepatu sekolah tersebut berada pada tahap yang paling menggembirakan dimana pertumbuhan penjualan meningkat dengan pesat. Pada tahap ini, konsumen telah menyadari adanya produk sehingga melakukan pembelian. Pada tahap ini, pesaing-pesaing juga sudah mulai memasuki pasar dengan membuat produk sejenis karena menyadari potensi laba dari produk tersebut.



2. Diketahui : Bahan baku sol sepatu yang diperlukan adalah sebanyak 30.000 unit setiap tahun dengan biaya pemesanan sebesar Rp100.000,00 sekali pesan dan biaya penyimpanan adalah Rp1.000,00 per unit. Sedangkan bahan kulit yang diperlukan selama setahun adalah sebesar 40.000 unit, biaya pemesanan adalah Rp100.000,00 setiap kali pesan, dan biaya penyimpanan adalah sebesar Rp3.000,00 per unit. Pertanyaan : a. Analisislah jumlah pembelian paling optimal dengan metode EOQ untuk bahan baku sol sepatu! b. Analisislah jumlah pembelian paling optimal dengan metode EOQ untuk bahan baku kulit ! Jawab : Rumus / cara hitung EOQ adalah sebagai berikut : Q=



a.



2 PR C



Jumlah pembelian paling optimal dengan metode EOQ untuk bahan baku sol sepatu :



2 PR = √2 (100.000)(30.000) = 2.449, 48  2.450 unit 1.000 C Artinya, dalam setiap kali pemesanan, bahan baku sol sepatu akan dipesan sebanyak 2.450 unit. Q=



b. Jumlah pembelian paling optimal dengan metode EOQ untuk bahan baku kulit : 2 PR = √2 (100.000)(40.000) = 1.632,99  1.633 unit 3.000 C Artinya, dalam setiap kali pemesanan, bahan baku kulit akan dipesan sebanyak 1.633 unit. Q=



3. Diketahui : Posisi PT. Breinhamm sebagai pemimpin pasar mengharuskan perusahaan untuk selalu mempertahankan posisinya menjadi yang terdepan dalam market share. Untuk itu, perusahaan selalu berusaha untuk memperbaiki proses produksi di segala lini fungsional, baik dari sisi pemasaran, manajemen sumber daya manusia, keuangan, dan operasi. Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain adalah keinginan perusahaan untuk membeli satu mesin produksi baru yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi. Harga mesin tersebut adalah Rp450.000.000,00 dengan taksiran umur ekonomis selama 4 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp50.000.000,00 pada akhir tahun umur ekonomis berdasarkan perhitungan metode penyusutan garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar Rp100.000.000,00 per tahun selama empat tahun. Pihak manajemen harus menentukan apakah pembelian mesin tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan dengan tingkat bunga yang relevan adalah 16%. Pertanyaan : Tentukan apakah mesin baru tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode NPV dengan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun! Uraikan jawaban Saudara! Jawab : r = 16% C0 = 450.000.000 Ct = 100.000.000 Nilai sisa = 50.000.000 Penyusutan garis lurus = (450.000.000-50.000.000)/4 = 100.000.000 Arus kas masuk setiap tahun untuk tahun ke 1-4



= 100.000.000 + 100.000.00 = 200.000.000 PV Tahun 1 = 200.000.000/(1+0,6)1= 172.413.793 PV Tahun 2 = 200.000.000/(1+0,6)2= 148.632.580 PV Tahun 3 = 200.000.000/(1+0,6)3= 128.131.534 PV Tahun 4 = 200.000.000/(1+0,6)4= 110.458.219 PV nilai sisa tahun 4 = 50.000.000/(1+0,16)^4 = 27.614.554 Total PV arus kas masuk = 587.250.680 Maka, diperoleh NPV = (-450.000.000 + 587.250.680) = 137.250.680 Dengan hasil NPV yang positif tersebut menunjukkan bahwa mesin yang ingin dibeli tersebut dapat memberikan keuntungan. Sehingga pembelian atas mesin tersebut menguntungkan dan dapat dibeli. 4. a.



Sumber karyawan yang digunakan oleh PT. Breinhamm untuk rekruitmen operator mesin baru yaitu berasal dari sumber internal. Hal tersebut dilakukan dengan mencari tenaga kerja dari dalam perusahaan pada level yang sama dengan persyaratan utama memiliki kinerja yang baik selama ini. Selain itu, tingkat pendidikan, usia, dan tingkat produk gagal menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan posisi baru tersebut.



b. Pada dasarnya, lowongan jabatan dapat diisi secara internal melalui tiga cara, yaitu : 1) melalui transfer, yaitu mentransfer seorang karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang serupa dalam satu perusahaan; 2) melalui promosi, yaitu mempromosikan seorang karyawan dari suatu jabatan yang lebih rendah ke jabatan yang lebih tinggi tingkatannya; 3) melalui peningkatan (upgrading), yaitu meningkatkan level pendidikan atau keahlian seorang karyawan yang pada saat ini memegang jabatan. Dalam hal ini, PT. Breinhamm merencanakan untuk melakukan rekruitmen dengan mencari tenaga kerja dari dalam perusahaan pada level yang sama dengan persyaratan utama memiliki kinerja yang baik selama ini. Selain itu, tingkat pendidikan, usia, dan tingkat produk gagal menjadi pertimbangan utama untuk pemilihan posisi baru tersebut. Tingkat pendidikan yang dibutuhkan adalah minimal SMA atau sederajat, usia maksimal 30 tahun, dan tingkat produk gagal maksimal 10%. Penanganan mesin baru ini memerlukan tenaga yang terampil karena mesin akan dilakukan berdasarkan perintah komputer. Untuk mempersiapkan operator mesin tersebut, maka operator mesin baru akan dilatih terlebih dahulu



dalam hal pemrograman komputer agar mesin mampu bekerja secara otomatis. Dengan demikian, keterampilan mereka akan ditingkatkan agar mampu menangani mesin yang bekerja secara otomatis. Selain loyalitas mereka sudah teruji, perusahaan menilai bahwa tenaga kerja yang sudah ada saat ini sudah mengetahui filosofi dan tujuan perusahaan, sehingga akan lebih mudah untuk memberi pelatihan-pelatihan baru. Sumber referensi : Materi Inisiasi Tugas Akhir Program 1-4



DISKUSI 6 TUGAS AKHIR PROGRAM



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



Jawaban Diskusi 6 : 1. r = 16% C0 = 250.000.000 Ct = 100.000.000 Nilai sisa = 50.000.000



Penyusutan Garis Lurus : (250.000.000 − 50.000.000) = 50.000.000 4 tahun Arus kas masuk operasi : = NOPAT + penyusutan = 100.000.000 + 50.000.000 = 150.000.000



PV Arus kas masuk : PV tahun 1



= 150.000.000 x (1+0,16)1



=



129.310.345



PV tahun 2



= 150.000.000 x (1+0,16)2



=



111.474.435



PV tahun 3



= 150.000.000 x (1+0,16)



3



=



96.098.651



PV tahun 4



= 150.000.000 x (1+0,16)4



=



82.843.665



PV nilai sisa tahun ke 4



= 50.000.000 x (1+0,16)4



=



27.614.555



TOTAL PV



=



447.341.651



NILAI NPV (-250.000.000 + 447.341.651)



=



197.341.651



Dari hasil NPV tersebut, maka pembelian mesin tersebut dianggap layak untuk dilakukan, karena NPV yang dihasilkan menunjukkan hasil yang positif.



2. a.



P (biaya pemesanan) = Rp 200.000,C (biaya penyimpangan) = Rp 100,R (bahan baku yang dibutuhkan selama setahun) = 20.000.000 liter



Jumlah pembelian paling optimal dengan metode EOQ untuk bahan baku air adalah 2𝑃𝑅 2 (200.000)(20.000.000) 𝑄=√ =√ = √80.000.000.000 = 282.842,7 𝐶 100 Artinya, dalam setiap kali pemesanan, bahan baku air akan dipesan sebanyak 282.843 liter.



b. Frekuensi pembelian optimal tiap tahun adalah : 𝑅 20.000.000 = = 70,71  71 𝐸𝑂𝑄 282.843 Artinya, pembelian harus dilakukan 71 kali dalam satu tahun.



3. a.



Strategi yang ditempuh PT. Airia Nusantara dalam memilih pasar sasaran (target market) adalah undifferentiated marketing. Strategi ini dilakukan dengan cara meninjau pasar secara keseluruhan dan penngemasan produk. Dalam hal ini PT. Airia Nusantara memproduksi air mineral dengan merek ”Bening”. Produk “Bening” merupakan produk air minum kemasan bermineral yang ditujukan untuk



1



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



DISKUSI 6 TUGAS AKHIR PROGRAM



konsumen segala usia. Perusahaan mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan semua orang, tidak difokuskan pada satu atau beberapa kelompok konsumen saja. Oleh karenanya, pasar yang dituju bersifat massal dan teknik pemasarannya pun juga bersifat massal, termasuk distribusi dan periklanannya.



b.







Produk “Bening” berada pada tahap kedewasaan (maturity) dalam daur hidup produk. Penjualan produk “Bening” saat ini berada dalam kondisi konstan, tidak banyak pertumbuhan penjualan. Perusahaan menganalisis bahwa pembelian ini sebagian besar dilakukan oleh pembeli lama, dengan sedikit pembeli baru yang melakukan pembelian. Kondisi ini merupakan kondisi yang perlu diwaspadai bagi perusahaan karena pasar cenderung jenuh dan stagnan.







Pada tahap kedewasaan ini, strategi pemasaran meliputi modifikasi pasar, modifikasi produk, dan modifikasi bauran produk. PT. Airia Nusantara berusaha membangkitkan lagi penjualan produknya dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut : 1)



Perbaikan/modifikasi pasar dilakukan dengan menaikkan penggunaan diantara konsumen, yaitu pada kemasan air mineral “Bening” disebutkan bahwa selain mengandung mineral tinggi yang baik untuk kesehatan, air “Bening” juga mengandung antioksidan sebagai bahan pencegah kanker.



2)



Perbaikan/modifikasi produk dilakukan perbaikan corak dan warna pada logo produk dan tutup botol untuk kemasan botol. Logo produk dibuat lebih berwarna, dengan tujuan agar ketika dipajang di toko atau supermarket, pembeli langsung tertarik dengan produk “Bening”. Perbaikan lain yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas atau kesegaran air mineral yang dilakukan dengan cara penggunaan mesin baru untuk menjaga sterilisasi dan kesegaran produk.



3)



Perbaikan/modifikasi pada bauran pemasaran dilakukan dengan menurunkan harga dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan serta mengadakan periklanan yang lebih menarik melalui berbagai media. Iklan dibuat dengan menekankan pada tema untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup keluarga dengan cara mengkonsumsi air “Bening”.



c.



Saluran distribusi yang digunakan oleh PT. Airia Nusantara yaitu :



Produsen



Pedagang Besar



Pengecer



Konsumen



Agar konsumen dapat dengan mudah memperoleh produk “Bening”, maka perusahaan menerapkan saluran distribusi yang cukup efisien. Perusahaan menjual langsung produknya ke pedagang besar dan tidak melayani ke pengecer. Pedagang besar-lah yang berperan menjual produk “Bening” ke pengecerpengecer untuk seterusnya dijual kepada konsumen.



4. a.



Analisis jabatan yang diterapkan pihak manajemen PT. Airia Nusantara yaitu analisis jabatan berbasis kompetensi. Dalam analisis jabatan ini langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang diperlukan setiap individu untuk melakukan pekerjaan. Pemetaan kompetensi ini sangat diperlukan agar setiap karyawan memiliki kompetensi unggul dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang menjadi tugasnya. Kondisi penjualan produk “Bening” yang berada pada kondisi konstan tersebut mengharuskan perusahaan untuk melakukan perbaikan di segala



2



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



DISKUSI 6 TUGAS AKHIR PROGRAM



bidang, termasuk dalam bidang sumber daya manusia. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, manajer SDM PT. Airia Nusantara mulai melakukan analisis jabatan untuk semua lini pekerjaan dengan memfokuskan pada kemampuan individu agar dapat meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. b. Metode analisis jabatan yang diterapkan pihak manajemen PT. Airia Nusantara dalam melaksanakan analisis jabatan tersebut adalah metode wawancara (tanya jawab). Metode analisis jabatan yang digunakan adalah dengan mendatangi setiap lini pekerjaan dan melakukan tanya jawab dengan karyawan untuk menggali kompetensi yang diperlukan dengan tugas yang harus diselesaikan. Metode ini memakan waktu yang cukup lama, namun pihak manajemen menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang lebih akurat dengan melakukan tanya jawab langsung dengan karyawan.



Sumber referensi : 1. Dharmmesta, Basu Swastha. 2014. Manajemen Pemasaran (Edisi 2). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. 2. Guritno, Adi Djoko. 2020. Manajemen operasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. 3. Husnan, Suad. 2019. Manajemen Keuangan (Edisi 3). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. 4. Iswanto, Yun. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 2). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. 5. Materi inisiasi 1-4 Tugas Akhir Program



3



TUGAS 1 TUGAS AKHIR PROGRAM



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



Soal : PT. MITRA SEHATI PT. Mitra Sehati adalah perusahaan yang memproduksi berbagai produk susu untuk bayi dan anak-anak dengan rasa enak, harga terjangkau serta berstandar internasional. Mitra Sehati telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1945 sebagai wujud nyata Program Kecukupan Protein Nasional yang diselenggarakan pemerintah Indonesia bersama Perserikatan BangsaBangsa (PBB). Mitra Sehati merupakan bagian dari sebuah perusahaan nutrisi yang berpusat di Belanda, Maxima Nutricia, dengan lebih dari 100 tahun pengalaman menyediakan nutrisi terbaik bagi buah hati. Didukung oleh lebih dari 400 ilmuwan, Maxima Nutricia telah menghasilkan 263 penelitian dan 147 inovasi mengenai ASI dan nutrisi awal kehidupan. Sebagai bukti komitmen Maxima Nutricia terhadap nutrisi telah berhasil dibuktikan dengan meraih Peringkat 1 Penghargaan International Access to Nutrition Index (ATNI) pada tahun 2013. Mitra Sehati juga secara aktif berinteraksi dan bermitra dengan para praktisi kesehatan, penggiat gizi, pengambil kebijakan dan pihak terkait lainnya untuk memberikan edukasi yang diperlukan untuk mewujudkan generasi Indonesia yang sehat di masa kini dan masa datang. Untuk mengukuhkan posisinya di pasar nasional, PT. Mitra Sehati hanya memfokuskan produksi susu untuk bayi dan anak-anak. Strategi ini sesuai dengan tujuan utama didirikannya perusahaan untuk menyediakan produk susu yang berkualitas sekaligus terjangkau, sehingga perusahaan hanya memfokuskan semua sumber daya untuk memproduksi susu untuk bayi dan anak-anak. Setiap produk selalu didasarkan pada riset dan pengembangan produk dari Pusat Riset Maxima Nutricia yang tersebar di Belanda, Singapura, dan Indonesia. PT. Mitra Sehati berkomitmen memberikan ilmu pengetahuan berkelas dunia untuk mendukung kesehatan anak-anak sekarang dan masa depan. Fokus penelitian adalah pada pemahaman akan kebutuhan gizi lokal dan dampak gizi pada awal kehidupan manusia. Salah satu hasil penelitian tersebut adalah dikembangkannya susu bayi bermerek Nutrigen yang dikhususkan bagi bayi baru lahir sampai umur satu tahun. Kelebihan susu ini adalah mengandung zat imun hasil riset yang mempunyai kelebihan meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang baru lahir. Sejak diluncurkan sampai saat ini, produk Nutrigen memiliki tingkat penjualan yang cukup menggembirakan. Peningkatan penjualan meningkat tajam secara terus menerus selama dua tahun ini. Penjualan yang terus meningkat ini mulai ”dilirik” oleh pesaing di awalawal penjualan Nutrigen. Beberapa pesaing sudah mulai memasuki pasar dengan membuat produk sejenis karena tertarik dengan peluang bisnis dan laba yang dihasilkan. Untuk mengatasi hal itu, perusahaan berusaha mempertahankan posisinya di pasar dengan melakukan berbagai strategi pemasaran. Dalam hal distribusi produk, perusahaan menginginkan agar produknya dapat tersebar secara luas di seluruh Indonesia sampai ke pelosok-pelosok. Oleh karena itu, perusahaan mendistribusikan produk ke pedagang besar/distributor terlebih dahulu. Distributor tidak menjual eceran kepada konsumen, namun menjual produknya ke pengecer terlebih dahulu. Selanjutnya, konsumen dapat membeli produk Nutrigen ke pengecer-pengecer yang tersebar di seluruh Indonesia. Sehubungan dengan keinginan perusahaan untuk memperbesar kapasitas produksinya, perusahaan berencana untuk mendirikan satu pabrik baru yang dilengkapi dengan mesin otomatis. Terdapat tiga alternatif lokasi pendirian pabrik baru, yaitu di kota A, B, dan C. Untuk menentukan lokasi yang paling tepat, pimpinan perusahaaan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel pengoperasian pabrik baru. Perusahaan harus menentukan lokasi manakah yang paling menguntungkan. Data biaya tetap dan biaya variabel setiap alternatif lokasi seperti berikut. Lokasi



Biaya tetap/bulan



Biaya variabel/unit



Kota A



Rp113.000.000



Rp37.200



Kota B



Rp94.000.000



Rp43.500



Kota C



Rp120.000.000



Rp35.000



Pertanyaan :



1



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



TUGAS 1 TUGAS AKHIR PROGRAM



Pertanyaan : 1.



a) Tentukan berada pada tahap apa produk Nitrogen dalam daur hidup produknya? Jelaskan alasan Sudara! b) Jenis saluran distribusi yang digunakan PT. Mitra Sehati dari produsen sampai ke konsumen (pihak-pihak yang terlibat dalam distribusi) dan jelaskan jawaban Saudara!



2.



Tentukan lokasi pabrik baru yang paling menguntungkan bagi perusahaan dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel apabila produk yang dihasilkan sebanyak 20.000 unit per bulan!



Jawaban : 1.



a.



Secara umum terdapat empat tahap dalam daur hidup produk yaitu tahap perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan tahap penurunan. Pada setiap tahap daur hidup produk, akan memerlukan strategi pemasaran tersendiri. Produk Nutrigen mengalami 3 tahap dari 4 tahap daur hidup produk dalam strategi pemasarannya, tahap-tahap tersebut meliputi : a)



Tahap Perkenalan Tahap ini ditandai oleh pertumbuhan penjualan yang lambat karena diperlukan beberapa waktu untuk memperkenalkan produk ke dalam pasar. Ada beberapa kemungkinan penyebab dari lambatnya pertumbuhan penjualan pada masa perkenalan, yaitu: terlambatnya pertambahan kapasitas produksi, masalah teknis, kelambatan dalam membangun jaringan distribusi yang memadai, dan keengganan pasar untuk mengubah perilaku. Tahap perkenalan produk Nutrign ditandai dengan sejak diluncurkan sampai saat ini, produk Nutrigen memiliki tingkat penjualan yang cukup menggembirakan.



b)



Tahap Pertumbuhan Tahap ini ditandai oleh pertumbuhan penjualan yang cepat. Di dalam konsep Maslow, pada tahap ini early adpoter sudah mulai membeli produk. Pesaing baru mulai muncul melihat adanya kesempatan pasar. Keuntungan mulai meningkat sebagai akibat dari meningkatnya volume penjualan dan menurunnya biaya produksi karena peningkatan volume produksi. Tahap pertumbuhan produk Nutrigen ditandai dengan peningkatan penjualan yang meningkat tajam secara terus menerus selama dua tahun ini. Penjualan yang terus meningkat ini mulai ”dilirik” oleh pesaing di awal-awal penjualan Nutrigen.



c)



Tahap Kedewasaan Apabila semua pasar potensial sudah dimasuki, maka pertumbuhan penjualan akan melambat. Tahap kedewasaan ada tiga bagian, yaitu : 1)



Dewasa bertumbuh (growth maturity). Walaupun pasar sudah jenuh, akan tetapi masih ada pertumbuhan penjualan, tetapi sedikit sekali.



2)



Dewasa stabil (stable maturity).



2



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



TUGAS 1 TUGAS AKHIR PROGRAM



Pada bagian ini, sebagian besar pasar potensial sudah dimasuki. Pertumbuhan penjualan industri hanya diperoleh sebagai akibat dari pertumbuhan populasi. 3)



Dewasa menurun (decaying maturity). Pada tahap ini, mulai terjadi penurunan penjualan karena pasar sudah mulai beralih ke produk lain.



Tahap kedewasaan produk Nutrigen ditunjukkan dengan adanya beberapa pesaing yang sudah mulai memasuki pasar dengan membuat produk sejenis karena tertarik dengan peluang bisnis dan laba yang dihasilkan. Untuk mengatasi hal itu, PT. Mitra Sehati berusaha mempertahankan posisinya di pasar dengan melakukan berbagai strategi pemasaran.



b.



Saluran distribusi yang digunakan PT. Mitra Sehati yaitu :



PT. Mitra Sehati menginginkan agar produknya dapat tersebar secara luas di seluruh Indonesia sampai ke pelosok-pelosok. Oleh karena itu, PT. Mitra Sehati mendistribusikan produk ke pedagang besar/distributor terlebih dahulu. Distributor tidak menjual eceran kepada konsumen, namun menjual produknya ke pengecer terlebih dahulu. Selanjutnya, konsumen dapat membeli produk Nutrigen ke pengecerpengecer yang tersebar di seluruh Indonesia.



2.



Lokasi pabrik baru yang paling menguntungkan bagi perusahaan dapat ditentukan dengan metode Locational Break-Even Analysis. Locational break-even analysis merupakan analisis biaya-volume untuk menyusun perbandingan alternatif-alternatif lokasi secara ekonomis. Metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel kemudian menggambarkannya dalam bentuk grafik sehingga diperoleh lokasi yang



3



TUGAS 1 TUGAS AKHIR PROGRAM



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



4



memiliki biaya paling rendah. Locational break-even analysis memiliki tiga langkah yaitu sebagai berikut.: a) Menentukan biaya tetap dan biaya variabel masing-masing alternatif lokasi. Lokasi



Biaya tetap/bulan



Biaya variabel/unit



Kota A



Rp113.000.000



Rp37.200



Kota B



Rp94.000.000



Rp43.500



Kota C



Rp120.000.000



Rp35.000



b) Menggambar dalam bentuk grafik. Untuk membuat grafik, maka harus ditentukan terlebih dahulu titik-titik koordinat dari masing-masing garis pilihan lokasi (X,Y) serta titik persimpanganya. Koordinat X = volume produksi Koordinat Y = biaya total



Titik-titik koordinat : •



Kota A Biaya Total (Y) = 113.000.000 + 37.200 (X) Jika X=0, maka Y = 113.000.000 + 37.200 (0) = 113.000.000 Jika X=20.000, maka Y = 113.000.000 + 37.200 (20.000) = 857.000.000







Kota B Biaya Total (Y) = 94.000.000 + 43.500 (X) Jika X=0, maka Y = 94.000.000 + 43.500 (0) = 94.000.000 Jika X=20.000, maka Y = 94.000.000 + 43.500 (20.000) = 964.000.000







Kota C Biaya Total (Y) = 120.000.000 + 35.000 (X) Jika X=0, maka Y = 120.000.000 + 35.000 (0) = 120.000.000 Jika X=20.000, maka Y = 120.000.000 + 35.000 (20.000) = 820.000.000



Dari analisis di atas, didapat titik koordinat masing-masing lokasi sebagai berikut : Lokasi



(X0,Y0)



(X1,Y1)



Kota A



(0, 113.000.000)



(20.000 , 857.000.000)



Kota B



(0, 94.000.000)



(20.000 , 964.000.000)



Kota C



(0, 120.000.000)



(20.000, 820.000.000)



Locational break-even (titik persimpangan) : •



Kota A dan Kota B 113.000.000 + 37.200 (X) = 94.000.000 + 43.500 (X) 19.000.000 = 6.300 (X) → X = 3,17







Kota A dan Kota C 113.000.000 + 37.200 (X) = 120.000.000 + 35.000 (X)



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



TUGAS 1 TUGAS AKHIR PROGRAM



2.200 (X) = 7.000.000 → X= 1,54 •



Kota B dan Kota C 94.000.000 + 43.500 (X) = 120.000.000 + 35.000 (X) 8.500 (X) = 26.000.000 → X = 3,06



Grafik :



c) Memilih lokasi dengan biaya termurah untuk volume produksi yang diinginkan. Apabila pabrik akan berproduksi pada tingkat 20.000 unit volume, maka Kota C merupakan pilihan yang tepat karena jika dilihat dari biaya total yang dibutuhkan paling rendah dibanding pilihan kota A dan kota B, yaitu Rp 820.000.000,-.



Sumber referensi : Simamora, Bilson. 2019. Pemasaran Strategik Edisi Kedua Cetakan Pertama. Tangerang Selatang : Universitas Terbuka. Muktiyanto, Ali, dkk. 2011. Analisis Kasus Bisnis Edisi Kesatu Cetakan Keempat. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.



5



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



TUGAS 2 TUGAS AKHIR PROGRAM



Soal : PT. MITRA SEHATI



PT. Mitra Sehati adalah perusahaan yang memproduksi berbagai produk susu untuk bayi dan anak-anak dengan rasa enak, harga terjangkau serta berstandar internasional. Mitra Sehati telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1945 sebagai wujud nyata Program Kecukupan Protein Nasional yang diselenggarakan pemerintah Indonesia bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mitra Sehati merupakan bagian dari sebuah perusahaan nutrisi yang berpusat di Belanda, Maxima Nutricia, dengan lebih dari 100 tahun pengalaman menyediakan nutrisi terbaik bagi buah hati. Didukung oleh lebih dari 400 ilmuwan, Maxima Nutricia telah menghasilkan 263 penelitian dan 147 inovasi mengenai ASI dan nutrisi awal kehidupan. Sebagai bukti komitmen Maxima Nutricia terhadap nutrisi telah berhasil dibuktikan dengan meraih Peringkat 1 Penghargaan International Access to Nutrition Index (ATNI) pada tahun 2013. Mitra Sehati juga secara aktif berinteraksi dan bermitra dengan para praktisi kesehatan, penggiat gizi, pengambil kebijakan dan pihak terkait lainnya untuk memberikan edukasi yang diperlukan untuk mewujudkan generasi Indonesia yang sehat di masa kini dan masa datang. Untuk mengukuhkan posisinya di pasar nasional, PT. Mitra Sehati hanya memfokuskan produksi susu untuk bayi dan anak-anak. Strategi ini sesuai dengan tujuan utama didirikannya perusahaan untuk menyediakan produk susu yang berkualitas sekaligus terjangkau, sehingga perusahaan hanya memfokuskan semua sumber daya untuk memproduksi susu untuk bayi dan anak-anak. Setiap produk selalu didasarkan pada riset dan pengembangan produk dari Pusat Riset Maxima Nutricia yang tersebar di Belanda, Singapura, dan Indonesia. PT. Mitra Sehati berkomitmen memberikan ilmu pengetahuan berkelas dunia untuk mendukung kesehatan anakanak sekarang dan masa depan. Fokus penelitian adalah pada pemahaman akan kebutuhan gizi lokal dan dampak gizi pada awal kehidupan manusia. Salah satu hasil penelitian tersebut adalah dikembangkannya susu bayi bermerek Nutrigen yang dikhususkan bagi bayi baru lahir sampai umur satu tahun. Kelebihan susu ini adalah mengandung zat imun hasil riset yang mempunyai kelebihan meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang baru lahir. Saat ini PT. Mitra Sehati menaungi lebih dari 1.000 karyawan dan mengoperasikan fasilitas produksi di kawasan Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah untuk menghasilkan berbagai produk susu bayi dan anak-anak. Sejalan dengan rencana pendirian pabrik baru dan penambahan mesin otomatis, pimpinan perusahan berencana untuk membeli satu mesin otomatis baru yang dapat meningkatkan kapasitas produksi. Terdapat dua pilihan investasi mesin-mesin yang digunakan, yaitu mesin merek “MX1” buatan Jepang dan merek “Diamond” buatan China. Harga merek MX1 adalah Rp1.800.000.000 dan harga merek Diamond adalah Rp1.300.000.000. Pembelian mesin ini diharapkan mampu menghasilkan kas bersih bagi perusahaan sebesar Rp220.000.000 per tahun untuk merek MX1 dan Rp.210.000.000 untuk merek Diamond. Keinginan kuat untuk mengembangkan usaha dengan efektif dan efisien mendorong pihak manajemen untuk melakukan perbaikan dalam segala bidang termasuk dalam hal sumber daya manusia. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, manajer SDM PT. Mitra Sehati



1



TUGAS 2 TUGAS AKHIR PROGRAM



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



melakukan analisis jabatan terhadap semua lini pekerjaan. Jenis analisis jabatan yang digunakan adalah menekankan pada aktivitas-aktivitas pekerjaan setiap pekerja, untuk menilai secara spesifik apa yang menjadi pekerjaan seseorang pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan tugas setiap individu, sehingga semua pekerjaan terbagi dengan baik kepada semua pegawai. Untuk melaksanakan analisis jabatan tersebut, setiap karyawan diminta untuk membuat catatan kinerja mereka sendiri, apa saja tugas-tugas mereka, bagaimana menyelesaikannya serta tingkat keterselesaian tugas tersebut. Hal ini akan memudahkan pimpinan untuk mengevaluasi tugas-tugas setiap karyawan, walaupun kadang terdapat kelemahan, yaitu tidak semua tugas karyawan dapat dideskripsikan dengan baik. Pertanyaan : 1.



Tentukan pembelian mesin yang manakah yang lebih menguntungkan dengan menggunakan metode payback period!



2.



a. Jenis analisis jabatan apakah yang diterapkan pihak manajemen PT. Mitra Sehati? Jelaskan jawaban Sudara! b. Metode analisis jabatan apakah yang diterapkan pihak manajemen PT. Mitra Sehati dalam melaksanakan analisis jabatan tersebut? Jelaskan jawaban Saudara!



Jawaban : 1.



Menurut Kashmir dan Jakfar (2004), metode payback period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Payback period merupakan jangka waktu yang digunakan untuk mengukur berapa lama investasi suatu usaha akan kembali. Menurut Kamaliuddin (2004), perhitungan PP dibagi menjadi dua, yaitu : 1.



Usaha yang memiliki pola cash flow yang sama dari tahun ke tahun PP =



2.



Total Investasi 𝑥 1 tahun 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 per tahun



Usaha yang memiliki pola cash flow yang tidak sama dari tahun ke tahun PP = t +



b−c 𝑑−𝑐



Keterangan : t



=



b c d



= = =



tahun terakhir dimana cash inflow belum menutupi nilai investasi nilai investasi kumulatif cash inflow pada tahun ke-t jumlah kumulatif cash inflow pada tahun t+1



Usulan proyek dapat diterima jika berdasarkan rumus payback period tersebut didapat periode pengembalian yang lebih cepat dari tahun estimasi pengembalian yang diharapkan. Perbandingan payback period : Mesin MX I PP =



1.800.000.000 = 8,18 Tahun 220.000.000



Mesin Diamond PP =



1.300.000.000 = 6,19 Tahun 210.000.000



2



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



TUGAS 2 TUGAS AKHIR PROGRAM



Pembelian Mesin Diamond merupakan pembelian yang lebih menguntungkan karena periode pengembaliannya lebih singkat dibanding mesin MX1.



2a. Analisis jabatan adalah suatu cara sistematis untik mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi mengenai tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab dari suatu jabatan tertentu. Informasi pekerjaan tersebut dapat membedakan aktivitas dan perilaku pekerjaan, interaksi, standar kinerja, rencana anggaran, peralatan dan teknologi, kondisi pekerjaan, supervisi, serta pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperlukan. Analisis jabatan merupakan hal yang mendasar dalam aktivitas manajemen sumber daya manusia. Terdapat dua jenis analisis jabatan, yaitu: a. Analisis Jabatan Berbagi Tugas Tugas merupakan kegiatan fisik atau mental yang membentuk langkah-langkah wajar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Untuk pekerjaan yang tetap berdasarkan tugas, maka proses analisis jabatan dapat dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Analisis jabatan yang berdasarkan pada tugas akan lebih memperjelas apa yang dilakukan secara spesifik pada suatu pekerjaan. Selanjutnya dalam pengembangan deskripsi jabatan, tugas digunakan untuk mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan dan membuat daftar fungsi pekerjaan. b. Analisis jabatan Berbasis Kompetensi Kompetensi adalah karakteristik dasar yang daoat dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu atau tim. Beberapa alasan yang digunakan organisasi menggunakan pendekatan kompetensi untuk analisis jabatan: 1)



Mengkomunikasikan perilaku yang utama dan dihargai ke seluruh organisasi



2)



Meningkatkan tingkat kompetensi organisasi



3)



Memfokuskan kemampuan individu untuk meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi



Dengan menggunakan pendekatan kompetensi, maka kompetensi-kompetensi yang diperlukan individu untuk melaksanakan pekerjaan sebagai tim dapat diidentifikasi. Selain itu, kriteria seleksi aktivitas sumber daya manusia perlu direvisi untuk memfokuskan pada kebutuhan kompetensi yang berbeda untuk setiap pekerjaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka analisis jabatan yang diterapkan pihak manajemen PT. Mitra Sehati adalah analisis jabatan berbasis tugas, karena PT. Mitra Sehati menekankan pada aktivitas-aktivitas pekerjaan setiap pekerja, untuk menilai secara spesifik apa yang menjadi pekerjaan seseorang pekerja. Untuk melaksanakan analisis jabatan tersebut, setiap karyawan diminta untuk membuat catatan kinerja mereka sendiri, apa saja tugas-tugas mereka, bagaimana menyelesaikannya serta tingkat keterselesaian tugas tersebut.



2b. Hasil dari analisis jabatan adalah deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. Proses analisis jabatan sendiri sebenarnya merupakan suatu pengumpulan data. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam analisis jabatan adalah:



3



NAMA : GERVY LACSTIKA HUTAMI NIM : 043367872



TUGAS 2 TUGAS AKHIR PROGRAM



a. Kuesioner b. Menuliskan cerita singkat (written narrative) c. Pengamatan (observasi) d. Wawancara (interview) Dari penjelasan di atas, maka metode analisis jabatan yang diterapkan pihak manajemen PT. Mitra Sehati adalah kuesioner yaitu meminta karyawan mengisi kuesioner untuk menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab mereka adalah satu cara lain untuk memperoleh informasi analisis jabatan.



Sumber referensi : 1. Materi Inisiasi 3 Tugas Akhir Program 2. Materi Inisiasi 4 Tugas Akhir Program



4