Raviadin Nugroho-Laporan Praktik AM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER II



PRAKTIK 1



AMPLITUDE MODULATION (AM)



Nama Praktikan: Raviadin Nugroho Kelas / NIM : BM 2A / 1903421041



PROGRAM STUDI BROADBAND MULTIMEDIA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2020



KATA PENGANTAR



Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan kita nikmat sehat, iman, dan islam sehingga kita dapat melakukan aktivitas setiap harinya. Sholawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga terang benderang hingga saat ini. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah mendukung saya hingga terselesaikannya laporan untuk mata kuliah Praktik Sistem Telekomunikasi ini. Semoga hasil laporan ini bermanfaat.



Bekasi, 30 Mei 2020



Penulis



A. Tujuan



1. Menampilkan bentuk sinyal AM. 2. Menentukan indeks modulasi dengan pola trapezium. 3. Menjelaskan apa yang disebut over modulasi dan distorsi modulasi dari sinyal AM.



B. Alat dan Komponen yang Digunakan 1. 1 Buah Komputer / Laptop 2. 1 Buah Simulator Wolframe Player 12 3. 1 Buah File Simulator Amplitudo Modulation



C. Dasar Teori



Modulasi Amplitudo kali ini adalah DSB (Double Side Band). Depth (%) adalah kata lain indeks modulasi dalam persentase (M). Frequency domain adalah spektrum frekuensi.



D. Langkah Kerja 1. Buka software Wolfram Player 12 2. Buka file Amplitude Modulation (AM)



3. Dengan nilai default (frekuensi 500 Hz) dan depth 50%, perhatikan gambar di time domain dan frequency domain. 4. Klik tanda √ dibagian Include Carrier(side bands : dual).



5. Capture gambar di time domain dan frequency dengan dan tanpa Carrier. 6. Ulangi langkah 3-5 dengan mengubah nilai depth 0% dan 100% 7. Gambar screen capture digabung dalam bagian Data Hasil Percobaan, berikan judul (caption) yang sesuai. Berikan penjelasan, bila perlu. 8. Bandingkan gambar screen capture dan buat analisanya di bagian Analisa Data. 9. Ulangi langkah 3-8 dengan mengubah nilai frekuensi ke 1500 Hz dan 2500 Hz. Pengubahan nilai dapat dilakukan dengan menggeser atau dengan mengubah nilai dibagian angka. 10. Dengan frekuensi 2500 Hz, ubah indeks modulasi (depth) menjadi 110% (intinya,nilai lebih besar dari 100%). 11. Capture gambar di time domain dan frequency dengan dan tanpa Carrier. 12. Gambar screen capture digabung dalam bagian Data Hasil Percobaan, berikan judul (caption) yang sesuai. Berikan penjelasan, bila perlu. 13. Bandingkan gambar screen capture dan buat analisanya di bagian Analisa Data.



E. Data Hasil Percobaan - f 500 d 50 dengan Include Carrier



- f 500 d 50 tanpa Include Carrier



- f 500 d 0 dengan Include Carrier



- f 500 d 0 tanpa Include Carrier



- f 500 d 100 dengan Include Carrier



- f 500 d 100 tanpa Include Carrier



- f 1500 d 50 dengan Include Carrier



- f 1500 d 50 tanpa Include Carrier



- f 1500 d 0 dengan Include Carrier



- f 1500 d 0 tanpa Include Carrier



- f 1500 d 100 dengan Include Carrier



- f 1500 d 100 tanpa Include Carrier



- f 2500 d 50 dengan Include Carrier



- f 2500 d 50 tanpa Include Carrier



- f 2500 d 0 dengan Include Carrier



- f 2500 d 0 tanpa Include Carrier



- f 2500 d 100 dengan Include Carrier



- f 2500 d 100 tanpa Include Carrier



- f 2500 d 110 dengan Include Carrier



- f 2500 d 110 tanpa Include Carrier



F. Analisa Data Berdasarkan data hasil percobaan diatas, jika dianalisa melalui parameter frequency dengan variasi frequency 500 Hz, 1500 Hz, dan 2500 Hz , maka semakin besar frequency yang diberikan maka akan meningkatkan kerapatan sinyal pembawa informasi.



frequency 500 Hz frequency 1500 Hz



frequency 2500 Hz



Kemudian, dalam parameter depth (%). Sebelumnya, dalam percobaan ini, depth (%) merupakan indeks modulasi (m), yang mana indeks modulasi merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal informasi dengan amplitudo sinyal carrier. Selanjutnya jika melihat data hasil percobaan diatas, ketika diberikan nilai depth sebesar 50 % dengan include carrier, maka sinyal termodulasi, namun tidak dalam keadaan maksimal seharusnya. Sedangkan, ketika nilai depth tetap sebesar 50%, namun tanpa include carrier, maka akan dihasilkan sinyal Double-sideband suppressed-carrier (DSB – SC) hasil modulasi.



Depth 50 % dengan include carrier



Depth 50 % tanpa include carrier



Kemudian, nilai depth diubah sebesar 0 % dengan include carrier. Jika dianalisa dari nilai depth yang sebesar 0 %, maka indeks modulasinya bernilai 0, yang artinya tidak akan terjadi pemodulasian, sehingga jika diamati, sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier. Sedangkan, ketika nilai depth tetap sebesar 0 %, tetapi tanpa include carrier, maka akan dihasilkan sinyal Double-sideband suppressed-carrier (DSB – SC) hasil modulasi. Namun, sama seperti keadaan dengan include carrier yang indeks modulasinya bernilai 0, saat tanpa include carrier juga tidak akan terjadi pemodulasian.



Depth 0 % dengan include carrier



Depth 0 %



tanpa include carrier



Setelah itu, nilai depth diubah sebesar 100 % dengan include carrier. Jika dianalisa dari nilai depth yang sebesar 100 %, maka indeks modulasinya bernilai 1, yang artinya sinyal termodulasi dalam keadaan maksimal. Tetapi kondisi tersebut sukar dicapai karena keterbatasan alat, terutama kendala noise. Kemudian, ketika nilai depth tetap sebesar 100 %, namun tanpa include carrier, maka akan dihasilkan sinyal Double-sideband suppressedcarrier (DSB – SC) hasil modulasi yang juga dalam keadaan maksimal.



Depth 100 % dengan include carrier



Depth 100 % tanpa include carrier



Selanjutnya, nilai depth ditingkatkan melebihi 100 % hingga bernilai 110 %. Pada keadaan tersebut dengan include carrier, sinyal akan termodulasi, tetapi akan terjadi overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih dari 100 %. Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope bentuknya akan berbeda dengan sinyal informasi/pemodulasi. Jika distorsi yang terjadi cukup besar, maka sinyal informasi menjadi tidak dapat dipahami. Kemudian, ketika nilai depth tetap sebesar 110 %, namun tanpa include carrier, maka akan dihasilkan sinyal Double-sideband suppressed-carrier (DSB – SC) hasil modulasi.



Depth 110 % dengan include carrier



Depth



110 % tanpa include carrier



G. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 



Modulasi amplitudo adalah jenis modulasi dengan mengubah amplitude sinyal carrier sedangkan frekuensi dan fasenya tetap.







semakin besar nilai frequency yang diberikan maka akan meningkatkan kerapatan sinyal pembawa informasi.







Semakin dekat nilai amplitudo sinyal informasi dan sinyal carrier, maka nilai indeks modulasi (m) akan semakin mendekati 1, yang mana dapat membuat sinyal termodulasi dalam keadaan yang lebih maksimal.







Ketika indeks modulasi (m) melebihi 1 (m > 1), maka akan terjadi overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih dari 100 %, yang dapat menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi.



H. Daftar Pustaka Alam, Shah. 2013. “Amplitude Modulation (AM)”, http://sahirulalam.blogspot.com/2013/02/amplitude-modulation-am.html, diakses pada 23 Mei 2020. Anonymous. 2014. “Pengertian Modulasi”. https://www.slideshare.net/ferdinfadhil/materiamplitude-modulation-am, diakses pada 23 Mei 2020. Anonymous. 2015. “DSB SC Modulation”. http://912015043.blogspot.com/2015/10/dsb-scmodulation.html, diakses pada 24 Mei 2020. Anonymous. 2020. “Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM)”, http://elektronikadasar.web.id/modulasi-amplitudo-amplitude-modulation-am/, diakses pada 24 Mei 2020. Arkan, Fardhan. 2014. “Modul II Konsep Modulasi (Analog dan Digital)”, https://www.slideshare.net/FURWADI/modul-02-konsep-modulasi-modulasi-analog-am, diakses pada 23 Mei 2020. Devi. 2013. “Dasar Sistem Telekomunikasi (Modulasi)”, https://www.slideshare.net/fathoen/dasarsistem-telekomunikasi-modulasi, diakses pada 23 Mei 2020. Widhiantoro, Dandun. 2020. “Buku Petunjuk Praktikum Amplitude Modulation (AM)” Hal 2-6. Depok: Politeknik Negeri Jakarta. Widhiantoro, Dandun. 2020. “Jobsheet Modulasi Amplitudo” . Depok: Politeknik Negeri Jakarta.