Referat Anak Kwashiorkor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 2 TINJAUAN UMUM



2.1. Definisi WHO mendefinisikan malnutrisi sebagai suatu keadaan ketidak seimbangan seluler antara suplai zat-zat makanan dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk kelangsungan pertumbuhan, pemeliharaan dan fungsi-fungsi spesifik lainnya. Terminologi kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Williams pada tahun 1933, yang berarti suatu keadaan tidak adekuatnya masukan protein. Kwashiorkor merupakan suatu bentuk malnutrisi energi protein yang terjadi pada anak, dengan karakteristik berupa edema, iritabilitas, anoreksia, dan adanya infiltrasi lemak ke hati, depigmentasi pada kulit, perubahan pada rambut, dan berkurangnya produksi protein oleh hati. Menurut Depkes RI Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). KEP diklasifikasikan dengan KEP ringan, KEP sedang dan KEP berat. KEP ringan bila BB/U: 70-80 % baku median WHO-NCHS dan atau BB/TB: 8090 % baku median NCHS. KEP sedang bila BB/U: 60-70 % baku median WHO-NCHS dan atau BB/TB: 70-80 % baku median NCHS. KEP berat/gizi buruk bila BB/U: 1 tahun : 200.000 SI, 6-12 bulan : 100.000 SI, < 6 bulan : 50.000 SI, kecuali bila dapat dipastikan anak sudah mendapat suplementasi vit A pada 1 bulan terakhir. Bila ada tanda/gejala defisiensi vitA, berikan vitamin dosis terapi.



Langkah Ke-9:Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya berikan: •



Kasih sayang







Lingkungan yang ceria







Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari







Aktifitas fisik segera setelah sembuh







Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb).



Langkah Ke-10: Tindak lanjut di rumah Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB anak sudah mencapai 80% BB/U, dapat dikatakan anak sembuh. Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah setelah penderita dipulangkan. Adapun hal –hal yang perlu disarankan kepada orang tua adalah sebagai berikut: •



Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur: ⇒



bulan I



: 1x/ minggu







bulan II



: 1x/ 2 minggu







bulan III



: 1x/ bulan







Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)







Pemberian vitamin A setiap 6 bulan.



II. Pengobatan penyakit penyerta Pengobatan ditujukan pada penyakit yang sering menyertai KEP berat, yaitu: 1. Defisiensi vitamin A Bila terdapat tanda defisiensi vitamin A pada mata, beri anak vitamin A secara oral pada hari ke 1, 2 dan 14 atau sebelum pulang dan bila terjadi perburukan keadaan klinis dengan dosis: •



umur > 1 tahun



: 200.000 SI/kali







umur 6-12 bulan



: 100.000 SI/kali







umur 0-5 bulan



: 50.000 SI/kali



2. Dermatosis Dermatosis ditandai adanya : • hipo/hiperpigmentasi • deskuamasi (kulit mengelupas) • lesi ulserasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi sekunder, antara lain oleh Candida. Tata laksana : • kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KmnO4 (K-permanganat) 1% selama 10 menit • beri salep/krim (Zn dengan minyak kastor) • usahakan agar daerah perineum tetap kering. •



Umumnya terdapat defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn peroral



3. Parasit/cacing Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat anti helmintik lain. 4. Diare melanjut Diare biasa menyertai KEP berat, tetapi akan berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan secara berhati-hati Intoleransi laktosa tidak jarang sebagai penyebab diare. Bisa dicegah dengan pemberian formula bebas/rendah laktosa. Penyebab lain dari melanjutnya diare antara lain



kerusakan mukosa usus dan infestasi parasit seperti Giardiasis. Bila mungkin, lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri: Metronidazol 7,5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari 5. Tuberkulosis Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberkulin/Mantoux (seringkali anergi) dan Ro-foto toraks. Bila positif atau sangat mungkin TB, obati sesuai pedoman pengobatan TB. III. Kegagalan pengobatan Kegagalan pengobatan terlihat pada tingginya angka kematian dan kenaikan berat badan kecil dari 50 gram/kgBB/minggu. Hal ini mungkin disebabkan oleh pemberian makanan tidak adekuat, defisiensi nutrien, infeksi dan masalah psikologik. IV. Penanganan pasien pulang sebelum rehabilitasi tuntas Rehabilitasi dianggap lengkap dan anak siap dipulangkan bila gejala klinis sudah menghilang, berat badan/umur mencapai minimal 70% atau berat badan/tinggi badan mencapai minimal 80%. Anak KEP berat yang pulang sebelum rehabilitasi tuntas, dirumah harus diberi makanan tinggi energi (150 kkal/kgBB/hari) dan tinggi protein (4-6 gram/kgBB/hari): • beri anak makanan yang sesuai (energi dan protein) dengan porsi paling sedikit 5 kali sehari •



beri makanan selingan diantara makanan utama







upayakan makanan selalu dihabiskan







beri suplementasi vitamin dan mineral/elektrolit







teruskan ASI.



V. Tindakan pada kegawatan 1. Syok (renjatan): Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit membedakan keduanya secara klinis saja. Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan intravena, sedangkan pada sepsis tidak terjadi perbaikan dengan pemberian cairan. Hati-hati terhadap terjadinya overhidrasi.



Pedoman pemberian cairan: Berikan cairan intravena (iv) berupa Ringer laktat dan Dekstrosa 5% dengan perbandingan 1:1 sebanyak 15 ml/kgBB dalam 1 jam pertama atau 5 tetes permenit/kgBB. Evaluasi 1 jam -



Bila ada perbaikan klinis, ulangi pemberian cairan seperti diatas untuk 1 jam berikutnya, kemudian lanjutkan dengan pemberian Resomal/pengganti, per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan formula khusus (F-75/pengganti).



-



Bila tidak ada perbaikan klinis→ anak menderita syok septik. Dalam hal ini, berikan cairan rumat sebanyak 4 ml/kgBB/jam dan berikan transfusi darah sebanyak 10 ml/kgBB secara perlahan-lahan (dalam 3 jam). Kemudian mulailah pemberian formula (F-75/pengganti).



2. Anemia berat Transfusi darah diperlukan bila: •



Hb