REFERAT Covid-19 (Vini Nugraheni 20360120) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Eka
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT TROMBOSITOPENIA DAN COVID-19 Makalah ini dibuat sebagai salah satu persyaratan kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior SMF Interna di Rumah Sakit Haji Medan



Oleh: Vini Nugraheni (20360120)



Pembimbing: Pembimbing : dr. Lita Septina., Sp.PD.,KE.MD



KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF INTERNA RUMAH SAKIT HAJI MEDAN SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan referat ini dengan judul “Trombositopenia dan Covid-19”. Penyelesaian referat ini banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu adanya kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sangat tulus kepada dr. Lita Septina., Sp.PD.,KE.MD selaku pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, petunjuk, nasehat dan memberi kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan referat ini. Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tidak lepas dari kekurangan karena kebatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis. Maka sangat diperlukan masukan dan saran yang membangun. Semoga referat ini dapat memberikan manfaat.



Medan, Oktober 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ..................................................................................................... i Daftar Isi ................................................................................................................ ii Daftar Tabel .......................................................................................................... iv Bab I Pendahuluan ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Tujuan ......................................................................................................... 3 1.3 Manfaat ....................................................................................................... 4 Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 5 2.1 Definisi COVID-19 ..................................................................................... 5 2.2 Epidemiologi Trombositopenia dan COVID-19 ......................................... 6 2.3 Manifestasi Klinis ....................................................................................... 8 2.4 Transmisi COVID-19 .................................................................................. 9 2.5 Patofisiologi Trombositopenia pada COVID-19 ........................................ 9 2.6 Mekanisme Trombositopenia yang disebabkan oleh infeksi Coronavirus ................................................................................................ 10 2.7 Trombositopenia pada penyakit Coronavirus ............................................. 11 2.8 Perubahan hematologi pada pasien dengan infeksi Coronavirus ................ 13 2.9 Gangguan Trombositopenia dan koagulasi pada pasien COVID-19 yang parah dan kritis ............................................................... 15 2.10 Pencegahan COVID-19 .............................................................................. 18 2.11 Tatalaksana ................................................................................................. 22 ii



2.12 Prognosis Trombositopenia dan COVID-19 .............................................. 23 Bab III Kesimpulan .............................................................................................. 25 Daftar Pustaka



iii



DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Trombositopenia pada pasien COVID-19 .............................................. 14 Tabel 2.2 Insiden Trombositopenia pada penyakit infeksi ..................................... 16 Tabel 2.3 Penggunaan antikoagulan pada pasien………………………………... 24



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di awal tahun 2020 ini, dunia dikagetkan dengan kejadian infeksi berat dengan penyebab yang belum diketahui, yang berawal dari laporan dari Cina kepada World Health Organization (WHO) terdapatnya 44 pasien pneumonia yang berat di suatu wilayah yaitu Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tepatnya di hari terakhir tahun 2019 Cina. Dugaan awal hal ini terkait dengan pasar basah yang menjual ikan, hewan laut dan berbagai hewan lain. Pada 10 Januari 2020 penyebabnya mulai teridentifikasi dan didapatkan kode genetiknya yaitu virus corona baru.Tidak lama kemudian mulai muncul laporan dari provinsi lain di Cina bahkan di luar Cina, pada orangorang dengan riwayat perjalanan dari Kota Wuhan dan Cina yaitu Korea Selatan, Jepang, Thailand, Amerika Serikat, Makau, Hongkong, Singapura, Malaysia hingga total 25 negara termasuk Prancis, Jerman, Uni Emirat Arab, Vietnam dan Kamboja. Ancaman pandemik semakin besar ketika berbagai kasus menunjukkan penularan antar manusia (human to human transmission) pada dokter dan petugas medis yang merawat pasien tanpa ada riwayat berpergian ke pasar yang sudah ditutup. Penyakit infeksi Coronavirus 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh novel coronavirus atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang secara struktural terkait dengan virus penyebab sindrom pernafasan akut parah (SARS), telah berkembang menjadi pandemi global, dengan dua juta infeksi. dan 130.000 kematian. Saat ini angka kematian COVID19 sudah mencapai 13%, seperti di Prancis dan Italia. Di China, sekitar 81% pasien COVID-19 merupakan kasus ringan, sedangkan 14% merupakan kasus parah dengan sindrom gangguan 1



2



pernapasan akut (ARDS) yang memerlukan dukungan ventilator, dan 5% merupakan pasien kritis yang membutuhkan unit perawatan intensif (ICU) masuk. tingkat kelangsungan hidup pasien kritis tidak lebih dari 50%. Lansia dan orang yang memiliki kondisi medis yang mendasari berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi yang lebih serius, seperti syok septik, ARDS, cedera ginjal akut (AKI), dan miokarditis fulminan. Sekitar 81% kematian terjadi di antara orang berusia> 60 tahun di China. Sebagai penyakit menular baru, COVID-19 ditandai dengan cedera pernapasan akut yang parah dan sindrom terkait hiperinflamasi. Prediktor prognosis buruk yang ditemukan oleh penelitian retrospektif termasuk hipersitokinemia, peningkatan signifikan tanda dari respon inflamasi (misalnya IL-6, C-reactive protein (CRP), dan serum ferrin) dan kegagalan organ (misalnya, aspartat atau alanine transaminase (AST atau ALT), troponin jantung, dan nitrogen urea darah (BUN), dan RNAemia terkait SARS-CoV-2. Trombositopenia telah dikaitkan dengan tingkat penyakit parah dan kematian yang lebih tinggi pada pasien dengan COVID-19. Karakteristik klinis dari 1.099 pasien dengan COVID-19 yang dikonfirmasi di laboratorium di China menunjukkan bahwa 36,2% pasien mengalami trombositopenia ( 15 tahun yang kontak



21



dengan penderita COVID-19. Namun, belum terdapat bukti efektivitas HCQ untuk pencegahan. Rincian rekomendasi sebagai berikut: • Petugas kesehatan asimtomatis yang merawat suspek atau konfirmasi COVID-19 diberi HCQ 2 x 400 mg pada hari pertama, diikuti 1 x 400 mg sampai dengan hari ketujuh. • Anggota keluarga asimtomatis yang kontak dengan penderita COVID-19 diberi HCQ 2 x 400 mg dilanjutkan 1 x 400 mg sampai dengan hari ke 21. 7) Penanganan Jenazah Penanganan jenazah dengan COVID-19 harus mematuhi prosedur penggunaan APD baik ketika pemeriksaan luar atau autopsi. Seluruh prosedur autopsi yang memiliki potensi membentuk aerosol harus dihindari. Misalnya, penggunaan mesin gergaji jika terpaksa harus dikerjakan, tambahkan vakum untuk menyimpan aerosol. Belum terdapat data terkait waktu bertahan SARSCoV-2 pada tubuh jenazah 8) Mempersiapkan Daya Tahan Tubuh Terdapat beragam upaya dari berbagai literatur yang dapat memperbaiki daya tahan tubuh terhadap infeksi saluran napas. Beberapa di antaranya adalah berhenti merokok dan konsumsi alkohol, memperbaiki kualitas tidur, serta konsumsi suplemen. 2.11.Tatalaksana Prinsip tatalaksana secara keseluruhan menurut rekomendasi WHO yaitu: Triase : identifikasi pasien segera dan pisahkan pasien dengan severe acute respiratory infection (SARI) dan dilakukan dengan memperhatikan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) yang sesuai, terapi suportif dan monitor pasien, pengambilan contoh uji untuk diagnosis laboratorium, tata laksana secepatnya pasien dengan hipoksemia atau gagal nafas dan acute respiratory distress



22



syndrome (ARDS), syok sepsis dan kondisi kritis lainnya. Hingga saat ini tidak ada terapi spesifik anti virus nCoV 2019 dan anti virus corona lainnya. Beberapa peneliti membuat hipotesis penggunaan baricitinib, suatu inhibitor janus kinase dan regulator endositosis sehingga masuknya virus ke dalam sel terutama sel epitel alveolar. Pengembangan lain adalah penggunaan remdesivir yang diketahui memiliki efek antivirus RNA dan kombinasi klorokuin, tetapi keduanya belum mendapatkan hasil. Untuk pengobatan pasien dengan COVID19, favipiravir digunakan dalam terapi kombinasi dengan yang lain agen antivirus seperti interferon- α ( ChiCTR2000029600) atau baloxavir marboxil (ChiCTR2000029544). Di antara analog nukleotida yang disetujui, ribavirin juga merupakan analog guanin untuk pengobatan terhadap virus hepatitis C (HCV) dan infeksi virus pernapasan (RSV) dan telah digunakan untuk mengobati pasien dengan SARS atau MERS. Untuk pengobatan COVID-19, ribavirin digunakan dalam terapi kombinasi dengan interferon pegilasi (ChiCTR2000029387) untuk merangsang tanggapan antivirus bawaan, yang diberikan dalam dosis yang jauh lebih rendah untuk meminimalkan efek samping. Remdesivir (GS-5734) adalah analog adenin yang memiliki struktur kimia yang mirip dibandingkan dengan tenofovir. Remdesivir juga menunjukkan aktivitas antivirus terhadap MERS-CoV (IC50 = 0,074 μ M) dan SARS-CoV (IC50 = 0,069 μ M) dalam sel epitel jalan napas manusia (HAE), dan, dapat menghambat replikasi MERS-CoV pada tikus. Di AS, pasien terinfeksi SARS-CoV2 pertama dilaporkan dan diberikan remdesivir. Untuk penghambatan SARS-CoV-2, aktivitas antivirus remdesivir diuji dalam sel Vero (EC50 = 0,77). μ M). Remdesivir muncul sebagai kandidat paling menjanjikan untuk pengobatan infeksi SARS-CoV-2. Baru-baru ini, dua uji klinis fase III dimulai untuk menguji remdesivir pada pasien dengan SARS-CoV-2 (NCT04252664 dan NCT04257656). Kemanjuran



23



terapeutik dan keamanan favipiravir dan remdesivir masih perlu dikonfirmasi oleh penelitian klinis pada pasien SARS-CoV-2. Penatalaksaaan Trombositopenia dengan, Tromboprofilaksis Pada setiap pasien yang dirawat dengan COVID-19, dilakukan penilaian apakah memerlukan tromboprofilaksis dan tidak terdapat kontra indikasi pemberian antikoagulan. Pemberian antikoagulan profilaksis pada pasien COVID 19 derajat ringan harus didasarkan pada hasil pemeriksaan Ddimer. Pada setiap pasien COVID-19 derajat sedang yang dirawat di RS dan dilakukan pemberian antikoagulan profilaksis, dilakukan penilaian kelainan sistem/organ dan komorbiditas sebagai penilaian resiko terjadinya perdarahan sebelum pemberian antikoagulan menggunakan Skoring Risiko Perdarahan IMPROVE. Jika tidak terdapat kontraindikasi (absolut/relatif) pada pasien tersebut (perdarahan aktif, riwayat alergi heparin atau heparin-induced thrombocytopenia, riwayat perdarahan sebelumnya, jumlah trombosit