Referat Ekstraksi Vakum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT EKSTRAKSI VAKUM Referat Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Obstetri Dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Haji Medan



Disusun Oleh : Cindy Tiara



20360176



Pembimbing: dr. Ahmad Khuwalid, Sp.OG



KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2021



BAB I PENDAHULUAN Penggunaan tehnik “cupping” untuk persalinan sudah diawali pada abad ke 18. Profesor Young Simpson tahun 1849 memperkenalkan satu alat bantu persalinan yang dinamakan ekstraksi vakum – Ekstraksi Vakum (EV) . Pada tahun 1956 Malmstrom mengenalkan instrumen ekstraktor vakum modern yang terbuat dari “stainless steel” namun akibat sejumlah komplikasi maka alat ini lambat laun ditinggalkan. EV kembali digunakan setelah dikenalkannya jenis cawan penghisap sekali pakai yang relatif lunak. Inovasi dalam desain instrumen dan ketrampilan aplikasi cawan penghisap telah meningkatkan keamanan penggunaan EV . Secara progresif, EV telah menggeser penggunaan ekstraksi cunam – EC dalam proses persalinan. Saat ini EC masih populer dikalangan dokter senior karena alasan konservatif. Meski pun memang untuk kelainan presentasi janin tertentu masih terlihat keunggulan penggunaan EC dibandingkan EV. Tindakan EV menjadi semakin terkenal akibat mudahnya penggunaan, rendahnya morbiditas ibu dan tingginya keamanan bagi ibu meskipun masih ada sejumlah komplikasi serius pada neonatus. Masalah dalam penggunaan EV harus diatasi dengan menentukan indikasi , tehnik aplikasi ekstraksi vakum secara tepat . Semakin banyaknya ahli obstetri ginekologi senior yang pensiun, penyelenggaraan pelatihan persalinan operatif per vaginam yang terkendala, masalah mediko-legal dan perubahan perubahan praktis lain termasuk juga dengan semakin tingginya angka seksio sesar – SS



merupakan faktor yang menyebabkan tidak jelasnya kelanjutan berbagai macam tindakan persalinan operatif pervaginam termasuk diantaranya adalah EV. Sebenarnya, dengan memperhatikan indikasi, syarat, kontraindikasi serta tehnik aplikasi, persalinan operatif per vaginam dengan menggunakan alat seperti misalnya EC atau EV masih diperlukan untuk mengatasi tingginya biaya serta resiko tindakan operasi SS.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 DEFINISI Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan bantuan di mana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum) pada kepalanya. Ekstraksi vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu, kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama. Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (oleh kontraksi) tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum).



2.2 INDIKASI Mempersingkat kala II pada keadaan : 1.



Ibu tidak boleh meneran terlalu lama pada kala II akibat kondisi obstetri tertentu (pre eklampsia berat, anemia, diabetes mellitus, eklampsia)



2.



Kondisi obstetri tertentu : 1.



Riwayat SC



2.



Kala II memanjang 



Pada Nulipara 2 jam







Pada Multipara 1 jam



3.



Maternal distress pada kala II



4.



Gawat janin pada kala II



2.3 KONTRA INDIKASI a.Kontraindikasi Absolute : 



Disproporsi sepalo-pelvik .







Operator tidak dapat mengenali denominator dengan baik







Operator tidak kompeten untuk melakukan ekstraksi vakum.







Kelainan letak :  Presentasi Muka  Letak Dahi



 Presentasi Lintang  “After coming head” pada presentasi sungsang 



Indikasi tindakan EV tidak jelas







Posisi dan penurunan kepala janin tidak dapat ditentukan dengan jelas







Diduga atau terdapat gangguan faal pembekuan darah pada janin.



b. Kontraindikasi Relatif: 1. Pasca pengambilan sediaan darah dari kulit kepala janin. 2. Prematuritas 7 pada multigravida 5. Penurunan kepala H III-IV 6. Selaput ketuban negative 7. Harus ada kekuatan mengeran ibu dan kontraksi uterus 8. Janin harus dapat lahir pervaginam Bila posisi dan derajat penurunan janin masih belum jelas maka dapat dilakukan pemeriksaan



ultrasonografi



transvaginal



atau



transperineal



terlebih



dulu



1



.



Ultrasonografi dapat digunakan pula untuk menentukan ketepatan aplikasi cawan penghisap. Posisi kepala ditentukan dengan melihat kedudukan orbita janin dan identifikasi karakteristik anatomi intrakranial (falx cerebri, fossa posterior) dan station kepala janin ditentukan berdasarkan pemeriksaan utrasonografi translabial. Pemeriksaan konfirmatif dengan ultrasonografi ini memerlukan pengalaman dan dilakukan secara “bedside”.



2.6 PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM 1. Persiapkan ibu dalam posisi litotomi 2. Kosongkan kandung kemih dan rectum 3. Bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptic 4. Beri infus bila diperlukan 5. Siapkan alat-alat yang diperlukan



Teknik Ekstraksi 1. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui posisi kepala, apakah ubun-ubun kecil terletak di depan atau kepala, kanan/kiri depan, kanan/kiri belakang untuk menentukan letak denominator. 2. Lakukan episiotomi primer dengan anestesi lokal sebelum mangkuk dipasang pada primigravida. Sedangkan pada multipara, episiotomi dilakukan tergantung pada keadaan perineum. Dapat dilakukan episiotomi primer atau sekunder (saat kepala hampir lahir dan perineum sudah meregang) atau tanpa episiotomi. 3. Lakukan pemeriksaan dalam ulang dengan perhatian khusus pada pembukaan, sifat serviks dan vagina, turunnya kepala janin dan posisinya. Pilih mangkuk yang akan dipakai. Pada pembukaan serviks lengkap, biasanya dipakai mangkuk nomor 5. 4. Masukkan mangkuk ke dalam vagina, mula-mula dalam posisi agak miring, dipasang di bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar. Pada presentasi belakang kepala, pasang mangkuk pada oksiput atau sedekat-dekatnya. 5. Dengan satu atau dua jari tangan, periksa sekitar mangkuk apakah ada jaringan serviks atau vagina yang terjepit



6. Lakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga – 0,2 kg/ cm2, tunggu selama 2 menit. Lalu naikkan tekanan – 0.2 kg/cm2 tiap 2 menit sampai sesuai tenaga vakum yang diperlukan, yaitu – 0,7 samapi – 0,8 kg/cm2 7. Sebelum mengadakan traksi, lakukan pemeriksaan dalam ulang, apakah ada bagian lain jalan lahir yang ikut terjepit 8. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu diminta mengejan. Tarik mangkuk sesuai arah sumbu panggul dan mengikuti putaran paksi dalam. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk agar selalu dalam posisi yang benar, sedang tangan kanan menarik pemegang. Traksi dilakukan secara intermiten bersamaan dengan his. Jika his berhenti traksi juga dihentikan. 9. Lahirkan kepala janin dengan menarik mangkuk ke atas sehingga kepala melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion, sementara tangan kiri penolong menahan perineum. Setelah kepala lahir, pentil dibuka, lalu mangkuk dilepas. Lama tarikan sebaliknya tidak lebih dari 20 menit, maksimum 30 menit.



TIPS 1. Jangan memutar kepala bayi dengan cara memutar mangkok. Putaran kepala bayi akan terjadi sambil traksi. 2. Tarikan pertama menentukan arah tarikan 3. Jangan lakukan tarikan diantara his 4. Jika tidak ada gawat janin, tarikan “terkendali” dapat dilakukan maksimum 30 menit.



2.7 KRITERIA EKSTRAKSI VAKUM GAGAL 1.



Waktu dilaukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali. Mangkuk terlepas pada saat traksi, mungkin disebabkan: a. Tenaga vakum terlalu rendah b. Tekanan negatif dibuat terlalu cepat, sehingga tidak terbentuk caput suksedaneum yang sempurna yang mengisi seluruh mangkuk c. Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dan mangkuk sehingga mangkuk tidak dapat mencengkram dengan baik d. Bagian-bagian dalam jalan lahir ada yang terjepit kedalam mangkuk. e. Kedua tangan kiri dan kanan penolong tidak bekerja sama dengan baik. f. Traksi terlalu kuat g. Cacat (defect) pada alat, misalnya kebocoran pada karet saluran penghubung h. Adanya disproporsi sefalo-pelvik.



2. Dalam waktu setengah jam dilakukan traksi,janin tidak lahir



2.8 KOMPLIKASI 1. Pada Bayi Tidak ada satu tindakan persalinan operatif per vaginam yang tidak disertai peningkatan resiko ibu dan atau anak . Angka kejadian kematian janin atau cedera neonatus yang berat akibat EV sangat rendah dan berada pada rentang 0.1 – 3 kasus per 1000 tindakan EV. Secara klinik, cedera kulit kepala terutama disebabkan oleh sifat fisik cawan penghisap yang digunakan. Saat diberikan tekanan negatif, kulit kepala akan masuk kedalam cawan



penghisap sehingga terjadi chignon. Traksi yang terlalu kuat akan menyebabkan terpisahnya kulit kepala dari dasarnya sehingga meski jarang namun dapat menyebabkan perdarahan (cephalohematoma dan hemoragia subgaleal.



Resiko lain yang dapat terjadi pada tindakan EV adalah : a. Laserasi kulit kepala b. Fraktur cranium c. Perdarahan subarachnoid d. Sefalhematoma, akan hilang dalam 3 – 4 minggu. e. Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diresorbsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fungsi hepar belum matur dapat menimbulkan ikhterus neonatorum yang agak berat.



Laserasi pada kepala janin Akibat EV sering terjadi ekimosis dan laserasi kulit kepala dan ini umumnya terjadi bila cawan penghisap dengan tekanan tinggi berada diatas kulit kepala janin dalam waktu yang relatif lama ( 20 – 30 menit ). Cawan penghisap bukan suatu alat yang di masksudkan sebagai rotator ; usaha melakukan rotasi kepala dengan menggunakan EV akan menyebabkan cedera pada kulit kepala janin. Bila operator menghendaki terjadi rotasi kepala maka hal itu dilakukan secara manual tanpa paksaan dan bukan dengan menggunakan cawan penghisap. Outcome neonatus jangka panjang Tidak terdapat perbedaan outcome jangka panjang antara anak yang lahir secara spontan dengan yang dilahirkan melalui EV atau EC. Pengamatan outcome jangka panjang dalam berbagai penelitian dilakukan sampai usia 18 tahun dan skoring dibuat atas kemampuan sekolah, berbicara, perawatan diri sendiri dan status neurologi.



2.Cedera Maternal Resiko cedera ibu pada tindakan ekstraksi vakum lebih rendah dibandingkan dengan tindakan ekstraksi cunam atau seksio sesar. 1. Laserasi jalan lahir Laserasi perineum adalah komplikasi paling sering terjadi pada persalinan operatif per vaginam. Seringkali terjadi robekan perineum berkaitan dengan episiotomi. Ruptura perinei tingkat III dan IV pada tindakan EV berkisar antara 5 – 30% . Angka kejadian ruptura perinei pada tindakan EV lebih rendah dibandingkan tindakan ekstraksi cunam. Tindakan ekstraksi cunam sering menyebabkan ruptura perinei totalis. Episiotomi elektif merupakan predisposisi terjadinya ruptura perinei tingkat IV dan banyak ahli berpendapat bahwa episiotomi sebaiknya dikerjakan bila perineum yang tegang mengganggu jalannya persalinan. Jenis episiotomi sebaiknya dari jenis medio lateral yang meskipun rekosntruksinya lebih sulit namun jarang meluas sehingga menyebabkan ruptura perinei tingkat IV ( ruptura perinlei totalis ). 2. Trauma jalan lahir 3. Infeksi



2.9 KEUNTUNGAN



EKSTRAKSI



VAKUM



DIBANDINGKAN



DENGAN



EKSTRAKSI CUNAM 1. Pemasangan mudah 2. Tidak diperlukan narcosis umum 3. Mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang harus melalui jalan lahir.



4. Ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih tinggi dan pembukaan serviks yang belum lengkap 5. Trauma pada kepala janin lebih ringan



2.10



KERUGIAN



EKSTRAKSI



VAKUM



DIBANDINGKAN



EKSTRAKSI CUNAM 1. Proses persalinan membutuhkan waktu yang lebih lama. 2. Tenaga traksi pada ekstraktor vakum tidak sekuat ekstraksi cunam. 3. Pemeliharaan instrumen ekstraktor vakum lebih rumit. 4. Ekstraktor vakum lebih sering menyebabkan icterus neonatorum



DENGAN



BAB III KESIMPULAN



Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan bantuan di mana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum) pada kepalanya. Operator harus menggunakan peralatan ini dengan hati hati untuk membatasi terjadinya cedera maternal atau fetal. Penggunaan instrumen vakum untuk persalinan operatif per vaginam harus dilakukan oleh operator yang berpengalaman dan kompeten. Laserasi kulit kepala dan cepal hematoma merupakan komplikasi utama pada penggunaan alat ini, namun mayoritas penyulit tersebut adalah akibat seleksi yang buruk dan pemaksaan persalinan pervaginan dengan segala resiko. Laserasi pada jalan lahir adalah komplikasi paling sering pada ibu. Traksi pada vakum yang menempel pada kepala saat melewati perineum dapat lebih mengendalikan distensi perineum, dan bahkan dapat menghindari perlunya episiotomi.



DAFTAR PUSTAKA



1.Prawiroharjo, Sarwono. 2010 . Ilmu bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. 2. Akmal S, Kametas N, Tsoi E, Hargreaves C, Nicolaides KH. Comparison of transvaginal digital examination with intrapartum sonography to determine fetal head position before instrumental delivery. Ultrasound Obstet Gynecol. May 2003;21(5):437-40. [Medline]. 3. American College of Obstetrics and Gynecology: Clinical management guidelines for obstetrician-gynecologists. In: ACOG Practice Bulletin. 17: June 2000. 4. Cunningham FG (editorial) : Forceps Delivery and Vacuum Extraction in “William Obstetrics” 22nd ed p 547 – 563 , Mc GrawHill Companies 2005 5. Duchon MA, DeMund MA, et al: Laboratory comparison of modern vacuum extractor. Obstet Gynecol 72 : 155, 1998 6.Ekstrasi vakum. 2008. Diunduh dari :  www.scrib.com/doc/6502554/ekstraksi-vakum.html 7.Ekstraksi vakum. Diunduh dari : www.repository.ui.ac.id.dokumen/lihat/2162.pdf 8.Ekstraksi vakum. Diunduh dari : www.obfkumj.blogspot.com/2009/07/ekstraksi-vakum.html 9.Ekstraksi vakum. Diunduh dari : www.rafani.co.cc/2009/07/ekstraksi-vakum.html



STATUS PASIEN



I.



IDENTITAS PASIEN Nama



: Ny. D



Usia



: 19 Tahun



Agama



: Islam



Suku



: Jawa



Pekerjaan



: Ibu Rumah Tangga



Pendidikan



: SLTA/Sederajat



Alamat



: Dusun III, Bekala Inda Kasih, Medan Tembung



No. RM



: 342801



Tanggal Masuk



: 11 Oktober 2021



Pukul



: 08.00 WIB



IDENTITAS WALI/SUAMI Nama



: Tn. J



Usia



: 22 Tahun



Agama



: Islam



Suku



: Jawa



Pekerjaan



: Wiraswasta



Pendidikan Alamat II.



: SLTA/Sederajat : Dusun III, Bekala Inda Kasih, Medan Tembung



ANAMNESA Keluhan Utama



: Keluar air dari jalan lahir



Telah



: Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Haji Medan dengan keluhan



keluar air dari kemaluan sejak 3 hari yang lalu disertai keluar darah seperti haid. Pasien merasakan perut mulas sampai ke pinggang. Ditemukan adanya lendir. RPT



: Tidak ada



RPK



: Tidak ada



RPO



: Tidak ada



Alergi



: Tidak ada



RIWAYAT OBSTETRI Riwayat Kehamilan



: G1P0A0



HPHT



: ?-01-2021



TTP



: ?-10-2021



ANC



: Ya, di dokter kandungan



KB



:-



RIWAYAT MENSTRUASI Menarche



: 12 tahun



Siklus



: 28 hari, teratur



Lama



: 6-7 Hari



Banyak darah



: 2-3 x ganti pembalut/hari



Dismenore



:-



RIWAYAT PERKAWINAN DAN SEKSUAL Umur Kawin



: 18 Tahun



Lama kawin



: 1 Tahun



Kemandulan



:-



Vaginismus



:-



Libido



: Sedang



Frekuensi



: 2-3x seminggu



Dispareunia



:-



Riwayat Kontrasepsi



:-



TANDA-TANDA KERACUNAN PADA KEHAMILAN Edema



:-



Pusing



:-



Mual



:-



Muntah



:-



Nyeri ulu hati



:-



Vertigo



:-



Gang, Usus



:-



Kejang



:-



Ikterus



:-



RIWAYAT PERSALINAN 1 / hamil sekarang RIWAYAT KEBIASAAN Nafsu makan



: Normal



Penurunan BB



:-



Alkohol dan merokok



:-



RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU Anemia



:-



Hipertensi



:-



Penyakit Ginjal



:-



Rheumatik



:-



Diabetes Melitus : Tuberculosis



:-



Penyakit Jantung : Riwayat Operasi : Riwayat Abortus : Penyakit Lainya : HIV III.



PEMERIKSAAN FISIK STATUS PRESENT Sensorium



: Compos Mentis



Tekanan Darah



: 98/99 mmHg



HR



: 88x/i



RR



: 21x/i



T



: 36,7°C



TB



: 150 Cm



BB



: 60 Kg



STATUS GENERALISATA



IV.



Kepala



: Normocephali, Anemis (-/-), ikterik (-/-)



Leher



: Pembesaran KGB (-)



Thorax



: Bunyi suara nafas vesikuler dikedua lapang paru



Ekstremitas



: Akral hangat, CRT < 2 detik



STATUS OBSTETRI PEMERIKSAAN LUAR -



Inspeksi



-



Palpasi Leopold I



: Abdomen membesar, cembung, simetris, bekas luka operasi (-) : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus xipoideus / 33 cm



fundus uteri teraba bagian bulat, lunak, susp. Bokong Leopold II



:Teraba seperti papan pada perut sebelah kanan dan teraba bagian-



bagian kecil pada perut sebelah kiri Leopold III



: Teraba bulat keras susp. Kepala



Leopold IV



: Kepla diatas, PAP mudah digerakkan 5/5



-



Auskultasi



: DJJ 145x/menit



-



TBJ



: 2400 Gram



-



HIS



: (-)



PEMERIKSAAN DALAM PEMERIKSAAN INSPEKULO -



Porsio



: Licin



-



OUE



: Tertutup



-



Vagina



: Tampak cairan tergenang di introitus vagina dan dilakukan



lakmus tes terjadi perubahan warna pada kertas dari merah menjadi biru -



Kesan



: Air ketuban merembas



VAGINAL TOUCH (VT)



V.



-



Indikasi



: Ketuban Pecah Dini



-



Pembukaan



: Tertutup



-



Bagian Terbawah



: Kepala



-



Effacacement



: 30%



-



Posisi



: Sulit dinilai



-



Promontorium



: tidak teraba



-



Lin. Inominata



: 2/3 anterior



-



Sacrum



: cekung



-



S. ischiadica



: Tidak menonjol



-



Arcus pubis



: Tumpul



-



Kesan Panggul



: Adekuat



PEMERIKSAAN PENUNJANG USG TRANS ABDOMINAL SONOGRAFI (TAS) Janin tunggal, presentasi kepala anak hidup



VI.



Biparietal Diameter



: 17,66 cm



Abdominal Circumference



: 33,02 cm



Femur Length



: 7,1 cm



EPW



: 2400 Gram



Plasenta



: Corpus Anterior



Cairan Ketuban



: Oligohidroamnion, AFI < 3 cm



DIAGNOSA BANDING 1. Ketuban pecah dini + Primigravida + KDR 35-36 minggu + Oligohidroamnion + Presentasi Kepala + Anak Hidup + HIV 2. Inkontinensia + Primigravida + KDR 35-36 minggu + Oligohidroamnion + Presentasi Kepala + Anak Hidup + HIV 3. Infeksi + Primigravida + KDR 35-36 minggu + Oligohidroamnion + Presentasi Kepala + Anak Hidup + HIV



VII.



DIAGNOSA KERJA Ketuban pecah dini + Primigravida + KDR 35-36 minggu + Oligohidroamnion + Presentasi Kepala + Anak Hidup + HIV



VIII.



TATALAKSANA TERAPI IGD -



IVFD RL 20 gtt/i



-



Inj. Cefriaxone 2 gr



RENCANA -



Lapor supervisor



: dr. H. Muslich Perangin-angin Sp.OG



-



Pasang kateter urin



-



Persiapan operasi sectio caesaria



PERSIAPAN PRE-OPERASI -



Inform consent



-



Konsul dengan dokter anestesi



-



IVFD RL terpasang kateter urin terpasang



-



Sterilisasi kamar operasi dan alat operasi



-



Pemeriksaan penunjang medis



PERIHAL OPERASI Supervisor



: dr. H. Muslich Perangin-angin Sp.OG



Tanggal



: 12 Oktober 2021



Pukul



: 13.00 WIB



PROSEDUR OPERASI 1. Ibu duduk di meja operasi, lalu dilakukan anestesi spinal (buficaine).Kemudian ibu dibaringkan di meja operasi, dengan infus dan kateter terpasang dengan baik. Dilakukan tindakan septic aseptic dengan betadine dan alcohol lalu ditutup dengan duk steril kecuali lapangan operasi 2. Dilakukan insisi abdomen dengan metode midline mulai dari kutis, subkutis. Dinding abdomen dibuka lapis demi lapis hingga tampak uterus 3. Peritoneum dijepit ke atas dank e bawah hingga tampak uterus. Identifikasi segmen bawah Rahim. Pasang blas hack, lalu lakukan insisi uterus lalu servisks sampai subendometrium, endometrium digunting ke kiri dan ke kanan, lahir bayi



laki-laki dengan berat 2400 gram, panjang 40 cm, anus (+), tali pusat di klem di dua tempat, APGAR score anak ketika lahir 0 lima menit kemudian 9, sepuluh menit kemudian 10. 4. Uterus dijahit, evaluasi perdarahan terkontrol 5. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis 6. Operasi selesai, KU ibu post Operasi stabil INSTRUKSI POST OPERASI -



Pantau kesdaran



-



Vital sign



-



Tanda-tanda perdarahan



-



Selama 2 jam di ruang RR



TERAPI -



Inj. Ceftriaxone 1gr/8 jam



-



Inj. Amikasin 1amp/12 jam



-



Inj. Ditranex 1amp/12 jam



-



Inj. Ketorolac 1amp/8jam



-



Inj. Ranitidine 1amp/12 jam