Referat Ileus Obstruksi Letak Rendah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT



ILEUS OBSTRUKTIF



PEMBIMBING : dr. Partogi Napitupulu, Sp.Rad



Penyusun :



Aulia Wiratama Putra



03012041



Esy Fatrisia Yonesi



03013069



Feny Lestari



03014069



Laksmita Dwana



03014112



Nadia Sani Amalia



03014135



KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG PERIODE 26 MARET – 27 APRIL 2018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI



HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing, referat dari: Nama



: Aulia Wiratama Putra, Esy Fatrisia Yonesi, Feny Lestari, Laksmita Dwana, Nadia Sani Amalia



Fakultas



: Kedokteran Umum



Universitas



: Trisakti



Bagian



: Radiologi



Judul



: Ileus Obstruktif



Ditujukan untuk memenuhi nilai referat kepaniteraan Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.



Jakarta, 29 Maret 2018 Mengetahui



dr. Partogi Napitupulu, Sp.Rad



i



KATA PENGANTAR Pertama-tama saya panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat, berkat rahmat dan karunia-Nya maka saya sebagai dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti dapat menyelesaikan referat dengan judul "Ileus Obstruktif" pada waktunya. Referat ini dibuat oleh dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti demi memenuhi tugas dalam menempuh kepaniteraan di bagian RadiologiUniversitas Trisakti. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. dr. Partogi, SP.Rad selaku dokter pembimbing yang telah memberikan saran dan koreksi dalam penyusunan referat ini. 2. Teman-teman dokter muda dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan referat ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, segala kritik dan saran dari semua pihak yang membangun guna menyempurnakan referat ini sangat penulis harapkan.Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga referat ini dapat bermanfaat dalam bidang kedokteran, khususnya untuk bidang Radiologi.



Jakarta, 29 Maret 2018



ii



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN. .................................................................................. i KATA PENGANTAR. ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN . .................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2 2.1



Anatomi ........................................................................................ 2



2.2



Definisi Ileus Obstruktif ............................................................... 3



2.3



Etiologi. ......................................................................................... 4



2.4



Klasifikasi ..................................................................................... 4



2.5



Manifestasi Klinis . ....................................................................... 5



2.6



Patofisiologi .................................................................................. 5



2.7



Diagnosis. ...................................................................................... 6



2.8



Diagnosis Banding ....................................................................... 17



2.9



Talaksana...................................................................................... 18



2.10



Komplikasi ................................................................................... 18



2.11



Prognosis ...................................................................................... 18



BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20



iii



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Anatomi Usus .................................................................................................... 3 Gambar 2. Foto BNO Normal ............................................................................................. 8 Gambar 3. Distensi usus di bagian proksimal obstruksi ..................................................... 9 Gambar 4. Distensi Colon Ascenden, transversum, descendens ....................................... 10 Gambar 5. Herring bone appearance ................................................................................. 10 Gambar 6. Multipel air fluid level ....................................................................................... 11 Gambar 7. Stepladder sign pada ileus obstruksi letak tinggi .............................................. 12 Gambar 8. Valvulae conniventes pada ileus obstruksi letak tinggi ..................................... 12 Gambar 9. Gambaran Coffe-bean sign ................................................................................ 13 Gambar 10. Gambaran northern exposure .......................................................................... 14 Gambar 11. CT abdomen dan pelvis ................................................................................... 14 Gambar 12. CT scan potongan transversal ......................................................................... 15 Gambar 13. Barium enema ................................................................................................. 16 Gambar 14. Gambaran Ileus paralitik ................................................................................. 17



iv



BAB I PENDAHULUAN



Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus yang segera memerlukan pertolongan dokter. Ileus menjadi salah satu kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, yaitu 60% - 70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan apendisitis akut. Ileus memiliki mortalitas tinggi jika tidak segera didiagnosis dan ditangani dalam 24 jam. Ileus sendiri merupakan suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus terganggu. Gerak peristaltik seperti gerakan kontraksi bergelombang yang merupakan suatu aktivitas otot polos usus yang terkoordinasi dengan baik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan otot polos usus, system saraf simpatis, system saraf parasimpatis, keseimbangan elektrolit, dan sebagainya. Ileus dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Keduanya mempunyai perbedaan yang cukup berarti tak terkecuali dalam bidang radiologi. Baik ileus obstruktif maupun ileus paralitik mempunyai gambaran khas yang berbeda. Foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain distensi usus bagian proksimal obstruksi, kolaps pada usus bagian distal obstruksi, posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels, posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan step-ladder sign, string of pearls sign, dan coffee-bean sign. Karena itu, referat mengenai ileus ini diharapkan agar para pembaca dapat mengerti mengenai ileus baik ileus obstruktif maupun ileus paralitik dan juga perbedaan masing-masing, tak terkecuali mengenai gambaran radiologis khas pada masing-masing ileus.



1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1.



Anatomi Usus halus berbentuk tabung yang panjangnya 6 – 7 m yang terdiri dari



duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum berbentuk seperti huruf C yang panjangnya sekitar 20-25 cm yang berada diatas umbilicus dan terletak di retroperitoneal yang dihubungkan dengan hepar ligamentum hepatoduodenale yang merupakan bagian dari omentum minus. Duodenum dipisahkan dari gaster oleh adanya pylorus dan dari jejunum oleh adanya ligamentum Treitz. Jejunum terdapat dua pertiga bagian proksiman. Lapisan dalam mukosa jejunum ditandai dengan adanya banyak lipatan menonjol yang mengelilingi lumenya yaitu plika sirkularis. Pada jejunum terdapat arcade arteri dan vasa rekta yang lebih panjang dari ileum. Ileum menyusun tiga perlima bagian distal. Ileum memiliki dinding yang lebih tipis, plika sirkularis yang lebih sedikit dan kurang menonjol, vasa rekta yang lebih pendek, dan arcade arteri yang lebih banyak. Usus halus terdiri dari a. mesentrika superior merupakan cabang aorta yang memperdarahi seluruh usus halus kecuali duodenum yang sebagian atasnya diperdarahi



oleh



gastroduodenalis.



a.



pankreotikoduodenalis



Sebagian



bawah



superior



duodenum



cabang diperdarahi



dari



a. oleh



pankreotikoduodenalis inferior cabang dari a. mesentrika superior. Jejunum dan ileum beranastomosis membentuk serangkaian arcade dan yang diperdarahi ole a. jejunales dan a. ileokolika. Usus besar berbentuk tabung muscular berongga memanjang dari ileum sampai anus dengan panjang sekitar 1,5 m terdiri dari saekum sampai kanalis ani. Diameter usus besar lebih besar daripada usus kecil. Usus besar terdiri dari saekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, sigmoid dan rectum. Saekum merupakan kantong yang berada pada bawah ostium ileocaekal dan pada fossa iliaka dekstra.



Kolon terdapat



pertemuan kolon asenden dan kolon



transversum terdapat flexura coli dekstra yang terletak pada inferior lobus dexter hepatis. Kemudian pada pertemuan kolon tramsversum dan kolon desenden 2



terdapat flexura coli sinistra yang terdapat pada inferior lien, flexura coli sinistra lebih tinggi dan lebih posterior dibandingkan flexura coli dekstra, dan melekat dengan diafragma oleh ligamentum phrenicocolicum. Kolon sigmoid berbentuk seperti huruf S yang terbentuk mulai dari aperture pelvis superior sampai pada vertebrae S-III. Kolon sigmoid tergantung oleh mesokolon sigmoideum. Pada kolon, a. mesentrika superior memperdarahi saekum, kolon asenden, dua pertiga proksimal kolon transversum yaitu a. ileocolica, a. colica dekstra, a. colica media, a. mesentrika inferior memperdarahi bagian sepertiga dista kolon transversum , kolon desenden dan sigmoid serta bagian proksimal rectum yaitu a. kolika sinistra, a. sigmoidalis dan a. rektalis superior. (1)



Gambar 1. Gambar usus(1) 2.2. Definisi Ileus Obstruktif Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang dapat terjadi karena kelainan dalam lumen



3



usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.(2) 2.3. Etiologi(3) 1. Colon



: Tumor, diverticulitis, volvulus, penyakit hirschsprung,



penyakit crohn 2.



Duodenum : 



Dewasa : Kanker, ulcer disease







Neonatus : Atresia, volvulus



3. Jejunum dan Ileum: 



Dewasa : Hernia, adhesi, tumor, penyakit crohn, intususepsi







Neonatus : Atresia, intususepsi



2.4. Klasifikasi Berdasarkan



penyebabnya



ileus



obstruktif



dibedakan



menjadi



tiga



kelompok:(4) a. Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu empedu. b. Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi. c. Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi.



Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan menjadi, antara lain:(5) 1.



Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (gaster sampai ileum terminal).



2.



Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (ileum terminal sampai rectum)



Berdasarkan stadiumnya, Ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3, antara lain:(5) 1.



Obstruksi Sebagian (partial obstruction) : Obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit. 4



2.



Obstruksi Sederhana (simple obstruction) : Obstruksi/sumbatan yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).



3.



Obstruksi Strangulasi (strangulated obstruction) : Obstruksi disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren.



2.5. Manifestasi Klinis Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif : 1. Nyeri abdomen 2. Muntah 3. Distensi 4. Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi). Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada: (5) 1. Lokasi obstruksi 2. Lamanya obstruksi 3. Penyebabnya 4. Ada atau tidaknya iskemia usus Gejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik, mual dan muntah dan obstipasi. Adanya flatus atau feses selama 6-12 jam setelah gejala merupakan ciri khas dari obstruksi parsial. Nyeri kram abdomen bisa merupakan gejala penyerta yang berhubungan dengan hipermotilitas intestinal proksimal daerah obstruksi. Nyerinya menyebar dan jarang terlokalisir, namun sering dikeluhkan nyeri pada bagian tengah abdomen. Saat peristaltik menjadi intermiten, nyeri kolik juga menyertai. Saat nyeri menetap dan terus menerus dicurigai telah terjadi strangulasi dan infark.(6)



2.6. Patofisiologi Lumen usus yang tersumbat akan menjadi tempat perkembangan bakteri sehingga terjadi akumulasi gas dan cairan yang biasa terjadi pada proksimal atau distal usus. Distal usus akan mengakibatkan peningkatan tekanan intralumen, sehingga dapat terjadi peningkatan permeabilitas dan ekstravasasi air dan elektrolit di peritoneal yang menimbulkan retensi cairan pada usus dan rongga peritoneum 5



mengakibatkan penurunan volum darah. Akumulasi gas dan cairan pada bagian proksimal mengakibatkan kolaps usus sehingga terjadi distensi abdomen. Kemudian terjadi penekanan pada vena mesentrika sehingga terjadi kegagalan oksigenasi dinding usus dan aliran darah ke usus menurun sehingga terjadi iskemik dan kemudian nekrotik usus.(7) Obstruksi mekanik sederhana, terjadi penyumbatan tanpa kerusakan vaskularisasi usus. Usus proksimal akan mengalami distensi. Penimbunan cairan/sisa makanan dan udara pada lumen usus akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intraluminer. Obstruksi strangulasi yaitu obstruksi dengan gangguan vaskularisasi pada usus. Biasanya obstruksi yang disebabkan oleh hernia, volvulus dan intususepsi. Obstruksi strangulasi pada kolon sering disebabkan oleh volvulus. Obstruksi strangulasi terjadi karena tingginya tekanan didalam lumen karena terdapat pembesaran usus akibat cairan dan udara, sehingga menyebabkan strangulasi. Obstruksi strangulasi apabila tidak ditangani dapat menyebabkan iskemik jaringan sehingga menyebabkan gangren dan peritonitis. Awalnya akan terjadi obstruksi vena sehiangga menyebabkan iskemik pada dinding usus. Usus iskemik menyebabkan gangren dan perforasi. (3)



2.7.



Diagnosis Diagnosis ileus obstruktif ditegakkan atas dasar klinik dengan anamnesis



dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan laboratorium harus dilihat sebagai konfirmasi dan bukan menunda mulainya terapi yang segera. Diagnosa ileus obstruktif diperoleh dari : 1. Anamnesis Terdapat nyeri perut, bisa bertambah apabila adanya perforasi dan iskemia. Pada pasien dengan ileus obstruksi biasa terdapat riwaya operasi abdomen, penyakit radang usus, mual/muntah, konstipasi, distensi abdomen, bisa terjadi demam dan takikardi. Obstruksi dapat parsial atau lengkap,sederhana atau strangulasi. Tidak ada gambaran klinis akurat untuk mendeteksi adanya penyumbatan obstruksi dini,



6



walaupun tanda-tanda peritonitis, peningkatan kadar laktat, leukositosis, dan adanya udara bebas dan pneumatosis coli diketahui merupakan komplikasinya.(8)



2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan inspeksi didapatkan distensi abdomen, perkusi hipertimpani yang menandakan adanya obstruksi serta pada palpasi terdapat defance muscular. Auskultasi terdengar hiperperistaltik serta bising usus bernada tinggi, namun pada fase lanjut bising usus dan peristaltic bisa melemah sampai hilang. Berikut temuan selama pemeriksaan dubur: -



Darah, yang menunjukkan strangulasi atau keganasan yang terlambat



-



Massa, yang mengarah ke hernia obturator Periksa tanda-tanda yang umumnya diyakini lebih mengarah ke diagnostik



iskemia intestinal, termasuk yang berikut ini : -



Demam (suhu > 100 ° F)



-



Takikardia (> 100 denyut / menit)



-



Tanda peritoneal (perut kaku, nyeri tidak sesuai dengan pemeriksaan) Pemeriksaan perut serial penting dan bisa mendeteksi perubahan lebih awal.



3. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium(8) Jika diagnosisnya tidak jelas, kondisi awal dan observasi lanjutan diperlukan untuk mendeteksi obstruksi lebih dini. Tes laboratorium penting dilakukan, termasuk yang berikut ini: -



Kimia serum: Hasil biasanya normal atau sedikit meningkat; Hasil abnormal pada awal penyakit umumnya disebabkan oleh muntah atau dehidrasi



-



Tingkat nitrogen urea nitrogen (BUN) / kreatinin: Dapat meningkat karena keadaan volume menurun (misalnya dehidrasi)



-



Jumlah sel darah lengkap (CBC): Jumlah sel darah putih (WBC) mungkin meningkat dengan pergeseran kiri pada obstruksi sederhana atau terstruktur; Peningkatan hematokrit adalah indikator keadaan volume (yaitu dehidrasi)



-



Tingkat laktat serum: Peningkatan kadar mengarah ke keadaan dehidrasi. 7



-



Urinalisis



Studi laboratorium untuk menyingkirkan penyakit empedu atau hati juga diperlukan dan meliputi hal-hal berikut: -



Kadar fosfat



-



Kadar kreatin kinase



-



Fungsi hati: aspartat aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT), alkaline phosphatase (ALP), dan kadar bilirubin



Pemeriksaan Radiologi a. Foto polos abdomen Keadaan normal, beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai foto BNO adalah (1) Udara, normalnya hanya berada dalam lambung dan usus dalam jumlah yang sedikit (2) Massa jaringan lunak di bagian abdomen.(9)



Gambar 2. Foto BNO normal(10) 8



Radiografi sendiri adalah pemeriksaan penunjang yang diakukan pertama kali pada pasien suspek ileus.(11,12,13) Pemeriksaan ini membutuhkan foto terlentang (supine), setengah duduk atau tegak (erect), dan lateral decubitus untuk dapat menegakkan diagnosis serta menyingkirkan diagnosis banding. Gambaran khas yang dapat ditemukan pada ileus obstruksi letak rendah adalah:  Posisi supine: Distensi usus di proksimal obstruksi (lokasi obstruksi pada level anorektal), penebalan dinding usus, dan herring bone appearance (gambaran seperti duri ikan yang timbul akibat pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar).  Posisi erect: Air-fluid level dengan pola stepladder sign.  Posisi lateral decubitus: Udara bebas di bawah diafragma dan air-fluid level panjang-panjang.(14)



Gambar 3. Distensi usus di bagian proksimal obstruksi(10)



9



Gambar 4. Distensi colon ascenden, transversus, dan descenden karena karsinoma kolon.(11)



Gambar 5. Herring bone appearance(15) 10



Gambar 6. Multiple air-fluid level pada foto posisi erect.(10)



Ileus obstruksi letak tinggi ditandai dengan peningkatan udara usus yang terpusat di bagian tengah dan mengakibatkan distensi usus halus. Gambaran khas yang terdapat pada ileus obstruksi letak tinggi adalah multiple air-fluid level yang pendek sehingga membentuk stepladder sign dan valvulae conniventer, yaitu garis putih yang melintang sepanjang usus halus.(10)



11



Gambar 7. Stepladder sign pada ileus obstruksi letak tinggi(10)



Gambar 8. Valvulae conniventes pada ileus obstruksi letak tinggi(10) 12



Gambar 9. Gambaran coffee-bean sign yang disebabkan oleh volvulus sigmoid.(16)



Volvulus sigmoid adalah merupakan salah satu etiologi ileus obstruksi letak rendah, yaitu putaran abnormal dari sigmoid yang menyebabkan closed-loop obstruction. Gambaran khas yang terdapat pada volvulus sigmoid pada radiografi adalah inverted U sign (dilatasi sigmoid berbentuk huruf “U” terbalik), coffee-bean sign (dilatasi kolon yang berisi udara yang terlipat terhadap apeksnya sendiri), dan northern exposure sign (reposisi sigmoid yang berdilatasi hingga melebihi colon transversus).(16)



13



Gambar 10. Gambaran northern exposure (panah hitam) yang melebihi colon trasversus (panah putih).(10) b. Multidetector CT (CT-scan) Pemeriksaan pencitraan ini dapat digunakan untuk mendiagnosis etiologi ileus obstruksi letak rendah, baik intraluminal, mural, maupun ekstramural. Sensitivitas dan sesifisitas CT-scan adalah 96% dan 93%, sehingga dapat diyakini bahwa pemeriksaan ini dapat menunjang diagnosis.(17)



Gambar 11. CT abdomen dan pelvis setelah injeksi kontras intravena: adenocarcinoma colon (panah putih) serta perforasi dan abses (panah hitam)(11) 14



Pemeriksaan ini dapat menjadi penunjang utama ileus obstruksi letak rendah yang disebabkan oleh keganasan. Gambar yang ditemukan adalah penebalan dinding colon yang asimetris dan bersegmen pendek atau adanya massa soft-tissue dengan atau tanpa iskemik dan perforasi. Kanker kolon sering kali memproduksi shouldering appearance dan cukup besar untuk menyebabkan nekrosis sentral.



Gambar 12. CT-scan potongan transversal Dilatasi sigmoid dengan penebalan dinding yang inflamasi (panah putih) disertai cairan pada pangkal mesentrium (panah hitam)(11)



Meski jarang ditemukan, pasien dengan diverkulitis akut dapat disertai dengan ileus obstruksi letak rendah dikarenakan edema dinding kolon dan inflamasi pericolon.(17) Gambaran pada CT-scan dapat berupa penebalan dinding colon yang hiperemis, bersifat simetris dan segmental (≥10 cm) disertai dengan cairan di pangkal mesentrium.(18)



c. Barium Enema Kelebihan dari penggunaan barium



enema



sebagai



kontras



dalam



pemeriksaan adalah kemampuan untuk membedakan antara ileus obstruksi letak 15



rendah dengan pseudo-obstruksi kolon (dilatasi kolon tanpa obstruksi mekanik, sehingga tidak ada titik transisi yang ditemukan).(11) Selain itu, barium enema dapat menegakan volvusus kolon.(12) Namun pemeriksaan ini kurang sesuai untuk pasien bertubuh besar, lansia, immobile, maupun non-kooperatif dikarenakan pasien harus mampu berputar di atas meja fluoroskopi agar kolon dapat dievaluasi. Penggunaan barium enema juga tepat digunakan pada pasien dengan striktur rektosigmoid, yaitu komplikasi dari inkompetensi pembuluh darah, keganasan, radiasi, inflamasi, atau infeksi.



Gambar 13a. Barium enema pada



Gambar 13b. Striktur pendek di transisi



pasien iradiasi pelvis dengan



sigmoid dan colon descenden pada



striktur rektosigmoid panjang dan



pasien kolitis iskemik.(14)



irregular (panah panjang) disertai fistula colocolic (panah pendek).



16



2.8. Diagnosis Banding Diagnosis banding dari ileus obstruktif, yaitu: 1.



Ileus paralitik



Gambar 14. Ileus paralitik pada pasien dengan spina bifida(19) Gambaran radiologi di atas menunjukkan distensi seluruh usus besar hingga 11 cm. Ileus paralitik umumnya melibatkan usus halus dan usus besar. Tetapi di beberapa kasus tertentu, hanya beberapa bagian usus dapat berdistensi. Perbedaan paling menonjol antara ileus obstruksi dengan ileus paralitik adalah titik transisi antara usus yang berdilatasi dan kolaps. Namun, penggunaan MDCT dapat bermanfaat untuk melihat titik transisi lebih jelas. Hal-hal yang menyebabkan ileus paralitik adalah peritonitis, pasca-operasi, sepsis, trauma kepala, dan kelainan metabolik.(19)



17



2.10.



Tatalaksana Apabila dicurigai ileus obstruksi maka segera rujuk ke bagian bedah, karena tindakan opersai diperlukan. (20)



1. Resusitasi cairan intravena 2. Kateter urin untuk memonitor produksi urin. 3. Pemberian antibiotik untuk mengobati pertumbuhan bakteri usus yang berlebih. 4. Melakukan intubasi dan dekompresi 5. Operasi, dilakukakn apabila : 



Hernia







Strangulasi







Tidak terdapat perbaikan dengan pengobatan konservatif (pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter )



2.11. Komplikasi Komplikasi pada pasien ileus obstruktif dapat meliputi gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan kematian.(5) 2.12. Prognosis Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.(21)



18



BAB III KESIMPULAN



Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrosis segmen usus tersebut. Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan oleh blokade intralumen (obturasi), intramural atau lesi intrinsik dari dinding usus, kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi ekstrinsik dari intestinal. Ileus merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara mendadak yang memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan abdomen harus dilakukan secara segera. Pada kasus abdomen akut diperlukan pemeriksaan 3 posisi, yaitu : o Posisi terlentang (supine) o Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect) o Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ) Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain distensi usus bagian proksimal obstruksi, kolaps pada usus bagian distal obstruksi, posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels, posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan step-ladder sign, string of pearls sign, coffee-bean sign, dan pseudotumor Sign. Diagnosis banding dari ileus obstruktif adalah ileus paralitik, meteorismus dan penyakit Hirschprung.



19



DAFTAR PUSTAKA



1. Drake RL, Vogl AW, Mitchelln AWM. Gray : Dasar-Dasar Anatomi. Elsevier. 2014. Hal 159-163. 2. Sari N, Ismar Nazriati E. Gambaran Ileus Obstruktif pada Anak di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. JOM. 2015; 2(2): 1-19 3. Ansari P. Gastrointestinal Disorder : Ileus. Dalam: Merck Manual. New York : Lenox Hill Hospital.2017.[cited 2018, March 27th]



Available from :



http://www.merckmanuals.com/professional/gastrointestinal-disorders/acuteabdomen-and-surgical-gastroenterology/intestinal-obstruction 4. Yates K. Bowel obstruction. In: Cameron P, Jelinek G, Kelly AM, Murray L, Brown AFT, Heyworth T, editors. Textbook of adult emergency medicine. 2nd ed. New York: Churchill Livingstone. 2004:306-9 5. Ullah S, Khan M, Mumtaz N, Naseer A. Intestinal Obstruction : A Spectrum of causes. J PMI.2009;23(2):188-92 6. Whang, E. E., Ashley, S. W., & Zinner, M. J. 2005. Small Intestine. In B. e. Al. Schwatz`s Principles Of Surgery McGraw-Hill Companies;8:1018. 7. Price SA, Wilson N. Patofisiologi Konsep Klinis-Klinis Proses-proses penyakit. Edisi 4. EGC: Jakarta.2005 8. Ramnarine M. Small Bowel Obstruction. Dalam: Medscape Articles. Long Island : Jewish Medical Centre.2017.[cited 2018, March 27th] Available from : https://emedicine.medscape.com/article/774140-overview 9. Learning



Radiology.



Plain



Films



of



the



Abdomen.



Available



at



http://learningradiology.com/lectures/gilectures/plainabdomen2012/Plain%20Film s%20of%20the%20Abdomen/Plain%20Films%20of%20the%20Abdomen.html. Accessed on April 4, 2018 10. Radiology



Masterclass.



Abdominal



X-ray.



Available



at



https://www.radiologymasterclass.co.uk/gallery/abdo/abdominal_xray/perforation . Accessed on April 4, 2018.



20



11. Welch J. Bowel obstruction: differential diagnosis and clinical management. Philadelphia Pa: Saunders. 2012; 59–95. 12. Gore RM,



Levine MS. Textbook



of



gastrointestinal



radiology. 3rd



ed. Philadelphia, Pa: Saunders/Elsevier, 2008. 13. Thompson WM, Kilani RK, Smith BB, et al. Accuracy of abdominal radiography in acute small-bowel obstruction: does reviewer experience matter? AJR Am J Roentgenol 2007;188(3):W233–W238 14. Lopez-Kostner F, Hool GR, Lavery IC. Management and causes of acute largebowel obstruction. Surg Clin North Am 2011;77(6):1265–1290. Crossref, Medline 15. Radiopaedia.



Large



bowel



obstruction.



Available



at



https://radiopaedia.org/articles/large-bowel-obstruction. Accessed on April 4, 2018. 16. Jaffe T and Thompson WM. Large-Bowel Obstruction in the Adults: Classic Radiography and CT Findings, Etiology, and Mimics. Albuquerque: University of Mexico. 2015;275(3):651-63. 17. Taourel P, Kessler N, Lesnik A, Pujol J, Morcos L, Bruel JM. Helical CT of large bowel obstruction. Abdom Imaging 2003;28(2):267–275. Crossref, Medline 18. Horton KM, Corl FM, Fishman EK. CT evaluation of the colon: inflammatory disease. RadioGraphics 2000;20(2):399–418. 19. St.



Vincent’s



University



Hospital.



Paralytic



Ileus.



Available



at:



http://www.svuhradiology.ie/case-study/paralytic-ileus/. Accessed on April 6, 2018. 20. Patrick G, Jackson MD, Manish Raiji MD. Evaluation and Management of Intestinal Obstruction. Am Fam Physician. 2011; 83(2): 159-165. 21. Nobie, B. A. (2009, November 12). Obstruction, Small Bowel. Retrieved March 27th, 2017, from emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/774140overview



21