Referat - Pitted Keratolysis (Revised) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PITTED KERATOLYSIS 1



Annajmi , Iklima Asiah1, Ricky Imran1, Rizqina Putri1, Suci Maya Sari1, Noorsaid Masadi2 1 Fakultas Kedokteran Universitas Riau / RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru 2 Bagian / SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru



ABSTRACT Pitted Keratolysis is most often observed in conjunction with hiperhidrosis. Usually caused by bacterial infections on the skin's superficial, limited on stratum korneum soles, characterized clinically by superficial crateriform holes and shallow erosions and multifocal. This disease a lot of happen on the soles of the feet. Symptoms include sliminess of skin, malodour, and sometimes pain, itching and pain when walking. Laboratory testing is rarely needed. Pitted Keratolysis can undergo spontaneous could be exacerbation because it is affected by the weather and humidity. Treatment for Pitted Keratolysis is education to the patient and application 20% solution of aluminum chloride., typical antibiotic solution or gel of erythromycin, 1% solution of clindamycin hydrochloride, fusidat acid cream and mupirocin cream. Keywords : Pitted Keratolysis, cratteriform, treatment. ABSTRAK Pitted Keratolysis sering ditemukan bersamaan dengan hiperhidrosis. Penyakit ini merupakan suatu penyakit akibat infeksi bakteri pada superfisial kulit yang terbatas pada stratum korneum. Penyakit ini sering muncul pada telapak kaki dengan ditandai oleh gambaran klinis berupa lesi kraterifomis dengan erosi dangkal dan multifokal. Gejala klinis berupa kulit kaki yang basah atau lembab, berbau tidak sedap, dan kadang-kadang disertai nyeri atau gatal yang timbul disaat sedang berjalan. Pemeriksaan laboratorium pada pasien ini tidak terlalu diperlukan. Pitted Keratolysis dapat mengalami eksaserbasi karena dapat dipengaruhi oleh cuaca dan kelembapan. Pengobatan yang digunakan untuk penderita Pitted Keratolysis adalah edukasi pada pasien serta penggunaan larutan aluminium klorida20%, penggunaan antibiotik topikal seperti solusio atau gel eritromisin, larutan klindamisin hidroklorida 1%, krim asam fusidat ataupun krim mupirosin. Kata kunci:Pitted Keratolysis, krateriformis, terapi.



1



PENDAHULUAN Pitted keratolysis atau disebut juga Keratolysis sulcata dan Keratoma plantare sulcatum, adalah infeksi bakteri pada telapak kaki dan telapak tangan namun lebih sering pada telapak kaki. Pitted keratolisis dengan mudah diidentifikasi dengan ditemukan nya lesi kratiformis dangkal pada kulit. 1-10 Pitted Keratolysis terjadi di seluruh dunia. Pitted Keratolysis banyak terjadi pada lingkungan tropis dan subtropis dan terutama terjadi pada orang yang tidak memakai alas kaki pada daerah tropis. Selain itu penyakit ini dapat juga berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan olahraga. Orang-orang dari segala usia, ras, atau jenis kelamin dapat mengalami gangguan ini, meskipun lebih sering ditemukan pada pria. Orang yang sering berkeringat atau kaki yang sering lembab cenderung rentan terhadap penyakit ini. Sebuah penelitian dari 142 orang tunawisma di Boston , mengungkapkan bahwa 20,4 % dari 142 pasien terkena Pitted keratolysis3,6. Pasien denganPitted keratolysis sering kali salah didiagnosis sebagai tinea pedis. Meskipun kebanyakan kasus tidak menunjukkan gejala tetapi beberapa pasien dapat mengeluhkan gatal, nyeri, dan basah pada kulit kaki yang disebabkan pemakaian kaos kaki yang sering3,6,7 DEFINISI Pitted Keratolysis atau juga disebut dengan Keratolysis sulcata atau Keratoma plantare sulkatum adalah penyakit infeksi bakteri pada superfisial kulit yang terdapat pada telapak kaki ataupun tangan yang terbatas pada stratum korneum. Biasanya tanpa gejala dan tanpa reaksi inflamasi yang ditandai secara klinis dengan ditemukannya lesi krateriformis bentuk lesi diskret, dangkal, multifokal dan terpisah-pisah. Biasanya banyak tejadi di telapak kaki. Pasien Pitted keratolysis banyak ditemukan pada daerah yang tropis.1-10.



2



ETIOLOGI DAN PATOGENESIS Pitted Keratolysis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Micrococcus sedentarius (Sekarang berganti nama sebagai Kytococcus sedentarius), Congolensis Dermatophilus, dan Spesies Corynebacterium1-10 Micrococcus



sedentarius



(K.sedentarius)



dan



Dermatophilus



congolensis memiliki morfologi,fitur bakteriologis dan kimiawi yang sama, yang memungkinkan keduanya untuk menyebabkan penyakit ini. Tetapi di sisi lain, sulit untuk mengidentifikasi organisme sebagai etiologi sebenarnya. Organisme



Micrococcus



sedentarius



termasuk



kedalam



genus



Micrococcaceae yang merupakan bakteri gram positif kokus aerobik, yang ditemukan di lingkungan dan flora normal pada kulit manusia.Uji laboratorium yang umum digunakan untuk membedakan antara micrococci dan staphylococci adalah tes fermentasi Hugh dan Leifson yang menunjukkan adanya pola oksidatif pada micrococci dan pola fermentasi pada jenis staphylococci1,5. Conglolensis



Dermatophilus



merupakan



bakteri



golongan



actinomycetes. Bakteri ini terdapat pada keratin di lapisan telapak kaki dalam bentuk massa non-acid-fast, bercabang, adn filamen yang bersepta. Filamen bercabang pada bakteri ini berukuran antara 0,5 sampai 1.5μm diameter terbagi secara membujur dan melintang berbentuk kokus berantai delapan atau berbentuk sel kuboid (atau spora) yang bersifat motil. Organisme aerobik dan tumbuh optimal pada 370.1 Bakteri bakteri ini akan berproliferasi dalam kondisi yang memungkinkan untuk membentuk koloni seperti hiperhidrosis, trauma berulang, maserasi kulit serta peningkatan pH kulit. Bakteri-bakteri ini akan memproduksi enzim protease dan keratinase yang dapat melisiskan stratum korneum sehingga terbentuklah lubang lubang kecil.1,5 GAMBARAN KLINIS Pada pasien dengan Pitted Keratolysis paling sering ditemukan gejala hiperhidrosis seperti kulit kaki lembab atau basah, berbau tak sedap, dan kadang-kadang gatal dan nyeri jika berjalan1,3.



3



Lapisan epidermis telapak kaki terutama bagian depan dan tumit dapat ditemukan menebal dan berwarna kekuningan, terdapat pula belahan yang dalam dan hitam. Tanda khas penyakit ini yaitu lubang-lubang kecil atau disebut juga lesi krateriformis dengan bentuk lesi diskret, erosi dangkal, dan multifokal sedalam 1-7mm pada telapak kaki dan tidak disertai tanda-tanda radang. Penyakit ini berhubungan dengan musim, timbul pada musim hujan dan menghilang pada musim kemarau. Kelainan ini sering terdapat pada tentara yang memakai sepatu bot yang terus menerus lembab.10



Gambar 1. Pitted Keratolysis. Lesi multifokal krateriformis pada plantar pedis anterior8 PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang pada penyakit Pitted keratolysis dapat dilakukan pewarnaan gram atau dengan pewarnaan methenamine perak (methenamine silver) untuk melihat bakteri gram positif atau organisme argyrofilik. Bakteri kokus aerobik ini dapat dilihat di dasar lesi dengan zat pewarna HE. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk melihat batas lesi krateriformis pada stratum corneum.1,5,7 Pemeriksaan histologi pada pasien yang memiliki gejala kaki kemerahan disertai nyeri dapat menunjukkan reaksi inflamasi ringan.1,9 Pitted Keratolysis dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan gambaran histologi yaitu:



4



1. Superfisial atau tipe minor: Dalam bebearapa kasus ditemukan gambaran histopatologi berupa depresi stratum korneum, dikarenakan lisisnya stratum korneum akibat toksin yang dikeluarkan oleh bakteri kokus, selain itu juga dapat ditemukan rantai bakteri kokus dipermukaan stratum korneum.1,3 2. Jenis klasik atau tipe mayor: Gambaran histopatologi yang ditemukan adalah dimorfisme bakteri kokus bersepta yang bercabang hingga kedalam stratum korneum. Pada pembesaran yang lebih tinggi dapat ditemukan keratolytic ring. 1,3 DIAGNOSIS Pada anamnesis pasien dengan Pitted Keratolysis yaitu sering mengeluhkan nyeri, bau, gatal, dan nyeri saat berjalan. Hal ini sering dijumpai pada orang yang sering memakai kaus kaki. Penyakit ini berhubungan dengan hiperhidrosis. Pasien juga mengeluhkan terdapat lubang kecil pada telapak kaki. Biasanya penyakit ini sering terjadi didaerah tropis terutama pada pasien yang bekerja dengan menggunakan sepatu yang lama.1,3 Pada pemeriksaan fisik tanda yang jelas adalah beberapa lesi krateriformis yang dangkal terletak pada telapak kaki. Bentuk lesi adalah diskret, dangkal dan melingkar yang tampak menekan keluar, dan membentuk erosi atau sulci, dengan ukuran diameter 0,5-0,7 mm dan kedalaman 1-2mm. Lubang sering tumpang tindih di tempat sama untuk menghasilkan lesi yang lebih luas dari pengikisan kulit. Kadang-kadang lesi ini menjadi warna hijau atau coklat di sekitar dan di dalam lesi kretiformis. Lesi kretiformis dangkal ini sering ditemukan di bawah jari-jari kaki, sela jari-jari kaki dan telapak kaki, terutama pada titik-titik tertekan seperti tumit. Biasanya terjadi bilateral. Pitted keratolisis sering berhubungan dengan keringat berlebihan pada telapak tangan atau telapak kaki (hiperhidrosis palmoplantar). Gejala ini lebih sering muncul ketika kaki dalam kondisi basah dan lembab.1,3,9 Pemeriksaan laboratorium jarang diperlukan untuk mendiagnosis Pitted Keratolysis.2 Biopsi kulit tidak dilakukan secara rutin, namun pewarna perak (methamin silver) atau dengan zat pewarnaan HE dapat membantu menegakkan diagnosis.1



5



Pemeriksaan lampu Wood tidak begitu membantu, tetapi pada beberapa lesi yang terkena dapat menampilkan fluoresensi merah yang khas. Kultur bakteri juga dapat dilakukan.7,9 DIAGNOSIS BANDING 1. Tinea Pedis Tinea padis sering ditemukan pada interdigitalis terutama disela jari dan telapak kaki. Bentuk yang mirip denganPitted Keratolysis yaitu bentuk mocassin foot dimana dapa ditemukan pada seluruh kaki dari telapak sampai punggung kaki dan terdapat hiperkeratosis. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan kulit eritem, hiperkeratosis, berskuama dan lesi aktif dipinggir dapat berupa papul atau vesikel. Pada pemeriksaan KOH dapat ditemukan hifa dan spora karena penyakit ini desebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatofita. 1,9,10,11 2. Plantar Warts / Veruka vulgaris Pada anamnesis pasien akan mengeluhkan kutil yang tumbuh di telapak kaki atau daging tumbuh pada telapak kaki. Pasien dapat mengeluhkan nyeri. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan vegetasi papilomatosa berbatas tegas biasanya terdapat pada daerah lokal bentuk bulat. Etiologi penyakit ini yaitu uman papiloma virus (HPV), untuk itu penyebab infeksi akibat jamur atapun bakteri harus dieksklusikan.8 PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan pitted keratolysis terdiri dari terapi umum dan terapi khusus. Terapi umum : 1,3,10 1. Hindari memakai sepatu yang sama lebih dari dua hari berturut-turut, dan usahakan sepatu mengering selama sedikitnya 24 jam sebelum memakainya kembali. 2. Bersihkan kaki dengan sabun antibakteri atau antiseptik setiap hari, dan perlu juga menggunakan sikat. Dengan cara, Cuci kaki dengan menggunakan sabun antibakteri atau antiseptik sambil disikat, diamkan selama 2 menit, lalu dibilas atau dicuci kembali dengan air bersih. Kemudian keringkan kaki dengan baik.



6



3. Jangan biarkan kaki berkeringat karena panas dan lembab, biarkan kaki mendapatkan sirkulasi udara. 4. Jika harus memakai sepatu mungkin dalam waktu yang lumayan lama. Menerapkan antiperspirant ke kaki setidaknya dua kali seminggu dan menghindari berbagi menggunakan sepatu atau handuk, dan sepatu harus terbuat dari bahan yang memungkinkan ventilasi, seperti mesh, kain atau kulit. 5. Hindari sepatu yang sempit atau sepatu tanpa berventilasi. 6. Kenakan kaos kaki katun untuk menambah daya serap dan sering menggantinya. 7. Mengurangi hyperhidrosis terkait dengan penerapan antiperspirant roll-on, 20% larutan aluminium klorida. Solusi aluminium klorida digunakan pada malam hari, mencuci dan mengeringkan kaki terlebih dahulu dan kemudian menerapkan solusi selama waktu tidur1,2 Terapi khusus : 1,2 1. Antibiotik topikal efektif : Eritromisin atau gel, 1% larutan klindamisin hydrochloride, krim asam fusidat dan krim mupirocin. 2. Obat topikal efektif lainnya Krim Gentamisin sulfat,benzoylperoxide



5%gel,



krim



tetrasiklin,



triamcinolone acetonide0,1%, iodochlorhydroxyquin - krim hidrokortison, collodion fleksibel, salep asam salisilat 2% buffered glutaraldehid, larutan formalin 5%. 3. Antijamur topikal dengan gram positif antibakteri berupa



krim



clotrimazole1%dan krim miconazol nitrat2%. 4. Eritromisin tablet 250 mg 4 x 1 hari PROGNOSIS Pitted Keratolysis memiliki prognosis sangat baik yang sangat tergantung pada gaya hidup pasien. Menjaga kelembapan pada kaki akan memperbaiki gejala klinis. Pengobatan yang efektif membersihkan lesi dan bau dapat berlangsung selama 3-4 minggu1,2. KESIMPULAN



7



Pitted Keratolysis atau disebut juga Keratolysis sulcata dan Keratoma plantare sulcatum adalah infeksi bakteri yang sering pada telapak kaki ditandai oleh gambaran klinis berupa lesi kraterifomis dengan erosi dangkal, diskret dan multifokal. Gejala klinis berupa kaki lembab, berbau tidak sedap serta nyeri atau gatal disaat berjalan. Pengobatan yang digunakan untuk penderita Pitted Keratolysis adalah edukasi pada pasien serta penggunaan larutan aluminium klorida20%, penggunaan antibiotik topikal seperti solusio atau gel eritromisin, larutan klindamisin hidroklorida 1%, krim asam fusidat ataupun krim mupirosin.



DAFTAR PUSTAKA 1. Naik CL. 2006. Clinico Epidemiological Study Of Pitted Keratolysis. Rajiv Gandhy Univesity Of Health Science Bangalore, Karanataka. Pp : 1-17 2. Kaptanoglu A.F, Yuksel O. Ozyurt S. 2012. Plantar Pitted Keratolysis:A Study From Non-Risk Groups. Near East University, Lefkosa-North Cyprus, Turkey. Vol 4 Ed 4: 14-16



8



3. Sigh G, Naik C.L, 2004. Pitted Keratolysis. Indian journal of Dermatology. Vol 71: 213-215 4. Longshaw C.M, Wright J.D, Farrell A.M and Holland K.T. 2002. Kytococcus sedentarius, the organism associated with Pitted Keratolysis, produces



two



keratin-degrading



enzymes.



Journal



of



Applied



Microbiology. Uk. Vol 93: 810-816 5. Ertam I, Aytimur D, Yuksel S.E. Isolation Of Kytococcus Sedentarius From A Case Of Pitted Keratolysis. Ege University School Of Medicine, Department Of Dermatology, Izmir, Turkey. Vol 44 (2) : 117 - 118, 2005 6. Kennedy W. 2008. Case Of The Month : Pitted Keratolysis. JAAPA Vol 21(2): 86 7. Akay B.N, Sanli H. 2009.Dermatoscopic Findings of Palmar Pitted Keratolysis Due to Battery Heated Hand Warmer.Ankara Üniversitesi Tıp Fakültesi Mecmuası. Vol 62(3): 129-130 8. Leventhal J.S, Tlougan B.E. Aquatic Sports Dermatoses: Clinical Presentation and Treatment Guidelines NYU School of Medicine, Department of Dermatology New York, NY, USA. Vol 12: 224-225 9. Craft N, Lee P.K, Zipoli M.T, Weinberg A.N, Johnson R.A. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine 7th : Superficial Cutaneus Infection and Pyodermas. The McGraw-Hill Companies. Pp:1707-1708. 10. Natahusada E.C. 2007. Ilmu Penyakit Kulit : Keratoderma. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal: 279 11. Budimulja. U. 2007. Ilmu Penyakit Kulit : Mikosis. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal: 93



9