Referat Tranfusi Darah Opik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Referat



TRANFUSI DARAH



Oleh : Taufiq Putera Trisnawarman, S. Ked 70 2009 022



Pembimbing : dr. Susi Handayani, M.Sc. Sp.An



BAGIAN ILMU ANESTESI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2013



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Tranfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor ke



dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Tranfusi darah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 17. Namun berakhir dengan kegagalan karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah hewan. Melalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian disimpulkan bahwa manusia yang semestinya menjadi sumber darah. (latief AS,dkk. Petunjuk praktis anestesiologi : terapi cairan pada pembedahan. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002) Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun perlu diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Transfusi / pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey masih sangat sempit sekali. Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami kegagalan. Dr. Karl Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang golongan darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan akibat transfusi tidak lagi membahayakan, tetapi sebaliknya banyak menolong jiwa manusia dari ancaman kematian karena kehilangan darah. Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga hal, yaitu ; 1.



Penemuan golongan darah oleh Dr. Karl Landsteiner ( ABO ). Penemuan ini menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering mengalami kegagalan bila penderita memiliki golongan darah yang tidak sama dengan pendonornya.



2.



Penemuan suatu zat kimia ( asam citrate ) sebagai zat anti pembeku darah ( antikoagulan ) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita diberi darah yang telah dicapur dengan asam sitrat itu.



2



3.



Ditemukannya pula bahwa penambahan glukosa kedalam darah dapat memperpanjang hidup sel darah merah diluar tubuh manusia, selama dalam penyimpanan. Dengan demikian penyimpanan darah beberapa hari diluar tubuh merupakan cara-cara yang praktis untuk transfusi darah. (Contreras,marcela.1995.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta:EGC) Pemikiran dasar pada tranfusi darah adalah cairan intravaskuler dapat



diganti atau disegarkan dengan cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh. Tranfusi darah memang merupakan upaya untuk menyelamatkan kehidupan dalam banyak hal, dalam bidang pediatri misalnya dalam perawatan neonatus prematur,anak dengan keganasan,anak dengan kelainan defisiensi atau komponen darah, dan transplantasi organ. Namun hal ini bukan tanpa resiko,meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk memperlancar tindakan tranfusi namun efek samping reaksi tranfusi atau infeksi akibat tranfusi tetap mungkin terjadi. Maka bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya, indikasinya perlu diperketat. Apabila memungkinkan, masih perlu dicari alterntif lain untuk mengurangi penggunaan tranfusi darah. Pemberian komponen – komponen darah yang diperlukan saja lebih dibenarkan dibandingkan dengan pemberian pemberian darah lengkap ( whole blood ). Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi transfusi darah, macam bentuk sediaan darah serta komponen darah, indikasi pemberian transfusi darah, dan reaksi transfusi darah.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1.



Darah dan komponen darah Darah berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya darah. Dalam



darah



terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.



Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Korpuskula darah terdiri dari: 1. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).



Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia. Eritrosit berusia sekitar 120 hari. 2. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)



Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³



4



3. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)



Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Fungsi utama dari leukosit tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan



orang



yang



kekurangan



leukosit



menderita



penyakit leukopenia. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Plasma darah adalah bagian yang tidak mengandung sel darah. Komposisi plasma darah : 1. Air 2. Protein



Protein plasma terdiri dari : 1. Albumin



( 57% )



-Menjaga tekanan osmotik koloid 2. Globulin



( 40% )



-Terdiri dari α1, α 2, ß , γ globulin. -Berperan dlm kekebalan tubuh. 5



-Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam: 1. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen (Presipitin) 2. Antibodi yang dapat menguraikan antigen (Lisin) 3. Antibodi yang dapat menawarkan racun (Antitoksin) 3. Fibrinogen



( 3% )



-Mengandung faktor-faktor koagulasi Serum adalah cairan berwarna kuning supernatan yg terdapat pada darah yg mengalami koagulasi. Serum tidak mengandung fibrinogen, faktor koagulasi ( f. II, f.V , f. VIII ). 2.2



FUNGSI DARAH Fungsi Umum Darah adalah : 1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air) 2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh) 3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh) 4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator) 1. Latief SA, Suryadi KA, Cachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi Edisi Kedua, Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI : 2002 2. Sudoyo AW, Setiohadi B. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Keempat. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. 2.3 Konsep Transfusi darah 2.3.1



Pengertian Transfusi darah



6



Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu orang ke dalam sistem peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti kehilangan darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi. Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang atau terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi. Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya ,yaitu transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditransferkan kembali ke pasien. 2.3.2



Tujuan Transfusi darah Tujuan dari transfusi darah atara lain : 1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan,



trauma). 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk



mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia. 3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi



(misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia). 4. Meningkatkan oksigenasi jaringan. 5. Memperbaiki fungsi Hemostatis. 2.3.3



Indikasi tranfusi Darah



7



Dalam pedoman WHO disebutkan : 1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat. 2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang. Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit, trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi transfusi darah dan komponen-konponennya adalah : 1.



Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.



2.



Anemia kronis.



3.



Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.



4.



Plasma loss atau hipoalbuminemia.



5.



Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.



2.



Hemoglobin