Referensi Preeklamsia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Unclear term : G1P0000Ab000 : G : Gravida (kehamilan ke- ; angka menunjukkan kehamilan ke berapa) P : Para (jumlah kehamilan yan)g diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untyk melangsungkan kehidupan)   



Digit pertama (Term birth) : jumlah term atau bayi cukup bulan (>36 minggu atau >2500 gram) Digit kedua (Preterm birth) : jumlah kelahiran premature (28-36 minggu atau 1000-4999 gram) Digit ketiga (abortion) : jumlah bayi hidup (live child)



Ab : abnormal   



Digit pertama (spontaneous) : jumlah keguguran atau abortus Digit kedua (therapeutic) : jumlah abortus teraupetik (aborsi atas kemauan ibu) Digit ketiga (elective) : jumlah abortus elective (aborsi atas kemauan ibu)



Jadi, G1P0000Ab000 32-34 minggu adalah ibu yag sedang hamil pertama kali pada trimester III atau usia kehamilan 32-34 minggu dimana ibu belum pernah melahirkan bayi hidup dan cukup bulan, tidak pernah melahirkan premature maupun aborsi (UTHSCA Family and Commonity Medicine Departement, 2006; Meyer,2009). LO 1. Patofisiologi Pre-eklamsia Pada patofisiologi pre-eklamsia ada dua tahap yaitu pertama abnormalitas remodeling dinding arteri spinalis (suplai darah sumsum tulang belakang) akibat kegagalan sel tropoblast (sel luar embrio yang melekat pada pembluh darah dinding Rahim yang berfungsi sebagai nutrisi janin) pada dinding arteri spinalis saat kehamilan tidak dapat melebar sempurna menyebabkan penurunan aliran darah dalm ruang intervilus diplasenta memicu hipoksia plasenta. Dampaknya membebaskan zat toksik seperti sitokin menyebbakan stress oksidatif yang beredar merangsang kerusakan endotel (disfungsi endotel). Tahapa kedua (fase sistemik) dimana respon inflamasi sistemik maternal dan disfungsi endotel sebagai vasodilator terkait produksi prostasiklin dan nitrit oksida memicu hipertensi. Selain itu, invasi arteri uterine terganggu mengakibatkan iskemik plasenta memicu pelpeasan fktor plasenta menyebabkan kelainan multisystem pada ibu (disfungsi dan kegagalan sistem organ ibu) seperti  aliran darah terjadi trombositopenia, koagulapati



     



liver terjadi perdarahan, abnormalitas fungsi hati perubahan permeabilitasebilitas vaskuler terjadi oedema perifer, oedema paru Central Nerveous System (CNS) terjadi kejang, sampai kebutaan kortikal Vasokontriksi sistemik memicu hipertensi Plasenta terjadi hipoksia, gangguan perkembangan plasenta Ginjal trejadi hiperurisemia, proteinuria, dan gagal ginjal (Myrtha,2015;Uzan,2011)



2. Factor resiko pre-eklamsia  Diabetes Mellitus (DM) Penyakit ini dapat meningkatkan risiko pre-eklamsia karena berhubungan dengan disfungsi endotel, karena adanya peningkatan produksi deoksikortikosteron yang dihasilkan dari progesterone di dalam plasma dan meningkat tajam. Sign and sympthom :   



Trombositopenia : trombosit 1,1 mg/dL Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali dari normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik/region kanan dan abdomen  Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta: oligohidromnion, fetal growth restriction (GFR), atau didapatkan absent or reserve end diastolic velocity (ARDV) (Pogi,2016). 3. Patofisiologi anemia Anemia pada kehmailan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan. Selama kehamilan, volume darah ibu bertambah 50% menimbulkan penurunan konsentrasi sel darah merah. Menibgkatkan volume darah memicu peningkatan kebutuhan zat besi dalm jumlahnya untuk memproduksi sel darah merah sebagai kompensasi tubuh untuk menormlakna konsentrasi haemoglobin. Sel darah merah akan digunakan fetus untuk pertumbuhan dan perkembangan pada tiga bulan akhir kehamilan. Bila cadangan zat besi dalam sumsum tulang terpenuhi sebelum hamil maka dapat digunakan untuk kebutuhan bayi. Namun bila pembentukan sel darah merah kurang daripada penambahan plasma terjadi pengecaran darah menyebabkan haemoglobin tidak normal sehingga akan terjadi anemia (Prakash,2015; Sharama,2010). 4. Hubungan pre- eklamsia dan anemia Anemia yang terjadi secara progesif akan menyebabkan terjadinya penyakit vaskuler sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menjelaskan terjadinya hipertensi. Kerusakan endotel (disfungsi endotel) akhirnya akan mengakibatkan sirkulasi darah vaso varoom (pembuluh darah kecil yang



memberikan metabolit ke pembuluh besar) terganggu. Lebih lanjutnya, akan terjadi kebocoran sel endotel , sehingga unsur-unsur pembentuk darah ssperti trombosit dan fibrinogen tertimbun pada lapisan subendotel. Pemibilitas terhadap protein akan meningkat sehingga akan terjadi proteinuria (Ali,2011). 5. Antropometri BB sebelum hamil : 43 kg Bb setelah hamil : 52 kg TB = 150 cm Lila = 26 minggu IMT =



BB sebelum hamil TB2



IMT =



43 (1,5)2



= 19,1 Status gizi NY.N termasuk normal Biokimia Na : penurunan filtrasi glomerulus akibat spasme arteriol ginjal mengakibatkan filtrasi natrium melalui glomerulus akibat spasme arteriol ginjal mengakibatkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, memicu retensi garam dan air (Veronika,2015). Fisik dan Klinik  Bengkak pada punggung kaki Analisis : Oedema adalah perubahan fisiologis normal pada ibu hamil akibat adaptasi fisiologis terhadap kehamilan dengan peningkatan volume plasma darah, dan penurunan retensi vaskuler sistemik. Pada kasus pre-eklamsia, volume darah yang beredar menurunkan sehingga terjadi edema pada bagian tertentu karena perfusi ke unit organ sehingga terjadi edema pada bagian tertentu karena perfudi plasma tidak lancar. Selain itu, disfungsi endotel dan spasme arterial yang meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga memperparah terjadinya edema. Penimbunan cairan berlebih pada jaringan interstitial dan dijumpai kadar aldosterone yang rendah dan kadar prolactin tinggi dimana aldosteron adalah hormone terkait volume plasma dan retensi cairan (Mulianawati,2015).  Mual dan tidak nafsu makan Mual dan tidak nafsu makan termasuk gejala dari anemia yang dialami pasien Hormone progesterone dapat menganggu sistem pencernaan ibu hamil karena hormone ini dapat memperlambat fungsi metabolisme termasuk system pencernaan.



Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon kehamilan penyebba morning sickness. Pelepasan hormo ini ke aliran darah memicu rasa mual (Chortatus,2015).



Farmakologi 











Nifedipine Fungsi : profilaksis, pengobatan angina, hipertensi. Efek smaping : pusing, skait keplaa, letargi, takikardi,palpitasi, edema kaki, mual IOM : tidak boleh konsumsi dengan alcohol dan grapefruit, penurunan absorbs B9 (Handayani,2014; BPOM,2015) Dexa Methasone (kortikosteroid) Fungsi : mencegah pelepasan zat-zat di dalam tubh yang menyebbakan peradangan, menekan respon imun, dan inflamasi. Efek samping : lemah,lelah,vertigo,keringet berlebih, sakit perut , rentan infeksi IOM : Reetensi cairan dan natrium;meningkatkan ekres klaium, menurunkan absorbsi kalsium ;penurunan toleransi gula; retribusi lemak tubuh (Handayani,2014; BPOM,2015) Obat diuretik tidak dianjurkan pada ibu hamil karena diuretic bersifat mengelurakan cairan sedangkan dalam tubh ibu ada penumpukan cairan (termasuk vitamin dan mineral) jadi kalo cairan dikeluarkan juga memicu pengeluaran vitamin dan mineral pada tubuh ibu, sehingga lebih dianjurkan diberikan obat antihipertensi (BPOM,2015; Kemenkes,2011) Makanan Dianjurkan - KH : nasi,gandum,nasi merah - Protein : ikan tuna, ikan kembung - Lemak : ayam tanpa kulit, putih telur - Serat : alpukat, mangga



Makanan Dibatasi - Sumber fitat : kacang-kacangan - Minyak kelapa sawit, mentega, margarin - Ayam dengan kulit, kuning telur



(Wahyuning,2013; Maura,2012)



Makanan Dilarang - Makanan kaleng : sarden, buah kaleng, soft drink - Makanan diawetkan seperti manisan,asinan - Makanan kemasan : chiki - Alcohol - Durian - Nanas - Tape