Refleksi Kasus Aff Infus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFLEKSI KASUS RUANG PERAWATAN BEDAH NEUROLOGI (L3BD) DI RS WAHIDIN SUDIROHUSODO TAHUN 2019



PRESEPTOR



(



Nama Mahasiswa



: Sakina



Nim



: R014191049



LAHAN



PRESEPTOR INSTITUSI



)



(Titi Iswanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019



REFLEKSI KASUS A. DESKRIPSI Pelepasan infus set dilakukan pada An. S yang di rawat di kamar HCU/B10 dengan kondisi dicurigai mengalami phlebitis, kondsi kulit hangat dan kering sehingga area pemasangan infus akan dipindahkan. Area infus yang akan di lepas berada pada kaki sebelaah kiri. Pada saat akan dilakukan pelepasan infus, pasien langsung menangis hingga histeris dan tidak mau jika kakinya di sentuh oleh mahasiswa. Melihat kondisi tersebut mahasiswa menjadi bingung karena melihat pasien menangis cukup kuat, sehingga keluarga mencoba menenagkan pasien namun belum berhasil. Kemudian keluarga berinisiatif untuk menutupi mahasiswa dengan amplop hasil pemeriksaan penunjang sehingga pasien tidak melihat mahasiswa dan keluarga mengatakan bahwa ia yang akan melepaskan infus untuk mengurangi kecemasan pasien. Setelah melakukan cara tersebut akhirnya pelepasan infus berhasil dilakukan meskipun pasien masih saja menangis. B. PERASAAN Pada saat menghadapi kasus ini terdapat perasaan kaget saat pertama mendapatkan kondisi tersebut. Selain itu, muncul perasaan kasihan pada An. S karena merasa kesakitan serta ada perasaan sedih kerena belum bisa menangani dengan baik kondisi An.S yang menangis. Selain itu, ada rasa bersalah karena melewatkan salah satu tahapan yang harus dilakukan ialah mencuci tangan sebagi upaya meminimalkan transmisi mikroorganisme, namun sebelum tindakan dilakukan tidak dilakukan cuci tangan terlebih dahulu. C. EVALUASI Sisi positif dari kasus ini adalah menjadikan pengalaman berharga dalam menghadapi kondisi pasien dengan usia yang masih tergolong anak-anak. Dari kasus ini pula mahasiswa mendapat pelajaran bagaimana respon antisipasi yang ditunjukkan anak-anak terhadap mahasiswa. Hal ini terjadi mungkin karena belum terjalinya hubungan saling percaya antar pasien dan mahasiswa, perasaan sakit yang dirasakan pasien, serta persepsi An.S yang takut melihat mahasiswa karena berbaju putih. Selain itu, peringatan pula bagi mahasiswa untuk selalu melakukan prosedur tindakan yang tepat, rasional, serta dampak yang terjadi jika tindakan yang akan dilakukan tidak sesuai. D. ANALISIS Hal yang membuat menarik pada kasus ini adalah karena kasus seperti ini merupakan pengalaman pertama mahasiswa. Kemudian selama tindakan dilakukan, inisiatif dari



keluaarga yang begitu cekatan untuk mencari solusi dari kondisi yang terjadi yakni dengan menutupi mahasiswa sehingga tidak terlihat oleh pasien dan pelepasan infus dapat dilakukan. Hal seperti ini, merupakan sebuah pelajaran besar bagi mahasiwa untu lebih kritis dan cepaat tanggap dalam menghadapi sebuah kasus, sehingga kedepaannya pihak yang memberikan solusi ialah mahasiswa bukan keluarga pasien. Selain itu, mahasiswa diberitahu oleh keluarga ternyata pasien takut melihat mahasiswa karena memakai seragam serba putih, sehingga kedepanya mahasiswa harus mengetahui kondisi fisik maupun mental dari pasien dan melakukan bina hubungan saling percaya terlebih dahulu pada pasien sehingga tindakan yaang dilakukan dapat berjalan dengan baik. E. KESIMPULAN Pengetahuan mengenai psikologi anak maupun prosedur tindakan adalah hal yang sangat penting untuk menjadi salah satu landasan mahasiswa dan perawat dalam bertindak. Selain itu diperlukan kepercayaan diri dalam melakukan tindakan. F. RENCANA TINDAKAN Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah lebih memperdalam lagi pengetahuan mahasiswa terkait psikologi anak dan tindakan-tindakan keperawatan lainnya. .