Reformasi Tata Kelola Dan Etika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFORMASI TATA KELOLA DAN ETIKA Reformasi tata kelola dalam perusahaan terjadi karena tata kelola dalam perusahaan yang sebelumnya digunakan tidak memiliki manfaat bagi perusahaan. Tata kelola dalam perusahaan sebelumnya membuat perusahaan mengalami masalah, seperti yang terjadi pada Enron. Perusahaan Enron mengalami kebangkrutan yang sangat besar karena para eksekutif dalam perusahaan Enron hanya mementingkan diri sendiri dan memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan para investor dan masyarakat, sehingga perusahaan tersebut tidak dipercaya lagi oleh masyarakat. Dengan adanya masalah yang timbul dalam perusahaan, reformasi tata kelola sangat dibutuhkan karena tata kelola tersebut akan membantu memulihkan kepercayaan dan kredibilitas yang diperlukan agar pasar keuangan dapat bekerja secara efektif. Reformasi Tata Kelola–Sarbanes-Oxley Act (SOX) A. SOX: Tata Kelola Baru untuk Perusahaan dan Profesi Akuntansi SOX adalah hukum keamanan AS yang paling jauh jangkauannya. SOX menetapkan standar baru pada tata kelola dan kerangka kerja baru untuk profesi akuntansi AS yang akan digunakan pada perusahaan. Tindakan untuk menghadapi kredibilitas tata kelola dan mengembalikan kepercayaan dalam sistem pasar modal perusahaan adalah: 1. Klarifikasi peran, tanggung jawab, dan akuntabilitas dari dewan direksi, subkomitenya, diri para direktur pribadi, dan auditor. 2. Penurunan konflik kepentingan yang mengaruhi para direktur, eksekutif, dan auditor sehingga mereka akan melatih kesetiaan, penilaian independen, dan objektivitas demi kepentingan terbaik para pemegang saham atau perusahaan, atau dalam kasus auditor, untuk kepentingan umum. 3. Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana dan kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan perusahaan dan pengendalian internal untuk memastikan kepatuhan, dan kepatuhan aktual. 4. Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang memadai dan keahlian lainnya yang diperlukan. 5. Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dipahami, dan transparan. 6. Memastikan bahwa standar akuntasi memadai untuk melindungi kepentingan para investor. 7. Memastikan bahwa pengaturan dan pengawasan auditor perusahaan publik, seperti janji dan operasi parameter, telah mencukupi dan tepat untuk melayani kepentingan publik. Kerangka Kerja SOX yang baru untuk tata kelola perusahaan mengambil perspektif yang jujur dan penuh akuntabilitas kepada pemegang saham. Sedangkan untuk kerangka kerja SOX yang baru untuk profesi akuntansi menyatakan bahwa auditor akan melaporkan kepada subkomite audit, dan harus dipenuhi tanpa kehadiran manajemen. Auditor tersebut akan lebih responsif terhadap subkomite audit dewan, yang akan mengatur pengangkatan, pengangkatan kembali, biaya, dan penyelesaian sengketa serta mereka (auditor) akan kurang



responsif terhadap manajemen senior yang seringkali memainkan peran dominan dalam peran ini. B. Kerangka Kerja SOX yang Baru untuk Berbagai Hal Lain SOX memiliki ketentuan yang mencakup atau memerlukan suatu kebutuhan akan kode etik bagi para pengacara yang melayani para pendaftar, perlakuan analisis konflik kepentingan, serta denda untuk kecurangan dan kejahatan kerah putih. Akhirnya, SOX menyatakan: kegiatan dengan sengaja menghancurkan, mengubah, atau memalsukan catatan yang diperlukan dalam proses penyelidikan federal dan kepailitan adalah suatu kejahatan, dapat dihukum dengan denda dan/atau hukuman penjara hingga 20 tahun. C. Dampak terhadap Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pelaporan, serta pada Praktik Manajemen Kerangka tata kelola SOX akan memfokuskan perhatian para direktur dan manajemen pada isu-isu yang sangat penting tentang tata kelola dan proses pelaporan yang tepat. Perkembangan tersebut membawa perubahan positif yaitu : a. Peningkatan akuntabilitas dan pelaporan kepada pemegang saham publik akan lebih fokus. b. Kuatnya peran komite audit, arus informasi, serta kemampuan auditor untuk melaporkan dan terlibat dengan komite dalam diskusi yang bermakna. c. Pengklarifikasian peran, tanggung jawab, serta kompetensi dari para direktur dan subkomite dewan. d. Definisi dari dan penekanan pada menghindari situasi konflik kepentingan, serta kode etik. e. Peningkatan denda yang dijatuhkan atas kesalahan. Dengan melakukan pembaharuan sistem tata kelola maka penghindaran dari kasus kegagalan dan bencana keuangan akan semakin tinggi dan terhindar. D. Dampak pada Profesi Akuntan dan Praktik Audit Menurut SOX salah satu penyebab terjadinya kekacauan / fraud terhadap laporan keuangan adalah kondisi hiruk-pikuknya jasa yang diberikan kantor akuntan publik. Untuk menghindari conflict of interest dalam kode etik akuntan maka SOX membatasi jasa-jasa non-audit. Selain itu, beberapa kantor akuntan profesional kecil telah mendahului audit atau pendaftar pasar saham karena mereka ingin memelihara sifat dan margin praktik mereka yang terintegrasi. Sehingga sistem auditor yang dikembangkan adalah dua tingkat, yaitu satu untuk perusahaan besar dan satu lagi untuk perusahaan kecil. Dampak penuh SOX terus berkembang, tetapi penguatan akuntabilitas, serta penguatan standar independensi dan hubungan auditor ke subkomite audit, akan membantu auditor melayani kepentingan publik.



E.



Dampak pada Tren Etika Bisnis Kasus Enron, Arthur andersen, dan WorldCom memberikan kesadaran yang jah lebih besar dari masalah-masalah dan tren etika yang sedang berjalan, termasuk konflik kepentingan dan kontrol kepentingan pribadi, tugas fidusia direksi kepada pemegang saham, tugas perusahaan dan auditor terhadap kepentingan umum, serta mkana sebuah bisnis yang baik dalam mengembangkan suatu etika budaya. Etika budaya tersebut harus didasarkan pada kejujuran, keadilan, belas kasihan, integritas, kemampuan meramalkan dan tanggung jawab, serta terfokus pada pengembangan kepercayaan dan respek untuk kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders). Kegagalan pada perusahaan yang begitu dikenal memberikan kesadaran bahwa etika dan reputasi memiliki kaitan secara langsung. Dalam mengalami kegagalan, manajemen risiko yang komprehensif harus mencakupkan risiko etika dan perkiraan yang lebih tinggi untuk risiko waralaba. Strategi modern, pendekatan-pendekatan audit berbasis risiko harus memasukan risiko etika. Sistem pengendalian internal harus mencakup pemantauan risiko etika, dan sistem baru harus terus dikembangkan untuk mendukungnya. Para akuntan profesional harus mempertimbangkan nilai fidusia dalam menghasilkan pendapatan. Untuk mendapatkan keuntungan, para profesional harus mendominasi perhatian bisnis dengan menekankan kualitas dan kepentingan publik. Sehingga, etika utnuk perusahaan dan budaya perusahaan sangatlah penting karena dengan adanya etika dan budaya yang baik maka publik akan percaya dengan perusahaan tersebut.