Reforming Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Minyak mentah atau yang biasa disebut dengan crude oil ini berbentuk



cairan kental hitam dan berbau kurang sedap, yang selain mengandung kotoran, juga mengandung mineral-mineral yang larut dalam air. Minyak ini belum dapat digunakan untuk bahan bakar atau berbagai keperluan lainnya, tetapi harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Minyak mentah ini mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom karbon 1 – 50. Pada prinsipnya pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua langkah, yaitu desalting dan distilasi. Proses konversi bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai permintaan pasar. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah/dikonversi menjadi fraksi rantai pendek. Di samping itu, fraksi bensin harus mengandung lebih banyak hidrokarbon rantai bercabang / alisiklik / aromatik dibandingkan rantai lurus. Jadi, diperlukan proses konversi untuk penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon. Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak yaitu : perengkahan, reforming, alkilasi, dan sebagainya. Pada makalah ini akan dibahas mengenai proses reforming. Proses reforming ini digunakan untuk menghasilkan komponen hidrokarbon yang mempunyai nilai oktan yang tinggi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan proses reforming ? 2. Bagaimanakah sifat fisik dan kimia bahan baku maupun produk yang dihasilkan ? 3. Proses apa sajakah yang dapat dilakukan pada proses reforming ? 4. Apa saja kegunaan dari produk yang dihasilkan pada proses reforming ? 1.3



Tujuan dan Manfaat 1. Memahami proses reforming. 2. Mengetahui sifat fisik dan kimia bahan baku dan produk. 3. Memahami proses yang dapat dilakukan pada proses reforming. 4. Mengetahui kegunaan produk pada proses reforming.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Pengertian Reforming Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu



kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan. Reforming adalah suatu proses untuk merubah struktur senyawa hidrokarbon dalam fraksi minyak menjadi komponen blending gasoline yang mempunyai oktan tinggi. Perubahan susunan struktur molekul yang terjadi paling



2



dominan dalam reaksi tersebut adalah dehidrogenasi naftena membentuk aromatik menurut reaksi berikut : CH HC H3C – (CH2)4 – CH3



CH







+ HC



4 H2



CH CH



Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai lurus (C 5C6) dari fraksi bensin diubah menjadi aromatik. Macam – macam proses reforming: 1. Reforming Termis, terdiri dari :  Proses Polyforming 2. Reforming Katalis, terdiri dari: 1. Katalis Unggun Diam, terdiri dari: a. Reactor Tanpa Swing, terdiri dari:  Proses Catforming  Proses Houdriforming  Proses Platforming  Proses Sinclair – Baker



 Proses Platinum b. Reaktor dengan Swing, terdiri dari: 



Proses Hydroforming







Proses Powerforming







Proses Ultraforming



2. Katalis Unggun Bergerak  Proses Hyperforming 3



 Proses Thermofor (TCR) 3. Kalatis Unggun Terfluidisasi, terdiri dari:  Proses Fluid Hydroforming



4. Reforming dengan Daur Ulang, terdiri dari:  Proses Iso – Plus Houdriforming  Proses Rexforming 2.2



Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk



2.2.1



Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku 1. Naftena



Gambar 1. Siklo-Heksana atau naftena – (C6H12) Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naftena yang banyak ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin. Naftena memiliki sifat antara lain memiliki warna merah kecoklatan, kestabilan yang cukup tinggi, tidak cocok dengan agen dengan oksidasi tinggi , sangat berbahaya apabila dihirup atau dihisap karena mengandung karsinogen. 4



Titik didihnya 70 - 180⁰C. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan kekeringan dermatitis. Naftena adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerosin. Beberapa naphta digunakan sebagai :  Pelarut dry cleaning (pencuci).  Pelarut karet.  Bahan awal etilen.  Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenal sebagai jP-4. 2.



Katalis Katalis yang dapat digunakan pada proses reforming ini yaitu:  Platina Platinum adalah logam dengan putih keperak-perakan yang indah. Mudah



ditempa delam keadaan murni. Platinum memiliki koefisien muai yang hampir sama dengan kaca silika-natroium karbonat, dan karenanya



digunakan untuk



membuat elektroda bersegel dalam sistem kaca. Logam ini tidak teroksidasi di udara pada suhu berapapun, tapi termakan oleh halogen, sianida, sulfur dan basa kaustik. Platinum tidak dapat larut dalam asam klorida dan asam nitrat, tapi melarut dengan aqua regia membentuk asam kloroplatinumt. Dalam kondisi yang sangat halus, platinum merupakan katalis yang sempurna, yang banyak digunakan untuk menghasilkan asam sulfat. Juga digunakan sebagai katalis dalam pemecahan produk minyak bumi. Platinum juga banyak diminati untuk dimanfaatkan sebagai katalis dalam sel bahan bakar dan peralatan anti polusi untuk mobil. Anoda platinum digunakan secara ekstensif dalam sistem perlindungan katoda untuk kapal besar dan bejana yang melewati lautan, pipa, baja dermaga dan lain-lain. Kawat platinum yang sangat halus akan berkilau merah terang bila ditempatkan dalam uap metil alkohol, di mana platinum berperan sebagai katalis, untuk mengubah alkohol menjadi formaldehida. Fenomena ini digunakan secara



5



komersial untuk memproduksi pemantik api rokok dan pennghangat tangan. Hidrogen dan oksigen dapat meledak dengan adanya platinum.



Gambar 2. Katalis Platina



6



Tabel 1. Keterangan Umum dan Sifat Fisika Katalis Platinum Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom Deret kimia Golongan, Periode, Blok Penampilan



Platina, Pt, 78 Transition Metals 10, 6, d Grayish White



Massa atom Konfigurasi elektron Jumlah elektron tiap kulit



195.084(9) g/mol [Xe] 4f14 5d9 6s1 2, 8, 18, 32, 17, 1



Sifat-Sifat Fisika Katalis Platinum Fase Solid Massa jenis (sekitar suhu kamar) 21.45 g/cm³ Massa jenis cair pada titik lebur 19.77 g/cm³ Titik lebur 2041.4 K



 A.



Titik didih



(1768.3 °C, 3214.9 °F) 4098 K



Kalor peleburan Kalor penguapan Kapasitas kalor



(3825 °C, 6917 °F) 22.17 kJ/mol 469 kJ/mol (25 °C) 25.86 J/(mol·K)



Molybdenum



Sifat Fisik Molybdenum Molybdenum merupakan unsur yang solid, memiliki penampilan metalik



putih keperakan. Lebih sering terlihat seperti abu-abu gelap atau hitam bubuk. Titik lelehnya sekitar 2.610 ° C (sekitar 4.700 ° F) dan titik didih adalah 4.800 untuk 5.560 ° C (8.600 hingga 10.000 ° F). Densitasnya adalah 10,28 gram per kubik sentimeter. B. Sifat Kimia Molybdenum



7



Molybdenum tidak larut dalam reagen kimia yang paling umum. Reagen kimia adalah suatu zat yang digunakan untuk mempelajari bahan-bahan lain, seperti asam atau alkali. Sebagai contoh, molybdenum tidak larut dalam asam klorida, asam fluorida, amonia, sodium hidroksida, atau asam sulfat encer. Reagen Zat kimia ini sering digunakan untuk menguji bagaimana suatu zat reaktif. Molybdenum tidak larut dalam panas sulfat atau asam nitrat, Logam ini tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu kamar,dan juga tidak bereaksi dengan oksigen pada temperatur tinggi.



Gambar 3. Katalis Molybdenum



2.2.2



Sifat Fisik dan Kimia Produk 1. Gasoline (Bensin) Mulanya bensin adalah produk utama dalam industri minyak bumi yang



merupakan campuran kompleks dari ratusan hidrokarbon dan memiliki rentang pendidihan antara 30-200 oC. Bensin adalah bahan bakar mesin siklus Otto yang banyak digunakan sebagai bahan bakar alat transportasi darat (mobil). Kinerja yang dikehendaki dari bensin adalah anti knocking. Knocking adalah peledakan campuran (uap bensin dengan udara) di dalam silinder mesin dengan siklus Otto sebelum busi menyala. Peristiwa knocking ini sangat mengurangi daya mesin. 8



Hidrokarbon rantai lurus cenderung membangkitkan knocking. Sementara, hidrokarbon bercabang, siklik maupun aromatik cenderung bersifat anti knocking. Tolok ukur kualitas anti knocking sering disebut sebagai bilangan oktan (octane number). Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih rendah, sekitar 40-59 akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya berupa bensin dan residu. Untuk bensin nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin ini bisa diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga nilai oktannya mencapai 95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax. 2.3



Macam – macam Proses Reforming



2.3.1



Reforming Termis Proses secara termis yang sinambung digunakan untuk mengubah molekul



melalui penyusunan kembali nafta dan gasoline berkualitas anti ketuk yang rendah menjadi komponen gasoline yang menpunyai angka oktan tinggi. Produk sekunder dari proses ini meliputi gas – gas olefin untuk umpan polimerisasi dan tar yang digunakan untuk minyak bakar berat. Peralatan reforming termis mirip dengan peralatan perengkahan termis, dengan sedikit modifikasi para ahli kilang menggunakan peralatan yang sama untuk kedua proses tersebut. Sama dengan umpan reforming katalis, tipe umpan reforming adalah nafta ringan (virgin nafta) yang mempunyai IBP 200 - 250°F dan FBP 300 - 400°F. Gasolin alam dan fraksi perengkahan dapat digunakan sebagai umpan. Suhu keluar pemanas adalah 950 - 1100°F pada tekanan 400 – 1000 psig. Nafta dari aliran samping fraksionator ditambahkan ke effluent heater untuk menahan reaksi dekomposisi yang sangat ekstensif. Diagram alir dari reforming termis dapat dilihat pada gambar 4.



9



Gambar 4. Diagram Alir Proses Reforming Termis Reforming termis, terdiri dari : 2.3.1.1



Proses Polyforming



Proses ini merupakan proses termis yang sinambung merubah nafta ringan (straight run) dan ataupun gas oil bersama-sama dengan gas-gas hidrokarbon sangat ringan (dominan C3 dan C4) menjadi mogas yang mempunyai oktan tinggi dan fuel oil. Diagram alir proses polyforming dapat dilihat pada gambar 5.



Gambar 5. Diagram Alir Proses Polyforming



10



Operasi dari proses ini meliputi pemasukan umpan nafta (virgin) ke dalam absorber untuk mengambil propana (recovery C3 80 – 90%) dan gas – gas berat. Tekanan pada aliran campuran umpan adalah 1000 – 1500 psig. Aliran quench di bagian bawah evaporator adalah 1020 – 1120 °F turun menjadi 650 – 700 °F. Tekanan evaporator sekitar 400 psig. Bagian lain dari bawah evaporator di-flash untuk mendapatkan fuel oil dan gas, sedangkan overhead evaporator dikirim ke stabilizer dimana gas – gas yang dapat dikondensasikan dipisahkan dari produk gasoline untuk dipakai kembali di absorber bersama dengan umpan gas cair. 2.3.2



Reforming Katalis Reforming katalis merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas



berbagai macam nafta (virgin, thermal, dan catalytic cracking) yang mempunyai oktan rendah menjadi komponen – komponen yang mempunyai oktan tinggi untuk blending mogas atau avgas, atau digunakan untuk bahan baku petrokimia yaitu pengolahan aromatik untuk memproduksi BTX (benzene-toluene-xylene). Feed naphtha ke unit catalytic reforming biasanya mengandung C6 s/d C11, paraffin, naphthene, dan aromatic. Tujuan proses catalytic reforming adalah memproduksi aromatic dari naphthene dan paraffin. Kemudihan reaksi catalytic reforming sangat ditentukan oleh kandungan paraffin, naphthene, dan aromatic yang terkadung dalam naphtha umpan. Aromatic hydrocarbon yang terkandung dalam naphtha tidak berubah oleh proses catalytic reforming. Sebagian besar napthene bereaksi sangat cepat dan efisien berubah menjadi senyawa aromatic (reaksi ini merupakan reaksi dasar catalytic reforming). Paraffin merupakan senyawa paling susah untuk diubah menjadi aromatic. Untuk aplikasi low severity, hanya sebagian kecil paraffin berubah menjadi aromatic. Sedangkan pada aplikasi high severity, konversi paraffin lebih tinggi, tetapi tetap saja berlangsung lambat dan inefisien. Gambar berikut menggambarkan konversi hydrocarbon yang terjadi pada operasi typical catalytic reforming, yaitu untuk lean naphtha (high paraffin, low naphtha content) dan untuk rich naphtha (lower paraffin, higher naphthene content) : 11



Pada proses reforming ini volatility minyak dinaikkan dan kandungan sulfurnya dikurangi. Perbaikan bilangan oktan virgin naphta adalah dari 20 menjadi 50 RON tanpa menggunakan pengungkit timball. Proses reforming katalis yang komersil dapat diklasifikasikan sebagai proses sinambung, semi regenerative dan siklus tergantung pada metoda dan frekuensi regenerasi katalis, yang secara luas dikelompokkan menjadi: 1. Proses katalis unggun bergerak 2. Proses katalis unggun diam 3. Proses katalis unggun terfluidisasikan Proses unggun bergerak dan terfluidisasi menggunakan katalis tipe logam oksida yang tidak murni (katalis platina dan molybdenum), dilengkapi dengan unit regenerasi terpisah, sedangkan proses unggun diam menggunakan katalis tipe platina dalam unit yang dilengkapi untuk sirkulasi, tanpa regenerasi atau kadang – kadang dengan regenerasi. Pada kenyataannya hampir 95% kilang minyak menggunakan unggun diam. Feed unit catalytic reforming adalah heavy naphtha yang berasal dari unit naphtha hydrotreating yang telah mengalami treating untuk menghilangkan impurities seperti sulfur, nitrogen, oxygen, halida, dan metal yang merupakan racun bagi katalis catalytic reforming. Boiling range umpan heavy naphtha antara 70 s/d 150 oC. Produk unit catalytic reforming berupa high octane 12



motor gasoline component (HOMC) yang digunakan sebagai komponen blending motor gasoline. Produk unit catalytic reforming ini mempunyai RONC > 95 dan bahkan dapat mencapai RONC 100. Produk lain adalah LPG dan by product hydrogen. Produk LPG dikirim ke tangki produk (jika sudah memenuhi spesifikasi produk LPG) atau dikirim ke unit Amine-LPG recovery terlebih dahulu. By product hydrogen dikirim ke unit hydrotreater dan hydrogen plant. Reaksi-reaksi yang terjadi di catalytic reforming adalah sebagai berikut 1. Dehidrogenasi Naphthene Naphthene merupakan komponen umpan yang sangat diinginkan karena reaksi dehidrogenasi-nya sangat mudah untuk memproduksi aromatic dan byproduct hydrogen. Reaksi ini sangat endotermis (memerlukan panas). Reaksi dehidrogenasi naphthene sangat terbantu oleh metal catalyst function dan temperatur reaksi tinggi serta tekanan rendah.



2. Isomerisasi Napthene dan Paraffin Isomerisasi cyclopentane menjadi cyclohexane harus terjadi terlebih dahulu sebelum kemudian diubah menjadi aromatic. Reaksi ini sangat tergantung dari kondisi operasi.



13



3. Dehydrocyclization Paraffin Dehydrocyclization paraffin merupakan reaksi catalytic reforming yang paling susah. Reaksi dehydrocyclization terjadi pada tekanan rendah dan temperature tinggi. Fungsi metal dan acid dalam katalis diperlukan untuk mendapatkan reaksi ini.



4. Hydrocracking Kemungkinan terjadinya reaksi hydrocracking karena reaksi isomerisasi ring dan pembentukan ring yang terjadi pada alkylcyclopentane dan paraffin dank area kandungan acid dalam katalis yang diperlukan untuk reaksi catalytic reforming. Hydrocracking paraffin relative cepat dan terjadi pada tekanan dan temperature tinggi. Penghilangan paraffin melalui reaksi hydrocracking akan meningkatkan konsentrasi aromatic dalam produk sehingga akan meningkatkan octane number. Reaksi hydrocracking ini tentu mengkonsumsi hydrogen dan menghasilkan yield reformate yang lebih rendah.



14



5. Demetalization Reaksi demetalisasi biasanya hanya dapat terjadi pada severity operasi catalytic reforming yang tinggi. Reaksi ini dapat terjadi selama startup unit catalytic reformate semi-regenerasi pasca regenerasi atau penggantian katalis.



6. Dealkylation Aromatic Dealkylation aromatic serupa dengan aromatic demethylation dengan perbedaan pada ukuran fragment yang dihilangkan dari ring. Jika alkyl side chain cukup besar, reaksi ini dapat dianggap sebagai reaksi cracking ion carbonium terhadap rantai samping. Reaksi ini memerlukan temperature dan tekanan tinggi.



Reaksi-reaksi yang terjadi pada unit catalytic reforming dapat diringkas sebagai berikut :



15



Tabel 2. Reaksi yang Terjadi pada Unit Catalytic Reforming Jenis Reaksi



Catalyst Function Temperature Pressure



Naphthene dehydrogenation



Metal



Tinggi



Rendah



Naphthene Isomearization



Acid



Rendah



-



Parraffin Isomearization



Acid



Rendah



-



Paraffin dehydrocyclization



Metal/Acid



Tinggi



Rendah



Hydrocracking



Acid



Tinggi



Tinggi



Demethylation



Metal



Tinggi



Tinggi



Aromatic dealkylation



Metal/Acid



Tinggi



Tinggi



Reaksi dehidrogenasi naftena terjadi sangat cepat dan reaksi isomerisasi paraffin dan dehidro-isomerisasi naftena juga berlangsung cepat, dengan demikian reaksi – reaksi tersebut sangat menonjol, sedangkan reaksi-reaksi yang lambat seperti siklisasi dan hydrocracking menjadi penting terutama pada kondisi-kondisi yang keras seperti space velocity yang rendah, tekanan tinggi dan suhu tinggi,. Reaksi hydrocracking sebagaimana juga reaksi-reaksi dehidrogenasi dan isomerisasi biasanya tidak diinginkan karena akan menyebabkan deposit karbon (kokas), penurunan produk hydrogen dan yield produk cair rendah, dengan umpan yang kaya paraffin dapat dilakukan hydrocracking secara besar-besaran. Tekanan yang rendah dapat mendorong reaksi-reaksi dehidrogenasi dan sikllisasi, tetapi pada kondisi yang sedang dapat menekan terjadinya reaksi hydrocracking. Operasi pada 900 psi akan menyebabkan sekitar dua kali lebih banyak terjadi hydrocracking seperti terjadi pada tekanan 500 psi. Meskipun hydrogen lebih banyak dihasilkan pada tekanan rendah (200 psig), tekanan parsiel hydrogen relative lebih rendah yang memberi kemungkinan kecendrungan terjadinya reaksi hydrocracking yang menghasilkan kokas. Ditinjau dari cara meregenerasi katalis maka reforming katalis 16



diklasifikasikan menjadi proses sinammbung, semi regeneratif katalis dan siklus. Pertumbuhan yang cepat terhadap pemakaian reforming katalis dalam industri minyak bumi terjadi pada kurun waktu 1953 - 1959. Namun mulai tahun 1970-an seiring dengan perbaikan terhadap angka oktan bensin menjadi RON 98, maka katalispun mengalami perubahan tidak lagi hanya berbasis platina tetapi juga mengandung renium (katalis UOP R-16 dan R-20). Pada saat ini kenaikan yang pesat dari produksi reforming katalis disebabkan karena adanya pemakaian umpan baru selain daripada virgin naphta, yaitu light naphta dari Timur Tengah. Reforming katalis, terdiri dari : 2.3.2.1



Proses Reforming Katalis Unggun Tetap



Proses reforming katalis unggun tetap, terdiri dari : 1. Proses Unggun Tetap dengan Reaktor Tanpa Swing Proses ini merupakan proses kontinyu menggunakan katalis tipe asam berbentuk pelet mengandung platina (0,01 s/d 1,0 % rata-rata 0,5%) dalam alumina atau silica-alumina sebagai carrier. Suatu unit pengolahan pendahuluan atau “guard case” dapat diinstalasi untuk memastikan adanya kontaminan katalis seperti arsen, timbal, tembaga, nitrogen, air, dan sulfur. Umpan yang diolah ialah nafta ringan (virgin naptha) yang mempunyai IBP 175-250˚F dan FBP 350-400˚F digabung dengan gas recycle dengan kemurnian hidrogen 80-98% sebesar 3-10 mol H2 per mol umpan cair. Suhu ditahan pada 850-950˚F diantara dua reaktor pada tekanan sekitar 500 psig. Diagram alir proses dapat dilihat pada gambar 6. Semua proses katalis unggun tetap dengan reaktor tanpa swing (kecuali proses platforming) dilengkapi dengan fasilitas regenerasi in-situ pada kondisi operasi yang di block-out. Diagram alir proses unggun tetap dengan reaktor tanpa swing dapat dilihat pada gambar 6.



17



Regenerasi dilakukan dengan udara pada tekanan atmosfir (secara normal pada 250-300 psig) dan suhu 1000-1050˚F. katalis unggun tetap dengan reaktor tanpa swing, terdiri dari : A.



Proses Catforming Proses ini dikembangkan oleh Atlantic Refining Co dimana katalisnya



diproduksi oleh Engelhard Industries Inc yaitu platina, alumina, silika-alumina yang mempunyai space velocity tinggi untuk menghasilkan hidrogen dengan kemudian yang sangat tinggi. Regenerasi untuk memperpanjang umur katalis dilakukan dengan basis block-out dengan campuran udara-steam yang encer. Unit catforming pertama dipasang pada kilang McBride Oil and Gas Corp di LaBlancaTexas pada tahun 1952. B.



Proses Houndriforming Proses ini dilisensi oleh Houndry Process and Chemical Co. katalis dapat



diregenerasi, jika perlu dalam satu basis block-out. Suatu unit pengolahan pendahuluan “guard-case” untuk hidrogenasi katalis dengan menggunakan katalis Houndri yang sama digunakan untuk mengolah umpan yang mengandung sulfur yang tinggi. Timbal dan garam-garam tembaga juga dapat dihilangkan pada kondisi operasi yang sedang dari “guard-case”. Unit komersil pertama houndriforming dipakai oleh Sun Oil Co pada kilang di Marcus HookPennyslvania pada tahun 1953. 18



C.



Proses Platforming Proses ini dilisensi oleh UOP Co menggunakan katalis platina-silika yang



mengandung 0,1-8,0 % F atau Cl dalam alumina. Untuk menjaga terhadap gangguan kilang maka umpan ditahan pada end-point 375˚F atau lebih. Regenerasi katalis dapat dilakukan meskipun hal itu tidak biasa pada proses platforming. Unit komersil pertama dipasang pada kilang Old Dutch Refining Co (sekarang Marathon Oil Co) di Michigan pada tahun 1949. Diagram alir dapat dilihat pada gambar 7.



Kondisi operasi dalam reaktor ialah 930˚F pada 140-170 psig tergantung pada umpan dan jarak didih 210-375˚F dan kualitas produk yang diingini yaitu platformat untuk avgas (bensin kapal terbang). Mulai tahun 1956 terjadi penggabungan proses platforming dengan proses unifining dimana selama ini unit unifing menyiapkan umpan (pretreating) untuk unit platforming. Penggabungan dua proses ini menyebabkan biaya konstruksi dan operasinya menjadi lebih ekonomis. Dalam hal ini pada waktu yang bersamaan masing-masing unit dapat sendiri-sendiri mengolah umpan minyak yang berbeda. Unit unifining memerlukan pengolahan pendahuluan terhadap umpannya untuk memisahkan senyawa yang akan meracuni katalis dan memperbaiki umpan menjadi berkualitas tinggi, 19



Unit pertama proses unifining-platforming ini telah dibangun pada kilang Tide Water Associaton Oil Co di Avon-California. Diagram alir proses ini dapat dilihat pada gambar 8.



D. Proses Sinclair-Baker Proses ini disusun untuk menggunakan katalis Sinclair-Baker RD-150 yang dibuat oleh Engelhard Industries Inc. Katalis ini mengandung 0,6 wt % platina dalam alumina. Katalis ini menghasilkan rasio yang tinggi antara aktifitas siklisasi paraffin dan aktifitas hydrocracking, dan mempunyai kemampuan untuk regenarasi dengan udara encer. Proses Sinclair-Baker yang normal terdiri dari 3 buah reactor yang dipasang seri dengan regenerasi yang dilakukan secara blockout selama 24-72 jam. Unit-unit komersil pertama telah dipasang pada kilang Pure Oil Co di Heath-Ohio dan pada kilang Sinclair di Marcus Hook-Pennsylvania pada tahun 1954. 20



E. Proses Platinum Proses ini dikembangkan dan dipakai oleh Socony Mobil Oil Co yang aslinya diidentifikasi sebagai saveforming. Proses ini menggunakan reactor unggun tetap dengan katalis platina beroperasi pada tekanan tinggi sekitar 500psig yang secara umum tidak terlalu sering diregenerasi. Instalasi komersil pertama telah dipasang pada kilang Mobil Oil Co di Ferndale-Washington pada tahun 1954. Diagram alir proses dapat dilihat pada gambar 9. 2. Proses Unggun Tetap dengan Reaktor Swing Proses ini merupakan proses katalis unggun tetap yang kontinyu, berdasarkan tipe katalis yang digunakan diklasifikasi menjadi 2 tipe yaitu regenerasi siklus dengan katalis oksida-logam yang tidak bersih, dan regenerasi siklus dengan katalis platina-alumina, Kedua tipe proses menggunakan reactor swing yang berfungsi untuk meregenerasi sebagian katalis sementara sebagian lainnya tetap berada dalam stream operasi. Regenerasi siklus menggunakan katalis platina beroperasi pada tekanan rendah sekitar 250-350 psig. Proses tekanan rendah memberikan keuntungan antara lain : a. Yield gasoline tinggi karena terjadi reaksi hydrocracking yang sedikit b. Produk mempunyai angka oktan tinggi dengan umpan nafta Yield hydrogen yang lebih baik sebab lebih banyak terjadi reaksi dehidrogenasi dan sedikit reaksi hydrocracking. Akan tetapi pada tekanan rendah yield kokas akan meningkat dengan adanya penurunan aktivitas katalis. Diagram alir proses dapat dilihat pada gambar 10.



Katalis unggun tetap dengan reaktor swing, terdiri dari : 21



A.



Proses Powerforming Proses ini dilisensi oleh Esso Research and Engineering Co memakai



katalis platina dalam alumina yang ditempatkan dalam 4 atau 5 buah reactor. Tiga atau empat reactor dalam stream, sementara satu reactor sedang diregenerasi dengan teknik khusus menggunakan reactor swing. Siklus dalam satu reactor dari system 4 reaktor memerlukan waktu 3-5 hari. Untuk umpan yang lebih menyenangkan atau untuk keperluan meperbaiki angka oktan menengah maka powerformer dapat dioperasikan pada tekanan tinggi dengan regenerasi katalis yang semi-regeneratif secara block-out setiap 2-6 bulan sekali. Jika diperlukan dapat dilakukan pengolahan pendahuluan dengan hidrogenasi. Unit komersil pertama dari proses ini diinstalasi pada kilang Esso Standard Oil Co di BaltimoreMaryland pada tahun 1955.



B. Proses Ultraforming Proses ini dilisensi oleh Standard Oil Co of Indiana, merupakan reforming tekanan rendah dengan katalis platina 0,6% dalam alumina. Regenerasi katalis dalam reactor akan memulihkan aktifitas katalis tanpa menghentikan operasi unit. Reformat yang dihasilkan dari unit komersil mempunyai RON diatas 100 dengan umpan nafta dari Gulf Coast pada yield C5+ sekitar 75% vol. Instalasi Ultraforming komersil yang pertama dipasang pada kilang American Oil Co di El Dorado – Arkansas pada tahun 1954. C.



Proses Hydroforming Proses ini dikembangkan oleh Esso Research and Engineering Co bersama



dengan Standard Oil Co dan M.W Kellong. Proses ini dilisensi oleh M.W.Kellog. unit pertama beroperasi dalam kilang Pan American Refining Co (sekarang American Oil Co) di Texas City pada tahun 1940. Katalis yang digunakan terdiri dari 9,0% molybdenum oksida diendapkan dalam alumina aktif berbentuk granular atau pelet. Prosesnya adalah siklus dimana dua dari empat unggun katalis diregenerasi untuk menghilangkan kokas selama interval waktu 4-16 jam, sementara yang lainnya tetap beroperasi dalam siklus. Reaksi terjadi pada suhu 22



1000˚F, tekanan 50-150 psig, dan space velocity 0,5-1,0 v/hr/v. produknya yang dihasilkan termasuk gas buang yang kaya dengan hidrogen, komponen gasoline dengan end point 400˚F dan polimer aromatik bertitik didih tinggi. Selama perang dunia kedua unit ini dipakai untuk memproduki toluene dan aromatik untuk avgas, tetapi setelah itu tidak pernah lagi dibangun. Unit-unit yang masih ada sekarang telah dikonversi menggunakan katalis platina. 2.3.2.2 Proses Reforming Katalis Unggun Bergerak Proses unggun bergerak ini menggunakan reactor tunggal yang berisi katalis yang dapat diregenerasi secara sinambung. Katalis yang dipakai adalah campuran oksida logam berbentuk butir atau pellet yang dapat diolah tergantung pada jenis katalis yang digunakan, yaitu mempunyai jarak didih (IBP) sekitar 150 – 175 °F dan FBP 400 – 500 °F. Proses pendahuluan terhadap umpan biasanya tidak menjadi factor yang dipertimbangkan kecuali kalau mengandung air yang akan menurunkan aktifitas katalis. Diagram alir proses reforming katalis unggun bergerak dapat dilihat pada gambar 11.



Gambar11. Diagram Alir Proses Reforming Unggun Bergerak Proses reforming katalis unggun bergerak, terdiri dari : A. Proses Hyperforming



23



Proses ini dikembangkan oleh Union Oil Co of California pada awal tahun 1950-an, tetapi tidak lama ditawarkan untuk dilisensi dan sudah tidak dipakai lagi. Unit komersil pertama dibangun pada kilang Calstate Refining Co di Signal HillCalifornia pada tahun 1955. Proses ini menggunakan katalis kobal-molibdat berbentuk pelet dengan basis alumina yang distabilkan dengan silika. Didalam operasinya, katalis turun bergerak kebawah melalui reaktor karena aliran gravitinya dan dikembalikan kepuncak dengan teknik pengangkutan solid (solid conveying= hyperflow) yang menggerakkan katalis pada kecepatan rendah dan dengan kehilangan karena keausan yang minimum. Umpan uap nafta daan recycle gas mengalir keatas secara berlawanan arah dengan katalis. Regenerasi katalis dapat dilakukan baik secara eksternal dengan lift vertikal atau dengan vesel yang terpisah. Untuk umpan nafta ringan (virgin naphtha) dan nafta rengkahan yang mempunyai jarak didih 150-450ºF dapat menghasilkan komponen bahan bakar motor dengan RON 40-50. Dapat juga dilakukan pemisahan sulfur dan nitrogen. Stok minyak LGO dapat digunakan untuk memisahkan sulfur dan nitrogen dibawah kondisi hidrogenasi menengah untuk memproduksi minyak diesel premium dan distilat-distilat menengah. Kondisi operasi pada reaktor yaitu 800900ºF pada tekanan 400 psig. Suhu operasi yang tinggi dapat dilakukan untuk umpan nafta ringan (straight-run). Recycle hidrogen sekitar 3000 scf per barel umpan. Sirkulasi katalis rendah sekitar 5 ton per jam untuk umpan 10000 B/D. Regenerasi terjadi pada suhu 950ºF dan tekanan 415 psig. B. Proses Thermofor Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Socony Mobil Oil Co tetapi tidak lama dipakai. Proses ini menggunakan katalis sintetis berbentuk butiran terdiri dari krom dan alumina. Kondisi operasi normal pada reaktor sekitar 9501000ºF pada tekanan 100-200 psig, dan space velocity 0,7 v/hr/v. Rasio gas recycle terhadap umpan nafta berkisar antara 3-9 mol/mol. Regenerasi terjadi pada tekanan atmosfir dan suhu 800-1050ºF. Katalis mengalir kebawah melalui reaktor yang berlawanan arah dengan umpan nafta dan mengalir searah dengan gas recycle. Katalis ditransportasi dari bawah ke puncak 24



regenerator dengan bucket-elevator. Yield reformat (C5+) mempunyai RON 85-95. Pada kondisi normal reformat tersebut di-rerun untuk memisahkan sejumlah kecil polimer aromatik berat yang terbentuk sekitar 2% vol. 2.3.2.3 Proses Reforming Unggun Terfluidisasi Proses reforming katalis menggunakan unggun terfluidisasi dari katalis padat, yang sinambung dengan reactor terpisah ataupun terintegrasi untuk menjaga aktifitas katalis dengan cara memisahkan kokas dan s merupakan suatu proses regenerasi ulfur. Sebagai umpan adalah nafta ringan hasil perengkahan atau nafta ringan dicampur dengan gas daur ulang yang kaya hydrogen. Katalis yang digunakan adalah molibdat 10% dalam alumina yang secara material tidak dipengaruhi oleh arsen, besi, nitrogen atau sulfur dalam jumlah normal. Kondisi operasi dalam reaktor sekitar 200 – 300 psig dan suhu 900 - 950°F pada space velocity 0,3 – 0,8/jam. Kecepatan gas daur ulang adalah 4000 – 6000 scf/barel umpan dengan nisbah berat antara katalis dan minyak adalah 0,5 – 1,5. Kondisi regenerasi yang digunakan adalah 210 – 310 psig dan suhu 1000 - 1100°F. Pengolahan pendahuluan terhadap umpan bisanya tidak dilakukan kecuali untuk menyesuaikan jarak didih dalam memproduksi aromatic. Keunggulan proses reforming ini, dapat menghasilkan yield reformat sekitar 70 – 80% (v) dengan RON 93 - 98



Gambar 12. Diagram Alir Proses Unggun Terfluidisasi 25



Katalis unggun terfluidisasi, terdiri dari :



A. Proses Fluid Hydroforming



Proses ini dilisensi oleh Esso Research and Engineering Co dan M.W. Kellogg Co menggunakan susunan reaktor dan regenerator yang bersebelahan (side-by-side). Secara esensial digunakan proses tipe Model 1. Proses tipe Model II menggunakan inert berbentuk pelet bersama-sama dengan katalis telah juga diperkenalkan tetapi belum secara komersil. Unit fluid hydroforming komersil pertama telah dibangun pada kilang Pan Am Southern Corp di DestrehanLousiana pada tahun 1953. Suatu modifikasi dengan basis proses hydroforming adalah proses orthoforming yang menggunakan vesel tunggal. Unit komersil pertama masuk kilang American Oil Co di Whiting-Indianapollis pada bulan April 1955, tetapi dihancurkan karena terjadi ledakan pada bulan Agustus 1955. 2.3.2.4 Proses Reforming dengan Recycle Proses reforming dengan recycle, terdiri dari :



A. Proses Iso-Plus Houdriforming Proses ini merupakan suatu proses kombinasi menggunakan Houdriformer yang konvensional, beroperasi pada kondisi yang menengah dan keras bersama dengan salah satu dari tiga alternatif berikut ini : a. Reforming katalis konvensional plus ekstraksi aromatik dan memisahkan katalis dari rafinat aromatik (lihat gambar. 13) b. Reforming katalis konvensional plus ekstraksi aromatik dan recycle rafinat aromatik ke reformer (lihat gambar. 14) c. Reforming katalis konvesional diikuti dengan reforming termis dan polimerisasi katalis daripada olefin-olefin C3 dan C4 yang berasal dari reforming termis (lihat gambar. 15) 26



Tipe umpan untuk proses ini terdiri dari umpan nafta untuk reforming konvensional. Unit houdriformer menggunakan “guard-case” dimaksudkan untuk kemungkinan memakai umpan dengan kandungan sulfur yang tinggi. Kondisi operasi yang digunakan ialah yang moderat untuk reforming katalis unggun tetap dan ekstraksi aromatik. Yield reformat sekitar 80% menghasilkan kualitas RON 100+. Unit Iso-plus pertama masuk kilang di Ravenna-Itali yaitu Societa Azionaria Raffinazione Olii Minerali pada bulan Juni 27



1956. Suatu unit iso-plus hydroforming menggunakan unit hydroforming yang terbesar didunia dan unit ekstraksi aromatik telah sukses beroperasi pada kilang Tidewater Oil Co di Delaware City pada tahun 1957. B. Proses Rexforming Proses ini merupakan proses kombinasi menggunakan proses platforming dan proses ekstraksi aromatik dimana rafinat yang mempunyai angka oktan rendah di recycle kembali ke platformer. Umpan nafta ringan (virgin naphtha) yang berjarak didih 200-400ºF dapat diumpankan untuk memperoleh yield sekitar 80% vol rafinat dengan RON 98-100. Kondisi operasi pada seksi reforming karena adanya recycle dapat lebih rendah 50ºF dari platforming konvensional dan digunakan space velocity yang lebih tinggi. Pada proses ini pembentukkan gas dan kokas yang berlebihan dapat dihindari dengan menyerang keseimbangan antara reaksi hidro-siklisasi dan reaksi hydrocracking. Pada seksi ekstraksi aromatik, solven yang digunakan sama dengan yang digunakan pada ekstraksi Udex yaitu glikol yang dirancang kurang selektif. Ekstrak yang dihasilkan berupa isoparafin maupun aromatik mempunyai titik didih rendah dan angka oktan yang tinggi. Proses ini dilisensi oleh UoP Co. Unit komersil pertama telah dibangun pada kilang Aurora Gasoline Co (sekarang Marathon Oil Co) di Detroit-Michigan pada tahun 1956. Diagram alir proses dapat dilihat pada gambar 16.



28



2.4



Catalyst Poison



Beberapa racun katalis catalytic reforming adalah sebagai berikut : 1. Sulfur Konsentrasi sulfur maksimum yang diijinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan kandungan sulfur dalam umpan naphtha sebesar 0,1-0,2 wt-ppm untuk menjamin stabilitas dan selektivitas katalis yang maksimum. Beberapa sumber yang membuat kandungan sulfur dalam umpan naphta tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak baik (temperature reactor kurang tinggi atau katalis sudah harus diganti), recombination sulfur dari naphtha hydrotreater (dan terbentuknya sedikit olefin) akibat temperature hydrotreater yang tinggi dan tekanan hydrotreater yang rendah, hydrotreater stripper upset, memproses feed yang memiliki end point tinggi. 2. Nitrogen Konsentrasi nitrogen maksimum yang diizinkan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Kandungan nitrogen dalam umpan naphtha akan menyebabkan terbentuknya deposit ammonium chloride pada permukaan katalis. Beberapa sumber yang membuat kandungan nitrogen dalam umpan naphtha tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak baik (temperature reaktor kurang tinggi 29



atau katalis sudah harus diganti), penggunaan filming atau neutralizing amine sebagai corrosion inhibitor di seluruh area yang tidak tepat guna. 3. Water Kandungan air dalam recycle gas sebesar 30 mol-ppm sudah menunjukkan excessive water, dissolved oxygen, atau combined oxygen di unit catalytic reforming. Tingkat moisture di atas level ini dapat menyebabkan reaksi hydrocracking yang excessive dan juga dapat menyebabkan coke laydown. Lebih lanjut lagi, kondisi ini akan menyebabkan chloride ter-strip dari katalis, sehingga mengganggu kesetimbangan H2O/Cl dan menyebabkan reaksi menjadi terganggu. Beberapa sumber yang membuat kandungan air dalam system tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak sesuai, kebocoran heat exchanger yang menggunakan pemanas/pendingin steam/water di upstream unit, system injeksi water catalytic reforming, kebocoran naphtha hydrotreater stripper feed effluent heat exchanger, proses drying yang tidak cukup di drying zone di dalam regeneration tower, dan kebocoran steam jacket di regeneration section. 4. Metal Karena efek reaksi irreversible, maka kontaminasi metal ke dalam katalis catalytic reforming sama sekali tidak dibolehkan, sehingga umpan catalytic reformer tidak boleh mengandung metal sedikit pun. Beberapa sumber kandungan metal dalam umpan naphtha adalah : arsenic (ppb) dalam virgin naphtha, lead mungkin timbul akibiat memproses ulang off-spec leaded gasoline atau kontaminasi umpan dari tangki yang sebelumnya digunakan untuk leaded gasoline, produk korosi, senyawa water treating yang mengandung zinc, copper, phosphorous, kandungan silicon dalam cracked naphtha yang berasal dari silicon based antifoam agent yang diijeksikan ke dalam coke chamber untuk mencegah foaming, dan injeksi corrosion inhibitor yang berlebihan ke stripper naphtha hydrotreater.



30



5. High Feed End Point Catalytic reforming didisain untuk memproduksi aromatic hydrocarbon. Produksi aromatik ini tidak dapat terjadi tanpa kondensasi single ring aromatic menjadi mulgi-ring polycyclic aromatic, yang merupakan petunjuk adanya coke. End-point naphtha maksimum yang diijinkan sebagai umpan catalytic reforming adalah 204 oC. Pada endpoint > 204 oC, konsentrasi polycyclic aromatic dalam umpan naphtha akan meningkat tajam. Jika umpan catalytic reforming merupakan hasil blending dari berbagai sumber (straight run naphtha, hydrocracker naphtha, (cracked naphtha), maka tiap arus umpan harus dianalisa secara terpisah dan tiap stream tidak boleh memiliki endpoint > 204 oC. Hasil blending antara high end point stream dengan low end point stream akan ”mengaburkan” kandungan fraksi end-point yang tinggi. 2.5



Variabel Proses Catalytic Reforming Unit Beberapa variabel proses yang berpengaruh pada operasi Catalytic



Reforming adalah sebagai berikut : a. Tipe katalis Tipe katalis berpengaruh pada operasi Catalytic Reforming terutama dalam hal basic catalyst formulation (metal-acid loading),chloride level, platinum level, dan activator level. b. Temperatur Reaksi Catalytic reformer reaktor catalyst bed temperature merupakan parameter utama yang digunakan untuk mengendalikan operasi agar produk dapat sesuai dengan spesifikasi. Katalis catalytic reformer dapat beroperasi hingga temperatur yang cukup tinggi, namun pada temperatur di atas 560˚C dapat menyebabkan reaksi thermal yang akan mengurangi reformate dan hydrogen yield serta meningkatkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis. Temperatur reaktor dapat didefinisikan menjadi 2 macam, yaitu : • Weighted Average Inlet Temperature (WAIT), yaitu total fraksi berat katalis dalam bed dikali temperature inlet bed. 31



• Weighted Average Bed Temperature (WABT), yaitu total fraksi berat katalis dalam bed dikali rata-rata temperatur inlet dan outlet. Dari kedua macam definisi tersebut di atas, WAIT paling sering digunakan dalam perhitungan karena kemudahan perhitungan,walaupun WABT sebenarnya adalah ukuran yang lebih baik dari kondisi reaksi dan temperatur katalis rata-rata. c. Space Velocity Space velocity merupakan ukuran jumlah naphtha yang diproses untuk jumlah katalis yang tertentu selama waktu tertentu. Jika volume umpan naphtha per jam dan volume katalis yang digunakan,istilah yang digunakan adalah Liquid Hourly Space Velocity (LHSV). Sedangkan jika berat umpan naphtha per jam dan berat katalis yang digunakan, maka istilah yang digunakan adalah Weight Hourly Space Velocity (WHSV). Satuannya sama, yaitu 1/jam.Semakin tinggi space velocity atau semakin rendah residence time,maka semakin rendah octane number (RONC) produk atau semakin rendah jumlah reaksi yang terjadi pada WAIT yang tetap. Jika space velocity naik, untuk mempertahankan RONC produk, maka kompensasi yang dilakukan adalah dengan menaikkan temperatur reaktor. d. Reactor Pressure Sebenarnya lebih tepat mengatakan hydrogen partial pressure sebagai variabel proses dibandingkan reactor pressure, namun untuk kemudahan penggunaan, maka reactor pressure dapat digunakan sebagai variabel proses (hydrogen partial pressure =purity hydrogen x tekanan reactor). Penyederhanaan ini dapat diterima karena hydrogen yang ada dalam sistem merupakan produk samping reaksi sehingga juga tergantung tekanan reaktor,berbeda dengan di unit hydrocracker yangmenggunakan supply hydrogen dari hydrogen plant. Tekanan reaktor akan mempengaruhi struktur yield produk,kebutuhan temperatur reaktor, dan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis. Menurunkan tekanan reaktor akan meningkatkan jumlah hydrogen dan yield reformate, mengurangi kebutuhan temperatur untuk membuat produk dengan octane number yang sama, dan meningkatkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis.



32



e. Hydrogen/Hydrocarbon Ratio Hydrogen/hydrocarbon ratio didefinisikan sebagai mol recycle hydrogen per mol naphtha umpan. Kenaikan H2/HC ratio akan menyebabkan naphtha melalui reaktor dengan lebih cepat(residence time lebih singkat), sehingga akan menurunkan kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis dengan pengaruh yang kecil terhadap kualitas dan yield produk. 2.6



Troubleshooting Pada Catalytic Reforming Unit Beberapa contoh permasalahan, penyebab, dan troubleshooting yang



terjadi diCatalytic Reforming Unit dapat dilihat dalam tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Contoh Permasalahan, Penyebab dan Troubleshooting pada Catalytic Reforming Unit



2.7



Kegunaan Produk Produk yang dihasilkan dari proses reforming ini yaitu berupa komponen



hidrokarbon yang mempunyai oktan tinggi untuk blending mogas atau avgas seperti gasolin, atau digunakan untuk bahan baku petrokimia yaitu pengolahan aromatik untuk memproduksi BTX (benzene-toluene-xylene). Gasolin atau bensin digunakan sebagai bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia



33



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Proses reforming adalah suatu proses untuk merubah struktur senyawa hidrokarbon dalam fraksi minyak menjadi komponen blending gasoline yang mempunyai oktan tinggi. Proses reforming mengubah bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Poses reforming ini dapat dilakukan dengan reforming termis dan reforming katalis. Reforming termis terdapat proses Polyforming dan reforming katalis dapat menggunakan katalis platina ataupun Molybdenum. Bahan baku untuk proses reforming yaitu naftena dan produk yang dihasilkan gasolin dengan angka oktan yang tinggi yaitu 93 – 98. Gasolin digunakan sebagai bahan bakar ataupun sebagai bahan baku petrokimia. 3.2



Saran Terdapat berbagai macam proses reforming yang dapat dilakukan untuk



menghasilkan gasoline yang mempunyai oktan yang tinggi. Untuk lebih memahami proses reforming serta produk yang dihasilkannya perlu dilakukan pemahaman mengenai berbagai macam proses tersebut karena dalam makalah ini hanya membahas beberapa proses diantaranya proses reforming termis, reforming katalis unggun bergerak dan unggun terfluidisasikan. Oleh karena itu, untuk lebih mendalami mengenai pemahaman proses reforming perlu dilakukan pemahaman mengenai semua proses reforming.



34



DAFTAR PUSTAKA  Fadarina, Zurohaina, Selastia Yulianti, M. Yerizam. 2011 . Teknologi Minyak  Bumi. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.  http://www.migasindonesia.net/index.php? option=com_docman&task=doc_view&gid=784  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13940/1/09E02825.pdf  http://library.usu.ac.id/download/fmipa/kimia-fatimah2.pdf  http://www.peutuah.com/proses-konversi/  http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/teknikpengolahan-minyak-bumi/  http://makhluklemah.wordpress.com/2010/10/21/siklus-biogeokimiamolybdnum/  http://id.wikipedia.org/wiki/Platina  http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/minyak-bumi/



35