Rekayasa Ide Algoritma Dan Pemrograman - Bukit Tua Siregar - (4182121003) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REKAYASA IDE ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Mobile Learning berbasis Android” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Algoritma dan Pemrograman Dosen Pengampu: Drs. Juniar Hutahaean, M.Si



Disusun oleh: Bukit Tua Siregar 4182121003 Pendidikan Fisika Dik A 2018



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA



FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM



UNIVERSITAS NEGERI MEDAN



TAHUN 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan Rekayasa Ide mata kuliah Algoritma Dan Pemrograman, dengan judul Rekayasa Ide “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Mobile Learning berbasis Android”.Tidak Lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak Juniar Hutahaean,M,Si.yang telah membimbing saya hingga bisa menyelesaikan tgas ini. Tidak lupa, saya juga menyampaikan shalawat berangkaikan salam kehadirat Nabi Muhammad SAW, kiranya kita mendapatkan syafaatnya di Yaumul Akhir kelak. Adapun penyusunan Rekayasa Ide ini di maksudkan untuk memenuhi tugas mata Kuliah media pendidikan pembelajaran fisika sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Banyak kesulitan-kesulitan yang saya alami dalam penyusunan Rekayasa Ide ini, seperti kesulitan saya dalam mencari jurnal, Saya menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan, tentu hasil Rekayasa Ide yang saya susun ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan dan hal-hal yang mengganjal dihati mengenai Rekayasa Ide ini. Hanya kepada Allah lah saya memohon agar Rekayasa Ide ini mendapatkan nilai yang terbaik dan bermanfaat bagi para pembaca serta dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.



Medan, 26 maret 2020 Penyusun



Bukit Tua Siregar



BAB.I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Perkembangan Teknologi dan Informasi pada zaman modern ini sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari untuk semua kalangan, baik pelajar maupun mahasiswa. Salah satunya adalah penggunaan smartphone. Tingkat perkembangan perangkat smartphone yang semakin tinggi dan relatif semakin murah merupakan faktor pendukung pengguna smartphone meningkat. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia akan mencapai lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika (Wahyudi 2015). Siswa banyak menggunakan smartphone untuk bermain games dan media sosial, ini akan mengganggu belajar mereka, karena konsentrasinya akan berkurang atau menurun. Siswa lebih fokus untuk melihat smartphone, bahkan sampai kecanduan smartphone. Untuk menanggulangi hal tersebut alangkah baiknya smartphone digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan mandiri melalui smartphone yang mereka punya. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen sumber belajar yang penting. Keberadaan media pembelajaran turut menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Perkembangan teknologi memberikan kemudahan dalam mengakses media pembelajaran Pembuatan media pembelajaran juga lebih mudah. Berbagai software telah tersedia untuk membuat media pembelajaran. Dukungan software inilah yang dapat membuat media pembelajaran semakin menarik dan dapat dengan mudah diproduksi. Semakin banyaknya siswa yang memiliki dan menggunakan perangkat mobile maka semakin besar pula peluang penggunaan perangkat teknologi dalam dunia pendidikan. Media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi telepon seluler disebut dengan mobile learning. Mobile learning merupakan salah satu alternatif pengembangan media pembelajaran. Kehadiran mobile ditujukan sebagai pelengkap pembelajaran serta memberikan kesempatan pada siswa untuk learning mempelajari materi yang kurang dikuasai di manapun dan kapanpun (Fatimah 2014). Para siswa masih banyak yang menggunakan laptop atau bahkan masih ada yang menggunakan buku manual untuk menunjang pembelajaran di sekolah. Dengan menggunakan laptop sebagai media pembelajaran akan menyulitkan siswa membawa perangkat tersebut karena berat dan terkesan repot. Melihat potensi ini, pengembangan media pembelajaran dengan memanfaatkan telepon seluler adalah dengan membuat mobile learning yang ditujukan untuk semua telepon seluler berplatform Android. Alasannya karena operating system Android menjelma menjadi sebuah sistem yang paling banyak digunakan pada smartphone. Berdasarkan observasi di sekolah-sekolah yang berada di Jakarta Timur, kebanyakan guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru mengalami kendala dan kerepotan dalam menyiapkan



media pembelajaran dengan teknologi, akibatnya guru hanya menjelaskan materi dengan slide powerpoint. Materi fisika merupakan materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga guru dituntut mampu menjelaskan konsep tersebut kedalam bentuk nyata. Materi tekanan merupakan salah satu materi yang terkesan abstrak bagi siswa, banyak siswa yang belum bisa metransfer materi tersebut dalam bentuk yang konkret. Sehingga pada akhirnya banyak siswa yang malas belajar fisika karena terlalu banyak rumus untuk aplikasinya. Jika hanya dengan menggunakan metode ceramah akan membuat siswa menjadi jenuh dan bosan. Harus ada metode lain yang dilakukan guru untuk mengubah mindset siswa.



B.Rumusan Masalah Dari latar belakag diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana perkembangan pembelajaran saat ini? 2. Bagaimana pemanfaatan dan tahapan penggunaan android sebagai media belajar ? C. Tujuan Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan yaitu: 1. Untuk mengetahui perkembangan pembelajaran saat ini. 2. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan andrioid dan tahapan penggunaan android sebagai media belajar.



BAB II PEMBAHASAN



A.PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknyauntuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah melalui kegiatan pengajaran. Banyak sekolah-sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran fisika dengan baik yaitu meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik, pembelajaran fisika yang mudah dan menyenangkan perlu terus dikembangkan. Berbagai konsep, metode, dan strategi perlu dikembangkan agar terciptanya pembelajaran khususnya di bidang fisika yang selama ini dianggap siswa tidak menyenangkan menjadi menyenangkan dan perlu ada kreatifitas guru. Guru bisa saja memanfaatkan metode pembelajaran fisika yang berkembang di luar kelas jika memang bisa membantu terciptanya belajar fisika yang menyenangkan. Perkembangan pembelajaran fisika di Indonesia sangat memprihatinkan, karena rendahnya penguasaan teknologi dan kemampuan sumber daya manusia Indonesia untuk berkompetensi secara global. Indonesia adalah sebuah negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Namun       masih rendahnya kemampuan anak Indonesia di bidang fisika, mereka beranggapan bahwa pembelajaran matematika itu sulit, serta kurangnya jumlah pengajar yang mengikuti perkembangan fisika. Dalam kemajuan pembelajaran fisika sekarang belum mampu menciptakan pemetaan kemampuan siswa di bidang fisika antar sekolah maupun antar daerah, serta menghasilkan siswa-siswi yang memiliki kemampuan istimewa di bidang fisika. Dalam istilah “pembelajaran” yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa diposisikan sebagai subyek belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut beraktivitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian kalau dalam istilah “mengajar (pengajaran)” atau teaching menempatkan guru sebagai “pemeran utama”memberikan informasi, maka dalam “instruction” guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, me-manage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa. Mengajar merupakan bagian dari pembelajaran, di mana peran guru lebih ditekankan pada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu (Sanjaya, 2008).



Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Dewasa ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menjamin terlaksananya pembelajaran bermakna para peserta didik, didorong membangun sendiri pemahamannya, dan guru berperan sebagai fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan bagi peserta didik. Sumber pengetahuan tersebut sesunguhnya demikian banyak dan semuanya berada dalam lingkungan sekitar. Sehingga peserta didik dituntut lebih aktif dan kreatif Namun, keadaan yang sebenarnya adalah belum sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran yang diterapkan hampir semua sekolah cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran fisika yang cenderung abstrak, sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain pembelajaran yang kreatif. Seperti metode yang digunakan kurang bervariasi, tidak melakukan pengajaran bermakna, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Pembelajaran fisika hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur berbagai pembelajaran meruapakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan karena itu pemilihan metode strategi dari pendekatan dalam mendesain model pembelajaran guna tercapainya iklim pembelajaran aktif yang bermakna adalah tuntutan yang mesti dipenuhi para guru. Namun di  Indonesia ini para guru masih belum mampu dan mau menerapkannya. Sehingga peserta didik hanya sering mendengarkan ceramah tanpa memperdulikan sebagian peserta didik yang pemahamannya kurang dan sulit menangkap penjelasan guru. Sehingga guruguru tersebut perlu tindakan lain agar pembelajaran matematika tersebut berkembang sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi semakin pesat. Pesatnya kemajuan tenologi dan informatika telah mengakibatkan perubahan pandangan terhadap pembelajaran, yaitu pembelajaran sebagai: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Prosesalami, Prosessosial, Prosesaktif dan pasif, Proses linear dan atau tidak linear, Proses yang berlangsung integrative dan kontekstual, Aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, 7. Aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok



Oleh karena itu Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satunya dengan memilih dan menggunakan TIK dengan tepat untuk mendukung pembelajaran di kelas, diantaranya dengan: 1) Memilih teknologi dengan tujuan untuk membantu murid melakukan eksplorasi aktif, menyusun, dan merestrukturisasi informasi, metodenya guru mencari software yang membuat murid langsung bisa mengolah informasi. Karena informasi yang diberikan dalam bentuk multimedia akan memicu murid untuk aktif memilih, mengorganisir, dan mengintegrasikan informasi visual dan verbal; 2) Mencari cara untuk menggunakanteknologisebagaibagiandaripembelajarankolaboratif dan pembelajaran dunia nyata, metodenya dengan mencari teknologi seperti web dan email sebagai alat untuk menyediakan kesempatan kepada murid untuk melakukan pembelajaran kolaboratif, berjalan ke luar kelas untuk mengkaji dunia riil, dan berkomunikasi dengan orang di lokasi berbeda; 3) Memilih teknologi yang menyajikan model positif bagi murid, metodenya dengan mengundang seseorang dari komunitas untuk berbicara di depan kelas, atau bisa mempertimbangkan model yang diasosiasikan murid dengan teknologi; 4) Meningkatkan keahlian pengajaran, artinya guru tidak perlu takut bahwa teknologi akan mengganti posisinya. Teknologi menjadi efektif di kelas hanya jika guru tahu cara menggunakannya, menunjukkannya, memandu dan memonitor penggunaannya, dan menggunakannya untuk mengembangkan murid yang termotivasi untuk belajar aktif dan berkomunikasi secara efektif; 5) Mempelajari teknologi dan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi di bidang teknologi, artinya guru harus terbuka terhadap teknologi, mengikuti perkembangan teknologi dengan membaca jurnal pendidikan, dan mengikuti kursus-kursus pendidikan komputer. Karena determinan utama dari penggunaan TIK yang efektif di kelas adalah kompetensi guru dalam menggunakan teknologi dan sikap positif terhadap teknologi.



B.PEMANFAATAN DAN TAHAPAN PENGGUNAAN ANDROID SEBAGAI MEDIA BELAJAR Ide yang dapat saya munculkan terhadap pengembangan ini adalah berupa aplikasi media pembelajaran berbasis android. Produk media pembelajaran ini dibuat dan dirancang sendiri , dengan tujuan dapat digunakan sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan materi dan juga sebagai sumber belajar mandiri yang sewaktu- waktu dapat digunakan oleh siswa di luar sekolah. Pengembangan media pembelajaran ini menggunakan model perancangan media pembelajaran model ADDIE. Model ADDIE memiliki 5 tahapan antara lain Analysis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi) dan Evaluation (Evaluasi). Penelitian pengembangan model ADDIE yang dilakukan hanya sampai tahap Development (Pengembangan), karena tujuan dari pengembangan media ini hanya sebatas



mengembangkan dan menghasilkan suatu media pembelajaran yang valid untuk diimplementasikan berdasarkan penilaian validator. Tahap-tahap pengembangan tersebut dijelaskan seperti dibawah ini: 1. Analysis (Analisis), tahap analisis terhadap pengembangan produk yang dilakukan terdiri dari analisis materi dan analis media pembelajaran. Dari analisis tersebut dihasilkan materi yang membutuhkan bantuan media sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan materi dan siswa untuk belajar mandiri yang dipilih adalah materi tekanan, karena pokok bahasan tersebutmembutuhan hal-hal yang konkret untuk memudahkan siswa memahami materi tersebut. Dengan menggunakan aplikasi media pembelajaran android, guru dapat memberikan penjelasan secara konkret dari materi yang bersifat abstrak tersebut. 2. Design (Desain), pada tahap desain yang dilakukan antara lain yaitu: 1) mendesain aplikasi media pembelajaran berbasis android 2) Materi, gambar dan video yang sesuai dan tepat dengan materi tekanan), 3) Lembar validasi ahli media dan ahli materi. 3. Development (Pengembangan), hasil dari tahap pengembangan yaitu: 1) Aplikasi media pembelajaran berbasis android, aplikasi ini terdiri dari kompetensi siswa, materi ajar, gambar, video, contoh soal, dan soal evaluasi interaktif; 2) Skor validasi media.



BAB III



PENUTUP A.KESIMPULAN Dari hasil rekayasa ide yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa, media pembelajaran fisika mobile learning berbasis android telah berhasil dibuat. Media ini termasuk dalam kategori baik sebagai media pembelajaran. Berdasarkan pengumpulan data validasi yang telah dilakukan berdasarkan jurnal panduan saya maka penilaian validator diperoleh persentase rata-rata sebesar 85,25% dengan kategori valid, maka aplikasi media pembelajaran fisika mobile learning berbasis android sudah valid untuk digunakan dalam pembelajaran fisika Pembelajaran fisika merupakan salah satu subsistem yang tidak luput dari arus perubahan yang disebabkan oleh kehadiran android yang sangat intrusif: Dengan segala atributnya, android menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan lagi dalam sistem pembelajaran di kelas. Beragam kemungkinan ditawarkan oleh android untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di kelas. Di antaranya ialah (1) peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional guru, (2) sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, (3) sebagai alat bantu interaksi pembelajaran. dan (4 ) sebagai wadah pembelajaran, termasuk juga perubahan paradigma pembelajaran yang diakibatkan oleh pemanfatan android dalam pembelajaran.



B.SARAN Setelah membaca makalah ini, mhasiswa diharapkan mampu mengetahui perkembangan pembelajaran dan perkembangan saat ini, Mengetahui perkembangan media hingga saat ini, mengetahui peranan android terhadap pembelajaran fisika dan mengetahui teknologi android dan pembelajaran fisika.



DAFTAR PUSTAKA



Anggraeni, Retno Dian & Rudy Kustijono. 2013. Pengembangan Media Animasi Fisika Pada Materi Cahaya Dengan Aplikasi Flash Berbasis Android. Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013. ISSN: 2087-9946. Fatimah, Siti. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran IPA-Fisika Smartphone Berbasis Android Sebagai Penguat Karakter Sains Siswa. Jurnal Kaunia Vol. X No. 1, April 2014/1435: 59-64. ISSN 1829-5266.