Rekayasa Ide [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REKAYASA IDE PENDIDIKAN PANCASILA



MENERAPKAN NILAI PANCASILA DALAM PERGAULAN ANAK ZAMAN SEKARANG



AYU ANDRIANI S1 – EKSTENSI D 16



PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TP 2017/2018 Medan 16 November 2017



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan tugas rekayasa ide dari Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang berjudul “ Menerapkan Nilai Pancasila Dalam Pergaulan Anak Zaman Sekarang” penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Pengampuh Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yaitu Bapak Apiek Gandamana S.Pd,M.pd. Yang telah membantu penulis untuk mengembangkan ide tentang pancasila, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang bersangkutan, penulis berharap rekayasa ide ini dapat memberi wawasan bagi pembaca, an memberi kritik dan saran untuk memperbaiki isi dari rekayasa ide ini.



Medan, 16 November 2017



Penulis Ayu Andriani



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................... i Daftar Isi. ............................................................................................................ ii Bab I Pendahuluan. ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang. ............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah. ....................................................................................... 2 1.3 Tujuan. .......................................................................................................... 2 Bab II Landasan Teori. ....................................................................................... 3 Bab III Pembahasa. ............................................................................................. 8 Bab IV Penutup. ............................................................................................... 10 Daftar Pustaka. ................................................................................................. 11



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



Kini banyak kita ketahui model pergulan anak, mulai dari dewasa, remaja, dan anak usia dini, tidak mengenal arti nilai pancasila dalam kehidupan dan pergaulan, nilai yang terpenting dalam kehidupan yag seharusnya menjadi pedoman kehidupan bernegara dan berbangsa, dalam pergaulan maupun hal – hal yang bersifat formal, kini nilai pancasila telah tergeserkan oleh nilai – nilai dan pola pikir yang ala – ala kebarat – baratan yang kini sedang viral pada media sosial, dan kehidupan nyata (lingkungan sekitar). Kebudayaan nan anggun yang dimiliki oleh indonesia tak sesuai dengan yang dilakukan, akibat hal ini mirisnya sangat terlihat kerisis akan moral yang sedang terjadi oleh bangsa Indonesia, sangat jauh dari pedoman pancasila, dalam hal kecil yang sering terjadi dilingkungan masyarakat indonesia yaitu, kurangnya rasa sopan santun kepada yang lebih tua, dan seumuran, cara bersandang yang kurang tepat dipandang mata, dan lain – lain. Penyebab hilangnya nilai pancasila dikarenakan terlau megagung – agungkan budaya barat, kurangnya bersosialisasi dan menekankan nilai – nilai panasila dari pemerintah, kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak. Pancasila adalah dasar negara kita yang seharusnya dijadikan pandangan dari segala aspek dalam kehidupan untuk para generasi muda. Pancasila merupakan dasar, pandangan, pedoman yang harus dijadikan dasar dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. Pancasila yang telah menjadi ideologi negara bangsa indonesia, an cita – cita bangsa indonesia yang ingin diapai. Tetapi dalam kehidupan nayata remaja dan anak – anak yang tidak memahami dan mencontoh sisi baik untuk mengamalkan pancasila sebagai dasar dan pedoman dalam kehidupannya. Kebanyakkan dari remaja zaman sekarang lebih mementingkan kepentingan yang bersifat pribadi dan menguntunkan untuk diri sendiri dan menyukai sesuatu hal tanpa berlandaskan pancasila, generasi merupakan sekelompok orang yang mempunyai semangat tinggi dan masih dalam tahap pencarian jati diri. Dalam tahap pencarian jati diri inilah remaja sering memiliki kendala. Apalagi dizaman yang sudah serba bebas seperti saat ini yang berawal dari pergaulan yang membentuk karakter dan jati diri seorang remaja. Banyaknya penyimangan menunjukkan keburukan bagi moral generasi muda dan hilangnya nilai – nilai pencasila. Pergaulan antar bangsa akan menjadi sebuah proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi pada budaya masing – masing, sehingga lama kelamaan nilai pancasila luntur seketika, nilai asing yang negatif semangkin besar. Apabila hal ini berkelanjutan akan berakibat lebih serius ketika pada saat puncaknya masyarakat tidak bangga akan bangsa dan negaranya, dan menyebabkan hal negatif untuk generasi penerus bangsa ini dan mengancam ciri luhur bangsa ini.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang menjadi faktor penyebab hilangnya nilai pancasila pada pergaulan anak zaman sekarang? 2. Bagaimana cara menerapkan nilai pancasila dalam pergaulan anak zaman sekarang? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui faktor penyebab hilangnya nilai pancasila pada pergaulan anak zaman sekarang. 2. Untuk megetahui cara menerakan nilai pancasila dalam pergaulan anak zaman sekarang.



2



BAB II LANDASAN TEORI



2.1 Pengertian Pancasila



Istilah Pancasila secara etimologi berasal ari bahasa Sansekerta, yaitu panca yang berarti lima dasar atau lima asas. dalam buku sutasomo Karya Mpu Tantular dan Negara Keteragama Karya Mpu Prapance terdapat istilah Pancasila yang ditulis dengan istilah Pancaila Krama. Istilah yang digunakan bangsa Indonesia sebagai dasar negara pertama kali merupakan usulan Ir. Soekarno dalam Sidang BPUPKI ketika merumuskan dasar negara indonesia. 2.2 Menerapkan Nilai – Nilai Pancasila



Nialai merupakan hal yang berharga, indah, bermanfaat, memperkaya batin, dan menyandarkan manusia terhadap harkat dan martabatnya. Terbentuknya nilai atas dasar suatu pertimbangan cipta, rasa, dan keyakinan seseorang, kelompok maupun bangsa. Niai bersumber dari kebudayaan yang memilii fungsi dan mendorng dan mengarahkan sikap serta perbuatan manusia. Pancasila memuat nilai – nilai luhur yang menjadi pandangan hidup bangsa indonesia. Nilai – nilai yang terkandung didalam pancasila merupakan nilai – nilai yang ada didalamnya yang merupakan kehidupan masyarakat sejnak dulu. Niai – nilai yang terkandung dalam pancasila adalah sebagai berikut. 1. Dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai religius antara lain:



a. Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang Maha sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan sifat suci lainnya. b. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. c. Nilai sial petama ini meliputi dan menjiwai sila-sila lainnya.



3



2. Dalam sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain:



Pengakuan terhadap adanya martabat manusia; b. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia; c. Pengertian manusia yang berada yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan kayakina shingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan; d. Nilai sila kedua meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima. a.



3. Dalam sila ketiga, Persatua Indonesia, terkandung nilai persatuan, terkandung nilai persatuan bangsa antara lain:



Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yan gmencakup seluruh wilayah Indonesia; b. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia; c. Pengakuan terhadap ke-"Bhineka Tunggal Ika"-an, suku bangsa dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah pembinaan kesatuan bangsa; d. Nilai silai ketiga ini meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima. a.



4. Dalam sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, terkandung nilai kerakyatan antara lain:



a. b. c. d. e.



Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat; Pemimpin kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi oleh akal sehat; Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunayi kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama; Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat. Nilai sila keempat meliputi dan menjiwai sila keliam.



4



5. Dalam sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan sosial, antara lain:



a. b. c. d. e. f.



Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh rakyat Indonesia; Keadilan dalam kehiduapan sosial terutama meliputi bidang-bidang ideologi, politik, ekonimi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional; Cita-cita masyarakat adil dan makmur secara material dan sprititual yang merata bagi sluruh rakyat Indonesia; Keseimbangan antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain; Cinta akan kemajuan dan pembangunan; Nilai sila kelima ini diliputi dan dijiwai oleh sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat.



Hilangnya nilai pancasila dalama kehidupan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Kurangnya Peranan Pendidikan Agama dalam Pembentukan Sikap Remaja Agama selalu membawa manusia pada jalan yang benar. Agama mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik bagi sesama. Jika kurangnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Namun, jika setiap orang utamanya generasi muda teguh dengan keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri atau kekuatan pengontrol dalam dirinya, tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya remaja dari agama, semakin sulit memelihara moral dalam diri remaja itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral. Pendidikan Agama seharusnya dapat meminimalkan kenakalan-kenakalan remaja yang acuh terhadap negaranya sendiri. Kehidupan remaja Indonesia akan sangat bermanfaat apabila memiliki kesadaran terhadap pentingnya Pancasila dalam kelangsungan hidup bermasyarakat.



5



2. Kurangnya Pendidikan Pancasila Remaja adalah aset bangsa. Di dalam lingkungan sekolah kita rasa pendidikan Pancasila masih sangat kurang. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila kurang menjadi perhatian yang penting bagi kalangan remaja karena Nilai-nilai pancasila dianggap kurang menarik untuk diterapkan, bahkan lebih parahnya lagi belakangan ini remaja semakin mengarah kepada paham barat yang identik dengan hidup bebas sebebas-bebasnya. dan mereka mereka seakan telah lupa memiliki dasar negara sendiri yaitu Pancasila. Pendidikan moral juga sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi seorang dewasa yang akan lepas ke dunia yang lebih keras. Indonesia perlu membentuk para remaja yang berkualitas, yang cinta pada tanah airnya sendiri dalam segala aspek kehidupan. Maka dari itu diperlukannya pendidikan Pancasila untuk generasi muda bangsa dan hendaknya diberikan sejak dini.



3. Kurang Efektifnya Pembinaan Moral yang Dilakukan Oleh Rumah Tangga, Sekolah, maupun Masyarakat. Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut semestinya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas – batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral. Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan.



4. Penyimpangan Niai – Nilai Pancasila Kenakalan remaja juga termasuk penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila. Bagaimana tidak, Pancasila mengajarkan pada kita untuk mengutamakan Tuhan didalam hidup kita, memiliki rasa simpati dan empati, bersatu walaupun kita memiliki perbedaan satu sama lain, dan tidak mengutamakan pribadi, serta bersikap adil kepada sesama kita. Itu hanya beberapa contoh kecil yang diberikan Pancasila. Namun, dalam realita kehidupan masih banyak remaja yang melakukan kenakalan remaja tanpa merasa bersalah pada diri sendiri, keluarga, dan negara.



6



5. Efek Globalisasi Arus globalisasi sangat cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan remaja di Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan gejala – gejala yang muncul dalam kehidupan sehari – hari generasi muda jaman sekarang. Pertama, dari cara berpakaian banyak remaja – remaja yang bergaya layaknya selebritis yang cenderung kebaratan. Mereka memakai pakaian yang minim bahan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Kedua, teknologi internet bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia. Teknologi internet dapat memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Apalagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan sehari – hari. Jika digunakan dengan semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Namun jika disalahgunakan akan membawa dampak buruk bagi kita. Rasa sosial terhadap masyarakat akan memudar karena mereka lebih memilih berkicau di media sosial dan lebih sibuk memegang handphone masing – masing. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan, sehingga banyak anak muda yang bertindak sesuka hatinya. 2.3 Pergaulan Anak Zaman Sekarang ( Pergaulan Bebas )



Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pergaulan berarti kehidupan berteman atau bermasyarakat. Sedangkan bebas adalah lepas dan tidak terhalang, sehingga dapat berbicara, bergerak, dan berbuat sesuatu dengan leluasa, tanpa terikat oleh aturan. Arti pergaulan bebas adalah sebuah perilaku pertemanan yang tidak terikat oleh aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, dalam hal ini adalah adat ketimuran yang menjunjung tinggi norma kesusilaan. Jika dilihat dari segi agama, pergaulan bebas berarti suatu bentuk pergaulan yang tidak menjadikan ajaran agama sebagai dasar, atau dengan kata lain tidak sesuai dengan ajaran agama. Webster mengatakan bahwa terdapat 2 jenis pergaulan, yaitu pergaulan normatif (taat aturan) dan pergaulan non normatif (bebas aturan). Pergaulan normatif adalah jenis pergaulan yang patuh dan terikat oleh norma sosial yang berlaku di masyarakat. Sedangkan arti pergaulan non-normatif atau pergaulan bebas adalah, interaksi sosial dan perilaku di luar norma yang berlaku di masyarakat, atau ‘bebas dari aturan’.



7



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Menerapkan Nilai Pancasila Dalam Pergaulan Anak Zaman Sekarang



Sudah banyak kita lihat hilangnya nilai dasar Pancasila pada kehidupan remaja zaman sekarang, kehabis akal, tinkah laku yag tidak baik, mirisnya moral remaja zaman sekarang sudah melebih batas dari apa yang diperkirakan, contoh yang sering terjadi yaitu : 1. Tidak adanya rasa hormat, sopan santun terhadap diri sendiri dan lingkungan (masyarakat). 2. Menggunakan sandangan yang tidak pantas untuk diperlihatkan pada lingkungan umum. 3. Pemakaian narkoba yang sudah meraja rela. 4. Terjadinya pembegalan yang dilakukan sekelompok remaja. 5. Mengagung – agungkan budaya kebarat – baratan. 6. Tidak bisa mengontrol diri dalam dunia yang serbah canggih, sehingga hilannya komunikasi antara anak dan orang tua. Dari beberapa contoh yang saya sebutkan merupakan hal nyata yang saya lihat dalam kehidupan sehari – hari saya, banyak orang yang berpendidikan hingga sekolah pada perguruan tinggi, namun lagi – lagi disayangkan, sering terjadi hal – hal yang tidak sepatutnya untuk didengar, dilihat, namun terlihat, sering saya temui pada jenjang perguruan tinggi, remaja, bahkan anak sd. Melupakan akan dasar negara, pedoman hidup yaitu pancasila. Terlebih mereka sudah kecanduan dengan alat komunikasi yang sudah canggih dapat dibawa kemana – mana, namun dampak yang terjadi adalah hilangnya komunikasi yang baik terhadap orang tua, teman, bahkan diri sendiri. Hiangnya rasa sopan dan santun dalam melakukan berbagai hal, dalam berbicara. Zaman sekarang sedang dihebohkan yang namanya” kids zaman now”, sesuatu yang sepertinya susah untuk dihilangkan, bahkan baru beberapa saat hampir sudah mendarah daging pada anak – anak usia dini, yang berkelakuakan layaknya orang dewasa, bersikap tidak sepadan dengan usia mereka. Belum ada hal positif yang saya dapat kalimat “ kids zaman now” tersebut, tetapi malah menimbulkan hal negatif dimana – mana. Anak usia dini yang mempunyai rasa keinginan tahu yang tinggi harus teracuni dengan perkembangan global yang sangat pesat, Hingga menimbulkan pergaulan bebas terhadap anak. Lalu siapa yang akan disalahkan dalam hal ini, sedangkan anak disekolahkan, belajar, dididik oleh bapak dan ibu guru, diberi pembelajaran agama, pancasila. Namun tidak diterapkan dalam kehidupan sehari – hari oleh anak. Untuk mengatasi hal tersebut, hendaknya orang tua lebih memantau perkembangan sianak, dimana rasa penasaran anak terlau besar untuk melakukan apa yang didengara, dan apa yang dilahat, daya tangkap yang sangat cepat dan sigap. Orang tua tidak bisa lepas tangan akan kelakuan anak, walaupun anak tersebut disekolahkan, guru telah mendidik dan membinmbing, namun tidak bisa sepenuhnya seorang guru mendidik, dan membinmbing hingga 24 jam, sehingga peran terbesar dalam kehidupan anak adalah orang tua. Jika anak terlepas oleh didikan orang tua maka anak akan menuju yang dinamakan pergaulan bebas, karena kondisi keluarga, tertekan oleh kondisi tempat tinggal, pergaulan yang melebih batas dengan teman.



8



Pada saat ini hal yang harus dilakukan adalah mensosialisasikan nilai – nilai hal – hal penting tentang pancasila kepada orang tua, untuk menghapuskan kalimat yang sedang viral dalam dunia media sosial, mempertontonkan tidak – tindakkan tidak bernilai positif, yang dapat merusak generasi bangsa.



9



BAB IV PENUTUP



4.1 KESIMPULAN Kesimpulan dari isi rekayasa ide saya addalah mendidik, membimbing, mengarahkan, mencontohkan hal – hal positif kepada anak, peran utama yang dibutuhkan oleh anak adalah kondisi orang tua agama yang dipercayai, sikap dan perilaku orang tua, peran kedua adalah gur mengajari cara berkomunikasi yang baik dan benar dalam keadaan formal maupun non formal, mangajak anak bermaian sambil belajar, agar anak dapat terhibur dan menentukan bakatnya. Pemerintah senantiasa memberi bimbingan kepada anak remaja, dan orang – orang dewasa. 4.2 SARAN Tidak membiarkan anak untuk menonton tv sendirian, tidak melebihkan vasilatas yang tidak perlu untuk anak, memberi dunia bermain yang dapat memberi wawasan anak, tidak lepas tangan dalam kehidupan anak, sifat, sikap, cara, anak tersebut tergantung oleh kondisi orang tua, diharapkan tigak menguplod video – video kekinian atau yang disebut “kids zaman now” dengan kondisi atau wawasan yang tidak layak untuk dipertontonkan.



10



DAFTAR PUSTAKA



DAILY LIFE, wedniceday.wordpress.com,lunturnya nilai pancasila dan cara membangkitkan semangat pancasila dikalangan generasi muda, 16 november 2017, 20.00 Sayanda,www.sayanda.com, Pergaulan Bebas, 16 november 2017, 22.00



11