Rekayasa Ide [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REKAYASA IDE SOSIO-ANTROPOLOGI PENDIDIKAN “Judul: Meningkatkan Kualitas Pendidikan dalam di suku Batak Simalungun, Batak Toba dan Jawa” Dosen Pengampuh



: Ishaq Matondang, M. Pd



Oleh : Nama



: Desi Wulan Sari



1172151004



Desi Sipayung



1171151008



Hotnita



1173151021



Kelas



: BK Reguler-A 2017



Mata Kuliah



: Sosio-Antropologi Pendidikan



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah rekayasa ide Mata Kuliah Sosio-Antropologi Pendidikan yang berjudul Meningkatkan Kualitas Pendidikan dalam di suku Batak Simalungun, Batak Toba dan Jawa. Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Dosen Ishaq Matondang, M. Pd, karena telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat selesai. Makalah ini dibuat bukan hanya semata-mata untuk memenuhi tugas namun untuk mengetahui tentang Meningkatkan Kualitas Pendidikan dalam di suku Batak Simalungun, Batak Toba dan Jawa. Laporan Keyasa Ide ini disusun secara singkat agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun pembaca. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan ini dimasa yang akan datang.



Medan, April 2019



Kelompok



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................................i DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ......................................................................................... 1 B. TUJUAN ............................................................................................................. 1 C. MANFAAT ......................................................................................................... 1



BAB II KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM.................................... 2 BAB III METODE PELAKSANAAN ......................................................................... 5 BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................. 6 BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN ................................................................................................... 8 B. SARAN ............................................................................................................... 8



DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 9



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Simalungun adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, yang didiami oleh beberapa suku diantaranya suku Batak Toba, Karo, Mandailing. Marga asli penduduk Simalungun adalah Sinaga, Saragih, Damanik, dan Purba (sisadapur), kemudian margamarga tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun. Pendidikan adalah suatu kegiatan dalam menerima maupun memberikan pengetahuan untuk mengembangkan bakat maupun kemampuan. Proses pendidikan dan pembentukannya dapat dilakukan pada tiga institusi



pendidikan



sebagai



tripusat



pendidikan,



yaitu



sekolah,



masyarakat, dan keluarga. Dalam konteks masyarakat Jawa, model pendidikan dan pembentukan karakter tercermin dari model pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua. B. Tujuan Tujuan dalam rekayasa ide ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan dan menjelaskan fungsi penggunaan alih kode yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia di SMK Swasta Marisi Medan. 2.



Mendeskripsikan Nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang pada masyarakat Simalungun?



3. Proses pendidikan dan pembentukannya dapat dilakukan pada tiga institusi pendidikan sebagai tripusat pendidikan, yaitu sekolah, masyarakat, dan keluarga. C. Manfaat Manfaat dalam rekayasa ide ini adalah kita dapat mengetahui bagaimana kualitas pendidikan dalam suku batak simalungun, suku batak toba dan jawa dimana disini sangat baik untuk kita terapkan dikehidupan sehari-hari pada pendidikannya.



1



BAB II KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM



A. BATAK SIMALUNGUN Kabupaten Simalungun adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, yang didiami oleh beberapa suku diantaranya suku Batak Toba, Karo, Mandailing. Marga asli penduduk Simalungun adalah Sinaga, Saragih, Damanik, dan Purba (sisadapur), kemudian marga-marga tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun. Mayoritas masyarakat kabupaten Simalungun adalah suku Simalungun. 1. Nilai Pendidikan Nilai pendidikan Menurut Jazuli (2008:61- 62) ”. Nilai pendidikan di dalam budaya mencakup disiplin, percaya diri, keteguhan jiwa” karena di dalam tortor Sirintak Hotang ini menggambarkan kehidupan masyarakat Simalungun yang bekerja keras dan disiplin dalam waktu maupun kerja sama serta keteguhan jiwa dalam menjalani kesulitan untuk memenuhi tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. 2. Pengertian Tortor Sirintak Hotang Tortor Sirintak Hotang adalah tarian yang berasal dari etnis Simalungun Sumatera Utara. Sirintak artinya menarik dan Hotang artinya Rotan. Sehingga tortor Sirintak Hotang berarti tari menarik rotan. 3. Kerangka Konseptual Kerangka adalah sebuah bentuk rancangan yang dirangkai sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian agar hasil penelitian sesuai fakta yang ada,



B. BATAK TOBA Pendidikan adalah suatu kegiatan dalam menerima maupun memberikan pengetahuan untuk mengembangkan bakat maupun kemampuan. Dalam Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara



2



aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat , bangsa dan negara. Pendidikan dikaitkan dalam proses belajar mengajar yaitu Siswa, guru, metode mengajar dan materi pembelajaran yang diajarkan. Siswa adalah subjek yang menerima pembelajaran sedangkan guru adalah komponen penting dalam keegiatan belajar mengajar yang menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa melalui metode yang digunakan guru untuk menyampaikan tujuan dari pengeajaran tersebut. Proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan penggunaan bahasa baik itu dalam hal penyampaian materi ajar maupun dalam berinteraksi dalam lingkungan pendidikan. Guru dan siswa dalam hal proses belajar mengajar mereka selalu berinteraksi untuk menemukan tujuan pengajaran dengan menggunakan bahasa. Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau produk budaya, bahkan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu (Sumarsono 2013:20). Guru menggunakan alih kode untuk menjelaskan kepada siswa tentang surat undangan. Pada awalnya guru menggunakan bahasa indonesia namun di akhir kalimat untuk menjelaskan tentang contoh surat yaitu surat undangan, guru menggunakan alih kode dari bahasa indonesia ke bahasa Batak Toba. Guru menggunakan alih kode dalam fungsi untuk menjelaskan kepada muridnya tentang surat undanagn dengan tuturan ” ido molo surat undangan ima contohna jadi molo hamuna manjalo surat undangan contoh surat undagan ulang tahun, menikah ima contohnya Alana surat undangan i lengkap tanggal pembuatanna, tempatna dohot na asing nai. Nga diboto be? artinya iya kalau surat undangan contohnya kalau kalian menerima surat undangan acara ualang tahun teman atau surat undangan pernikahan itu adalah contoh surat undangan karena lengkap dengan tanggal acara tempat acara dan lain –lain sesuai dengan struktur surat. Semua sudah mengerti? Guru menggunakan alih kode supaya siswa paham maksud tuturan guru tersebut sehingga guru tersebut mengatakan contoh surat undangan dengan menggunakan bahasa batak toba supaya tercapainya tujuan pembelajaran.



3



C. SUKU JAWA Proses pendidikan bukan sekadar meninggikan dimensi kognisi dan psikomotor yang dimiliki anak. Namun, ada dimensi lain yang juga perlu mendapat perhatian lebih, yaitu dimensi afeksi. Disadari atau tidak, dibandingkan dengan dua dimensi lainnya, dimensi afektif kerap terabaikan, dan alasan yang muncul karena kesulitan untuk mengukur dimensi tersebut. Ketika hendak dilakukan pengukuran, para pendidik sering mengukur dimensi ini atas dasar angka statistik semata. Bahkan, tidak jarang untuk mengukur dimensi ini justru yang diukur dimensi kognitif atau psikomotorik. Banyak bukti yang menjelaskan terjadinya penurunan moral yang ada di masyarakat. Bangsa Indonesia yang pada masa lalu dikenal sebagai bangsa yang santun, saat ini predikat tersebut semakin lama semakin memudar. Pada hampir setiap struktur masyarakat, bangsa ini menjadi bangsa pemaki. Fenomena ini begitu jelas terlihat dari tayangan media elektronik. Misalnya, ungkapanungkapan di media masa, berbagai coretan pada dindingdinding kota, spanduk yang dibawa para demonstran semua cenderung menghujat, memaki, tanpa sedikitpun memuji atas jasa baik yang pernah dilakukan. Di kalangan pelajar pun budaya malu sudah mulai luntur. Tanpa malu, banyak pelajar meng-upload (mengunggah) ke internet perilaku mereka saat bermesaraan dengan pacar mereka, tidak jarang dijumpai adegan yang hanya layak dilakukan oleh suami istri yang sah (yang nota bene berstatus pelajar) di jejaring internet. Pada kalangan artis, banyak adegan sinetron di layar kaca yang mengeksploitasi wilayah aurat yang seharusnya tidak dipertontonkan. Saat mereka disomasi ataupun digugat oleh masyarakat yang mencoba menegakan sisi moral, spontan mereka menjawab bahwa semua itu dilakukan demi tuntutan peran dan seni.



4



BAB III METODE PELAKSANAAN



1. Metode Observasi Metode yang digunakan adalah metode penelitian yang dapat di review di dalam ketiga jurnal yaitu jurnal pada Nilai Pendidikan Dalam Tortor Sirintak Hotang, Pada Masyarakat Simalungun Pemakaian Bahasa Batak Toba Di Lingkungan Pendidikan,



dan



Pendidikan



Karakter



Pada



Keluarga



Jawa



mengenai



perkembangan dalam pendidikan ketiga suku tersebut .



2. Subjek dan Objek Penelitian



a. Subjek Penelitian Subjek Penelitian ini adalah ketiga jurnal yaitu jurnal pada Nilai Pendidikan Dalam Tortor Sirintak Hotang, Pada Masyarakat Simalungun



Pemakaian



Bahasa



Batak



Toba



Di



Lingkungan



Pendidikan, dan Pendidikan Karakter Pada Keluarga Jawa.



b. Objek Penelitian Objek Penilitian ini adalah melakukan suatu penelitian dalam ketiga jurnal yaitu jurnal pada Nilai Pendidikan Dalam Tortor Sirintak Hotang, Pada Masyarakat Simalungun Pemakaian Bahasa Batak Toba Di Lingkungan Pendidikan, dan Pendidikan Karakter Pada Keluarga Jawa.



5



BAB IV PEMBAHASAN



A. SUKU BATAK SIMALUNGUN Dari semua yang telah diteliti di lapangan dan berdasarkan dengan uraian yang sudah di jelaskan mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tortor Sirintak Hotang adalah tari yang berasal dari Kabupaten Simalungun 2. Manrittak hotang biasanya di kerjakan oleh kaum laki-laki 3. Pekerjaan manrittak hotang sebagai kegiatan sampingkan setelah bertani. Manrittak hottang membutukan ketekunan, kesabaran, ketelitian dan keuletan. 4. Seni pertunjukan dalam tortor Sirintak Hotang adalah merupakan pengalaman langsung seniman/penari yang dikemas menjadi suatu tampilan tarian yang menarik penikmat terhibur. Kemampuan penari dari cara menyajikannya, intensitas penghayatan ini memberikan rasa terhibur kepada penikmat. 5. Tortor Sirintak Hotang ini di sajikan dalam pesta Rondang Bittang yang diadakan setahun sekali di Kabupaten Simalungun. 6. Pesta Rondang Bittang adalah pesta rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Rondang bittang biasanya di manfaatkan untuk muda mudi belajar menari dan mainannya lainnya. Dengan penuh sukaria di halaman (laman bolog). Pesta Rondang Bittang merupakan suatu wadah yang dapat menggali, menumbuh kembangkan dan mensosialisasikan. 7. Berdasarkan nilai pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat Simalungun salah satunya adalah tortor Sirintak Hotang. Jadi dengan demikian nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang adalah usaha.



6



B. SUKU BATAK TOBA Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa indonesia di SMK Swasta Marisi Medan menggunakan alih kode. Alih kode yang digunakan ialah bahasa daerah yaitu bahasa Batak Toba yang berasal dari Sumatera Utara. Alih kode yang digunakan adalah alih kode dari Bahasa Indonesia ke bahasa Batak Toba dan sebaliknya. Hal tersebut terjadi karena penutur yaitu guru dan siswa merupakan bilingual atau memahami dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan bahasa Batak Toba. Alih kode digunakan dalam menyampaikan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Alih kode yang digunakan tentu memiliki fungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran Fungsi Alih kode tersebut antara lain: (1) menjelaskan, (2) mengingatkan, (3) menegur, (4) menegaskan, dan (5) menanyakan.



C. SUKU JAWA Fenomena yang terjadi saat ini secara eksplisit menunjukkan terjadinya penurunan etika, moral, dan karakter bangsa. Situasi tersebut mengharuskan dilakukannya reformulasi pada proses pendidikan karakter agar setiap individu dari masyarakat dan bangsa ini memiliki karakter yang diharapkan sebagaimana diamanatkan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Proses pendidikan dan pembentukannya dapat dilakukan pada tiga institusi pendidikan sebagai tripusat pendidikan, yaitu sekolah, masyarakat, dan keluarga. Dalam konteks masyarakat Jawa, model pendidikan dan pembentukan karakter tercermin dari model pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua. Berbagai model pengasuhan Jawa yang sudah dilakukan ketika anak masih bayi, diyakini memiliki kontribusi positif bagi pendidikan dan pembentukan karakter. Keluarga merupakan wahana strategis pendidikan karakter karena paling banyak anak berinteraksi sehari-hari di dalam keluarga. Agar dapat terinternalisasi karakter luhur, keluarga harus dapat menjadi contoh seperti pepatah satu contoh lebih baik dari seribu nasihat.



7



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa dari ketiga jurnal tersebut bahwa pada suku batak simalungun Seni merupakan pertunjukan dalam tortor Sirintak Hotang adalah merupakan pengalaman langsung seniman/penari yang dikemas menjadi suatu tampilan tarian yang menarik penikmat terhibur. Kemampuan penari dari cara menyajikannya, intensitas penghayatan ini memberikan rasa terhibur kepada penikmat. Pada suku batak toba dapat di jelaskan bahwa pembelajaran bahasa indonesia di SMK Swasta Marisi Medan menggunakan alih kode. Alih kode yang digunakan ialah bahasa daerah yaitu bahasa Batak Toba yang berasal dari Sumatera Utara. Alih kode yang digunakan adalah alih kode dari Bahasa Indonesia ke bahasa Batak Toba dan sebaliknya. Pada suku jawa Proses pendidikan dan pembentukannya dapat dilakukan pada tiga institusi pendidikan sebagai tripusat pendidikan, yaitu sekolah, masyarakat, dan keluarga. Dalam konteks masyarakat Jawa, model pendidikan dan pembentukan karakter tercermin dari model pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua. B. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah di uraikan diatas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yaitu Agar tortor Sirintak Hotang dapat di kembangkan, diperlukan upaya pengembangan yang melibatkan semua pihak dalam hal Ini termasuk pemerintah dan masyarakat. Dalam penelitian suku batak toba sangat bagus pembahasannya maka dari itu sekolah dapat menerapkan di lingkungan sekolah khusus pada suku batak toba. Pada suku jawa karakter yang di terapkan dalam penelitian tersebut sangat baik untuk membangun karakter atau dapat terinternalisasi karakter luhur,



8



keluarga harus dapat menjadi contoh seperti pepatah satu contoh lebih baik dari seribu nasihat. DAFTAR PUSTAKA Djamaris, Edward. 1993. Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka Herodaelin Saragih, Nove. (2015) Makna Tor-tor 120 Dalam Acara Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat Simalungun. Skripsi. Medan: FBS Universitas Negeri Medan Juandaha dkk,(2012). Peradaban Simalungun. Pematang siantar : Komite Penerbit Buku-buku Simalungun (KPBS). Koentjaraningrat. 1990. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pustaka jaya Moleong, L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Kualitalif Sosial, 31–44. Nababan, P.W.J. (1986). Sosiolinguistik. Jakarta: PT. Gramedia. Geertz, H. 1983. Keluarga Jawa. Penerjemah Hersri. Jakarta: Grafiti Pers. Hamner, T.J., & Turner, P.H. 1996. Parenting in Contemporary Society. (Third Edition). Boston: Allyn & Bacon.



9



10