Rekayasa Ide Bio Umum Licia Larosa Simbolon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATAKULIAH: BIOLOGI UMUM DOSEN PENGAMPU: FRIEND SILABAN.,S.Si.,M.Sc. REKAYASA IDE PEMANFAATAN LIMBAH SAYURAN,DALAM PENGEMBANGAN PUPUK ORGANIK PADA PERTANIAN DI ERA BIOINDUSTRI



OLEH: LICIA LAROSA SIMBOLON (4203220025) BIOLOGI B 2020



JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa , karena atas berkat dan anugerah darinya lah saya bisa menyelesaikan tugas Critical Journal Review ini mata kuliah “ BIOLOGI UMUM“.Penulis berterima kasih kepada pak Friend Silaban S.Si.,M.Si. selaku dosen pengampu dosen mata kuliah biologi umum karena telah memberikan penugasan mengenai Rekayasa Ide ini guna menambah pengetahuan dan pengalaman. Penulis juga menganggap bahwa tugas yang saya buat ini masih memiliki kekurangan dan oleh karena itu, saya berharap kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan tugas REKAYASA IDE saya ini. Demikianlah yang dapat saya sampaikan , atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Semoga ini bisa bermanfaat dan bisa menamabah pengetahuan bagi kita semua.



Medan , 3 Desember 2020



Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Besarnya peranan sektor pertanian bukan saja dapat dilihat dari kenyataan bahwa sebagian besar rakyat hidup dari usaha-usaha pertanian, melainkan juga dari besarnya sumbangan sektor ini kepada pendapatan nasional. Walaupun sejak orde baru besarnya sumbangan sektor pertanian kepada produk domestic bruto secara relatif menurun sedikit demi sedikit, tetapi secara absolut, menunjukkan kenaikan. Kenaikan secara absolute disebabkan karena usaha-usaha pembangunan yang intensif dalam sektor pertanian itu sendiri. Menurut Soekartawi (2005) pembangunan pertanian masa depan merupakan proses berkelanjutan, peningkatan, pendalaman, perluasan dan pembaharuan pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Walaupun kontribusi relative sektor pertanian terhadap Produk DomestikBruto (PDB) terus menerus, namun kontribusi absolutnya meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi turunnya relatif sektor pertanian tersebut dengan mencari beberapa peluang pertumbuhan di sektor pertanian. Pertumbuhan di sektorni yang relatif tinggi (lebih dari 5% pertahun) adalah di pertahankan bahkan ditingkatkan. Pertanian modern (revolusi hijau) telah membawa kemajuan pesat bagi pembangunan pertanian dan masyarakat. Program pembangunan pertanian selama lebih dari 40 tahun (Bimas, Intensifikasi, INSUS) berhasil meningkatkan produksi pendapatan dan kesejahteraan petani serta martabat bangsa (Tandisau dan Herniwan, 2009). Pada kenyataanya terungkap bahwa system pertanian modern telah membawa banyak konsekuensi yang mengancam lingkungan, penggunaan pupuk kimia berlebih,pestisida serta praktek pertanian modern lainnya yang dilakukan tidak bijak telah memiliki efek besar bagi kerusakan lingkunan. Melihat fenomena diatas, maka cara yang baik untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan akibat pertanian modern adalah pertanian organik. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Perilaku masyarakat petani dalam pemanfaatan pupuk organik sekarang ini lebih mengutamakan kesehatan masyarakat, sedangkan pemakaian pupuk anorganik juga sekarang ini banyak digunakan karena pupuk anorganik itu lebih mudah digunakan dan hasil yang dicapai bagus. Kelurahan Kakaskasen sebagian besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian pertanian. Aktivitas pertanian Di Kelurahan Kakaskasen untuk kegiatan di sawah didominasi tanaman sayuran. Kondisi ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang penggunaan pupuk organik tanaman. Oleh karena itu peneliti akan membahas masalah tentang penggunaan pupuk organik pada petani sayur.



1.2Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku petani sayur terhadap penggunaan pupuk organik. 1.3Tujuan Mengetahui pemanfaatan limbah sayuran dalam pengembangan pupuk organik pada pertanian di era bioindustri 1.4Manfaat Manfaat dari penelitan ini adalah sebagai perluasan pengatahuan peneliti mengenai pemanfaatan limbah sayuran dalam pengembangan pupuk organik pada pertanian di era bioindustri



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Pupuk Organik Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral, dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Permentan No. 70/Permentan/SR.140/10/2011). Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa tanaman (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik serta pupuk hijau. Oleh karena bahan dasar pembuatan pupuk organik sangat bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan sangat beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar dan proses pembuatannya. Selain mempercapat terjadinya proses mineralisasi, kadar nitrogen juga menjadi isu lingkungan karena jumlah yang dilepaskan dan kecepatan mineralisasinya. Dari hasil observasi Widowati et al.(2012).Kecepatan net mineralisasi N (kg N hari-1 ha-1) untuk jerami padi nilai rataan -0.091 kg N hari-1 ha-1 dan 2.28 kg N hari-1 ha-1 untuk pukan ayam. Untuk jerami padi terdapat tendesi remineralisasi dari N yang diimobilisasi setelah 70 hari inkubasi (Gambar 1). Residu brokoli memiliki relatif net N mineralisasi yang tertinggi (68,1% dari total N), dimana secara signifikan paling tinggi dibanding dengan sumber bahan organik lainnya, kemudian disusul oleh pukan ayam (47,3% dari total N yang diaplikasikan). Lebih rendah nilai relatif mineralisasi N yang berasal dari pukan sapi dan kambing, bahkan kompos tithonia yang sudah matang hampir melepaskan N dalam jumlah N yang sangat sedikit (hanya 2,6%). Residu tanaman sisa panen brokoli dan kubis lebih mudah terdekomposisi dibanding jerami dan kompos tithonia. Demikian juga sumber dan jenis pupuk kandang memiliki perbedaan komposisi yang menonjol. Komponen yang paling menonjol itulah yang berpengaruh terhadap kecepatan mineralisasi. Koefisien korelasi merupakan indikator untuk mengukur hubungan antara relatif mineralisasi N dan karakteristik bahan organik terpilih Penelitian pemupukan 75% dari dosis rekomendasi NPK yang dikombinasikan dengan 2 t ha-1 POG tidak berbeda nyata dengan perlakuan NPK standar terhadap parameter jumlah dan berat malai, berat basah dan kering gabah serta berat basah dan kering jerami (Tabel 8) dan memberikan nilai RAE 90,1 (Tabel 9). Hal ini menunjukkan bahwa dengan penambahan pemberian POG sebanyak 2 t ha-1 dapat mengefisienkan pemakaian pupuk anorganik NPK sebesar 25% (Siregar dan Hartatik 2010). Uji efektivitas pupuk organik berbentuk granul dan curah terhadap tanaman padi sawah menunjukkan bahwa pupuk organik berpengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas



tanaman.Pupuk organik yang dikombinasikan dengan ¾ NPK nyata meningkatkan produksi padi sawah dibanding dengan kontrol lengkap dan tidak berbeda nyata dengan pupuk standar. Perlakuan pupuk organik baik granul atau curah tanpa pupuk NPKmemberikan produksi padi sawah lebih rendah dari pupuk standar. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik baik granul atau curah harus dikombinasikan dengan pupuk NPK untuk meningkatkan produksi padi sawah Sejalan dengan data bobot gabah kering, perlakuan¾ NPK + POch-1200 memberikan nilai RAE tertinggi yaitu sebesar 114% dan perlakuan ¾ NPK + POG600memberikan nilai RAE 110%. Berdasar nilai RAE maka perlakuan tersebut efektif meningkatkan bobot gabah kering (Tabel 11) (Hartatik dan Suriadikarta 2012). Pupuk organik mempunyai kandungan hara yang rendah, maka bahan/pupuk organik memerlukan 15-25 kali lebih berat untuk menyediakan hara yang sama jumlahnya dengan hara yang disediakan dari pupuk kimia buatan.Dalam 4 t jerami terkandung sekitar 30 kg N, 2 kg P, 93 kg K, 10 kg Ca, 6 kg Mg, 1 kg S, dan sejumlah unsur mikro Fe, Mn, Zn, Si, Cu, B, Cl, Cu (Agus dan Widianto 2004). Apabila semua jerami tersebut dikembalikan untuk tanaman, maka jerami akan dapat mengembalikan hara setara dengan pemberian 50 kg N, 12 kg SP36, dan hampir 180 kg KCl, walaupun sebagian dari unsur tersebut hilang melalui beberapa proses fisik, kimia, dan biologi sehingga tidak dapat dimanfaatkan tanaman. Apabila tanaman padi sawah memerlukan penambahan 250 kg urea, 75 kg SP36,dan 100 kg KCl maka masih diperlukan tambahan sekitar 200 kg urea, dan 63 kg SP36. Sedangkan hampir semua kebutuhan K akan dapat dipenuhi dari jerami, terutama bila tanah mempunyai status K tinggi. 2.1.2 Pengertian Limbah Padat Limbah padat merupakan sebuah bahan yang terbuang atau di buang dari sumber hasil aktivitas manuia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.Dengan dmikian, limbah padat merupakan sisa/hasil kegiatan manusia yang berbentuk organic dan anorganik yang dapat membahayakan lingkungan sehingga diperlukan pengolahan dan pengelolaan dengan baik.