REKAYASA IDE Kuliner Dan Gizi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REKAYASA IDE KULINER DAN GIZI



“Putu Ayu Kulit Buah Naga” DOSEN PENGAMPU:



Dr.Erli Mutiara,M.Si



DISUSUN OLEH : Fitri Amalia (5173540013) Luqiyana Melayoga (5171240007) Masripah Hannum (5173540013) Sabrina Agustina (5173240019)



FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI GIZI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN



2019



i



KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga Proposal tentang “Putu ayu kulit buah naga” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kamisemoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.



Medan, 12 mei 2019



Penyusun



Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................ i Daftar Isi ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................2 1.3 Perumusan Masalah..............................................................................2 1.4 Tujuan Penelitian..................................................................................3 1.5 Manfaat Penelitian................................................................................3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Putu Ayu............................................................................4 2.2 Bahan-Bahan Pembuatan Putu Ayu...................................................4 2.3 Proses Pembuatan Putu Ayu...............................................................7 2.4 Kerusakan Putu Ayu Selama Penyimpanan......................................7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................9 3.2 Bahan dan Alat......................................................................................9 3.3 Tahap Penelitian....................................................................................9 3.4 Metode Analisa......................................................................................10 Daftar Pustaka



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Putu ayu merupakan kue yang terbuat dari adonan bolu yang diberi parutan kelapa dan kemudian dikukus dengan menggunakan cetakan kecil. Biasanya putu ayu yang ditemukan di pasaran memiliki warna hijau muda dan diatasnya diberi parutan kelapa yang diparut memanjang. Putu ayu ini memiliki tekstur yang lembut. Putu ayu mempunyai rasa yang manis yang berasal dari bolunya dan rasa gurih yang didapatkan dari kelapa parut. Putu ayu biasanya dibuat dengan menggunakan cairan santan. Namun penggunaan santan dapat disubtitusikan dengan ekstrak kulit buah naga. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan penggunaan kulit buah naga yang masih belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, di pasaran masih belum ada ditemukan variasi dari pembuatan putu ayu terutama dengan penggunaan ekstrak kulit buah naga. Putu ayu yang ditemukan dipasaran menggunakan pewarna yang bisa diragukan keamanannya. Menurut penelitian Mudjajanto dalam Getruda (2011:3) menyatakan bahwa, “Pada tahun 2005 di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat terhadap jajanan yang berbahan baku ketan dan beras, terigu, serta singkong dan ubi, seperti nagasari, kue ku, putu ayu, dan lain-lain banyak yang dalam proses produksinya menggunakan pewarna buatan”. Pembuatan putu ayu dengan ekstrak kulit buah naga ini dapat dijadikan sebagai alternatif pewarna alami. Buah naga merah saat ini telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu daerah yang juga telah membudidayakan buah naga yaitu di Provinsi Sumatera Barat tepatnya di Padang Pariaman, Padang, Bukit Tinggi dan Painan(Anni Faridah dkk, 2014:79). Pembudidayaan buah naga merah yang semakin banyak maka akan meningkatkan hasil produksi dari buah naga itu sendiri begitu juga dengan potensi dari pemanfaatan kulitnya. Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia semakin mengenal dan menyukai buah naga, sehingga limbah kulit akan banyak menumpuk. Diperkirakan berat kulit buah naga ini adalah 30 - 35% dari total berat buahnya (Saati dalam Anni dkk, 2014 :13). Kulit buah naga umumnya tidak digunakan bahkan dibuang dan dianggap sebagai sampah padahal kulit buah naga ini banyak mengandung nutrisi. Kulit buah naga mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, terpenoid, flavonoid, tiamin, niasin, piridoksin, kobalamin, fenolik, karoten, dan fitoalbumin ( Jaafar dalam M.Ilham, 2016:15). Menurut penelitian Li Chen Wu dalam M.Ilham (2016:15) menyimpulkan, “Keunggulan dari kulit buah naga yaitu kaya polifenol dan merupakan sumber antioksidan. Selain itu aktivitas antioksidan pada kulit buah naga lebih besar



dibandingkan aktivitas antioksidan pada daging buahnya, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber antioksidan alami”. Jadi jika digunakan untuk pengolahan makanan akan memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan. 1.1 Identifikasi Masalah Dari paragraf diatas adapun identifikasi masalah dalam penelitian adalah: 1. Kulit buah naga merah mampu memberi warna alami pada putu ayu. 2. Kulit buah naga merah memiliki kandungan zat gizi yang baik untuk dikonsumsi melalui olahan pangan yang dibuat yakni putu ayu 3. Potensi kulit buah naga merah sebagai pangan fungsional. 4. Putu ayu sebagai makanan semi basah masih mempunyai aktivitas air yang cukup tinggi sehingga mudah mengalami kerusakan.



1.2 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah di atas adapun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kulit buah naga merah bisa menhasilkan pewarna alami terhadap bahan pangan putu ayu? 2. Bagaimana pengaruh kandungan zat gizi yang terdapat dalam olahan kulit buah naga merah terhadap kondisi kesehatan konsumen? 3. Bagaimana potensi kulit buah naga merah sebagai pangan fungsional dalam pembuatan putu ayu? 4. Bagaimana proses dari pembuatan putu ayu dari bahan utama kulit buah naga merah?



1.3 Tujuan Penelitian



Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji dan menganalisis apakah bahan dasar dari kulit buah naga merah mampu memberi warna alami pada putu ayu atau tidak. 2. Mengetahui dan memahami apa-apa saja kandungan zat gizi yang unggul pada kulit buah naga merah sehingga mampu memberikan dampak yang baik bagi kondisi kesehatan konsumen.



3. Membuat olahan makanan yang terbuat dari bahan dasar kulit buah naga merah yakni putu ayu dan melihat potensi dari kulit buah naga merah sebagai pangan fungsional. 4. Mengetahui cara membuat atau proses pembuatan putu ayu. 5. Membandingkan rasa,aroma,dan tekstur dari tiga jenis ukuran putu ayu kulit buah naga merah.



1.4 Manfaat Penelitian



Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:



1. Bagi para peneliti dapat menambah pengetahuan dan memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu yang berkaitan dengan produk putu ayu kulit buah naga merah. 2. Bagi masyarakat luas dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya kulit buah naga merah dikonsumsi dan memanfaatkan kulit buah naga merah untuk dibuat berbagai macam bahan olahan khususnya putu ayu. 3. Bagi Perusahaan untuk memberikan informasi tantang kinerja pembuatan produk putu ayu kulit buah naga merah yang dapat digunakan untuk membantu pihak perusahaan serta pihak-pihak lain yang membutuhkan. 4. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan masukkan untuk menyempurnakan proposal yang akan dibuat.



BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Deskripsi Teori 1. Putu Ayu Kue putu ayu adalah kue tradisional asli indonesia,kue putu ayu merupakan salah satu koleksi dari kue jajanan pasar yang di miliki oleh indonesia.walaupun memiliki nama yang hampir sama dengan kue putu,namun sebenarnya bahan dasar untuk pembuatan kue putu ayu sangatlah berbeda dengan kue putu yang hanya menggunakan tepung beras untuk adonannya. Dalam pembuatan kue putu ayu biasanya menggunakan beberapa bahan yang biasa di gunakan untuk membuat bolu kukus.persamaan dari kedua kue ini hanyalah pada pemakaian kelapa sebagai hiasannya. Walaupun dalam kue putu ayu,kelapa parut di gunakan sebagai toping bukan sebagai taburan. Rasa Kue Putu Ayu yang manis dan gurih bisa di jadikan alternatif sebagai hidangan pada acara keluarga ataupun sebagai cemilan. Kue putu biasanya di hidangkan pada acaraacara keluarga seperti selametan,hajatan,dll. Cara pembuatannya yang mudah dan ibu-ibu di pedesaan sering membuat kue tersebut. Maka dari itu saya terinpirasi mengambil kue ini karna masyarakat yang terlihat sering memakan dan membuatnya dan banyak yang dipasarkan. 2.2 Bahan – bahan pembuatan putu ayu 1. Kulit Buah Naga Kulit buah naga dapat bermanfaat dalam produksi pangan maupun industri seperti pewarna alami pada makanan dan minuman. Selain itu dalam industri, kulit buah naga dapat dijadikan bahan dasar pembuatan kosmetik. Dalam bidang farmakologi kulit buah naga juga dapat dijadikan sebagai obat herbal alami yang dapat bermanfaat sebagai antioksidan. Kulit buah naga mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, terpenoid, flavonoid, tiamin,



niasin,



piridoksin,



kobalamin,



fenolik,



karoten,



dan



fitoalbumin



(Jaafar,etal.,2009dalam Putri, 2015). Menurut penelitian Wu ,et al, 2006 (dalam Putri, 2015) keunggulan dari kulit buah naga yaitu merupakan sumber antioksidan. Selain itu aktivitas antioksidan pada kulit buah naga lebih besar dibandingkan aktivitas antioksidan pada daging buahnya, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber antioksidan alami. Antioksidan berfungsi untuk melindungi tubuh dari radikal bebas, baik secara endogen maupun eksogen. Bagian tubuh yang sering terpapar oleh radikal bebas secara eksogen



adalah kulit, seperti sinar radiasi ultraviolet, dan asap rokok. Tingginya paparan radikal bebas pada kulit dapat menyebabkan stress pada kulit. Stress pada kulit ini, akan mengakibatkan penyakit kanker kulit dan penuaan dini (Barrel et al., 2001dalam Solihin, 2016). 2. Tepung terigu Tepung terigu adalah salah satu bahan makanan yang dibuat dari biji gandum yang berbentuk serbuk atau butiran sangat halus berwarna putih. Tepung terigu ini merupakan salah satu jenis tepung yang sering digunakan manusia dalam membuat berbagai jenis makanan dan masakan. Misalnya, terigu digunakan sebagai bahan pokok dalam pembuatan mie, roti, biskuit, dan bubur. Sebagai informasi, kata "terigu" sebenarnya diambil dari bahasa Portugis "trigo" yang memiliki arti "gandum". Namun, ada sedikit perbedaan antara gandum utuh dengan terigu. Jika gandum berwarna coklat dan cenderung lebih kasar, maka terigu berwarna putih dan lebih halus teksturnya. Ini disebabkan karena terigu mengalami beberapa tahap pengolahan. Karena itulah, terigu lebih banyak mengandung gluten dan punya kadar kekenyalan lebih tinggi ketimbang gandum utuh. Tepung terigu sebagai salah satu bahan pangan populer tentu saja memiliki banyak manfaat di dalamnya. Dan bahkan meski terigu diperoleh dari beberapa tahap pengolahan, gizi dari terigu pun tetap ada. Terigu mengandung karbohidrat (zat pati) yang cukup tinggi, protein, asam folat, vitamin E, asam lemak esensial, vitamin B, dan serat. 3. Telur Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis burung, seperti ayam, bebek, dan angsa, akan tetapi telur-telur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan (kaviar). Selain itu dikonsumsi pula juga telur yang berukuran besar seperti telur burung unta (Kasuari) ataupun sedang, misalnya telur penyu. Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk dikonsumsi orang tidak disterilkan, mengingat ayam petelur yang menghasilkannya tidak didampingi oleh ayam pejantan. Telur yang disterilkan dapat pula dipesan dan dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan, dengan sedikit perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan mengandung embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin mencegah pertumbuhan sel-sel dalam telur.



4. Gula Pasir Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan



untuk mengubah rasa menjadi manis. Gula sederhana, seperti glukosa



menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel (Anonim, 2010). Pengaruh konsentrasi gula pada aw bukan merupakan faktor satu-satunya yang mengendalikan pertumbuhan berbagai mikroorganisme karena bahan-bahan dasar mengandung komponen yang berbeda-beda tetapi dengan nilai aw yang sama dapat menunjukkan ketahanan yang berbeda-beda terhadap kerusakan karena mikroorganisme. Produk-produk pangan dengan kadar gula tinggi cendrung rusak oleh khamir dan kapang, yakni kelompok organisme yang relative mudah dirusak oleh panas (seperti dalam pasteurisasi) atau dihambat oleh hal-hal lain (Buckle, 1987). 5. Garam Garam (NaCl) terjadi dari air laut yang memiliki salin yang cukup tinggi yang kemudian terevaporasi membentuk endapan garam. Akibat terik matahari air tersebut menguap dan pada akhirnya menyisakan garam walaupun masih berkualitas rendah. Fungsi penambahan garam adalah untuk memperbaiki rasa yaitu untuk menetralkan rasa pahit dan rasa asam, membangkitkan selera dan mempertajam rasa manis. 6. Emulsifier (SP) Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air. Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur. Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat minyak (partikel minyak dikelilingi) sedangkan air akan terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut. Bagian polar kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga menjadi bermuatan negatif. Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil. 7. Susu Cair Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia, salah satunya manusia. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk



seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu pertumbuhan mereka. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu secara alami mengandung nutrisi penting, seperti bermacam-macam vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor, dan zinc, pendapat lain menambahkan bahwa susu mengandung mineral dan lemak. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. 2.3 Proses Pembuatan Putu ayu Proses pembuatan putu ayu kulit buah naga adalah dengan menyediakan berbagai bahan yang diperlukan terlebih dahulu. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat putu ayu kulit buah naga merah adalah sebagai berikut: 250, 300, 350 gr kulit buah naga merah, tepung terigu, gula pasir sesuai selera, 6 butir telur, 2 sdt emulsifier (SP), garam secukupnya, susu cair, serta 1½ btr kelapa parut. Sebelum mengupas buah naga, campur kelapa parut dengan sedikit garam, aduk rata kemudian kukus supaya tidak cepat basih. Kemudian kupas buah naga merah ambil kulitnya cuci bersih potong-potong blender kulit buah naga tersebut hingga halus. Mixer gula pasir, telur, emulsifier (SP) sampai putih mengental. Kemudian masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit dan kulit buah naga yang sudah diblender. Mixer sampai putih kental. Setelah putih mengental ambil cetakan putu ayu masukkan adonan kedalam cetakan. Masukkan cetakan putu ayu kedalam kukusan. Lalu kukus kurang lebih 30 menit. Angkat dan tunggu hingga dingin. Sajikan putu ayu kulit buah naga di tiga piring kecil dengan tertera ukuran dari masing-masing putu ayu. 2.4 Kerusakan putu ayu selama penyimpanan Kerusakan yang terjadi pada makanan berkarbohidrat tinggi adalah dengan terbentuknya asam dan timbul rasa alkohol, kemudian disertai perubahan tekstur dan fisiknya. Beberapa bakteri, misalnya Leuconostoc mesentroides dan Bacillus mesentericus memproduksi polisakarida atau dekstran dari berbagai disakarida yang ada pada makanan. Di panadang dari segi estetika dan selera konsumen, bahan makanan yang mengandung dekstran (lendir) ini tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Bahan-bahan makanan yang mengandung sukrosa dan maltosa apabila tercemar oleh bakteri Eschericia colli, Neiseria perflava, Leuconostoc



mesenteroides akan terbentuk lendir karena memproduksi karbohidrat khusus yang termasuk golongan amilosa dan dekstran (Lintuningsih, 1996).



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. Penelitian ini dilaksanakan setiap hari Senin dalam bentuk gelombang. Gelombang pertama akan selesai pada pukul 10.00 WIB, gelombang kedua akan selesai pada pukul 12.00 WIB, dan gelombang ketiga akan selesai pada pukul 14.00 WIB. 3.2 Bahan dan Alat 3.1.2 Bahan Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan putu ayu kuit buah naga adalah 250,300,350 gr kulit buah naga, 100 gr tepung terigu, gula pasir sesuai selera, telur, emulsifier (SP), garam secukupnya, susu, serta 1½ btr kelapa parut. 3.1.3 Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan getuk adalah baskom, pengaduk, pisau, spatula, wajan, sendok makan, loyang cetakan, mixer, blender, dandang/alat pengukus, kompor. 3.3 Tahap Penelitian 3.1.4 Pembuatan Putu Ayu Dalam pembuatan putu ayu ada terdiri dari beberapa tahap, antara lain pengupasan, pencucian, pemotongan, pemblenderan, pencampuran, pencetakan, pemotongan, dan penyajian. Tahap pertama adalah pengupasan. Tujuan dari pengupasan adalah untuk memisahkan bagian yang dapat dimakan dengan bagian yang tidak dapat dapat dimakan yaitu kulitnya. Pengupasan dilakukan secara manual menggunakan pisau sampai seluruh kulitnya terkelupas.



Tahap kedua yaitu pencucian. Tujuan dari pencucian untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada waktu pengupasan. Pencucian dilakukan dengan menempatkan kulit buah naga dalam wadah yang berisikan air bersih, kemudian kulit buah naga digosok-gosok dengan menggunakan air bersih. Tahap ketiga adalah pemotongan. Kulit buah naga dipotong-potong. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengaturan dalam pemblenderan, dan mempermudah bahan serta mempercepat halus. Tahap keempat adalah pengukusan. Pengukusan merupakan tahap dimana terjadinya perubahan-perubahan antara lain kerusakan struktur sel yang disebabkan oleh suhu yang tinggi yang menyebabkan tekstur menjadi lunak. Pengukusan dilakukan di dalam dandang, lama waktu pengukusan tergantung banyak sedikitnya putu ayu kulit buah naga yang dimasak. 3.4 Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dan metode steaming. Metode kualitatif merupakan riset yang bersifat penjelasan dan menggunakan analisis. Dalam metode ini, proses penelitian lebih diperlihatkan dan landasan teori yang digunakan juga lebih fokus. Penelitian ini lebih subjektif jika dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Sedangkan metode steaming atau metode pengukusan adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan uap air. Alat-alat nya ialah : klakat, langsang, risopan, kukusan, dandang, dan lain sebagainya.



BAB IV PEMBAHASAN



A.Analisis Pembahasan RESEP : Putu Ayu Kulit Buah Naga 250 gr Bahan 1. 2 butir telur 2. 100 gr gula pasir 3. 100 gr tepung terigu 4. 250 gr kulit buah naga 5. Kelapa parut 6. ½ sdt sp 7. 50 ml susu cair 8. Garam secukupnya Cara membuat: 1. Blender terlebih dahulu kulit buah naga. 2. Mixer telur, gula, garam, sp, sampai putih kental. 3. Masukkan tepung terigu, susu cair, kulit buah naga yang sudah diblender aduk balik dengan spatula tambahkan 5 sdm air agar adonan tidak terlalu kental 4. Panaskan kukusan, masukkan kelapa parut kedalam cetakan tekan padat, kukus sebentar. 5. Tuang adonan kedalam cetakan, lakukan sampai habis. Alasi tutup kukusan dengan serbet agar air tidak menetes. 6. Kukus kurang lebih 30 menit atau tes tusuk untuk mengetahui tingkat kematangan. 7. Setelah matang angkat segera keluarkan dari kukusan.



RESEP : Putu Ayu Kulit Buah Naga 300 gr Bahan 1. 2 butir telur 2. 100 gr gula pasir 3. 100 gr tepung terigu 4. 300 gr kulit buah naga 5. Kelapa parut 6. ½ sdt sp 7. 50 ml susu cair 8. Garam secukupnya Cara membuat: 1. Blender terlebih dahulu kulit buah naga. 2. Mixer telur, gula, garam, sp, sampai putih kental. 3. Masukkan tepung terigu, susu cair, kulit buah naga yang sudah diblender aduk balik dengan spatula tambahkan 5 sdm air agar adonan tidak terlalu kental 4. Panaskan kukusan, masukkan kelapa parut kedalam cetakan tekan padat, kukus sebentar. 5. Tuang adonan kedalam cetakan, lakukan sampai habis. Alasi tutup kukusan dengan serbet agar air tidak menetes. 6. Kukus kurang lebih 30 menit atau tes tusuk untuk mengetahui tingkat kematangan. 7. Setelah matang angkat segera keluarkan dari kukusan.



RESEP : Putu Ayu Kulit Buah Naga 350 gr Bahan 1. 2 butir telur 2. 100 gr gula pasir 3. 100 gr tepung terigu



4. 350 gr kulit buah naga 5. Kelapa parut 6. ½ sdt sp 7. 50 ml susu cair 8. Garam secukupnya Cara membuat: 1. Blender terlebih dahulu kulit buah naga. 2. Mixer telur, gula, garam, sp, sampai putih kental. 3. Masukkan tepung terigu, susu cair, kulit buah naga yang sudah diblender aduk balik dengan spatula tambahkan 5 sdm air agar adonan tidak terlalu kental 4. Panaskan kukusan, masukkan kelapa parut kedalam cetakan tekan padat, kukus sebentar. 5. Tuang adonan kedalam cetakan, lakukan sampai habis. Alasi tutup kukusan dengan serbet agar air tidak menetes. 6. Kukus kurang lebih 30 menit atau tes tusuk untuk mengetahui tingkat kematangan. 7. Setelah matang angkat segera keluarkan dari kukusan.



BAB V PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Dari ketiga sampel dengan bahan resep yang berbeda dengan sampel 1 dengan 250 gram kulit buah naga, sampel 2 dengan 300 gram kulit buah naga dan sampel 3 dengan 350 gram kulit buah naga maka dapat disimpulkan dari hasil penilaian dan tingkat kesukaan lima responden terhadap tiga sampel tersebut yang paling baik yaitu sampel 3 dengan warna yang suka 60 %, aroma 80 %, rasa 80 % dan tekstur 80 %. Maka resep utama dengan kulit buah naga 350 gram kurang baik dibandingkan resep dengan 250 gram. 4.2 SARAN Dari hasil penelitian perbandingan resep dengan bahan kulit buah naga 250 gram, 300 gram, 350 gram. Kami menyarankan jika pembaca ingin membuat putu ayu kulit buah naga, maka resep yang dipakai yaitu dengan bahan ubi ungu 250 gram agar mendapat warna, aroma, tekstur dan rasa yang baik. Kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk perbaikan makalah kami.



DAFTAR PUSTAKA https://manfaat.co.id/manfaat-kulit-buah-naga