Rekayasa Ide Psikologi Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS REKAYASA IDE MK. PSIKOLOGI PENDIDIKAN PRODI S1 PEND. BAHASA PRANCIS



Skor Nilai :



CARA GURU DALAM MENYIKAPI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM KELAS



NAMA MAHASISWA



: MARIANI HUTAGALUNG



NIM



: (2191131007)



DOSEN PENGAMPU



: DRA. PRASTIRIA SEMBIRING, M. PD



MATA KULIAH



: PSIKOLOGI PENDIDIKAN



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERVITAS NEGERI MEDAN MARET 2020



KATA PENGANTAR Puji dan syukur patut penulis ucapkan atas hikmat dan kemampuan serta berkat yang melimpah yang di berikan Tuhan Yang Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rekayasa Ide ini dengan baik. Selain itu rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Prastiria Sembiring, M. Pd selaku pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan yang sudah membimbing penulis dalam mengerjakan Rekayasa Ide ini. Selain itu juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mengambil peran serta dalam penulisan Rekayasa Ide dari awal hingga dapat terselesaikan dengan baik sehingga Rekayasa Ide dapat terselesaikan. Rekayasa Ide ini kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Penulis sangat menyadari bahwa Rekayasa Ide ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan masih sangat banyak kesalahan yang perlu diperbaiki. Penulis sangat mengharapkan pengertian pembaca apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan Rekayasa Ide ini. Penulis sadar bahwa masih perlu banyak belajar untuk dapat menulis Rekayasa Ide ini dengan lebih baik lagi. Dan sekira-kiranya Rekayasa Ide ini dapat berguna bagi kita semua.



Medan, April 2020 Penulis,



Jelita Martha Tamba



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1 A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1 C. TUJUAN.........................................................................................................................1 D. MANFAAT.....................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4 A. PERBEDAAN INDIVIDU.............................................................................................4 B. MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDU............................................................4 C. UPAYA MENYIKAPI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PROSES PEMBELAJARAN.................................................................................................................7 BAB IV......................................................................................................................................8 PENUTUP..................................................................................................................................8 A. KESIMPULAN...............................................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9



BAB I



PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Di dalam sebuah lingkungan belajar seperti ruang kelas terdapat berbagai macam karakteristik peserta didik. Sebagian besar orang menganggap di dalam proses pembelajaran tidak ada perbedaan antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Semua siswa dianggap sama rata. Siswa diberi materi yang sama, menggunakan bahan ajar yang sama, cara belajar yang sama, mendapat perlakuan yang sama dari pengajar dan diharapkan mendapat hasil belajar yang semuanya baik. Padalah seperti yang diketahui, setiap individu memiliki karakteristik yang berbedabeda. Begitu pula dengan siswa, sebagai individu, siswa yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan. Perbedaan antar inidividu tersebut nantinya dapat berpengaruh bagaimana proses belajar akan berlangsung. Guru sebagai seorang pengajar tidak bisa begitu saja menyamaratakan semua anak didiknya. Untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal, seorang guru harus mengetahui apa saja yang dibutuhkan siswanya dan berusaha membantu memenuhi kebutuhannya dalam belajar. Seorang guru sebagai salah satu fasilitator dalam pembelajaran matematika sebaiknya dapat memastikan setiap anak didiknya mendapatkan apa yang ia butuhkan. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk dapat memahami perbedaan-perbedaan individu tiap anak didiknya. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan guru dapat menyediakan upaya-upaya agar setiap siswa dapat mengikuti proses pembelajaran seefektif mungkin. B. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian perbedaan individu. 2. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu dalam proses pembelajaran matematika. 3. Mengetahui cara menyikapi perbedaan individu dalam proses belajar.



C. MANFAAT Dengan tercapainya tujuan di atas, diharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa khususnya jurusan pendidikan matematika sebagai calon guru, untuk dapat memahami perbedaan individual dimiliki peseta didik sehingga dapat membantu keberhasilan dalam proses belajar siswa. Serta dapat memberikan manfaat pada pembaca pada umumnya untuk mengetahui pengertian dan macam-macam perbedaan individual.



BAB II



PEMBAHASAN A. PERBEDAAN INDIVIDU Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Perbedaan individual berkaitan dengan “psikologi pribadi”, yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orangorang serta berbagai persamaannya. Psikologi perbedaan individual menguji dan menjelaskan bagaimana orang-orang berbeda dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak. Perbedaan individual terbentuk karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang berperan paling pertama yaitu faktor bawaan. Setiap individu terlahir dari dua individu yang juga berbeda antara satu dan lainnya sehingga menghasilkan variasi yang berbeda pula. Kemudian faktor lingkungan dimana individu tersebut berkembang menjadi faktor penentu berikutnya. Faktor lingkungan seperti keadaan sosial dan ekonomi setiap individu berbeda satu sama lain, mengakibatkan karakteristik individu berbeda pula. B. MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDU Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, setiap manusia merupakan individu yang unik dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula di dalam sebuah proses pembelajaran. Peserta didik selaku individu memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Khususnya dalam proses pembelajaran matematika. Sebagai seorang pengajar dan pendidik guru tidak bisa meremehkan perbedaan-perbedaan yang ada. Berikut akan dijabarkan macam-macam perbedaan individual dalam proses pembelajaran matematika. 1. Perbedaan gender dan jenis kelamin. Dalam proses pembelajaran sebenarnya perbedaan jenis kelamin dan gender itu sendiri tidak bisa dikatakan penentu keberhasilan belajar para siswa. Namun faktor sosial dan kultural dapat menyebabkan adanya perbedaan gender dalam prestasi akademik. Faktor tersebut meliputi familiaritas siswa dengan mata pelajaran, perubahan aspirasi pekerjaan, persepsi terhadap mata pelajaran khusus yang dianggap tipikal gender tertentu, dan harapan guru terhadap siswa.



Perbedaan gender terkait dengan kemampuan akademik siswa terlihat pada perbedaan kemampuan verbal, kemampuan spasial, kemampuan matematika dan sains. Pada umumnya dalam mata pelajaran matematika dan sains, perempuan cenderung menunjukkan prestasi yang lebih baik dari laki-laki. Namun pada tahun-tahun berikutnya di sekolah menengah, prestasi perempuan cenderung menurun dan laki-laki menunjukkan prestasi yang meningkat.



2. Perbedaan kemampuan Pada umumnya, kemampuan sering disamaratakan dengan kecerdasan. Dalam konteks perbedaan individual, kecerdasan merujuk pada kemampuan belajar siswa. Sejak lahir manusia diberi kecerdasan yang berbeda-beda. Perbedaan kecerdasan tersebut dapat dilihat dari perbedaan skor IQ yang didapat dari hasil test kecerdasan. Angka yang didapatkan dari skor menunjukkan tingkatan kemampuan intelejen siswa. Dari penggolongan skor IQ tersebut, terdapat dua jenis golongan yang perlu mendapat perhatian yaitu gifted dan retarded. a. Gifted Siswa yang memiliki skor IQ di atas 130 disebut gifted. Dalam proses pembelajaran khususnya matematika, siswa yang tergolong gifted ditunjukkan dengan prestasi belajar yang tinggi. Siswa gifted akan mudah memahami pelajaran yang diberikan bahkan lebih dahulu mempelajari materi yang belum diajarkan.Karakteristik siswa gifted yang terlihat dalam proses pembelajaran antara lain prestasinya yang di atas rata-rata, cara berfikir yang kreatif dan komitmen terhadap tugas yang tinggi. b. Retarded Siswa yang tergolong retarded yaitu yang memiliki IQ dibawah 70. Pada umumnya siswa retarded mendapat perhatian yang lebih khusus dan terpisah dengan siswa pada umumnya. Oleh Panel Mental Retardasi, anak retarded terbagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu mild (IQ 5070), moderate (IQ 36-50), severe (IQ 20-36), dan profound (IQ dibawah 20). Siswa retarded membutuhkan bimbingan yang lebih khusus untuk belajar. Pengajaran kepada siswa retarded lebih diutamakan untuk bersosialisasi dan keterampilan yang sesuai dengan bakatnya. 3. Perbedaan Kepribadian



Definisi kepribadian menurut Atkinson dkk adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Seseorang mempunyai kepribadian yang berbeda satu dan lainya. Perbedaan kepribadian menyebabkan adanya perbedaan perilaku dalam proses kegiatan belajar pula. Terdapat berbagai model untuk menunjukkan perbedaan kepribadian, salah satunya yaitu model big five. Dalam model big five kepribadian dikelompokkan menjadi lima dimensi. a. Extroversion. Siswa dengan kepribadian ini menyukai belajar dengan berkelompok. Mereka sangat antusias dalam diskusi kelompok. Sedangkan siswa introvert cenderung menyukai belajar seorang diri. Bukan karena menarik diri dari pergaulan, namun siswa tipe ini membutuhkan keadaan yang tenang untuk menyerap materi pelajaran. b. Agreeableness. Siswa jenis ini senang bergaul dengan orang lain dan terbuka dengan pendapat orang lain. Sedangkan disagreeable akan mempertahankan pendapatnya sendiri. Dalam proses belajar matematika siswa disagreeable dapat menunjukkan sikap kritisnya. c. Concientiousness. Berkaitan dengan cara seseorang mengontrol, mengatur dan memerintah inpuls. Anak yang conscientious akan menghindari kesalahan, mempunyai tujuan yang jelas dan gigih demi mencapai tujuan yang diinginkannya. Sedangkan unconcientious kurang berambisi, tidak terikat dengan tujuan yang harus dicapai. Siswa conscientious cenderung serius dan bersungguh-sungguh dalam belajar demi mencapai target prestasi yang terbaik. d. Stabilitas emosional. Neoriticism merujuk pada kecenderungan untuk mengalami emosi negatif. Siswa yang mempunyai neoriticism yang tinggi akan mudah terpancing oleh halhal yang kecil. Mereka mudah terganggu pada saat belajar sehingga menyebabkan bad mood dan akhirnya mengganggu proses belajar. Siswa yang tingkat neoriticism nya rendah dapat mengontrol emosi dengan baik sehingga tidak mudah terganggu oleh halhal kecil. e. Openness to experience. Kepribadian siswa yang terbuka dengan hal-hal yang baru dan mau mencoba. Berani mengambil resiko demi menjawab keingintahuan mereka. Dalam pembelajaran, siswa dengan tipe ini tidak cepat puas dengan apa yang mereka dapatkan di pelajaran. Siswa akan mencoba soal-soal yang baru, mencari rumus-rumus baru yang berkaitan dengan topic yang sedang mereka pelajari. Sedangkan siswa pada umumnya mugnkin hanya menerima apa yang mereka dapat saja.



4. Perbedaan Gaya Belajar Setiap inidividu mempunyai cara tersendiri dalam memahami sesuatu. Begitu pula cara siswa dalam menyerap materi pelajaran yang didapatkan dari guru berbeda-beda. Gaya belajar siswa berkaitan dengan cara belajar yang mereka sukai, atau yang mereka anggap paling efektif. Gaya belajar siswa juga dapat dipengaruhi bentuk kepribadiannya. Seperti siswa dengan kepribadian extrovert akan senang dengan pembelajaran yang melibatkan kelompok. Siswa yang introvert lebih menyukai belajar di tempat yang tenang. Namun gaya belajar tidak bersifat statis, artinya dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi. Misalnya dalam pembelajaran matematika yang membutuhkan visualisasi dan praktek dalam kehiuspan sehari-hari. Siswa yang terbiasa belajar sendiri mungkin akan merasa kesulitan dalam visualisasi dan membutuhkan bantuan orang lain. Siswa tersebut mau tidak mau harus bertanya pada siswa lain, dengan begitu akan terciptalah kelompok diskusi.



C. UPAYA MENYIKAPI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam sebuah proses pembelajaran terdapat siswa dengan berbagai perbedaan individual. Perbedaan itu sangatlah lumrah dan tidak dapat dihindari. Sebagai seorang pengajar yang baik, guru tidak dapat meniadakan perbedaanperbedaan tersebut dengan menganggap semua siswa sama. Oleh karena itu dibutuhkan upaya dalam menyikapi perbedaan-perbedaan setiap siswa. Upaya tersebut dapat berupa cara mengajar yang bervariatif. Untuk menyikapi perbedaan gender antara siswa laki-laki dan perempuan di kelas, hendaknya guru memberikan kesempatan pada semua siswa untuk dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu membantu siswa yang kurang memahami pelajaran baik itu siswa lakilaki maupun siswa perempuan. Menyikapi perbedaan kemampuan siswa di dalam kelas dapat dengan cara variasi dalam penyampaian materi. Siswa dengan kecerdasan tinggi dapat menerima materi yang diajarkan dengan cepat. Namun siswa yang mempunyai kecerdasan rata-rata kebawah mungkin akan membutuhkan sekali dua kali pengulangan lagi. Siswa gifted membutuhkan perhatian khusus agar tidak terjadi ketimpangan dengan siswa lainnya. Guru menjelaskan materi secara umum



untuk seluruh siswa. Kemudian guru memberikan soal-soal latihan bagi siswa-siswa yang dirasa telah jelas dengan materi yang disampaikan. Setelah itu guru menanyakan lagi kepada siswa lainnya jika ada materi yang perlu dijelaskan kembali. Perbedaan kepribadian dan gaya belajar siswa dapat disikapi dengan variasi metode pengajaran oleh guru. Pada pertemuan pertama biasanya digunakan guru untuk mengobservasi macam-macam perilaku siswa ketika di kelas, sehingga guru mempunyai referensi untuk menentukan metode mengajar yang akan digunakan. Misalnya untuk menyikapi anak extroversion, guru sesekali mengadakan diskusi kelompok untuk memudahkan belajar siswa extrovert. Pemberian tugas mandiri atau tugas rumah akan memberi kesempatan siswa introvert untu lebih memahami materi sendiri. Menyikapi siswa yang kritis diperlukan metode pembelajarn yang terbuka. Memberi kesempatan siswa untuk mencoba dan membuktikan jawaban yang benar atau salah. Guru juga harus memberi jalan untuk siswa yang mengeksplorasi materi yang diajarkan. Tetapi perlu diperhatikan agar tidak memaksakan kehendak kepada siswa-siswa karena akan menjadi beban mereka. Selain itu guru diharapkan dapat memberi motivasi secara terus menerus kepada siswa untuk dapat berprestasi.



BAB III



PENUTUP



A. KESIMPULAN Dalam proses pembelajaran sudah sewajarnya terdapat perbedaan antara siswa satu dengan yang lain. Tugas seorang guru adalah memenuhi kebutuhan setiap siswanya. Dengan memahami perbedaan individu yang ada pada siswa-siswanya, guru dapat mengantisipasi dengan memberikan metode pembelajaran yang bervariatif sehingga semua siswanya dapat mengikuti pembelajaran matematika dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA Khoirunnisa.2014.



Perbedaan



Individual



dalam



Proses



Pembelajaran



Matematika.



(http://mathenme.blogspot.com/2014/11/makalah-psikologi-pendidikan-perbedaan.html). Diakses pada Senin tanggal 24 Maret 2019.