Rekonstruksi Fosil Porifera [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Malik
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera Rekonstruksi Fosil Porifera MALIK MAJID1), DEWI KARTIKAS SARAS1), DYAFINI MEITIAWATI1), DEVITA SARI1), EGA SARI TRI FADILLAH1), ESRA SIHOMBING 1), FARIDZ UNGGUL1), MUHAMMAD AFDAREVA1) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI, JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI, INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA EMAIL: [email protected] Abstrak Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori. Hewan ini masih tergolong hewan sederhana karena selama hidupnya menetap pada karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar laut. Porifera sering ditemukan hidup melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni yang statif atau tidak bergerak. Porifera yang lebih kompleks memiliki dinding tubuh yang berlipat-lipat, dan banyak yang memiliki kanal air yang bercabang-cabang dan beberapa oskulum. Porifera memiliki peran penting karena mereka menyediakan habitat bagi banyak makhluk kecil seperti udang pistol, bintang laut, cacing, dan krustasea kecil. Mereka memiliki nilai ekonomi, juga dalam bentuk mandi spons yang sudah digunakan pada zaman kuno. Secara ekonomis, Porifera tidak terlalu mempunyai arti penting. Hewan Demospongia yang hidup di laut dangkal dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca. Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuh dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan, dengan proses air ditarik melalui pori-pori ke dalam ronga tengah, spongosol, dan kemudian mengalir keluar dari sponge melalui bukaan yang lebih besar disebut oskulum. Kata kunci : porifera, pori, heterotrof, oskulum Abstrak Porifera is a porous animal and is often also called a hollow animal because the whole body is filled with small holes called pores. These animals are still classified as simple animals because during their lifetime they settled on corals or other hard objects on the sea floor. Porifera are often found to live attached to a hard substrate and live in a stable or immovable colony. More complex porifera have multiple body walls, and many have water channels that branch out and some oscules. Porifera has an important role because they provide habitat for many small creatures such as gun shrimp, starfish, worms, and small crustaceans. They have economic value, also in the form of sponge baths that were used in ancient times. Economically, Porifera does not have much significance. Demospongia animals that live in shallow seas can be utilized by humans, for example sponges for bathing and glass cleaning. Porifera live heterotrophically. The food is bacteria and plankton. Food that enters the body in the form of liquid so that the porifera is also called a liquid eater, with the process of water being pulled through the pores into the middle zone, spongosol, and then flowing out of the sponge through a larger opening called the osculum. Keywords: porifera, pore, heterotroph, osculum



1



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut hewan berongga karena seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil yang disebut pori. Hewan ini masih tergolong hewan sederhana karena selama hidupnya menetap pada karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar laut. Porifera sering ditemukan hidup melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni yang statif atau tidak bergerak. Porifera yang lebih kompleks memiliki dinding tubuh yang berlipat-lipat, dan banyak yang memiliki kanal air yang bercabang-cabang dan beberapa oskulum, ( Campbell, 2008 ). Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari filum protozoa. Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuh dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan, dengan proses air ditarik melalui pori-pori ke dalam ronga tengah, spongosol, dan kemudian mengalir keluar dari sponge melalui bukaan yang lebih besar disebut oskulum. (Rusyana, 2013). Di dunia terdapat sekitar 10.000 spesies porifera, di Indonesia diperkirakan sebanyak 850 spesies sampai 1500 spesies. Secara ekologi, porifera merupakan salah satu penyusun pada ekosistem pesisir dan laut, terutama pada ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang umumnya dijumpai di perairan tropik dan subtropik, (Haris, 2013).



1.2 Rumusan      



Bagaimana menentukan struktur tubuh porifera. Bagaimana mengetahui jenis-jenis porifera. Apa perbedaan porifera berdasarkan zaman nya ketika hidup. Apa kegunaan mempelajari porifera. Bagaimana klasifikasi punyusun tubuh porifera. Apa saja tipe saluran air pada porifera



1.3 Tujuan     



Praktikan dapat membedakan jenis-jenis porifera. Praktikan dapat menjelaskan bagian-bagian porifera. Praktikan dapat mengelompokan berbagai jenis porifera berdasarkan umurnya. Praktikan dapat menentukan manfaat foraminifera. Praktikan dapat menentukan penyusun dan struktur tubuh porifera.



2



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera 1. 4 Manfaat Porifera memiliki peran penting karena mereka menyediakan habitat bagi banyak makhluk kecil seperti udang pistol, bintang laut, cacing, dan krustasea kecil. Mereka memiliki nilai ekonomi, juga dalam bentuk mandi spons yang sudah digunakan pada zaman kuno. Secara ekonomis, Porifera tidak terlalu mempunyai arti penting. Hewan Demospongia yang hidup di laut dangkal dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca. Filum Porifera tidak jauh beda dengan filum invertebrata yang lain. Porifera memilki peranan yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Peranan Porifera bagi kehidupan manusia sebagai spons mandi dan alat gosok, zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker. Contohnya zat plakoridin A yang ditemukan pada spons plakortis di Jepang, dapat berguna sebagai sitotoksin bagi sel limfoma (kanker limpa). Selain hal itu, ternyata porifera dapat mengembalikan kualitas air. Hal ini dapat dibuktikan karena, zat-zat yang tidak berguna yang berada di sekitar porifera bisa tersedot melalui pori-pori, dan porifera akan menyaringnya. Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaraan bermotor. Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan untuk mencuci, sedangkan Euspongia mollisima biasa digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa tersebut ternyata berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spesies Petrosia contegnatta mengahsilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti kanker, sedangkan obat anti-asma diambil dari Cymbacela. Spons Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.



2. Tinjauan Pustaka Porifera (latin : porus = pori-pori, fer = membawa), tubuhnya berpori, dipoblastik, simetris radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri (belum ada kordinasi antar sel yang satu dengan sel sel-sel yang lainnya). Fase dewasa bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada yang air tawar (Familli Spongilidae). Bentuk tubuh: kipas, jambangan bunga, batang, globular, genta, terompet, dan lain-lain. Warna tubuh: kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah tergantung tempat sinar). Mempunyai rongga sentral (spongocoel), (Rusyana,2013).



3



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera Di dalam fillum porifera ini terdapat berbagai macam spesies yang dibagi berdasarkan bahan kerangka tubuhnya serta spikula yang disitu terdiri atas tiga kelas yaitu kelas Calcarea, Hexantinellida, dan Demospongiae. Porifera juga dibedakan berdasarkan tempat proses terjadinya pengambilan zat-zat makanan atau sistem saluran air yang dibagi menjadi tiga tipe yaitu Ascon, Sycon, dan Rhagon, (Suhardi, 2007). Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, Porifera terdiri dari tiga kelas yaitu : a) Calcarea (Calcipsongiae) Hidup di laut (pantai dangkal), bentuk tubuhnya sederhana, kerangka tubuh tersusun atas CaCO3, dan koanositnya besar. Adapun ordonya yaitu Asconosa yang spesiesnya Leucosolenia, dan Syconosa yang spesiesnya Scypha, (Rusyana, 2011). b) Hexactinellida (Hyalospongiae) Hidup di laut dalam, kerangka tubuhnya tersusun atas bahan kersik/silikat (H2S13O7), spikula berduri 6 (heksason), memiliki saluran air sederhana. Adapun ordonya yaitu Hexasterophora dan Amphidiscophora sedangkan spesiesnya yaitu Euplectella dan Hyalonema, (Rusyana, 2011). c) Demospongiae Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup diair tawar. Pada umunya tidak mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari kersik, sponging atau campuran dari keduanya. Ordo dari kelas ini yaitu Carnosa yang spesiesnya Chondrosia, Choristida yang spesiesnya Geodia, dan Epipolasida yang spesiesnya Tethya, (Rusyana, 2011).



3. Metode Penelitian Pada praktikum kali ini dilakukan dengan merekonstruksi bentuk tubuh porifera secara 3 dimensi menggunakan plastisin serta beberapa alat dan bahan. 3.1 Rekonstruksi Tubuh Menggunakan Plastisin Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa. Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai pelindung. Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh. Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit. Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol. Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit. Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum. Zat makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya. Struktur tubuh Ada yang 4



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera seperti jambangan, piala, terompet dan ada yang bercabang– cabang. Saluran air didalam tubuh bagian tengah disebut spongosol (paragaster) sedangkan oskulum merupakan lubang tempat keluarnya air. Tubuhnya berpori- pori. Lapisan penyusun dinding tubuh porifera terdiri dari : a) Epidermis ( lapisan terluar ), tersusun oleh sel epitelium yang pipih ( pinakosit). b) Mesoglea (berupa gelatin), lapisan pembatas antara lapisan dalam dan luar yang mengandung sel ameboid (berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan sisa metabolisme) dan sel skleroblas (berfungsi membentuk spikula). c) Endodermis ( lapisan dalam ), terdiri dari sel leher atau koanosit yang memiliki flagela dan berfungsi mencerna makanan. Oleh beberapa sebab di atas maka dalam proses rekonstruksi menggunakan plastisin cukup sulit bagi beberapa orang yang tidak begitu pandai dalam membentuk sesuatu menggunakan plastisin. Pertama praktikan di setiap kelompok diberi sebuah plastisin, kemudian dilakukan pembagian porifera mana yang akan dibentuk oleh setiap orang dalam kelompok. Setelah pembentukan selesai, praktikan diminta untuk meletakan porifera yang telah dibentuk diatas impraboard yang telah ditulisi pembagian umur, porifera diletakan sesuai sesuai dengan zaman hidup porifera masing-masing. Terakhir praktikan diminta untuk menentukan berbagai bagian tubuh porifera yang telah dibentuk. 3.2 Alat dan Bahan a) Plastisin, sebagai bahan dalam merekonstruksi tubuh porifera. b) Alat bantu, berbagai macam alat bantu seperti penggaris dan pensil yang berfungsi membantu dalam merekonstruksi tubuh porifera. c) Impraboard, sebagai tempat peletakan poriferae yang telah dibentuk. d) Spidol, untuk menulis zaman dan nama porifera di atas impraboard.



4. Hasil dan Pembahasan Setelah dilakukan praktikum rekonstruksi fosil porifera, hasilnya praktikan dapat menentukan jenis dan bagian tubuh porifera serta beberapa hal lainnya. 4.1 Zaman Permian Porifera yang hidup di zaman ini adalah yang paling tua dalam praktikum kali ini, ada 3 porifera yang direkonstruksi yang hidup pada zaman permo=ian yaitu Basleophyllum pachyderma, Pentaphylum dan Pemmatites timorensis. Porifera tersebut hidup sekitar 230280 juta tahun yang lalu, semuanya memiliki bentuk yang sederhana karena semakin tua umurnya maka bentuk porifera akan semakin sederhana.



5



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera



Gambar 1. Pemmatites timorensis. Porifera Pemmatites timorensis yaitu untuk mengidentifikasi batas-batas Givetian dan semua subdivisi zona. Akibatnya, daerah ini sangat penting untuk menguji tiga bagian yang dimaksudkan dari Givetian Stage dan untuk korelasi intrazonal yang akurat. Urutan dimulai dengan masuknya Polygnathus hemiansatus, indeks batas bawah Givetian dan Zona hemiansatus. Hal ini diikuti oleh masuknya P. timorensis, indeks Zona timorensis.



Gambar 2. Pentaphylum. Porifera pentaphyllum yang ditemukan di Afghanistan, Kamboja, Cina, Timor Timur, Greenland, Indonesia , Iran, Jepang. Lingkungannya terdapat di laut, karbona, subtidal dangkal, subtidal dangkal terbuka, karang, penumpukan atau bioherm, basinal (siliciclastic), marjinal marine.



6



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera



Gambar 3. Basleophyllum pachyderma. Porifera basleophyllum pachyderma adalah salah satu genus terbesar dari keluarga Orchidaceae yaitu terdiri dari lebih dari 2000 spesies. Mayoritas spesies dari genus ini tumbuh di daerah tropis, hidup epifit. Hanya sebagian kecil yang hidup litofit. Suhu yang hangat, cahaya cukup dan kelembaban yang tepat. 4.2 Kala Miosen Porifera yang hidup pada kala ini memiliki bentuk dan struktur tubuh yang lebih kompleks dari sebelumnya, pada praktikum kali ini ada 2 porifera yang hidup pada kala tersebut direkonstruksi yaitu Flabellum irregulare dan Balanophyllia complanata. Porifera ini hidup sekitar 5-22.5 juta tahun yang lalu.



Gambar 4. Balanophyllia complanata. Porifera balanophyllia complanata hidup dlingkungan laut dangkal subtidal, pesisir, lepas pantai, karang, penumpukan atau bioherm, perireef atau subreef, zona transisi, subtidal dalam, dan cekungan karang. Memiliki bentuk yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya.



7



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera



Gambar 5. Flabellum irregulare. Flabellum irregulare merupakan porifera dengan kingdom animalia, filum cnidaria, kelas anthozoa, ordo scleractinia, famili flabellidae, dan genus flabellum. Porifera ini hidup di lingkungan marine (laut) dengan struktur tubuh cukup kompleks sehingga saluran air yang ada ditubuhnya lebih baik dibandingkan porifera yang hidup pada zaman permian. 4.3 Kala Pliosen Porifera yang hidup pada kala ini adalah porifera yang paling muda dalam praktikum kali ini dan memiliki struktur serta bentuk tubuh yang paling kompleks. Porifera ini hidup sekitar 1.8-3.2 juta tahun yang lalu, ada 3 porifera yang direkontruksi pada kala ini yaitu Balanophyllia variabilis, Dendrophyllia rutteni dan Antillophyllia grandiflora.



Gambar 6. Antillophyllia grandiflora. Porifera Antillophyllia grandiflora merupakan porifera yang hidup di wilayah perairan dangkal yang memiliki intensitas ombak cukup tinggi, struktur tubuhnya disesuaikan dengan kondisi lingkungan hidupnya serta lebih kompleks dibanding porifera lain yang lebih tua.



8



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera



Gambar 7. Dendrophyllia rutteni.



Porifera Dendrophyllia rutteni dan Balanophyllia variabilis memiliki spikula berjabang serta saluran air yang sederhana. Hidup pada kala pliosen yang artinya memiliki struktur tubuh lebih kompleks dibanding porifera yang hidup pada zaman permian atau kala miosen.



Gambar 8. Hasil rekonstruksi porifera di atas impraboard dan waktu hidupnya.



9



Majid, M. Rekonstruksi Fosil Porifera 1. Kesimpulan Setelah melakukan percobaan Mikrofosil, kita dapat menyimpulkan beberapa hal : 1. Porifera merupakan hewan multiseluler dengan ciri memiliki banyak pori ditubuhnya. 2. Porifera sudah ada sejak zaman permian dan terus berkembang sesuai keadaan. 3. Porifera dengan zaman hidup yang lebih tua memiliki struktur lebih sederhana dibanding porifera yang hidup di zaman yang lebih muda. 4. Porifera memiliki berbagai jenis tipe saluran air. 5. Porifera merupakan salah satu anggota kingdom animalia yang primitif. 6. Porifera terdiri dari tiga kelas yaitu Calcarea, Hexactinrllida dan Demospingiae. 2. Ucapan Terimakasih Melalui tulisan ini, pertama praktikan mengucapkan terimakasih kepada Allah swt karena telah memberikan kesehatan sehingga praktikan bisa menyelesaikan tulisan ini tepat waktu. Terimakasih kepada asissten praktikum yang telah membimbing kelompok kami dalam melaksanakan praktikum rekonstruksi fosil porifera, terimakasih juga kepada dosen penanggung jawab yang telah mengawasi jalannya praktikum, sehingga kami dapat memahami bentuk, ciri, jenis, dan fungsi porifera dengan baik.



3. Referensi   



http://www.academia.edu/25733746/laporan_praktikum_TI_PORIFERA https://www.academia.edu/35093206/Laporan_Praktikum_Filum_PORIFERA https://www.scribd.com/doc/302090955/Laporan-Praktikum-II-Porifera



10