Rencana Investasi Syariah Kel 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA INVESTASI SYARIAH (Evaluasi Investasi dalam Kerangka syariah, Pola Arus Kas, Investible Surplus Method (ISM) ) Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Investasi dan Pasar Modal Syariah Dosen Pembimbing: Hendro Lisa, S.E., M. M



Disusun oleh: Kelompok IV



Delvy Ermadani (1209.18.08570) Yulistina Dwi Haryati (1209.18.08595)



Kelas/ Semester : Esy/ V. B PROGRAM STUDI: EKONOMI SYARIAH (Esy) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AULIAURRASYIDINTEMBILAHAN T.A 2019/2020



KATA PENGANTAR Segala puji penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan Karunianya-lah Penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah tepat pada waktu yang telah di tentukan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Investasi dan Pasar Modal Syariah (IPM) dengan judul “Rencana Investasi Syariah (Evaluasi Investasi Dalam Kerangka Syariah, Pola Arus Kas, Investible Surplus Method (Ism))”. Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing Bapak Hendro Lisa, S.E., M.M. dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Penulis telah berusaha sesuai dengan kemampuan penulis. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.



Tembilahan, Oktober 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................



i



DAFTAR ISI.................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN.............................................................................



1



A. Latar Belakang...................................................................................



1



B. Rumusan Masalah..............................................................................



1



C. Tujuan Penulisan................................................................................



2



BAB II PEMBAHAHASAN........................................................................



3



A. Evaluasi Investasi dalam Kerangka Syariah......................................



3



B. Pola Arus Kas.....................................................................................



4



C. Investible Surplus Method (ISM).......................................................



12



D. Keuntungan Investible Surplus Method.............................................



14



BAB III PENUTUP......................................................................................



16



A. Kesimpulan.........................................................................................



16



B. Saran...................................................................................................



16



DAFTAR PUSTAKA...................................................................................



17



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu; investasi pada asset-aset riil dan investasi pada asset-aset finansial.Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang. Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan.  Aktivitas  investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan. Didalam pembahasan kali ini, penulis akan menjelaskan mengenai evaluasi investasi dalam kerangka syariah, pola arus kas, Investible Surplus Method dan keuntungannya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimanakah evaluasi investasi dalam kerangka syariah ?



1



2. Bagaimanakah pola arus kas ? 3. Bagaimanakah Investible surplus method ? 4. Bagaimanakah keuntungan dari investible surplus method ? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui evaluasi investasi dalam kerangka syariah. 2. Untuk mengetahui pola arus kas. 3. Untuk mengetahui investible surplus method. 4. Untuk mengetahui keuntungan dari ISM.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Evaluasi Investasi dalam Kerangka Syariah Ketika gagasan dasar bahwa waktu mempunyai nilai dan mempertimbang kan waktu dalam arus kas adalah sesuatu yang diterima, analisis teknik pengeluaran modal sudah menggunakan konsep modal yang tidak Islami. Jadi ada kepentingan untuk membuat rumusan alternatif, di samping keinginan untuk membuat sebuah karakter yang sederhana dan rasional dengan melibatkan uang sebagai fungsi waktu. Terkait dengan hal ini, maka perlu adanya metode yang dapat digunakan untuk memulai atau mengevaluasi proyek investasi sesuai dengan kerangka syariah. Metode yang diusulkan dalam kerangka keuangan syariah adalah “Investible Surplus Methode/metode kelebihan barang yang diinvestasikan” atau ISM.1 Investible Surplus Method adalah seberapa besar surplus investasi usaha yang dilaksanakan selama waktu berjalan, dengan menghitung sejumlah tahun untuk surplus investasi (setelah balik modal) yang terus dicapai perusahaan dengan peningkatan (surplus) keuangan.2 Metode Investible Surplus (IS) merencanakan dengan segala kerendahan hati untuk dicoba dan dimodifikasi oleh perusahaan untuk digunakan secara bebas riba. Walaupun bukan yang terbaik serta bukan satu-satunya metode untuk mengevaluasi perencanaan investasi. Kesuksesannya, seperti metode lain, yakni meletakkan kehati-hatian dan perhatiaannya saat digunakan perusahaan. Area terluas membuat kesalahannya adalah dalam peramalan laba kas. Manajemen harus objektif dan terang-terangan ketika memetakan arus kas. Manajemen selalu mengerti bahwa ISM diterapkan dengan teknik lain membutuhkan analisis lebih, yakni Project Evaluation and Review Technique (PERT), Critical Path Method (CPM), dan lain-lain.



http://nurhidayati97.blogspot.com/2018/04/penilaian-rencana-investasi-syariah.html (Diakses pada hari Jum’at 16 Oktober 2020, Pukul 20:22 WIB) 2 http://repository.uir.ac.id/1583/1/4.pdf (Diakses pada hari Jum’at 16 Oktober 2020, Pukul 20:22 WIB) 1



3



ISM hanya mengambil dalam laporan keuangan periode waktu untuk peningkatan investasi yang dibutuhkan. ISM bagaimanapun mengabaikan kemungkinan, peluang, dan harapan pengembalian (merugi) dari biaya. Dalam praktek nyata beberapa pertanyaan menjadi demikian penting dan tidak akan diabaikan sebelum membuat keputusan akhir.3 B. Pola Arus Kas Arus kas adalah dimana biaya awal diikuti oleh serangkaian biaya tunai berjalan dengan nilai sisa proyek sama dengan biaya awal diikuti oleh serangkaian biaya tunai berjalan dengan nilai sisa proyek sama dengan nol dan tidak ada pemeliharaan antara dan pengganti. Dalam investasi awal diikuti serangkaian biaya tunai berjalan dengan biaya pembongkaran pada akhir periode. Sebelum membuat keputusan investasi, pola arus kas divisualisasikan secara detail dan analisis lebih lanjut tergantung pada ketelitian atau hal-hal lain dari pola ini.4 Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.5 Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang 3



http://bit.ly/money_crypto (Diakses Pada hari Minggu 18 Oktober 2020, Pukul 21:33



WIB) http://suryanipane.blogspot.com/2018/04/penilaian-rencana-investasi-syariah.html (Diakses Pada hari Minggu 18 Oktober 2020, Pukul 21:33 WIB) 5 http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-penilaian-rencana-investasi.html (Diakses Pada hari Minggu 18 Oktober 2020, Pukul 21: 34 WIB) 4



4



diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut. Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan. Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka. Bentuk/Metode Penyajian Laporan Arus Kas 1. Metode Langsung (Direct Method) Kelebihan dari metode ini adalah bisa melaporkan sumber penggunaan kas dalam laporan cash flow. Sedangkan kelemahannya adalah data yang diperlukan seringkali sulit untuk diperoleh. Metode ini menggolongkan berbagai macam kategori utama dari kegiatan operasi. Metode ini lebih mudah untuk dipahami, dan memberikan informasi yang lebih lengkap untuk mengambil keputusan.6 Ketika menggunakan metode ini beban deplesi, beban amortisasi, beban penyusutan, pendapatan, keuntungan, kerugian, dan utang tidak dimasukkan ke dalam komponen aktivitas operasi.7 Sumber data untuk menyusun laporan cash flow dengan menggunakan metode langsung adalah buku kas bank dan kas kecil. Dengan menggunakan metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan menggunakan cara melaporkan kelompok–kelompok penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan operasi secara lengkap. Dan selanjutnya di ikuti dengan kelompok dari aktivitas investasi dan pendanaan. Berikut merupakan contoh laporan arus kas metode langsung:



https://mastahbisnis.com/laporan-arus-kas (Diakses pada hari Minggu 18 Oktober 2020, Pukul 21:44 WIB) 7 Ibid., 6



5



Agar lebih jelas, perhatikan urutan penyusunan laporan arus kas metode langsung PT Dwidaya untuk periode yang berakhir pada Februari 2020 berikut ini. Sebagaimana yang disebutkan di awal, pengerjaan format laporan ini dibagi ke dalam tiga aktivitas, yakni operasi, investasi, dan pembiayaan. Dengan demikian, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengumpulkan laporan setiap transaksi PT Dwidaya selama Februari 2020, lalu mengelompokkannya ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan.8 a. Laporan Arus Kas Aktivitas Operasi Laporan ini menyajikan informasi mengenai ringkasan penerimaan dan pembayaran kas sesuai aktivitas operasi. Adapun komponen yang boleh ada pada laporan ini adalah komponen neraca baik yang berupa aset maupun kewajiban. PT Inklusi Keuangan Laporan Arus Kas Untuk periode yang berakhir pada 29 Februari 2020 Laporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi Kas diterima dari customer



10.500.00



Dikurangi pembayaran beban dan pembayaran



0



kepada kreditur 7.500.000



3000.000



Arus kas bersih dari aktivitas operasi



Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa arus kas bersih PT Dwidaya  yang bersumber dari aktivitas operasinya adalah sebesar Rp 3.000.000,00.



https://www.akseleran.co.id/blog/arus-kas-metode-langsung (Diakses Pada hari Minggu 18 Oktober 2020, Pukul 21: 50 WIB) 8



6



b. Laporan Arus Kas Aktivitas Investasi Laporan ini menyajikan informasi mengenai aktivitas transaksi kas yang bersumber dari pembelian maupun penjualan aset tetap, seperti gedung, tanah, fasilitas pabrik, dan sebagainya. PT Inklusi Keuangan Laporan Arus Kas Untuk periode yang berakhir pada 29 Februari 2020



Laporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi 25.000.000



Pembayaran kas untuk pembelian gedung



Data di atas menunjukkan bahwa PT Dwidaya melakukan sejumlah pengeluaran untuk keperluan pembelian gedung di bulan Februari 2020 sebesar Rp 25.000.000,00. c. Laporan Arus Kas Aktivitas Pendanaan atau Pembiayaan Laporan ini menyajikan informasi mengenai aktivitas pendanaan dari komponen neraca bagian kewajiban. Adapun kas dari aktivitas pendanaan merupakan



kas



yang



berhubungan



dengan



penambahan



maupun



pengurangan modal perusahaan. PT Inklusi Keuangan Laporan Arus Kas Untuk periode yang berakhir pada 29 Februari 2020 Laporan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Kas diterima dari pemilik investasi



24.000.000 2.500.000



Dikurangi penarikan kas oleh pemilik



Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan



7



21.500.000



Data pada tabel memperlihatkan bahwa PT Dwidaya mendapatkan investasi sebesar



Rp



24.000.000,00,



lalu



dilakukan



penarikan



sebesar



Rp



2.500.000,00. Dengan demikian PT Dwidaya melaporkan arus kas bersih dari aktivitas pendanaannya di bulan Februari 2020 adalah sebesar Rp 21.500.000,00. Setelah ketiga jenis format aktivitas laporan arus kas diperoleh, maka sebuah laporan arus kas metode langsung utuhnya menjadi seperti berikut ini: PT Inklusi Keuangan Laporan Arus Kas Untuk periode yang berakhir pada 29 Februari 2020 Laporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi 10. 500.000



Kas diterima dari customer Dikurangi pembayaran beban dan pembayaran Kepada kreditur



7.500.000



Arus kas bersih dari aktivitas operasi



3000.000



Laporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi Pembayaran kas untuk pembelian gedung Laporan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Kas diterima dari pemilik investasi Dikurangi penarikan kas oleh pemilik



25.000.000 24.000.000



2.500.000



Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 21.500.000 Laporan arus kas metode langsung merupakan laporan penerimaan dan pengeluaran kas pada periode tertentu dengan hanya menampilkan bagian aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Adapun dalam menyusun



8



laporan utuh, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengumpulkan seluruh rincian data kas pada periode yang dimaksud.9 2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method) Terdapat 3 sumber data yang dipakai untuk membuat laporan arus kas, yaitu laporan laba rugi periode berjalan, neraca periode berjalan dan periode sebelumnya. Metode ini berfokus pada perbedaan antara arus kas dari aktivitas operasi dan laba bersih. Metode tidak langsung memperlihatkan hubungan antara laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Hal tersebut dikarenakan datanya bisa terdapat dengan segera, maka metode ini lebih mudah daripada dengan metode langsung. Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung diawali dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga akan didapat arus kas dari aktivitas operasi. Dalam metode ini, arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan ini disusun berdasarkan laporan laba rugi dan neraca. Perhitungan yang dilakukan metode tidak langsung dimulai dari bawah ke atas pada laporan laba rugi, atau dimulai dari pendapatan bersih. Pada metode tidak langsung laba dan rugi bersih ini disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas. Penangguhan dan penerimaan/pembayaran kas untuk operasi sebelumnya dan selanjutnya. Dan unsur penghasilan atau beban yang berhubungan dengan arus kas investasi dan pendanaan.10 Contoh dari metode tidak langsung ini adalah sebagai berikut:



9



Ibid., Op. Cit. (https://mastahbisnis.com/laporan-arus-kas)



10



9



Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas.



10



Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan, yaitu: a) Semua kegiatan (operasional, investasim dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang positif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih besar dari pengeluaran kas. Pada keadaan pertama semua kegiatan menghasilkan penerimaan kas yang lebih besar daripada pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan terjadi saldo kas yang besar. b) Semua kegiatan (operasional, investasi dan keuangan) menghasilkan aliran kas yang negatif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan tersebut lebih kecil dari pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas, sehingga dalam jangka panjang cadangan kas yang ada akan habis. c) Kegiatan operasional positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan negatif. Pada pola ketiga, perusahaan menggunakan kas dari operasional untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar deviden dan untuk investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan ini adalah keadaan penen kas. d) Kegiatan operasional dan kegiatan investasi positif tetapi kegiatan keuangan negatif. Sedangkan pada pola hasil penjualan investasi dan opersional digunakan untuk membayar hutang mengembalikan modal. e) Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan penarikan pinjaman



modal



untuk



membiayai



operasional.



Kegiatan



ini



tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. f) Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan positif. Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan pinjaman/ penarikan modal untuk melakukan investasi.



11



g) Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada perusahaan yang sedang tumbuh. h) Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan negatif. Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran hutang/pembayaran ke pemilik. C. Investible Surplus Method (ISM) Diawal pembahasan sudah dijelaskan mengenai ISM ini, Pertanyaan pentingnya adalah, Seberapa besar surplus investasi proyek yang dilaksanakan selama waktu berjalan? Jawaban dapat ditemukan dengan menghitung sejumlah tahun untuk surplus investasi (setelah balik modal) yang terus dicapai perusahaan berlipat-lipat secara kuantum, yakni sebuah peningkatan (surplus). Misal: proyek dengan waktu operasi 5 tahun pertama menghabiskan biaya Rp. 12.000,- dimana anggaran tersebut akan balik modal selama 2 tahun dan sesudahnya menghasilkan Rp. 2.000,-  untuk tiap 3 tahunnya. ISM dari perusahaan tersebut adalah (2000x2) + (2000x1) + (2000x0)= 6000, mengasumsikan surplus bergerak di akhir tahun ke-3, 4, dan 5 dan terus tersedia untuk tahun ke-2, 1 dan 0. Perbedaan tujuan investasi mungkin diposisikan dengan yang lain masih berhubungan dengan surplus investasi yang perusahaan jalankan. Perhitungannya dengan menggunakan rumus: n



IS n=∑ (B t ¿−C t )(n−t); untuk semua Bt −C t >0 ¿ persamaan…. 1 t =1



Dimana:   ISn 



= Surplus investasi setelah ke-n tahun  



Bt



= Keuntungan (Benefit) yang diperoleh, misal kas masuk  



Ct



= Biaya (Cost) yang dibutuhkan, misal penganggaran kas   



n



= usia proyek   



t



= Periode waktu



12



Bt–Ct>0



= Menandakan perbedaan hanya positif yang terjadi dalam keuangan,



berasumsi bahwa semua kas masuk berjalan sampai akhir periode. Persamaannya, biaya proyek dapat diperbandingkan dengan Peningkatan Investasi (Investible Suplus) untuk menghitung Investible Suplus Rate (ISR), yakni: ISR=



ISn n



×100



∑ ( Ct )−(b−t)



persamaan…. 2



(t 1 ≤0)



Persamaan (1) dan (2) diatas dapat digunakan hanya ketika kas digunakan secara hati-hati dan dianggap terjadi pada permulaan sebuah periode. Contoh : Sebuah investasi dengan anggaran Rp. 12.000,- akan dijalankan selama 5 tahun, dengan aliran kas: Tahun ke-1, Rp. 6.000,-; Tahun ke-2, Rp. 4.000,-; Tahun ke-3, Rp. 4.000,-; Tahun ke-4, Rp. 4.000,- ; dan Tahun ke-5, Rp. 2.000,-. Tidak ada biaya residu. Apakah investasi tersebut surplus dan mencapai ISR (Investible Surplus Rate)? n



Jawab: IS n=∑ (B t ¿−C t )(n−t); untuk semua Bt −C t >0 ¿ t =1



periode



Bt



Ct



(Bt - Ct= IS)



n-t



IS x (n-t)



ISn



0



-



12.000



-12.000



-



-



-



1



6000



-



-6000



-



-



-



2



4000



-



-2000



-



-



-



3



4000



-



+2000



2



2000 x 2



4000



4



4000



-



+4000



1



4000 x 1



4000



5



2000



-



+2000



0



2000 x 0



0



ISn



= 8000



ISR=



ISn n



×100



∑ ( Ct )−(b−t)



persamaan…. 2



(t 1 ≤0)



Ct



= 12.000



13



n–t1



= 5–0 = 5            



Ct x (n - t1)  = 12.000 x 5 = 60.000             ISR



= (8000 : 60000) x 100% = 13,33%



Catatan: a. Tidak ada pembebanan yang memberikan laba kas sampai titik biaya pulih (impas), misal jika Bt – Ct < 0. b. Bt – Ct memberikan sebuah efektif kumulatif sampai semua biaya pulih (impas). Sesudahnya, peningkatan bergerak tiap tahun yang terjadi dalam keuangan. c. Pembebanan diberikan oleh peningkatan investasi untuk sejumlah tahun, peningkatan sesuai dengan perusahaan untuk pengembalian investasi. Peningkatan terakhir tidak akan memberikan akibat yang didasarkan pada asumsi bahwa laba kas terjadi pada akhir periode. Dengan kata lain terjadi selama 5 tahun (n – t) = 5 – 5 = 0. d. Dengan definisi lain, biaya dianggap untuk semua 5 tahun, didasarkan pada asumsi bahwa semua biaya akan kembali pada permulaan awal sebuah periode. D. Keuntungan Investible Surplus Method (ISM) 1. Over payback method  Metode payback tidak mengukur profitabilitas proyek, sementara ISM melakukannya.  Payback memiliki bias terhadap longer-lived investasi, tetapi ISM tidak memiliki bias tersebut.  Payback tidak mempertimbangkan arus kas setelah biaya telah pulih sementara ISM memperhitungkan semua arus kas atas kehidupan proyek.  Payback mengabaikan nilai uang dari waktu sementara ISM memberikan karena berat waktu pengeluaran dan hasil. 2. Over ARR ARR tidak mempertimbangkan nilai uang dari waktu. Sementara ISM mempertimbangkan nilai uang sebagai fungsi waktu. 14



3. Over DCFR and NPV a. Kedua metode dipahami dalam kerangka kapitalistik dimana riba digunakan untuk pemotongan arus kas. ISM lebih relevan digunakan dalam kerangka bebas riba, dengan ide sentralnya adalah mengabaikan suku bunga. b. Lebih dari itu, ISM lebih sederhana untuk dipahami dan diterapkan dibandingkan kedua metode ini. 4. Over MAPI MAPI sukar digunakan dan tidak mempertimbangkan nilai uang sebagai fungsi waktu. ISM mudah digunakan dan juga mempertimbangkan pemilihan waktu arus kas.11



https://www.ekonomiislam.net/2017/10/Pengeluaran-Modal-dalam-Bisnis-Islam.html (Diakses pada hari Senin 19 Oktober 2020, Pukul 20:29 WIB) 11



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Untuk memulai atau mengevaluasi proyek investasi sesuai dengan kerangka syariah, Metode yang diusulkan dalam kerangka keuangan syariah adalah “Investible Surplus Methode/metode kelebihan barang yang diinvestasikan” atau ISM. Dalam investasi awal diikuti serangkaian biaya tunai berjalan dengan biaya pembongkaran pada akhir periode. Sebelum membuat keputusan investasi, pola arus kas divisualisasikan secara detail dan analisis lebih lanjut tergantung pada ketelitian atau hal-hal lain dari pola ini. Bentuk/metode penyajian laporan arus kas ini ada dua yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Kemudian mengenai perhitungan ISM ini, Pertanyaan pentingnya adalah, Seberapa besar surplus investasi proyek yang dilaksanakan selama waktu berjalan? Jawaban dapat ditemukan dengan menghitung sejumlah tahun untuk surplus investasi (setelah balik modal) yang terus dicapai perusahaan berlipat-lipat secara kuantum, yakni sebuah peningkatan (surplus). Dan yang terakhir mengenai keuntungan ISM ini, keuntungan ISM ini sangat banyak dan pada intinya metode ini merupakan metode investasi islami yang dapat memudahkan seorang muslim dalam berinvestasi. B. Saran Setelah mempelajari Investasi dan Pasar Modal Syariah, tentang Rencana Investasi Syariah (Evaluasi Investasi Dalam Kerangka Syariah, Pola Arus Kas, Investible Surplus Method (ISM) ) penulis berharap pembaca mendapat ilmu, pengetahuan, dan wawasan yang luas. Makalah yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun, agar terciptanya makalah yang jauh lebih baik lagi.



16



DAFTAR PUSTAKA http://nurhidayati97.blogspot.com/2018/04/penilaian-rencana-investasi-syariah.html http://repository.uir.ac.id/1583/1/4.pdf http://bit.ly/money_crypto



http://suryanipane.blogspot.com/2018/04/penilaian-rencana-investasi-syariah.html http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-penilaian-rencana-investasi.html https://mastahbisnis.com/laporan-arus-kas https://www.akseleran.co.id/blog/arus-kas-metode-langsung https://www.ekonomiislam.net/2017/10/Pengeluaran-Modal-dalam-Bisnis-Islam.html



17