Rene Descartes [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Rene Descartes (1598-1650) Rene Descartes adalah seorang filosof, matematikawan dan ilmuan. Dalam filsafat dan matematika, karyanya bermakna sangat tinggi. namun dalam sains karyanya tidak sebagus teman sejawatnya (Russell. 2004: 735). Dalam bidang geomeri, Descartes menemukan teori geometri koordinat, teori ini dikenal dengan nama koordinat Cartesius. Koordinat ini memperlihatkan bahwa dengan sepasang garis lurus yang berpotongan sebagai garis-garis pengukur, suatu jaringan garis petunjuk dapat disusun, tempat bilangan-bilangan dapat ditaruh sebagai titik. Namun pada dasarnya, teori ini bukanlah murni dari Descartes, akan tetapi dari orang-orang kuno. Dia menggunakan Aljabar pada geometri, yang murni dari Descartes adalah penggunaan koordinat pada geometri. Dalam memecahkan sebuah masalah, dia mengguanakan metode analitik. Dalam bidang ilmu mekanika, Descartes menerima hukum gerak pertama yang berbunyi “tubuh akan bergerak dengan kecepatan tetap dalam sebuah garis lurus”.Descartes memulai metodenya dengan meragukan segala sesuatu. Dalam keadaan mimpi maupun jaga seseorang tetap mengalami hal-hal yang sama. Seperti ketika seseorang duduk dalam mimpinya, padahal kenyataanya dia sedang tidur dalam keadaan berbaring. Hal seperti inilah yang membuat Descartes meragukan segala sesuatu, bahkan dia sendiri meragukan akan keberadaan dirinya. Sampai pada suatu ketika, dia meragukan keberadaan dirinya, dan ada satu hal yang tidak dapat ia ragukan yaitu ragu itu sendiri. Kemudian ia berfikir saya ragu adalah sesuatu yang ada, saya ragu karena saya berfikir, maka saya berfikir adalah ada. Maka dari sinilah dia mengemukakan metodenya yakni saya berfikir, jadi saya ada (Cagito ergo sum). Metode in merupakan dasar (basis) filsafat Descartesm, karya Descartes yang terkenal adalah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).Descartes membedakan tiga ide yang ada pada diri manusia, yaitu: (1) Innate Ideas adlah ide bawaan yang dibawa manusia sejak lahir, (2) Adventitious Ideas adalah ide-ide yang berasal dari luar diri manusia, dan (3) Factitous Ideas adalah ide-ide yang dilahirkan oleh fikiran itu sendiri (Surajiyo. 2008: 33). Dilihat dari karyanya dalam bidang Matematika, Filsafat, dan Geometri, pantaslah Descartes di anggap sebagai orang yang penting dalam dunia pendidikan. Teori yang terkenal



adalah Cagito Ergo Sum (aku berfikir, maka aku ada). Descartes juga dikenal sebagai bapak filsafat modern, dia juga merupakan seorang tokoh penting dalam aliran rasionalisme. B. John Locke John Locke lahir 29 Agustus 1632 adalah seorang filsuf dari Inggris. Salah satu tokoh yang mempunyai pendekatan empiris dan aktif dalam bidang politik dan filsuf negara liberal. Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Pemikiran Locke manusia mendapat pengetahuan memiliki dua implikasi penting. Pertama, munculnya anggapan bahwa seluruh pengetahuan manusia berasal dari pengalaman, dan tiadanya pengetahuan secara apriori (sebelum pengalaman). Kedua, semua hal yang manusia diketahui melalui pengalaman, bukanlah obyek atau benda pada dirinya sendiri, melainkan hanya kesan-kesan indrawi dari hal itu yang diterima oleh panca indra manusia. PemikiranLocke tidak hanya berhubungan dengan filsafat, tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi, danmedis. Locke dipandang sebagai salah satu figur terpenting di era Pencerahan. Menurut Locke, seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini adalah posisi empirisme yang menolak pendapat kaum rasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan manusia yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia. Meskipun demikian, rasio atau pikiran berperan juga di dalam proses manusia memperoleh pengetahuan. Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih (tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh manusia itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalamanpengalaman manusia menjadi pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman. Lebih lanjut, Locke menyatakan ada dua macam pengalaman manusia, yakni pengalaman lahiriah (sense atau eksternal sensation) dan pengalaman batiniah (internal sense atau reflection). Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang menangkap aktivitas indrawi yaitu segala aktivitas material yang berhubungan dengan panca indra manusia.Kemudian pengalaman batiniah terjadi ketika manusia memiliki kesadaran terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara 'mengingat', 'menghendaki', 'meyakini', dan sebagainya. Kedua bentuk pengalaman manusia inilah yang akan membentuk pengetahuan melalui proses selanjutnya. Ada empat jenis pandangan sederhana: 1. Pandangan yang hanya diterima oleh satu indra manusia saja. Misalnya, warna diterima olehmata, dan bunyi diterima oleh telinga.



2. Pandangan yang diterima oleh beberapa indra, misalnya saja ruang dan gerak. 3. Pandangan yang dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia, misalnya ingatan. 4. Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa tertarik, rasa heran, dan waktu. Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa tertarik, rasa heran, dan waktu. Ada tiga jenis pandangan kompleks yang terbentuk: 1. substansi atau sesuatu yang berdiri sendiri, misalnya pengetahuan tentang manusia atau tumbuhan. 2. modi (cara mengada suatu hal) atau pandangan kompleks yang keberadaannya bergantung kepada substansi. Misalnya, siang adalah modus dari hari. 3. hubungan sebab-akibat (kausalitas). Misalnya saja, pandangan kausalitas dalam pernyataan: "air mendidih karena dipanaskan hingga suhu 100° Celcius" Pandangan Locke tentang negara terdapat di dalam bukunya yang berjudul "Dua Tulisan tentang Pemerintahan”. Ia menjelaskan pandangannya itu dengan menganalisis tahaptahap perkembangan masyarakat. Locke membagi perkembangan masyarakat menjadi tiga, yakni keadaan alamiah,keadaan perang, dan negara. John Locke seorang filsuf zaman pencerahan memiliki pemikiran dasar bahwa manusia pada mulanya hidup dalam keadaan alamiah, dengan hak-hak kebebasan dan hak milik. Untuk dapat memelihara hak-haknya itu dengan lebih baik, manusia membuat suatu kontrak sosial yang kemudian membentuk suatu masyarakat politik dengan suatu pemerintahan yang berkuasa berdasarkan keputusan mayoritas. Karya utamanya adalah esai mengenai pemahaman manusia (Essay Concerning Human Understanding ) yang diterbitkan pada tahun 1690. c. Immanuel kant Immanuel Kant (22 April 1724 - 12 Februari 1804) adalah seorang filsuf asal Jerman pada abad ke-18. Kant menciptakan sebuah perspektif baru dalam filsafat yang berpengaruh luas pada filsafat terus berlanjut sampai ke abad ke-21 . Ia menerbitkan karya-karya penting pada epistemologi , serta karya-karya relevan dengan agama, hukum dan sejarah. Salah satu yang paling menonjol adalah karya-karyanya Critique of Pure Reason, penyelidikan dan struktur keterbatasan akal itu sendiri. Ini mencakup serangan terhadap tradisional metafisika dan epistemologi dan menyoroti kontribusi Kant sendiri ke daerah-daerah. Karya-karya utama lain dari kedewasaannya adalah Critique of Practical Reason, yang berkonsentrasi pada etika dan Kritik kiamat yang menyelidiki estetika dan teleologi .



Karyanya banyak dipisahkan perbedaan antara tradisi rasionalis dan empiris abad ke18. Dia memiliki dampak yang menentukan pada filsafat Romantis dan Idealis Jerman abad ke-19. Karyanya juga menjadi titik awal bagi banyak filsuf abad ke-20. Filsafat Kant dirumuskan dalam perdebatan dua pandangan besar pada waktu itu, yakni rasionalisme dan empirisme, khususnya rasionalisme Leibniz dan empirisme David Hume. Kant dipengaruhi oleh mereka, tetapi mengkritik kedua pemikiran filsuf ini untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan mereka, serta kemudian merumuskan pandangannya sendiri sebagai sintesis kritis dari keduanya, yakni filsafat transendental (transcendental philosophy). Filsafat sebelum Kant memiliki proses berpikir yang mana subjek harus mengarahkan diri pada objek (dunia, benda-benda). Kehadiran Kant membawa sebuah evolusi besar dalam cara berpikir metafisis, karena menurutnya, bukan subjek yang mengarahkan diri pada objek, tetapi sebaliknya. Yang mendasar dari pemikiran Kant ini adalah ia tidak memulai dari objekobjek tetapi dari subjek. Objek-obejk itu yang harus “menyesuaikan” diri dengan subjek. Dengan demikian menurut filsafat Kant, realitas itu ada dalam akal budi manusia. Inilah yang disebut sebagai revolusi Copernican, artinya sebuah perubahan cara berpikir semendasar Copernicus yang mengubah pandangan dari geosentris menuju heliosentris. Tujuan utama dari filsafat kritis Kant adalah untuk menunjukkan, bahwa manusia bisa memahami realitas alam (natural) dan moral dengan menggunakan akal budinya. Pengetahuan tentang alam dan moralitas itu berpijak pada hukum-hukum yang bersifat apriori, yakni hukum-hukum yang sudah ada sebelum pengalaman inderawi. Pengetahuan teoritis tentang alam berasal dari hukum-hukum apriori yang digabungkan dengan hukumhukum alam obyektif. Sementara pengetahuan moral diperoleh dari hukum moral yang sudah tertanam di dalam hati nurani manusia. Kant membedakan jenis-jenis putusan menjadi dua jenis yang selama ini diterima umum. Kedua jenis putusan itu adalah (1) putusan analitis, dan (2) putusan sintetis. Pada putusan analitis, predikat sudah terkandung dalam subjek. Di sini predikat dalam putusan adalah analisis atas subjek, karena itu tidak ada unsur baru dalam putusan itu. Sifat putusan analitis adalah apriori murni, disebut juga pengetahuan murni. Disebut demikian karena konsep-konsep yang membangun pengetahuan tidak diturunkan dari pengalaman, melainkan berasal dari struktur-struktur pengetahuan subjek sendiri (kosong dari pengaman empiris). Sementara dalam putusan sintetis, predikat tidak terkandung dalam subjek. Predikat memberikan informasi baru yang sifatnya aposteriori. Jenis putusan sintetis adalah aposteriori. Ilmu alam memiliki karakter putusan sintetis ini.



Ada jenis pengetahuan lain yang tidak bersifat apriori murni tetapi juga bukan sintetis aposteriori. Jenis putusan ketiga inilah yang diusulkan dan menjadi sumbangan terbesar Immanuel Kant, yakni putusan sintetis apriori. Menurut Kant, selalu ada dua unsur dalam setiap penampakan objek, yakni unsur materi (materia) dan unsur bentuk (forma). Unsur materi selalu berhubungan dengan isi pengindraan, sementara unsur bentuk memungkinkan berbagai penampakan tersusun dalam hubungan-hubungan tertentu. Di sini forma atau bentuk merupakan unsur apriori dari pengindraan sementara materi merupakan unsur aposteriori. Dalam setiap pengindraan, selalu beroperasi dua kategori ini dalam rasio manusia, yakni forma ruang (raum) dan forma waktu (Zeit). Kant menunjukkan adanya sintesis jenis pengetahuan rasionalisme dan pengetahuan empirisme. Sehingga dalam pemikiran Kant jelas diperlihatkan bagaimana unsur jenis pengetahuan analitis apriori (rasionalisme) dan sintetis aposteriori (empirisme) dapat didamaikan. Bagi Kant, putusan-putusan yang adalah pengetahuan tidak lain adalah sintesis antara aspek aposteriori (benda yang menampakan diri dan yang sudah melalui proses pengindraan internal) dengan aspek apriori.