Repeater [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Adab ber-repeater-ria ….. Pengantar: Yup, demikianlah seharusnya — kegiatan ber‐QSO lewat re‐ peater hendaklah dilakukan dengan dan dalam suasana hati dan semangat yang penuh kece‐RIA‐an (walaupun MUNGKIN berita atau pesan yang disampaikan adalah berita duka yang tentunya penuh nuansa ke‐duka‐an), penuh empati, penuh tenggang rasa, dan … tentunya juga sepenuhnya TAAT ADAB, alias patuh terhadap etika (ethics) dan etiket (etiquette) yang berlaku di lingkungan sesama amatir pengguna repeater. Dalam e‐QSP edisi KHUSUS ini, mari kita cermati bersama beberapa DO(s) and DON’T(s) yang lazim berlaku dalam ber‐ olah‐repeater, seperti yang Editor kompail dan sunting dari beberapa sumber. [Ed.] Apa itu REPEATER, kenapa Repeater diperlukan, dan bagaimanakah kerjanya? Repeater adalah suatu sistim radio dua arah (two-way), yang menerima suatu pancaran di sebuah frekuensi, dan kemudian pada saat yang sama memancarkan ulang (to repeat = meng-ulang, repeater = pengulang) apa yang di‖dengar‖nya di frekuensi lain, Repeater diperlukan karena rig di mobil — atau HT yang di tangan — mempunyai keterbatasan jangkauan, dalam kaitannya dengan pancaran sinyal VHF/UHF yang terbatas pada line of sight (garis pandang) atau radio horizon (cakrawala radio), menuruti daya pancar TX, ketinggian dan jenis antena, serta sikon setempat yang terkait kemungkinan penyerapan RF yang keluar (terpancar) lewat antena. Repeater menerima (menangkap) sinyal yang dipancar- kan oleh Rig atau HT yang dapat mencapainya, untuk kemudian dipancarkan kembali lewat pemancar den- gan daya yang cukup besar serta antena yang lebih efisien — misalnya dengan memakai antena ber- dBGain setinggi mungkin yang ditaruh setinggi mung- kin, melebihi ketinggian bangunan maupun kontur dan topografi tanah sekitar (misalnya di puncak MONAS atau di puncak bukit). Untuk lebih meningkatkan efisiensi biasanya diguna- kan feeder line (saltran) yang rendah redamannya (low loss), misalnya dengan coax jenis Hardline (atau wave guide bagi repeater yang bekerja di band UHF). Selain berdaya tinggi (100—200 watt) TX yang diguna- kan untuk me-mancar ulang-kan dan RX–nya harus dari jenis yang bertingkat kehandalan tinggi dan sang- gup untuk bekerja terus menerus (heavy & continuous duty) Gambar 1 berikut adalah bagan sederhana dari sebuah sistim repeater, yang disamping TX dan RX terdiri dari komponen-komponen dasar sbb. :



Antena Hampir semua repeater menggunakan hanya satu antena yang ber-bandwidth lebar (untuk mencakup ren- tang frekuensi RX dan TX yang berselisih ratusan KHz). Seperti juga TX (dan RX) yang digunakan, antena untuk repeater harus dari jenis yang efisien, kokoh dan mampu bekerja secara heavy duty (termasuk juga ke- mampuan menghadapi terpaan angin, hujan dan mungkin juga petir karena pemasangan di atas tower dan lokasi yang setinggi mungkin untuk mendapatkan jangkauan yang sejauh mungkin pula). Duplexer Di samping TX dan RX, Duplexer adalah salah satu komponen aktip lain pada sebuah sistim repeater; Duplexer memungkinkan dipakainya hanya SATU ANTENA untuk menerima dan memancar, dengan memisahkan dan mengisolir sinyal yang diterima dari sinyal yang dipancarkan pada saat yang bersamaan (karenanya disebut sebagai pancaran DUPLEX sebagai lawan kata dari sebutan SIMPLEX, yaitu memancar dan menerima secara bergantian). Duplexer menghindarkan TX dari kemungkinan terpicu untuk memancar-ulangkan sinyal — yang diterima RX — selain sinyal yang memang diniatkan untuk dipancar- ulangkan. Umumnya Duplexer ―disimpan‖ dalam tabung silindris dari aluminium, tembaga atau stainless steel dengan diameter 15-20 cm, dan dirancang sebagai filter (tapis) untuk melalukan atau melewatkan (to pass) sinyal pada rentang frekwensi yang sangat sempit, dan menolak/mencegah (to reject) sinyal diluar rentang frekwensi tersebut. Disamping bekerja sebagai bandpass dan band reject filters secara internal (dalam sistim itu sendiri), Duplexer juga mengeblok masuknya sinyal kuat dari pe- mancar (atau sesama repeater) yang lokasinya ber- dekatan. Controller Inilah ―otak‖ dari repeater, yang berfungsi a..l. untuk ―mengontrol‖ pancaran ID/callsign dengan CW, atau sekedar TONE, atau voice pada saat atau interval ter- tentu, mengaktifkan (atau justru meng-non aktifkan) TX atau RX pada saat yang diprogram sebelumnya (misalnya kalau RX menerima splatter yang terlalu kuat), serta beberapa fungsi lain tergantung seberapa canggih dan kompleksnya repeater itu dirancang. Beberapa repeater ada yang dilengkapi misalnya de- ngan DVR (Digital Voice Recorder) untuk pada interval tertentu mengumumkan sesuatu di samping hanya sekedar memancarkan ID. Offset Repeater menggunakan dua frekuensi yang berbeda untuk masing-masing frekuensi TX dan RX agar dapat mendengar dan memancar pada saat yang sama. Di band 2m beda frekuensi ini (disebut juga offset fre- quency) = 600 KHz (atau kc/kilo cycle), yang dibedakan antara negative dan positive offset. Di bawah 147 MHz dipakai negative offset, di mana frekuensi RX = 600 kc DI BAWAH frekuensi TX, sedang- kan pada 147 MHz dan di atasnya frekuensi RX = 600 kc DI ATAS frekuensi TX atau positive offset. Contoh: kalau frekuensi TX = 146.840 MHz maka fre- kuensi RX = 146.240 MHz (600 KHz lebih rendah). Kalau dial rig atau HT menunjukkan frekuensi 146.840 MHz (frekuensi TX repeater), saat anda memencet tom- bol ON pada mikrofon maka radio anda akan secara otomatis memancar pada frekuensi 146.240 MHz. Kalau tombol ON dilepas, maka otomatis pula rig/HT akan kembali menerima pancaran pada frekuensi 146.840 MHz.



Di beberapa Negara, bahkan di beberapa call-area di dalam negeri mungkin offset frequency diset berbeda (misalnya 500 KHz), jadi silah dicek sendiri dulu offset frequency di lokasi masingmasing PL atau CTSS Tone PL adalah singkatan Private Line, sebutan yang dipakai pada produk-produk Motorola bagi fitur yang oleh pabrikan lain disebut CTSS atau CTCSS (Continuous Tone-coded Squelch System) atau sistim squelch (mematikan RX) dengan kode tone yang berkesinam- bungan, suatu fitur yang digunakan untuk mencegah repeater ―melayani‖ sinyal-sinyal yang tidak dikehen- daki atau QRM yang berlebihan. Dengan fitur ini repeater hanya dapat diakses oleh rig/ HT yang dapat mengirimkan tone tertentu. Contoh: Kalau repeater di-set untuk hanya terpicu (untuk memancar ulang) kalau RX-nya menerima misal- nya PL Tone 136.5 Hz (hertz), maka TX pada repeater tersebut hanya akan bekerja (activated) kalau diakses dengan rig/HT yang dapat di-set atau dilengkapi de- ngan PL tone 136.5 Hz pula. Dengan kata lain, kalau rig/HT anda tidak memancarkan tone 136.5 Hz, maka RX pada repeater tidak akan ‖mendengar‖ pancaran anda, dan tentunya repeater tidak akan melayani pang- gilan anda. Karenanya, repeater yang dilengkapi PL atau CTSS (atau CTCSS) disebut juga repeater yang eksklusip atau tertutup. ADAB ber-repeater 1. SEBELUM ―masuk‖ ke frekuensi repeater, sempat- kan untuk MONITOR, monitor dan monitor (LISTEN, listen and listen), untuk memastikan bahwa re- peater tidak sedang digunakan (idle). 2. Kalau sudah pasti repeater sedang idle, pencet mike anda selama 1-2 detik untuk ―membangunkan‖ repeater yang anda tuju (dan memastikan bahwa sinyal anda cukup kuat untuk membangunkan repeater tersebut). Kemudian panggil setasiun yang anda cari, dengan cepat tapi jelas dengan satu dua kali menyebut call sign lawan diikuti call sign anda sendiri (contoh: YBØCOX, Yan- kee Bravo Zero Charly Oscar X-ray, this is (= di sini) YF1AR …). 3. Kalau YBØCOX tidak merespons pada panggilan pertama, dengan mengambil jeda 1015 detik ulangi kembali panggilan anda. Biasakan untuk tidak memanggil lebih dari dua kali. 4. Kalau sudah pasti YBØCOX tidak mendengar pang- gilan anda, seperti juga pada waktu anda ―masuk‖, pamitlah baik-baik dengan menyebutkan: YF1AR clear ….. Dengan demikian setasiun lain, yang mungkin ―antri‖ di belakang anda akan tahu bahwa anda sudah tidak akan menggunakan repeater dan dia (atau mereka) mendapat kesempatan untuk menggunakannya. 5. Kembali ke langkah awal (1), kalau anda mendapati repeater sedang digunakan, pada saat jeda singkat antara dua transmisi, masuklah dengan cepat dan jelas dengan menyebutkan call sign anda: YF1AR ... Atau bisa juga dengan hanya menyebutkan dua huruf terakhir suffix anda: Alpha Romeo .. tapi laku- kan ini HANYA kalau anda tahu rekan yang sedang menggunakan repeater tersebut mengenal anda dengan baik, dan dapat langsung mengenali anda. 6. Kalau salah satu dari setasiun yang sedang meng- gunakan repeater tersebut menerima sinyal anda dan mempersilahkan anda masuk, mintalah izin untuk memanggil rekan yang anda cari (YBØCOX) dan lakukan langkah 2 dan 3. 7. Kalau YBØCOX tidak merespons, pamitlah baik-baik (dengan imbuhan ungkapan terima kasih atau thank you), atau kalau anda memang menghendaki, mintalah izin untuk bergabung.



KENAPA harus ada jeda? Sederhana saja, ini untuk memberi kesempatan untuk rekan lain yang ingin (atau perlu) menggunakan repeater (misalnya dengan emer- gency traffic/berita darurat), ataupun sekedar ingin bergabung. Pada beberapa repeater yang dilengkapi dengan timer, (yang selain untuk mencegah penggunaan repeater yang berkepanjangan — misalnya untuk ragchewing dan ―mojok‖, juga untuk menghindarkan gejala overheating pada perangkat aktip di repeater itu sendiri karena pemakaian yang terus menerus/continuous duty), juga untuk memberi kesempatan bagi repeater untuk re-set. 8. Dalam menggunakan repeater, usahakan untuk membatasi pembicaraan sesingkat mungkin. Kalau anda dan rekan (atau rekan-rekan) terlibat dalam sebuah round-table (pembicaraan meling- kar secara bergantian) dan yakin bahwa anda dan rekan(s) berada dalam jarak line-ofsight (atau radio horizon), SEGERA-lah anda ajak rekan(s) untuk pindah ke frekuensi simplex untuk ber-QSO secara langsung. 9. Kalau anda ―terpaksa‖ harus berlama-lama meng- gunakan repeater, JANGAN lupa untuk menyebut- kan ID anda pada interval tertentu, misalnya pada akhir 2-3 kali pembicaraan. 8. JANGAN pernah ―buka warung‖ di frekuensi re- peater dengan memangggil ―buta‖, misalnya dengan menyebut: CQ CQ CQ this is YC3BX….. . Kalau anda hanya sekedar hendak memberitahu- kan keberadaan anda dalam jarak jangkauan repeater (misalnya di pagi hari, begitu anda masuk ke mobil untuk berangkat ke kantor dan bermak- sud untuk ―membangunkan‖ rekan(s) sesama kelompok (gank) anda, cukup anda lakukan lang- kah 1 (monitor) dan kalau pasti repeater tidak ada yang menggunakan, silahkan anda masuk dengan menyebutkan ID anda, misalnya: selamat pagi, di sini YC3BX ….. 10. JANGAN pernah menggunakan kata BREAK, apalagi BREAK BREAK BREAK untuk masuk atau menyela pembicaraan yang sedang berlangsung di frekuesi repeater. INGAT, anda adalah seorang OPERATOR amatir radio, dan bukan sekedar seorang breaker. 11. JANGAN menyia-nyiakan penggunaan repeater de- ngan menanyakan (atau memberikan) Signal Re- ports. Saat anda mencoba masuk ke frekuensi repeater dan sinyal anda tidak cukup kuat untuk menembus ambang/threshold penerimaan RX di repeater, atau audio anda cacat, rekan yang moni- tor atau sedang menggunakan repeater akan membertahukannya kepada anda (misalnya de- gan: maaf, rupanya sinyal anda masih belum cu- kup baik untuk membuka repeater dengan sem- purna, silahkan anda periksa perangkat anda atau anda coba lagi pada kesempatan lain (atau jeda berikut) ….. Dengan demikian, kalau anda sudah masuk (atau diterima untuk masuk) dan QSO sudah berjalan dengan baik, itu berarti sinyal anda diterima (dan anda menerima sinyal lawan) dengan 5/9, FULL ... Emergency Calls (panggilan/pesan darurat) Kalau anda mencoba masuk ke repeater dengan membawa pesan/berita darurat (misalnya saat anda meli- hat terjadinya kecelakaan), masuklah pada saat jeda dengan menyebutkan: … Emergency ..., di sini YD3UYF dengan berita darurat …. Siapapun, baik yang sedang menggunakan repeater atau hanya kebetulan sedang monitor frekuensi re- peater, WAJIB untuk menerima dan memberikan anda kesempatan untuk menyampaikan pesan anda. Sampaikan berita anda dengan menggunakan bahasa Indonesia secara singkat dan padat, tapi cukup mem- berikan rincian (DETAIL, DETAIL, DETAIL) dari peristiwa atau kecelakaan yang anda lihat atau alami.



Sebutkan dengan jelas dan rinci lokasi (JANGAN seke- dar menyebut jalan tol JAGORAWI, tapi sebutkan pada KM berapa, atau landmark yang jelas seperti 200 mtr sebelum exit Sentul ..), penyebab kecelakaan (misalnya tanah longsor, tabrakan ..), jumlah korban, dan per- tolongan apa yang diperlukan (atau ditil lainnya) Dalam menyampaikan berita, usahakan untuk mem- beri jeda dengan membagi berita anda dalam be- berapa kelompok kalimat. Ini untuk memastikan berita anda sudah diterima dengan ―s e m p u r n a‖ oleh dan di setasiun lawan, dan memberi kesempatan bagi penerima berita untuk mencatatnya (kalau memang perlu, misalnya untuk direlai ke POLSEK, 118, UGD Rumah Sakit terdekat dsb.) Penggunaan kata MAYDAY Mayday adalah ungkapan lisan pengganti kethukan SOS dalam mode CW, yang berarti ―Save our souls‖ atau ―Selamatkan jiwa kami‖, jadi gunakanlah istilah ini untuk masuk ke frekuensi repeater HANYA sewaktu menyampaikan berita yang menyangkut hidup atau mati (traffic of life-or-death importance) seseorang atau sekelompok orang, misalnya pada saat anda meli- hat seorang peterjun payung yang payungnya tidak terbuka dengan sempurna, seorang atau beberapa orang tercebur sumur yang mengandung gas racun, pesawat jatuh atau perahu nelayan tertabrak kapal tanker, dsb. Masuklah dengan menyebutkan Mayday Mayday May- day, this is (= di sini) YB1LZ ... Kalau anda tidak mendapat respons, SEGERA cari fre- kuensi repeater lain, baik yang anda sudah cukup ke- nal (ada di memori rig anda), ataupun repeater ter- dekat dan paling dulu bisa anda ―buka‖. Kesimpulan: Hampir semua butir adab atau etiket ber-repeater sifatnya mengutamakan saling tenggang rasa, yang meru- pakan karakter dasar seorang amatir radio yang secara singkat dapat disimpulkan sbb.: 1. MONITOR baik-baik sebelum masuk ke frekuensi repeater, untuk memastikan repeater sedang idle (tidak ada yang menggunakan). 2. Bicaralah secara singkat, jelas dan padat, JANGAN bertele-tele. Ingat, mungkin ada rekan lain yang pada saat yang sama juga memerlukan peng- gunaan repeater untuk hal-hal yang sifatnya lebih penting dan mendesak/urgent. 3. Selalu sempatkan untuk memberi JEDA untuk mem- beri kesempatan bagi rekan lain untuk masuk. 4. Biasakan untuk selalu menyebutkan ID masing- masing pada interval tertentu. 5. Utamakan untuk memberi kesempatan bagi rekan dengan Emergency traffic, dan usahakan untuk- membantu semaksimal mungkin (misalnya dengan menghubungi Polisi, Rumah Sakit terdekat, mengu- payakan donor darah dsb. pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas) Sebagai seorang amatir radio ingat selalu kode etik pertama (berjiwa perwira) dan ke empat (ramah tamah), serta utamakan untuk saling bertenggang rasa dalam ber-repeater-ria …… ■



Repeater bagi pemula Oct 11, 2009



Apakah yang dimaksud dengan Repeater? Repeater, dalam konsepnya, bukan merupakan perangkat yang rumit. Sebuah repeater adalah pengendalian secara otomatis pemancar dan penerima yang hanya menyampaikan apa yang didengar penerima secara bersamaan. Secara umum, sistem repeater biasanya diletakkan di tempat-tempat ketinggian (menara, gunung-gunung atau gedung-gedung tinggi) dan dilengkapi dengan antena besar dan efisien, sebuah pemancar dan penerima yang tahan lama, bekerja terus-menerus, dan dibangun untuk tahan dari berbagai macam gangguan. Pengguna repeater akan mendapatkan cover area yang lebih luas dari peralatan radionya daripada mereka hanya berbicara dari radio ke radio. Sebagaimana seseorang dengan handy transceiver dapat berkomunikasi dengan orang-orang berkilo-kilometer jauhnya dengan baik. Repeater banyak digunakan oleh polisi, pemadam kebakaran dan pelayanan umum, Komersial Komunikasi, Negara dan badan-badan Pemerintah Daerah, dan Amateur Radio. Repeater didukung oleh jaringan listrik yang ada, atau dapat menggunakan beberapa sumber daya, termasuk baterai saat catu daya listrik mati. Simplex Simplex adalah komunikasi point to point tanpa menggunakan sebuah repeater. Operasi simplex menggunakan frekuensi yang sama untuk menerima dan mengirimkan data. Ada beberapa hal seperti Simplex Repeater. Peralatan ini menerima data atau suara dalam suatu frekuensi dan mulai merekamnya dalam waktu yang ditentukan biasanya berkisar antara 1 menit. Setelah aktivitas berhenti, unit akan mengulangi apa yang telah direkam. Duplex



Penjelasan sederhana operasi full duplex adalah layaknya sebuah telepon, di mana kedua orang dapat berbicara pada waktu yang sama. Sebaliknya, sepasang HT beroperasi dalam modus half-duplex karena hanya satu orang yang dapat bicara pada satu waktu. Karena 'repeater' mendengarkan dan berbicara pada saat yang sama dalam menyampaikan pesan maka dapat dikatakan ia beroperasi dalam modus full-duplex. Bagaimana Repeater bekerja Pada pandangan pertama, sebuah repeater mungkin tampak rumit, tetapi jika kita perhatikan secara terpisah, tidak terlalu sulit untuk dimengerti. Repeater terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing, ketika terhubung, membentuk suatu sistem fungsional. Berikut ini adalah diagram blok sederhana sebuah repeater:



Antena Kebanyakan repeater hanya menggunakan satu antena. Antena berfungsi baik secara simultan mengirim dan menerima RF (Radio Frequency) sinyal yang masuk dan keluar dari repeater. Sangat efisien kalau antena yang terletak di sebuah menara tinggi atau gunung-gunung. Feedline Pada kebanyakan repeater, feedline tidak hanya sepotong kabel coax standar. Namun menggunakan coaxial dengan lost yang rendah. Lost yang jauh lebih rendah daripada kabel standar, akan mendapatkan sinyal radio lebih besar dari antena ke receiver dan sinyal yang lebih lemah dapat diterima. Sekali pun persentase sinyal yang diterima hilang , Anda tidak bisa mendapatkannya kembali. Ingat, sinyal radio untuk mencapai antena repeater tidak hanya berjalan beberapa meter ke antena seperti dalam mobile rig. Mungkin ratusan meter dari menara ke antena. Berapa banyak kerugian dB akan Anda dapatkan dari 200 meter kabel, dan ingat 3dB adalah 1 / 2 dari power, 10dB adalah 90% dari power radio .



Duplexer Perangkat ini mempunyai peran penting dalam sebuah repeater. Duplexer memisahkan dan mengisolasi sinyal yang masuk serta keluar dan sebaliknya. Meskipun input dan output repeater frekuensi yang berbeda, duplexer masih diperlukan. Mengapa? Pernahkah Anda di suatu tempat di mana ada banyak RF, dan melihat kinerja menerima radio genggam Anda degradasi ke beberapa derajat? Hal ini disebut desensitisasi, atau desense, dan itu hal yang buruk pada repeater. Penerimaan akan menjadi berisik atau akan peka terhadap sporius sinyal RF yang dipancarkan perangkat repeater lain di sekitarnya. Duplexer adalah sebuah alat yang berbentuk seperti rongga atau kaleng. Layaknya tabung tinggi dan dirancang untuk sangat sensitif, sangat sempit rentang frekuensinya untuk menolak semua frekuensi lain. Ada beberapa kerugian karena duplexer, namun keuntungannya bisa menggunakan satu buah antena dan feedline saja. Receiver Receiver ini umumnya sangat sensitif dan selektif. Ini juga di mana CTCSS (Continuous Kode Nada Sistem Squelch) atau "PL" decoding terjadi. Transmitter Kebanyakan repeater memiliki pemancar terdiri dari dua bagian: sebuah 'Exciter' dan power amplifier. Exciter menciptakan tingkat rendah energi RF pada frekuensi yang tepat dan kemudian memodulasi dengan audio. Daya amplifier hanya menguatkan sehingga sinyal akan dapat berjalan lebih jauh. Controller Ini adalah otak dari repeater. Alat ini menangani identifikasi (melalui baik CW atau suara), mengaktifkan pemancar pada waktu yang tepat, mengendalikan autopatch, dan kadang-kadang melakukan banyak hal lainnya. Beberapa controler juga memiliki DVR (Digital Voice Recorder) untuk pengumuman dan pesan. Controller adalah sebuah komputer kecil



yang diprogram dan dioptimalkan untuk mengendalikan repeater. Model berbagai kontroler memiliki berbagai fitur yang bermanfaat seperti speeddial untuk telepon patch, suara jam, fasilitas untuk mengontrol remote dll. Setiap kali Anda menggunakan repeater, Anda berinteraksi dengan controller. Pada awalnya repeater controller berbentuk besar penuh dengan relay dan timer. Saat ini umumnya Controler berbasis komputer mikro. PonPatch atau Autopatch Banyak repeater memiliki fitur yang memungkinkan anda untuk menempatkan telepon di radio Anda. Telepon umumnya terbatas pada daerah panggilan lokal. DVR DVR adalah Digital Voice Recorder, atau dalam istilah yang modern "voice mail" sistem untuk pengulang. Biasanya ini merupakan pilihan yang diinstal ke controller. Offset Untuk mendengarkan dan mengirim pada saat yang sama, repeater menggunakan dua frekuensi yang berbeda. Mengapa Repeater menggunakan Offset? Untuk menggunakan repeater pengguna harus menggunakan frekuensi transmisi yang berbeda dari frekuensi menerima. Ini adalah bentuk dupleks, atau dua frekuensi operasi. Hal ini dikenal sebagai half-duplex karena Anda tidak menerima dan mengirim pada saat yang sama, tetapi biasanya menggunakan push-to-talk tombol pada mikrofon Anda untuk beralih di antara keduanya. Carrier Access, Nada Squelch, CTCSS atau Nada PL? Carrier Access, atau Carrier Squelch berarti bahwa repeater mencari frekuensi pembawa pada frekuensi penerima untuk membuka repeater. Kode Nada Squelch Continuous System, atau CTCSS, adalah sebuah standar industri sinyal komunikasi radio. Ini memungkinkan sebuah repeater untuk merespon hanya ke stasiun yang menyandikan atau mengirim nada audio yang sangat tepat pada tingkat yang sangat rendah pada pemancar superimosed bersama dengan mikrofon audio. CTCSS Sistem ini digunakan untuk mencegah penerima repeater menanggapi sinyal atau gangguan yang tidak diinginkan (dengan cara yang baik untuk mencari pembawa dan nada sebelum sinyal dianggap sebagai valid). Jika sebuah repeater adalah "dalam nada mode" yang berarti hal ini memerlukan sebuah nada CTCSS untuk mengaktifkan pengulang. Jika berada dalam "Mode Carrier" maka



mengabaikan decoder CTCSS. Repeater controller modern menawarkan cara untuk beralih, bahkan secara otomatis, di antara dua mode. Awalnya ada standar 32 nada, sekarang ada 37. Beberapa manufacturers menawarkan lebih banyak, tetapi kebanyakan repeater menggunakan nada starandar 32 sehingga memungkinkan radio yang lebih tua untuk menggunakan sistem. PL (Private Line), merupakan Jalur Pribadi, milik Motorola. General Electric menggunakan nama "Channel Guard" atau CG untuk sistem yang sama. Motorola menggunakan nama Digital Private produsen lain menggunakan nama yang berbeda.



Line



(DPL).



Sedangkan