Resensi 3 D [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Dia adalah Dilanku Tahun 1990 I. Identitas Buku - Judul - Nama penulis - Penerbit - Tahun Terbit - Cetakan - Kategori - Jumlah Halaman - Jenis Kertas - Ukuran Kertas



: : : : : : : : :



DILAN ( Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 ) Pidi Baiq Pastel Books 2015 Pertama Fiksi 348 HVS 13 x 20,5 cm



II. Tentang Penulis Pidi Baiq menciptakan Novel tentang kehidupan percintaa murid SMA pada sekitaran tahun 1990-1991. Novel tersebut berjudul Dia Dilanku tahun 1990, Dia Dilanku tahun 1991, Milea suara dari Dilan. Pidi Baiq atau yang biasa di panggil Ayah.Pidi Baiq adalah seorang seniman multitalenta, sastrawan dan juga termasuk musikalis serta dosen di salah satu Universitas terkenal di indonesia yaitu ITB ( Institut Teknologi Bandung) .Namanya cukup terkenal di kalangan anak muda, beliau adalah seorang imam besar the panas dalam,sebuah bank yang dikatakan Negara yang mempunyai luas 6x6. Negara ini mempunyai warga sebanyak 10 orang yang di presideni oleh seorang presiden yang sangat merakyat dan hafal dengan 10 nama rakyatnya.



III. SINOPSIS



“Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja” (Dilan 1990) “Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang.” (Dilan 1990) “Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli.” (Milea 1990)



IV. Isi Resensi Novel“Dilan”ini menceritakan seorang perempuan bernama Milea yang baru saja pindah ke Bandung karena ayahnya dipindah tugaskan ke kota tersebut. Milea bersekolah di sebuah SMA Negeri yang membuatnya bertemu dengan Dilan. Aku juga pindah sekolah ke SMA Negeri yang ada di Bandung. Bagiku, itu adalah sekolah yang paling romantis sedunia, atau kalau enggak, minimal seAsia, lah. Bangunannya sudah tua, tapi masih bagus karena keurus. Ada tumbuh pohon besar di halaman sekolah. Cabangnya banyak dan bagus kalau dilihat senja hari, dan siang kalau mendung, juga pagi kalau mau. Sebagian orang percaya pohon itu berhantu, tapi aku gak takut, kecuali kalau harus tidur sendirian di situ malam hari. Milea adalah seorang murid baru pindahan dari Jakarta. Dan di saat ia berjalan menuju sekolah, ia bertemu dengan seorang teman satu sekolahnya, seorang peramal. Peramal itu mengatakan bahwa nanti mereka akan bertemu di kantin. Awalnya Milea tidak menghiraukan laki-laki peramal itu, tapi setiap hari laki-laki peramal tersebut selalu mengganggunya. Mau tidak mau, Milea mulai mencari tahu, laki-laki peramal itu bernama Dilan. Suatu hari, saat Dilan mengikuti Milea pulang dengan angkot ia berkata, “Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja”. Perkataan Dilan itu membuat hati Milea berdebar-debar, mungkin ia kaget atas ucapan Dilan. Milea diam mendengar ucapan itu, ia juga memikirkan Beni, pacarnya yang ada di Jakarta. Dilan mendekati Milea dengan cara yang tidak biasa, mungkin itu yang membuat Milea selalu memikirkannya. Dilan memberikan coklat kepada Milea melalui tukang pos, Dilan membawa Bi Asih untuk memijiti Milea saat sedang sakit, Dilan memberikan hadiah Teka Teki Silang pada Milea sebagai hadiah ulang tahun dengan sebuah tulisan “SELAMAT ULANG TAHUN, MILEA.INI HADIAH UNTUKMU, CUMA TTS. TAPI SUDAH KUISI SEMUA. AKU SAYANG KAMU. AKU TIDAK MAU KAMU PUSING KARENA HARUS MENGISINYA. DILAN” Lambat laun, seiring berjalannya waktu Milea dan Dilan menjadi akrab. Milea mengetahui beberapa hal tentang dilan dari Wati, sepupu Dilan yang sekelas dengannya. Sekolah Milea di Bandung terpilih menjadi peserta Cerdas Cermat TVRI, beberapa siswa yang bukan peserta dianjurkan untuk ikut memberikan semangat buat teman-temannya yang sedang berlomba. Milea salah satunya, dan di Jakarta ia sudah berencana untuk bertemu dengn Beni, pacarnya. Milea sudah lama menunggu Beni yang berjanji untuk datang ke TVRI, namun Beni tak kunjung datang. Akhirnya, Milea pergi makan bersama Nandan dan Wati. Saat itulah Beni datang dan marah-marah melihat Milea makan bersama laki-laki lain. Hubungan mereka pun berakhir.



V. Unsur Intrinsik •



Tema : Persahabatan dan Percintaan Remaja







Alur : Alur cerita yang terdapat dalam novel ini adalah alur mundur. Buku ini dibuka dengan perkenalan nama dan wajah para tokoh. Baik utama maupun tokoh sampingan. Pada bab awal, Miela akan memperkenalkan segala sesuatu tentang dirinya, kisah cintanya dan keluarganya. Pada bab kedua, Miela akan menceritakan tentang perjalanan cintanya bersama Dilan pada tahun 1990. Kisah cinta ini yang sangat romantis denga segala kesederhanaanya.







Sudut pandang : Sudut pandang yang teradapat dalam buku ini adalah Miela pelaku utama (aku) atau tokoh utama.







Tokoh dan Penokohan : - Milea : cantik, pintar, baik hati, sopan dan penyanyang. - Dilan : humoris, baik hati, setia kawan dan perhatian. - Beni : perhatian, over protect, pemarah dan manja. - Lusy : baik hati dan perhatian. - Bahar : baik hati, setia kawan dan mudah marah. - Bunda : penyayang, baik hati dan humoris. - Bi Eem : ramah, baik hati. - Ibu : penyayang, baik hati.







Latar : 1. Tempat : Novel dilan dan Miela hanyalah bertempakan di sekolah, warung Bu Eem, rumah Milea. Rumah Dilan dan sejumlah jalan di Bandung. Itupun tidak digambarkan dengan detail. 2. Waktu : Cerita berlatar tahun 1990. Semua seseuatu masih sangat sederhana waktu, remaja tahu 1990 menghabiskan waktu dengan banyak beraktifitas jalanjalan berkeliling kota.







Amanat : Novel ini mengajarkan bahwa kesederhaan merupakan dasar kebahagiaan bagi manusia, selain itu bersikap baiklah pada perempuan karna memang sudah kodrat sebagai laki laki melindungi hak seorang perempuan dan alam novel ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang berasal dari niat pada akhirnya akan berhasil dengan keinginan kita.



VI. KESIMPULAN Kelebihan : - Dapat membuat cerita lebih hidup hanya dengan dialog, karena setting tempatnya hanya sediki dan itu tidak dijelaskan secara detail. - Dialog yang digunakan adalah kalimat langsung, tanpa ada embel-embel “kataku", dan bertanya dan sebagainya sehinggap bisa membuat percakapan lebih hidup dan menarik. - Bahasa yang digunakan begitu sederhana, tidak norak, namun dapat terasa nuansa romantisme nya. - Meski bukunya lumayan tebal, tulisannya cukup besar sehingga lebih mudah untuk dibaca. - Membuat kita bernostalgia ke zaman masa-masa SMA. - Adanya ilustrasi. Kekurangan : - Deskripsi mengenai tokoh kurang detail, sepeti tinggi, rupa wajah warna kulit. - Tidak konsisnten di dalam penggunaan gaya bahasa seperti gak, engga. - Akhir dari buku ini yang menggantung (meski bukan benar-benar yang terkahir, mengingat adanya buku yang kedua tahun 1991), tapi tetap membuat penasaran. - Beberapa humor terasa garing dan terkesan seperti dipaksakan.