Resensi Film Susi Susanti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Amelia Silvera



Kelas



: XI MIPA 1



No. Absen : 5



1.



Resensi Film Susi Susanti a. Judul film : Susi susanti – love all b. Data film, meliputi : - Judul film : Susi susanti – love all - Sutradara : Sim F. - Genre : drama - Produser : Reza Hidayat, Daniel Mananta - Durasi : 1 jam 36 menit - Main cast : a. Laura Basuki sebagai Susi Susanti dewasa b. Dion Wiyoko sebagai Alan Budikusuma c. Jenny Chang sebagai Liang Chiu Sia d. Chew Kin Wah sebagai Tong Sin Fu e. Lukman Sardi sebagai MF Siregar f. Farhan sebagai Try Sutrisno, Ketua Umum PBSI g. Moira Tabina Zayn sebagai Susi Susanti kecil h. Rafael Tan sebagai Hermawan Susanto i. Kelly Tandiono sebagai Sarwendah Kusumawardhani j. Delon Thamrin sebagai Rudy Gunawan, kakak Susi k. Nathaniel Sulistyo sebagai Ardy B. Wiranata l. Iszur Muchtar sebagai Risad Haditono, ayah Susi m. Dayu Wijanto sebagai Purwa Benowati, ibunda Sus c. Pendahuluan Sim F. Ini sudah meraih prestasi sebagai berikut: - Piala Iqbal Rais untuk Penyutradaraan Berbakat Film Panjang Karya Perdana - Indonesian Movie Actors Award untuk Film Terfavorit d. Tubuh resensi



Perjuangan Susi Susanti dimulai pada usia 14 tahun saat bergabung dengan PB Jaya Raya hingga menjadi atlet paling dicintai di Indonesia.  Melalui bimbingan pelatihnya, Liang Chiu Sia, dan didorong oleh janji suci pada ayahnya, Susi mendapat pengakuan dunia dengan meraih medali emas Olimpiade pertama untuk Indonesia. Ketika sang negeri terjungkal dalam gejolak ekonomi, Susi membuktikan pada dunia bahwa kepahlawanan tidak diukur dari tingginya prestasi, tetapi dari besarnya pengorbanan untuk tanah airnya.  Tekad dan cinta Susi kepada Tuhan, keluarga, dan pasangan hidupnya-lah yang mengukir sejarah olahraga Indonesia. Kelebihan: Terlepas dari kekurangannya, film Susi Susanti: Love All tetap dapat dinikmati oleh penonton, terutama penonton yang memang menyukai olahraga bulutangkis.  Momen-momen ketegangan dalam pertandingan badminton digambarkan dengan baik. Sudut pandang Susi Susanti sebagai atlet juga diterjemahkan dengan baik dalam filmnya berkat akting dari Laura Basuki yang apik.  Karakter-karakter pendukung yang ada dalam film ini juga mendapat porsi dan pengembangan karakter yang baik dari awal hingga akhir film.  Karakter pendukung dapat menambah humor dalam film ini hingga membuat film semakin menghibur. Adegan romantis antara Susi Susanti dan Alan Budikusuma juga disajikan dengan porsi yang cukup, sehingga esensi perjuangan Susi Susanti sebagai atlet tetap menjadi sajian utama film ini.  Kekurangan: Meski tone film sudah disesuaikan dengan nuansa Indonesia, khususnya Jakara pada tahun 1980-an dan 1990-an, namun tetap ada kesalahan pada salah satu gambar di adegan yang ada.  Namun kesalahan minor itu dapat dimaafkan mengingat sangat sulit untuk membuat potret Jakarta pada tahun 80-an dan 90an dengan wajah Jakarta yang sudah sangat berubah saat ini.  Tim produksi film sudah berusaha untuk menutup wajah Jakarta saat ini dengan angle kamera yang low angle. Namun kesalahan tetap sulit dihindari.  Selain itu, audio di beberapa adegan awal film ini terasa tumpang tindih sehingga ada dialog yang tidak terdengar, dan cukup mengganggu.  



e. Penutup



Alur yang disajikan memiliki dinamika yang naik turun. Kalian akan diajak bagaimana awal susahnya seorang Susi remaja dalam memulai pelatihannya di PB Jaya. Dukungan dari ayahnya menjadikan semangat Susi untuk menjadi atlet terbaik. Dalam beberapa bagian, sekuens terasa terlalu cepat sehingga kurang bisa dinikmati. Hal yang terlalu dramatis malah sering muncul saat Susi mulai bertanding. Bisa jadi maksudnya agar terbangun suasana detikk-detik kemenangan. Meski, kesannya malah jadi berlebihan. Manisnya cinta remaja yang dirasakan Susi dan Alan juga menjadi salah satu aspek yang mendukung dinamika dalam film ini. Bagaimana kekuatan cinta antara mereka bukan melemahkan, tapi malah menguatkan satu sama lain. Walaupun di beberapa bagian dramanya agak terlihat terlalu cheesy, tapi enggak terlalu mengganggu jalan ceritanya. Ada beberapa adegan dalam film juga yang menyentil pemerintahan pada masa itu ketika konflik terhadap etnis Tionghoa. Saat itulah jiwa nasionalisme Susi diuji karena dia harus mengharumkan nama bangsa, tapi juga “harus survive” karena berdarah Tionghoa dan fim ini layak untuk diacungi jempol.



2.



Buatlah tanggapan kalian tentang film tersebut  Film tersebut sangat bagus dan sangat memotivasi. Film tersebut juga tidak membosankan dan sangat menarik terlebih lagi karena ini mengangkat kisah nyata seorang Susi Susanti yang pantang menyerah.