Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS BAHASA INDONESIA RESENSI BUKU RESENSI NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJK



Judul Buku



: Tenggelamnya Kapal Van Der Wjick



Penulis



: Hamka



Penerbit



: Bulan Bintang



Kota Terbit



: Jakarta



Tahun terbit



: Rabi’ul Akhir, Maret 2012



Cetakan ke



: 32 Cetakan 1 (1939)



Tebal Buku



: 236 halaman



ISBN



: 979-418-055-6



Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck melukiskan suatu kisah cinta murni antara seorang anak muda Zainuddin dan Hayati yang dilandasi keikhlasan dan kesucian jiwa, yang patut dijadikan tamsil ibarat. Jalan ceritanya dilatarbelakangi dengan peraturan-peraturan adat pusaka yang kokoh kuat, dalam suatu negeri yang bersuku dan berlembaga, berkaum kerabat, dan berninik-mamak. Kisah cinta mereka sangat rumit. Bahkan adat dan suku menentangkan kesucian cinta mereka.



Berawal dari pertemuan yang tak disengaja antara Zainuddin dan hayati di jalan waktu hujan turun itulah percintaan sepasang kekasih yang penuh derita ini dimulai. Hubungan kasih Zainuddin dan Hayati tidak disetujui oleh ninik dan mamaknya Hayati. Dengan alasan Zainuddin tidak bersuku dan berbeda adat itulah mereka tidak menyetujuinya. Zainuddin dianggap sebagai anak orang Mengkasar oleh orang-orang Minangkabau sekalipun ayahnya asli orang situ karena ayahnya menikah bukan dengan orang sesama sukunya. Begitu pula di Mengkasar Zainuddin dianggap orang padang oleh warga tersebut karena ibunya bersuami ayahnya yang merupakan orang buangan dari Minangkabau. Hayati akhirnya menikah dengan Azis kakak dari sahabatnya Khadijah yang tinggal di Padang Panjang atas dasar pilihan Hayati dan keputusan mamaknya yang sepakat menerima Azis dan menolak lamaran Zainuddin. Azis anak orang berada yang masih sesuku dan terikat kerabat walaupun jauh dengan mamaknya hayati. Awal pernikahan Hayati dan Azis sangat bahagia karena Azis pandai mengambil dan menyenangkan hati Hayati. Namun tanpa sepengetahuan Hayati, Azis adalah tipe pemuda yang suka menghamburkan uang, berjudi, mabuk-mabukkan dan senang main perempuan. Mendengar pernikahan Hayati dan penolakan atas pinangan yang di kirim melalui surat, Zainuddin pun jatuh sakit. Sakitnya itu seperti orang tidak waras yang selalu memanggil nama Hayati setiap erangannya. Atas permintaan dokter dan izin dari Azis suaminya akhirnya Hayati pun menjenguk Zainuddin. Dengan sekejap sakitnya langsung sembuh. Setelah sembuh dari sakit Zainuddin menjadi penulis yang terkenal di tanah Jawa. Seiring berjalannya waktu juga akhirnya Azis bangkrut kemudian rela menceraikan Hayati demi Zainuddin yang telah banyak membantunya saat itu dan bunuh diri di sebuah hotel. Tetapi Zainuddin menolak untuk menerima Hayati demi membalas dendamnya terhadap Hayati atas pengkhianatan yang dilakukan Hayati. Hayati bertolak pulang dengan perasaan sedih menaiki kapal Van Der Wijck. Kapal tersebut tenggelam dalam perjalanan tetapi Hayati berhasil diselamatkan. Dia meninggal setelah Zainuddin mengajarkannya mengucap kalimat syahadah. Zainuddin juga meninggal tidak lama kemudian karena menanggung penyesalan yang tidak berkesudahan.



Menurut saya, kelebihan dari buku ini adalah sangat menyentuh hati pembacanya. Mengajarkan banyak hal, seperti salah satunya adalah untuk selalu sabar. Kemudian, dalam novel tersebut kisah yang dituliskan oleh pengarang sangat memukau dan menakjubkan karena kisah novel tersebut menggambarkan arti dari sebuah cinta yang suci terhadap tanah kelahiran, hukum adat, sanak keluarga dan cinta kasih. Kemudian untuk kekurangannya adalah buku ini terlalu banyak menuliskan tentang surat Hayati dan Zainuddin sehingga membuat pembaca sedikit bosan untuk membaca tulisan suratsurat mereka itu. Lalu, untuk dapat lebih memahami isi dari novel ini diperlukan pengetahuan bahasa dan adat setempat yang diceritakan karena kata-kata yang terangkai menjadi suatu paragraf terdengar seperti syair dengan bahasa daerah setempat.



Pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam buku ini sangat banyak, yang paling utama yaitu untuk selalu sabar semua jodoh manusia ditangan Tuhan. Setiap hamba yang ingin berusaha pasti akan ada jalannya. Buku ini kurang cocok jika dibaca oleh anak-anak. Karena bahasa yang digunakan sedikit susah dipahami. Pengarang banyak menggunakan bahasa Melayu. Novel ini baik untuk dibaca oleh kalangan remaja.