Restrain Dan Seklusi Pada Pasien Dengan Gangguan Kejiwaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK



RESTRAIN DAN SEKLUSI PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEJIWAAN



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii BAB 1....................................................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1 1.2 Tujuan..........................................................................................................................................1 BAB 2....................................................................................................................................................3 2.1 Standar Prosedur Operasional Restrain........................................................................................3 2.2 SPTK Restrain.............................................................................................................................4 2.3 Standar Prosedur Operasional Seklusi.........................................................................................8 2.4 SPTK Seklusi.............................................................................................................................10 BAB 3..................................................................................................................................................14 3.1 Kesimpulan................................................................................................................................14 3.2 Saran..........................................................................................................................................14 Daftar Pustaka.....................................................................................................................................15



ii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Kesehatan dan WHO pada tahun 2010 memperkirakan masalah gangguan jiwa tidak kurang dari 450 juta penderita yang ditemukan di dunia. Khususnya Indonesia mencapai 2,5 juta atau 60% yang terdiri dari pasien resiko perilaku kekerasan. Setiap tahunnya lebih dari 1,6 juta orang meninggal dunia akibat perilaku kekerasan, terutama pada laki-laki yang berusia 15-44 tahun, sedangkan korban yang hidup mengalami trauma fisik, seksual, reproduksi dan gangguan kesehatan mental. Indikator taraf kesehatan mental masyarakat semakin memburuk (Hawari, 2012). Peroleh data yang didapat masalah gangguan mental emosional yang dialami sebagian besar pasien adalah perilaku kekerasan. Pasien dapat melakukan perilaku kekerasan kepada orang lain, lingkungan maupun terhadap diri sendiri. Menurut Keliat (2009) klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan seperti menyerang orang lain, memecahkan perabotan rumah, melempar dan membakar rumah. North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) menyatakan bahwa perilaku kekerasan merupakan salah satu gangguan perilaku dimana seseorang berisiko melakukan tindakan yang menunjukkan bahwa tindakan individu dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain secara fisik, emosional, dan atau seksual yang tidak sesuai dengan norma lokal, kultural dan menganggu fungsi sosial, kerja dan fisik individu (NANDA, 2014). Restrain dan seklusi merupakan terapi yang diberikan pada pasien dengan tujuan merubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan melakukan tindakan dalam bentuk perlakuan fisik. Restrain merupakan terapi dengan menggunakan alat- alat mekanik atau manual untuk membatasi mobilitas klien. Alat tersebut meliputi penggunaan manset untuk pergelangan tangan atau kaki dan kain pengikat. Restrain harus dilakukan pada kondisi khusus, hal ini merupakan intervensi yang terahir jika perilaku klien sudah tidak bias diatasi atau dikontrol dengan strategi perilaku maupun modifikasi lingkungan. Seklusi adalah bentuk terapi dengan mengurung pasien dalam ruangan khusus. Klien tidak dapat meninggalkan ruangan tersebut secara bebas. Bentuk seklusi dapat berupa pengurungan di tidak terkunci sampai pengurungan dalam ruangan terkunci dengan kasur tanpa seprei, tergantung dari tingkat kegawatan klien (Herman, 2011). 1.2 Tujuan Untuk mengetahui bagaimana standar prosedur operasional serta strategi pelaksanaan dan komunikasi dari intervensi restrain dan seklusi untuk pasien dengan gangguan jiwa. 1.1 Manfaat 1



Sebagai referensi bacaan dan sumber pengetahuan baru tentang standar prosedur operasional dan strategi pelaksanaan dan komunikasi dari intervensi restrain dan seklusi.



2



BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Standar Prosedur Operasional Restrain PENGERTIAN Restrain adalah aplikasi langsung kekuatan fisik pada individu tersebut, tanpa ijin individu tersebut, untuk membatasi kebebasan gerak dari individu. Kekuatan fisik ini menggunakan alat medis, tenaga manusia ataupun kombinasi



keduanya.



Pengekangan



fisik



menggunakan



pengekangan



mekanik, seperti manset pada pegelangan tangan dan kaki, serta sprey untuk pengekangan. Restrain tenaga manusia dilakukan ketika anggota staf secara fisik



mengendalikan



pasien



dan



memindahkan



pasien



ke



ruangan



(Sulistyowati, 2014) TUJUAN



Mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan pada pasien dengan gangguan jiwa



KEBIJAKAN



PERATURAN



MENTERI



KESEHATAN



REPUBLIK



INDONESIA



NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS PROSEDUR



Persiapan :



1. Pilihlah restrain yang cocok sesuai kebutuhan(Tali fiksasi yang aman, jaket restraint yang dilengkapi dengan bantalan untuk mencegah cedera).



2. Bantalan pelindung kulit/ tulang 3. Kaji keadaan pasien untuk menentukan jenis restrain sesuai keperluan Pelaksanaan : 1. Perawat cuci tangan 2. Gunakan sarung tangan 3. Gunakan bantalan pada ekstremitas klien sebelum dipasang restrain 4. Ikatkan restrain pada ekstremitas yang dimaksud 5. Longgarkan restrain setiap 4 jam selama 30 menit 6. Kaji kemungkinan adanya luka setiap 4 jam (observasi warna kulit dan denyut nadi pada ekstremitas)



7. Catat keadaan klien sebelum dan sesudah pemasangan restrain. Evaluasi 1. Monitor tanda-tanda vital 2. Monitor adanya luka bekas pemasangan restrain Dokumentasi Dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan atau diberikan kepada pasien 3



dan atau keluarga sehingga tindakan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. REFERENSI



Saputra, D., & Arum Pratiwi, S. K. (2017). Pengalaman Pasien Gangguan Jiwa Selama Mengalami Restrain Extremitas di Rumah Sakit Jiwa Arif Zainudin Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).



POLICY GUIDELINES ON SECLUSION AND RESTRAINT OF MENTAL HEALTH CARE USERS. Departemen Health of South Africa



2.2 SPTK Restrain KEGIATAN/ TINDAKAN: Mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan pada pasien dengan gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan. NO 1



KEGIATAN CONTOH KALIMAT PEMBUKAAN/ ORIENTASI 1.1 Salam Pertemuan Pertama: Assalamualaikum Bapak. Perkenalkan nama saya Zaping, saya perawat yang bertugas untuk merawat Bapak hari ini. Boleh saya tau dengan Bapak siapa? Bapak Senang dipanggil apa?



Pertemuan Kedua Assalamualaikum Bapak Sumanto. Apa Bapak masih ingat saya? Baik Bapak Sumanto, disini saya akan berbincang dengan bapak sesuai perjanjian kita sebelumnya ya pak.



1.2 Evaluasi



Bagaimana kabar Bapak Sumanto hari ini? Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Apa yang Bapak keluhkan saat ini?



4



1.3 Validasi



(Melakukan pengecekkan kesesuaian antara identitas pasien dengan informasi yang didapatkan)



1.4 Kontrak 1.4.1 Topik/ kegiatan/ Tindakan



Baiklah pak, Bapak Sumanto aman disini, tetapi karena perilaku bapak cukup membahayakan bagi bapak sendiri dan orang lain, kami harus mengambil tindakan untuk menghindari akibat dari perilaku bapak. Saya akan melakukan pengamanan dengan cara menggunakan tali fiksasi yang aman, tangan bapak akan terikat agar bapak sumanto tidak memukul orang lagi. Cara ini tidak menyakitkan dan aman pak. Nanti saat bapak sudah bisa mengontrol emosi dengan baik, pengikatnya akan kami lepas ya pak. Mohon kerjasamanya ya pak



1.4.2 Tujuan kegiatan/ Tindakan



Tujuan dari tindakan yaitu agar bapak sumanto tidak memukul orang lagi dan bapak mampu mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Tindakan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengikatan pada bagian tangan bapak Sumanto disertai dengan bantalan agar tidak menyakiti Bapak Sumanto.



1.4.3 Lama kegiatan/ Tindakan



Untuk pemasangan talinya akan memakan waktu selama 15 menit,



1.4.3 Tempat/ Posisi/ Tindakan



Untuk tindakan pemasangan talinya saya sarankan di tempat bapak



apakah bapak Sumanto bersedia?



tidur atau beristirahat bagaimana pak? atau bapak ada saran tempat lain? Baik kalau begitu di kamar saja ya pak



5



2



INTI PERCAKAPAN SESUAI KEGIATAN/ TINDAKAN (SESUAIKAN DENGAN SOP/SPO) 2.1 Pengkajian



Klien terlihat marah, tidak mampu duduk diam, pandangan tajam, nada suara tinggi, saat ditemui tangan Bapak sumanto memiliki luka yang berdasarkan hasil pengkajian adalah akibat memecahkan



2.2 Diagnosis Keperawatan 2.3 Langkah Tindakan



cermin yang ada di rumah. Perilaku kekerasan



-



Baik pak sumanto apakah ada yang ingin bapak ceritakan kepada saya? bagaimana tentang tangan bapak yang terluka? ohh jadi bapak merasa sangat marah dan secara tidak sengaka memukul cermin dengan tujuan agar bapak bisa mengurangi sedikit rasa marah bapak? Apakah bapak pernah memukul hal lain pak? Memukul keluarga bapak juga ya ternyata pak



-



Baik disini saya ingin memberitahukan sesuatu kepada bapak bahwa tindakan bapak tersebut cukup berbahaya baik untuk bapak maupun untuk orang dan lingkungan sekitar bapak



-



Untuk itu saya akan melakukan pengikatan pada tangan bapak tidak apa apa ya pak? ini juga untuk kebaikan bapak. Saat emosi bapak sudah bisa bapak kendalikan dengan baik nanti tidak akan kita ikat lagi pak. Saya akan membantu bapak dan keluarga untuk mengendalikan emosi bapak kedepannya



-



Apakah bapak setuju? baik jika bapak setuju saya akan mencucui tangan saya dan memakai sarung tangan terlebih dahulu ya pak. Lalu sebelumnya saya akan memasang bantalan pada bagian yang akan saya ikat agar tidak menimbulkan sakit. Kemudian saya akan melakukan pengikatan ya pak dengan menggunakan tali fiksasi. Bagaimana pak apakah terasa sakit? baik saya cek keadaan kulit dan nadi bapak dulu ya pak. Nah sudah selesai pak, nanti 4 jam sekali saya atau keluarga bapak akan melakukan pengecekan terhadap ikatan bapak ya dan juga melihat ada 6



luka atau tidak. -



(Setelah itu perawat mencatat keadaan klien sebelum dan sesudah pemasangan restrain.)



3



TERMINASI/ PENUTUP 3.1 Evaluasi Subjektif



-



Bagaimana perasaan bapak saat setelah saya lakukan pengikatan? Baik apakah bisa bapak ulangi lagi tujuan dari kita melakukan pengikatan pada tangan bapak? apakah ada hal lain yang ingin bapak



3.2 Evaluasi Objektif



3.3 Rencana Kegiatan/ PR/ Resep (Pelanggan/ Pasien)



-



sampaikan? Monitor tanda-tanda vital



-



Monitor adanya luka bekas pemasangan restrain



-



Baik bapak nanti restrain ini akan dilepas, apabila bapak Sumanto tidak memukul orang atau benda yang salah lagi ya pak



3.4 Rencana Kegiatan/ Tindakan/ Perjanjian Lanjutan (Tenaga Kesehatan) 3.4.1 Kegiatan/ - Baik bapak sebelum ikatannya dilepas secara bertahap Tindakan selanjutnya kita latihan cara menyalurkan emosi melalui kegiatan fisik, yang tentunya tidak merugikan bapak, apakah 3.4.2 Waktu



-



bapak berkenan? Untuk waktu pelaksanaannya, bapak mau kapan? Baik saya akan datang kembali pada rabu 6 april 2020 jam 8 pagi ya pak



3.4.3 Tempat



Untuk tenpatnya bapak berkenan dimana? Baik di tempat yang sama dengan hari ini yaitu di rumah bapak ya pak



3.4.4 Salam



Baik karena kontrak waktu dan kegiatan kita sudah selesai saya akhiri pertemuan kita hari ini ya bapak. Selama siang pak.



7



2.3 Standar Prosedur Operasional Seklusi PENGERTIAN Pengurungan seorang pasien sendirian di sebuah ruangan atau area di mana orang tersebut secara fisik dicegah untuk pergi. Pengasingan hanya dapat digunakan untuk pengelolaan individu yang melakukan kekerasan atau penghancuran diri TUJUAN



Mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan pada pasien dengan gangguan jiwa



KEBIJAKAN



PERATURAN



MENTERI



KESEHATAN



REPUBLIK



INDONESIA



NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS PROSEDUR



Persiapan :



1. Pilihlah ruangan yang : a) memiliki cahaya, panas, dan ventilasi yang memadai b) dapat dengan mudah mengamati pasien yang juga memungkinkan pasien untuk melihat kepala dan bahu pengamat c) akses ke toilet



2. Singkirkan barang barang yang dapat membahayakan pasien



Pelaksanaan :



1. Saat memasuki pengasingan, pasien ditempatkan menghadap ke bawah di atas kasur yang tertutup (ini adalah satu-satunya waktu di mana pengekangan rawan dapat dilakukan secara sengaja). Ini akan terjadi untuk maksimum tiga menit



2. pasien mengangkat lengannya ke bawah dada untuk mendorong ekspansi dada dan respirasi yang anak dan efektif hal ini guna untuk mengurangi risiko asfiksia



3. Ketika staff akan keluar dari ruang pengasingan mengikuti pengekangan, balut selimut di sekitar kaki pasien untuk sementara membatasi gerakan mereka supaya mengurangi insiden bahaya saat staff akan keluar dan menutup pintu ruang pengasingan



4. Durasi tidak boleh lebih dari 4 jam untuk dewasa dan tidak boleh lebih dari 2 jam untuk remaja



Evaluasi 1. Monitor tanda-tanda vital 8



2. Lakukan 15 menit pengamatan perilaku 3. 15 menit kontak verbal dengan pasien untuk menilai kebutuhan pengasingan yang berkelanjutan 4. Pemeriksaan medis setelah 1 jam. 5. Pemeriksaan medis lebih lanjut pada empat jam jika tidak dapat menghentikan pengasingan sebelum ini 6. Informasikan Psikiater Konsultan pada empat jam jika penilaian menunjukkan sedang berlangsung pengasingan 7. Setiap titik pengamatan harus mencakup komentar tentang perilaku dan percakapan, dan jika makanan, cairan, obat-obatan atau toilet ditawarkan dan / atau diterima. Dokumentasi Dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan atau diberikan kepada pasien dan atau keluarga sehingga tindakan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. REFERENSI



Restraint and Seclusion in Mental Health Services Policy Guideline Government Of South Australia



POLICY GUIDELINES ON SECLUSION AND RESTRAINT OF MENTAL HEALTH CARE USERS. Departemen Health of South Africa



MONTANA STATE HOSPITAL POLICY AND PROCEDURE USE OF SECLUSION AND RESTRAINT



2.4 SPTK Seklusi KEGIATAN/ TINDAKAN: Pengurungan seorang pasien sendirian di sebuah ruangan untuk mengontrol perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan pada pasien dengan gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan. NO 1



KEGIATAN CONTOH KALIMAT PEMBUKAAN/ ORIENTASI 1.1 Salam Pertemuan Pertama: Assalamualaikum Bapak. Perkenalkan nama saya Fajar, saya perawat yang bertugas untuk merawat Bapak hari ini. Boleh saya tau



9



dengan Bapak siapa? Bapak senang dipanggil apa Pak?



Pertemuan Kedua Assalamualaikum Bapak Manto. Apa Bapak masih ingat saya? Baik Bapak Manto, di sini saya akan berbincang dengan bapak sesuai perjanjian kita sebelumnya ya pak.



1.2 Evaluasi



Bagaimana kabar Bapak Manto hari ini? Bagaimana perasaan Bapak sekarang? Apa yang Bapak keluhkan saat ini?



1.3 Validasi



(Melakukan pengecekkan kesesuaian antara identitas pasien dengan informasi yang didapatkan)



1.4 Kontrak 1.4.1 Topik/ kegiatan/ Tindakan



Baiklah pak, Bapak Manto aman disini, tetapi karena perilaku bapak membahayakan bagi bapak sendiri dan orang lain, kami harus mengambil tindakan untuk menghindari akibat dari perilaku bapak. Kami akan melakukan pengasingan kepada bapak. Bapak akan ditempatkan di ruangan seorang diri. Cara ini tidak menyakitkan dan aman Pak, nanti kalau Bapak sudah bisa mengontrol emosi dengan baik, Bapak akan kami lepaskan dari pengasingan. Mohon kerjasamanya ya Pak.



1.4.2 Tujuan kegiatan/ Tindakan



Hal ini kami lakukan agar Bapak dapat mengontrol emosi Bapak, agar bapak tidak mencederai diri sendiri, orang lain maupun lingkungan disekitar Bapak.



10



1.4.3 Lama kegiatan/ Tindakan



Pengasingan ini dilakukan paling lama 4 jam Pak, hal ini tergantung



1.4.3 Tempat/ Posisi/ Tindakan



Pengasingan ini kami lakukan di ruanganan khusus yaa Pak.



dari kondisi Bapak



Nantinya hanya ada Bapak seorang diri di tempat pengasingan tersebut



2



INTI PERCAKAPAN SESUAI KEGIATAN/ TINDAKAN (SESUAIKAN DENGAN SOP/SPO) 2.1 Pengkajian



Klien terlihat marah, tidak mampu duduk diam, pandangan tajam, nada suara tinggi, terdapat luka pada kaki akibat menendang jendela



2.2 Diagnosis Keperawatan 2.3 Langkah Tindakan



kaca di rumah 4 hari yang lalu Perilaku kekerasan



-



Baik Pak Manto apakah ada yang ingin bapak ceritakan kepada saya?



-



Kenapa kaki bapak bisa terluka? Mau diceritakan kepada saya pak? ohh jadi waktu itu bapak merasa sangat marah dan akhirnya bapak menendang kaca jendela ya pak. Apakah bapak kalau marah juga biasa melampiaskan ke yang lain? Selain itu, bapak memukul apa lagi biasanya? Jadi bapak pernah sampai memukul tetangga bapak juga ya



-



Bagaimana pak perasaannya setelah menendang kaca jendela ataupun



orang



lain?Baik



pak



disini



saya



ingin



memberitahukan sesuatu kepada bapak bahwa walaupun bapak merasa puas dengan tindakan yang bapak lakukan tetapi tindakan tersebut berbahaya baik untuk bapak sendiri (contohnya bapak bisa terluka) maupun untuk orang dan lingkungan sekitar bapak. -



Karena hingga saat ini bapak masih suka menendang dan memukul kaca, kami akan melakukan pengasingan kepada bapak. Hal ini kami lakukan juga untuk kebaikan bapak. Saat emosi bapak sudah terkendali, bapak bisa dilepaskan. Saya akan membantu bapak untuk mengendalikan emosi bapak



11



kedepannya -



Nanti selama bapak diasingkan, bapak akan kami pantau. Dan pengasingan ini dilakukan paling lama selama 4 jam, hal ini tergantung kondisi bapak.



-



Setelah itu perawat mencatat keadaan klien sebelum dan sesudah pengasingan



3



TERMINASI/ PENUTUP 3.1 Evaluasi Subjektif



-



Bagaimana



perasaan



bapak



setelah



kami



lakukan



pengasingan? Baik apakah bisa bapak ulangi tujuan dari kita melakukan pengasingan pada bapak? Apakah ada hal lain yang ingin bapak sampaikan? 3.2 Evaluasi Objektif



3.3 Rencana Kegiatan/ PR/ Resep (Pelanggan/ Pasien)



-



Monitor tanda-tanda vital



-



Pengamatan perilaku



-



Baik bapak, bapak akan kami lepaskan dari ruangan pengasingan ini apabila bapak berperilaku baik. Dan apabila bapak marah lagi hingga membahayakan bapak sendiri, orang lain dan lingkungan, tidak menutup kemungkinan



bapak bisa diasingkan lagi seperti ini. 3.4 Rencana Kegiatan/ Tindakan/ Perjanjian Lanjutan (Tenaga Kesehatan) 3.4.1 Kegiatan/ - Baik bapak selanjutnya kita latihan cara menyalurkan emosi Tindakan melalui kegiatan fisik, yang tentunya tidak membahayakan merugikan bapak, apakah bapak berkenan? 3.4.2 Waktu



-



untuk waktu pelaksanaannya, bapak mau kapan? Baik saya akan datang besok pada 7 april 2020 jam 8 pagi ya pak



3.4.3 Tempat



3.4.4 Salam



-



Untuk tempatnya bapak berkenan dimana?



Baik karena kontrak waktu dan kegiatan kita sudah selesai saya akhiri pertemuan kita hari ini ya bapak.Selama siang pak.



12



.



13



BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Restrain dan seklusi adalah beberapa intervensi yang dapat diberikan pada pasien dengan gangguan jiwa yang sedang mengalami amuk dan dapat mencederai dirinya sendiri atau orang lain. Kedua intervensi ini dimaksudkan untuk membatasi ruang gerak pasien hingga pasien dapat kembali tenang dan tidak lagi membahayakan. Perawat harus memperhatikan kelayakan dan kenyamanan pasien ketika akan melakukan intervensi restrain dan seklusi karena tidak jarang kedua intervensi ini akan mengakibatkan ketidaknyamanan fisik dan psikis. 3.2 Saran Diharapkan perawat dapat mengetahui secara menyeluruh terkait indikasi dan prosedur restrain dan seklusi untuk kasus kegawatdaruratan psikiatri. Selain untuk mengamankan pasien, kenyamanan pasien tetap harus selalu diperhatikan.



14



Daftar Pustaka MONTANA STATE HOSPITAL POLICY AND PROCEDURE USE OF SECLUSION AND RESTRAINT POLICY GUIDELINES ON SECLUSION AND RESTRAINT OF MENTAL HEALTH CARE USERS. Departemen Health of South Africa Restraint and Seclusion in Mental Health Services Policy Guideline Government Of South Australia Saputra, D., & Arum Pratiwi, S. K. (2017). Pengalaman Pasien Gangguan Jiwa Selama Mengalami Restrain Extremitas di Rumah Sakit Jiwa Arif Zainudin Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).



15