24 0 18 KB
RESUME KEPERAWATAN PADA BY. NY. E DENGAN BAYI BARU LAHIR DI KAMAR BERSALIN RSU KABUPATEN TANGERANG
Tanggal/Jam Pengkajian
: Senin, 9-9-2019 / 08.00 WIB
Diagnosa Medis
: Bayi Baru Lahir
No. Registrasi
: 00235951
A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS PASIEN a. Nama : By. Ny. E b. Alamat : Kp. Empetan RT 01/05 Paku Aji c. Umur : 0 Tahun d. Pendidikan :2. RIWAYAT KEPERAWATAN a. Keluhan utama : b. Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu mengatakan kehamilannya 38 minggu, ibu pasien memiliki asma pada saat hamil, ibu mengatakan sering memeriksa kehamilannya ke puskesmas terdekat. Pada saat persalinan ibu pasien tidak memiliki kesulitan seperti posisi melintang atau masalah lainnya. B. RESUME KEPERAWATAN DIAGNOSIS NO DAR ( DATA, ACTION, RESPOND) KEPERAWATAN DS : 1 Resiko Hipotermi DO : -
Bayi tampak menangis kuat ketika tidak dibedong
-
Bayi berada dibawah inkubator dengan
suhu hangat -
BB : 2960gr
-
PB : 50cm
-
N : 135x/menit
-
RR : 35x/menit
- S : 36,5ºC Implementasi Keperawatan : 1. Mengobservasi Temperatur 2. Mengobservasi TTV 3. Mengobservasi kulit bayi 4. Meletakkan bayi dibawah lampu sorot Evaluasi Keperawatan : S:O:
2
Resiko Infeksi
-
Bayi terlihat nyaman
-
Bayi tertidur dikeranjang bayi
-
S : 36,6ºC
DS : -
DO : -
Tali pusat masih basah, utuh, rapih
-
N : 135x/menit
-
RR : 35x/menit
Implementasi Keperawatan : 1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tidakan 3. Memakai APD saat menyentuh bayi 4. Melakukan perawatan tali pusat dengan teknik aseptik
Evaluasi Keperawatan : S:O: -
Tidak ada tanda-tanda Infeksi
-
Bayi terlihat tenang
-
Tanda-tanda Vital S : 36,6ºC, N : 130x/menit, RR : 35x/menit
C. PEMBAHASAN Diagnosis pertama yaitu resiko hipotermi, Pasien tampak tampak menangis kuat ketika tidak dibedong, Bayi berada dibawah inkubator dengan suhu hangat,BB : 2960gr, PB : 50cm, N : 135x/menit, RR : 35x/menit dan S : 36,5ºC. Hal yang pertama dilakukan yaitu mengobservasi temperatur untuk mengetahui tanda-tanda bayi terkena hipotermi, lalu mengobservasi tanda-tanda vital yaitu untuk mengetahui keadaan umum bayi, kemudian mengobservasi kulit bayi agar menegtahui apakah abyi mengalami sianosis atau tidak dan yang terakhir yaitu meletakkan bayi dibawah lampu sorot yang dapat menghangatkan tubuh bayi. Setalah dilakukan tindakan keperawatan bayi tamapk tidur di inkubator tanpa menangis. Pada diagnosis diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. Pada diagnosis yang kedua yaitu resiko infeksi. Terlihat pada bayi tali pusat masih basah, utuh, rapih, N : 135x/menit, RR : 35x/menit. Tindakan yang dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda infeksi seperti rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsio laesa, lalu mencucui tangan sebelum dan sesudah tindakan hal ini dilakukan agar mencegah masuknya mikroorganisme, kemudian memakai APD saat akan menyentuk bayi yang dapat mencegah infeksi nasokomial pada bayi lalu yang terakhir melakukan perawatan tali pusat dengan teknik aseptik agar dapat mencegah infeksi. Setelah dilakukan tidakan bayi tampak tenang dan tidak ada tanda-tanda infeksi serta pada diagnosis diatas tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.